Anda di halaman 1dari 62

ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF

PADA PASIEN HIV AIDS

RUGAIYAH ADAM, SST,SPd, MPsi


Perawatan Paliatif menjadi bag.
integral dari penanganan penderita
HIV/AIDS, dikerjakan bersama
dgn upaya2 kuratif, sampai dgn ajal
kematian, shg pasien meninggal
dgn tenang dan dlm iman.
HIV
H - Human Virus hanya dpt menginfeksi
manusia

I – Immuno- Virus, membuat tubuh manusia


deficiency turun sist. kekebalannya , shg
tubuh gagal melawan infeksi

V - Virus Virus,karakteristiknya
mereproduksi diri sendiri didlm
sel manusia
AIDS
A- Acquired Ditularkan dari orang ke orang.

Merusak sistem kekebalan


manusia. Kekebalan adalah
I- Immune bagian tubuh utk
mempertahankan diri dg
melawan infeksi seperti
bakteri/virus.
D- Deficiency Menurun/berkurang.

Orang dengan AIDS mengalami


S- Syndrome berbagai infeksi opportunistik
dan penyakit lainnya.
ODHA rentan terhadap IO (Infeksi Oportunistik)
karena sistem kekebalan tubuhnya menurun

sehingga tidak cukup kuat untuk melawan penyakit


Berbagai infeksi Oportunistik Pada Pasien
HIV AIDS

Oral candidiasis
Limfadenopati akibat TB

Herpes zoster

Dermatitis seboroik

Candidiasis Pnemocitis
osophagus Carinii Pnemonia
Pruritik Popular Eruption
Perawatan Paliatif menjadi bag.
integral dari penanganan penderita
Kanker & HIV/AIDS, dikerjakan
bersama dgn upaya2 kuratif, sampai
dgn ajal kematian, shg px
meninggal dgn tenang dan dlm
iman/khusnul khotimah
TUJUAN PERAWATAN PALIATIF
Mencegah & mengurangi penderitaan serta
memberikan bantuan utk memperoleh kualitas
hidup yg terbaik bg px & klg. Meski pd akhirnya px
meninggal, yg terpenting sblm meninggal dia sdh
siap scr psikologis & spiritual, serta tdk stres
menghadapi penyakit yg dideritanya.
KONSEP DASAR
• Perawatan Paliatif : sist. perawatan terpadu
yg meningkatkan kualitas hidup, dg
meringankan nyeri & penderitaan lain,
memberikan dukungan spiritual &
psikososial mulai saat diagnosa ditegakkan
sampai akhir hidup & dukungan thd klg yg
merasa kehilangan. (WHO, 2005)
Kualitas hidup ini mempunyai 4 dimensi yaitu
1. Dimensi fisik kualitas hidup : keadaan sehat yg nyaman & penuh
mobilitas.
2. Dimensi psikologis kualitas hidup : Bagaimana manusia
menikmati hidupnya, keterlibatannya dlm kegiatan yg
menimbulkan kegembiraan & kemampuan utk mendptkan
kepuasan & mengendalikan hidup.
3. Dimensi sosial kualitas hidup : Seberapa baik manusia itu
berinteraksi & berperan dlm lingk. sosialnya. Miss : pekerjaan,
pendapatan & hasil karya dll.
4. Dimensi spiritual kualitas hidup : Bagaimana ia mempu meyakini
bhw hidupnya berarti, mampu menaruh harapan pd kekuasaan yg
lebih besar dr manusia, yakni Allah/Tuhan yg diagungkan.
FILOSOFI PERAWATAN
PALIATIF
• Kematian adalah proses yg normal, tdk mempercepat /
menunda kematian
• Menghilangkan rasa nyeri & keluhan lain yg
mengganggu
• Menjaga keseimbangan psikologik & spiritual
• Berusaha agar px tetap aktif sampai akhir hayatnya, &
berusaha membantu duka cita pd keluarga
KONSEP KEPERAWATAN
• Menurut Prof. R. Sunaryadi salah satu aspek
penting dlm perawatan paliatif a/ kasih,
kepedulian, ketulusan, & rasa syukur. Begitu
pentingnya aspek ini, sampai melebihi pentingnya
penanganan nyeri yg mutlak hrs dilakukan dlm
perawatan paliatif.
• Etika perawatan paliatif dilakukan dg penuh kasih
sayang. Konsep kasih sayang itu bermakna
bijaksana, mendahulukan orang lain, bermanfaat
& penyantun.
• Kepedulian sesungguhnya merup. ungkapan
ketulusan /pengorbanan tanpa pamrih.
Kepedulian sbg wujud kasih sayang memang hrs
dilandasi oleh ketulusan.
• Ketulusan a/ kata lain dari keikhlasan. Keikhlasan
a/ kekuatan yg mampu menyuntikkan sindroma
ketenangan jiwa. Keikhlasan menjadikan kita sbg
manusia yg pandai bersyukur.
• Untuk itulah dlm pemberian asuhan keperawatan
paliatif haruslah memiliki rasa kasih (Compassion)
yaitu peka thd kesulitan & kepedihan orang lain,
memberikan kesempatan utk berbagi perasaaan &
memberi dukungan scr penuh, mempunyai hati
nurani (conscience) yaitu perduli dg kesejahteraan
orang lain yg direfleksikan pd tingkah laku.
Asuhan Keperawatan
MASALAH NYERI
FAKTOR FISIK

1. Berhubungan dengan Penyakit Utamanya


• HIV neuropathy / myelopathy
• Kaposi’s Sarcoma
• Kanker
• Arthritis / Vaskulitis
• Myopathy / myositis
FAKTOR FISIK

2. Berhubungan dengan terapi/Pengobatannya


• ARV
3. Kondisi Medik lain yang tidak berhubungan
dengan penyakit utama
FAKTOR PSIKOLOGIS
1. Marah
• Pada sistem birokrasi , prosedur diagnosis
• Pengobatan yg dirasa gagal
• Belum bisa menerima sakitnya
2. Cemas
• Takut disingkirkan dari lingkungannya
• Khawatir nasib klg,finansial, masa depan,
• Takut mati
3. Depresi
• Kehilangan kedudukan sosial , penghasilan, harga
diri
• Tidak punya harapan
• Bentuk badan abnormal
FAKTOR LAIN

Sosial
• Kehilangan income,pekerjaan dan peran dalam
keluarga /masyarakat
Kultural
• Kepercayaan, kebiasaan, tradisi, struktur keluarga, dll

Spiritual
• Kehilangan integritas personal
• Perubahaan fisik,
• Kehilangan harapan,
• Pengertian penyakit adalah sebuah hukuman
Pengkajian Nyeri
Lokasi nyeri
• Nyeri Nosiseptif : nyeri yg di sebabkan o/ adanya
stimuli noksius (trauma,penyakit / proses radang) di
klasifikasikan :
• Somatik bila berasal dr jaringan (kulit, soft tissue, fasia
tendon, otot, tulang)
• viseral : bila berasal dr rangsangan pd organ viseral, nyeri
terasa sakit yg dlm berdenyut, tajam, rasa tertarik, rasa terjepit
, rasa diremas, bila terjd obstruksi organ berongga dpt
dirasakan perih sekali,Dpt jg disertai tanda2 keterlibatan saraf
autonom seperti mual2, berkeringat, takhikardi
• Nyeri neuropatik : nyeri dg impuls yg
berasal dr adanya kerusakan/disfungsi dari
sist. balik perifer/pusat
• Nyeri spontan (tanpa rangsangan), stimulus
independent, nyeri bersifat kontinyu /
paroksismal. Karakter nyeri: rasa terbakar,
sengatan listrik, di tikam/ditusuk, matirasa /
kebas/ kaku, menggelenyar/ gatal /
kesemutan
• Nyeri timbul dg rangsangan (stimulus
dependent)
Lamanya Nyeri (Frekuensi Dan Durasinya)

• Transient pain (sementara), berlangsung hit. mnt


• Nyeri akut berlangsung < satu bulan
• Nyeri kronis berlangsung > satu bulan
• Breakthrough pain : nyeri yg terjadi / timbul pd
saat px sedang dlm jangka waktu pemberian obat
analgesic (diantara dua jadwal pemberian obat).
• Derajad Nyeri (Intensitas) & Progresivitasnya
Numerical Rating Scale Dg Wong-baker Face Scale
Gambar lokasi nyeri
Penilaian nyeri berdasarkan WHO Three
Step Analgesic Ladder di kelomp. mjadi :

• Ringan (VAS 1- 3) : Tdk mengganggu kegiatan sehari2 & px dpt


tidur
• Sedang (VAS 4 – 6) : Mengganggu kegiatan sehari2 tapi px dpt
tidur
• Berat (VAS 7 – 10) : Mengganggu kegiatan sehari2 & px tdk dpt
tidur
Perawatan Nyeri

• Pharmacologi : Pemberian analgetik


& penanganan efek samping yg
berhub. dg obat2 nyeri
(Pemilihan obat sesuai jenis & derajat nyeri
menggunakan prinsip sesuai the WHO three
step analgesic ladder )
TERAPI OBAT NYERI
1. Analgesik :
a. Analgesik non opioid : Paracetamol 500mg/4 jam ,NSAID (Non Steroid Anti
Inflamatory Drugs) , Gol. Axicam : piroxicam, meloxicam, Gol. Proprionat: : ibuprofen,
ketoprofen,ketorolac, Gol. Fenamat : asam mefenamat
b. Analgesik opioid : Analgesik opioid lemah : kodein (10-40mg/4 jam),tramado,
Analgesik opioid kuat : morfin dan fentanyl., Morfin : - immediate release 5-15mg/4
jam, morfin controlled release (MST) 10-30mg/12 jam, Fentanyl transdermal
(Durogesic Patch) 25-50 mcg/72 jam
2. Adjuvan :
2. Antidepresan trisiklik : Amitripilin 12,5mg/24 jam :Antikonvulsan utk
nyeri neuropatik ; Gabapentin 300mg/24 jam,
Carbamazepin.;Corticosteroid : Dexamethason 4-16 mg/24 jam.
3. Obat utk mengatasi efek samping : Antiemetik : metoclopramide,
Laksansia : Bisacodil , Lactulosa: H2 Bloker : Ranitidin, Cemetidin, Antasida
: Proton pump inhibitor : omeprazol
Perawatan Nyeri
Non Pharmacologi

• Massase/ pijat, Acupressure

• Kompres hangat dingin


• Rendam Kaki dengan air hangat : 37oC-
39oC
Perawatan Nyeri

• Tehnik Distraksi (mendengarkan musik)

• Tehnik Relaksasi
(Nafas Dalam)
Tehnik Relaksasi
1. Silakan px duduk & relaksasi sejenak (1-2 menit).
2. Pejamkan mata & tarik nafas yg dlm keluarkan
perlahan.
3. Sambil mengeluarkan nafas bayangkan beban pikiran yg
masih dirasakan keluar bersama nafas.
4. Ulangi tarik nafas yg dlm & keluarkan perlahan 5 - 10
X / berapapun sampai merasa lebih fresh & segar
Lanjutan Tehnik Relaksasi

5. Jika masih memiliki waktu. Gunakanlah u/ relaksasi lebih dlm,


teruskanlah rileksasi dg membayangkan tempat yg nyaman yg
pernah kunjungi.
6. Nikmati suasana itu hadir kembali. Dengarkan suara2 yg dengar
disana
7. Rasakan santainya udara membuat terasa nyaman & rileks.
Sehingga ketika nanti terbangun, akan menjadi sangat rileks
Edukasi cara pemberian pd px &
klgnya
BEBERAPA HAL PENTING :
1. Penyampaian informasi kpd px dg bhs sederhana
bukan bhs ilmiah
2. Menjelaskan:
A. Macam/jenis obat
B. Dosis
C. Cara pemakaian (pc / ac)
3. Mengetahui bahwa obat telah diminum sesuai dg
aturan.
4. Monitoring efek samping obat harus selalu
dilakukan.
Poliklinik Paliatif dan Bebas Nyeri RSUD. Dr Soetomo Surabaya

JADWAL PEMBERIAN OBAT

Obat harus diminum sesuai jadwal dan tepat waktu

Jam pemberian

Jml
TG Nama Aturan Jam Jml Obat yg Kontrol
Obat Jam 8 Jam 4 Jam 8 Jam 12 Jam 4 VAS KET
L obat Minum 12 diterima tgl
R/ pagi sore malam malam pagi
siang
Jadwal pemberian obat nyeri di antara 2 waktu jadwal minum obat

Jam minum obat ( di tulis saat minum obat nyeri ) di antara


2 jadwal waktu minum obat

Jml
Jml Jml
Obat yg
TGL Nama obat Obat obat
di
R/ sisa
terima

Jam Jam Jam Jam Jam 12- Jam Kontrol


8 - 12 12- 4 4-8 8-12 4 4-8 tgl KET
pagi siang sore malam malam pagi

1. Poliklinik Paliatif & Bebas Nyeri : 031-5501485, 031-5501429 (Jam Kerja)


2. ................................................... : ................................................................
3. ................................................... : ................................................................
Masalah Psikologis
Masalah (penerimaan diri) terhadap Penyakit
menurut Kubler Ross (1974):

1) Pengingkaran (denial)
2) Kemarahan (anger)
3) Sikap tawar menawar (bargaining)
4) Depresi
5) Penerimaan dan partisipasi
Pandangan Kubler - Ross

• Tidak selamamya berurutan secara


lengkap
• Dapat tumpang tindih
• Lama tiap tahap bervariasi
• Perlu perhatian secara penuh & cermat
Penyangkalan (Denial)
• Karakteristik al :
• Px tidak siap menerima kenyataan yg tjd
• Reaksi Penyangkalan scr verbal “ Tidak, bukan saya.
Itu tidak mungkin”
• Px ingin mengatakan bhw maut menimpa semua
orang kecuali dia
• Perub. fisik : Letih, lemah, pucat, mual, diare,
gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis,
gelisah
MARAH (ANGER)
Karakteristik al :
• Ekspresi : Kemarahan/permusuhan
• Menunjukkan kemarahan, kebencian, perasaan gusar
& cemburu
• Emosi tdk terkendali
• Kemarahan scr verbal “mengapa harus aku”
• Reaksi fisik : muka merah, nadi cepat, gelisah, susah
tidur, tangan mengepal
TAWAR MENAWAR (BARGAINING)
• Karakteristik al :
• Kemarahan mulai mereda
• Mulai sadar akan kenyataan
• Terkesan sdh menerima kenyataan
• Cenderung membereskan segala urusan
• Tawar menawar/barter, menunda kematian
• Harapan & keinginan “Ya Tuhan, jangan dulu saya mati,
sebelum anak saya lulus sarjana”
• Verbal :” kenapa harus terjadi pada saya ? Seandainya yang
sakit bukan saya/’ seandainya saya hati”
DEPRESI (MURUNG)
Karakteristik al :
• Mengalami proses berkabung
• Proses kehilangan segala hal yang ia cintai
• Sikap menarikm diri, tidak mau bicara/ putus
asa
• Menolak makan, susah tidur, letih, dorongan
libido menurun
PENERIMAAN (ACCEPTANCE)
Karakteristik a/l :
• Mampu menerima kenyataan
• Merasa kedamaian dan kenyataan
• Respon verbal “biarlah maut mengambilku, krn aku
sdh siap”
• Merenungkan saat2 terakhir dg pengharapn ttt
• Sering merasa lelah & memerlukan tidur lebih banyak
• Tahap ini bukan merup. tahap bahagia, namun lebih
mirip perasaan yg hampa
Prinsip Asuhan keperawatan pd pasien
Kanker & HIV AIDS a/ mengubah perilaku
dlm perawatan & meningkatkan respons
Imun mll pemenuhan keb. bio-psiko-sosio-
spiritual dg melaksanakan asuhan yg
mencakup sikap caring, hub. antara perawat &
px yg terpeutik & mampu berkolaborasi dg
tim kes. lain
1. Perawat selalu menghampiri px di TT-nya,
menyapa dg hangat & memberikan sentuhan
terapeutik, duduk/berdiri sesaat di samping px
utk mendengarkan ungkapan/keluhan px.
2. Perawat selalu sering menghampiri px walau tdk
ada tindakan rutin limpahan utk mendengarkan
& memperhatikan dg sabar perasaan yg di
ungkapkan px.
3. Perawat sll memberikan motivasi & berempati
thd permasalahan px.
4. Perawat menemui px utk menawarkan bantuan
(mis. menghilangkan rasa sakit, menggosok
punggung px, mengompres, dll)
5. Perawat menunjukkan perhatian kpd px
(menanyakan keluhan yg di rasakan saat
menemui px)
6. Perawat melibatkan klg px/orang yg dianggap
berarti ke dlm perawatan px
7. Perawat menunjukkan sikap sabar dlm
melakukan proses keperawatan pd px
8. Perawat memberikan kenyamanan yg mendasar
miss. ketenangan (kontrol suara), selimut yg
memadai & TT yg bersih
9. Perawat menyarankan pd px utk memanggilnya
apabila px mengalami kesulitan menemui
masalah
10.Perawat menghormati hak2 px
11.Perawat menjelaskan pd px & klg, terutama
mereka yg menjadi tanggung jawabnya
12.Perawat melakukan penilaian pengkajian ttg
kondisi px scr menyeluruh
13.Perawat menanyakan apa yg dirasakan px &
apa yang bisa saya lakukan utk membantu px
14.Perawat senantiasa mendampingi px saat px
membutuhkan
15.Perawat suka mendengarkan kel., perasaan &
masukan dari px
16.Perawat membantu px memberikan kesempatan
utk memandirikan px dlm mengatasi masalah
17.Perawat memberikan motivasi pd px utk berfikir
positif ttg kondisi sakitnya
18.Perawat mengajarkan pd px cara utk merawat
diri sendiri setiap kali memungkinkan
19.Perawat selalu membaca bismillah (yg beragama
Islam) sebelum melakukan tindakan & membaca
alhamdulillah setelah selesai melakukan tindakan.
20.Perawat memberi penguatan harapan yg realistis
pd px thd kesembuhan
21.Perawat hrs meyakinkan pd px bhw sekecil
apapun kesembuhan, akan memberikan
ketenangan & keyakinan px utk berobat.
22.Perawat mengingatkan & mengajarkan pd px
utk selalu berfikiran positif thd semua cobaan
yg dialaminya. Dibalik semua cobaan yg dialami
px, pasti ada maksud dari Sang Pencipta.
23.Px hrs difasilitasi utk lebih mendekatkan diri pd
Sang Pencipta dg jalan melakukan ibadah scr
terus menerus. Shg px diharapkan memperoleh
suatu ketenangan slm sakit.
24.Perawat dpt menguatkan diri px dg
memberikan contoh nyata &/ mengutip kitab
suci bhw Allah tdk akan memberikan cobaan pd
umatNYA, melebihi kemampuannya (Al.
Baqarah, 286). Px hrs diyakinkan bhw semua
cobaan yg diberikan pasti mengandung hikmah,
yg sangat penting dlm kehidupannya.
Aktifitas Spiritual
yang di anjurkan
1. Beribadah dlm suatu komunitas.
• Berpartisipasi dlm suatu komunitas rohani dpt
menimbulkan rasa nyaman & dpt
meningkatkan rasa spiritual

2. Berdoa.
• Berdoa, membaca kitab suci, merenungkan
berkat dlm hidup & berserah kpd Yang Maha
Kuasa akan menjadikan pasien lebih tenang
3. Meditasi.
• Beberapa orang manggunakan yoga /meditasi
utk kembali menenangkan diri &
memfokuskan pikiran kembali utk menemukan
makna dari suatu hal.
4. Pembenaran yang positif.
• Pembenaran yg positif dpt membantu
seseorang menghadapi situasi stress. Salah satu
cara utk mdapat pembenaran positif dg
berdiam diri sambil merenungkan kitab suci ,
sembahyang, sholat, nyanyian.
5. Menulis pengalaman spiritual.
• Perawat membantu px dg menulis perasaan yg
sedang dirasakan, pengalaman spiritual yg
dialami / semua inspirasi & pikiran2 yg timbul.
Cara ini sgt bermanfaat bg px utk dpt keluar
dari situasi stress.
6. Mencari dukungan spiritual.
• Dukungan spiritual dpt datang dari mana saja.
Perawat dpt memberi dukungan spiritual
menerapkan perannya sbg konselor
KESIMPULAN
• Asuhan keperawatan paliatif pd HIV AIDS yg diberikan
memerlukan dasar pengetahuan ttg peny. serta aspek2
bio-psycho-sosio-spiritual
• Cermat mengkaji perkemb. px, kesabaran melaksanakan
tindakan, keterampilan mengevaluasi hasil tindakan
perawatan/pengobatan.
• Peka thd kesulitan & kepedihan orang lain dg rasa empati
& memiliki sifat peduli thd px & klgnya terefleksikan dg
perilaku/tingkah laku, shg px & klgnya merasa nyaman
& tdk merasa terabaikan krn peny.nya.
THANK YOU
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai