OLEH:
KELAS 4C
KELOMPOK 8
Selain itu gudang harus disewa untuk mengatasi masalah ruang apabila
perusahaan melanjutkan untuk memproduksi komponen secara internal. Gudang yang
sesuai kebutuhan telah ditemukan dengan sewa sebesar Rp.135.000.000 per tahun.
Alternatif kedua adalah membeli komponen dari pihak eksternal serta memanfaatkan
ruang produksi yang telah dikosongkan. Pemasok luar telah menawarkan untuk memasok
produk yang dibutuhkan perusahaan dengan harga Rp.460.000.000 per tahun.
Alternatif 4
Biaya produksi variable Rp.345.000.000
Sewa Gudang 35.000.000
Total Rp.480.000.000
Alternatif 5
Harga beli Rp.460.000.000
Langkah 6: Membuat Keputusan. Segera setelah semua biaya dan manfaat yang
relevan untuk setiap alternatif selesai dinilai dan faktor-faktor kualitatif dipertimbangkan,
maka dapat segera dibuat keputusan. Apa keputusan perusahaan? Berdasarkan selisih
biaya dari kedua alternatif yang relatif kecil dan tanggungjawab perusahaan dalam
menjamin kualitas, serta dalam rangka pemanfatan tenaga kerja secara penuh (full
employment), maka lebih baik diputuskan untuk membuat komponen secara internal serta
menyewa gudang
Ilustrasi Biaya Relevan. Untuk mengilustrasikan tentang konsep biaya relevan akan
digunakan contoh alternatif pembuatan keputusan untuk membuat-atau-membeli (make
or-buy alternatives) yang terjadi pada PT Sejahtera. Diasumsikan bahwa biaya tenaga
kerja langsung yang digunakan untuk memproduksi suatu komponen adalah
Rp.150.000.000 tahun (berdasarkan volume normal). Haruskah biaya ini menjadi salah
satu faktor dalan pembuatan keputusan tersebut? Apakah biaya tenaga kerja langsung
merupakan masa depan yang berbeda di antara kedua alternatif (membuat-atau-
membeli)?
Biaya di atas merupakan biaya masa depan. Memproduksi komponen pada tahun
berikutnya memerlukan jasa tenaga kerja langsung yang harsus dibayar. Namun, apakah
jumlahnya berbeda di antara kedua alternatif? Apabila komponen dibeli dari pemasok
eksternal, maka tidak diperlukan aktivitas produksi internal. Jasa tenaga kerja langsung
dapat dieliminasi, sehingga mengurangi biaya tenaga kerja langsung untuk komponen
sampai pada jumlah nol. Jadi, biaya tenaga kerja langsung adalah berbeda antara kedua
alternatif (Rp.150.000.000 untuk alternatif memproduksi dan Rp.0 untuk alternatif
membeli). Oleh karena iu, biaya ini merupakan biaya relevan.
Secara implsit dalam analisis ini, biaya masa lalu digunakan untuk membuat
estimasi biaya masa depan. Biaya tenaga kerja langsung terkini untuk aktivitas normal
adalah sebesar Rp.150.000.000. Biaya masa lalu ini digunakan sebagai dasar untuk
estimasi biaya tahun berikutnya. Meskipun biaya masa lalu merupakan biaya yang tidak
relevan tetapi biaya tersebut sering digunakan untuk memprediksi jumlah biaya masa
depan yang akan terjadi.
Ilustrasi Biaya Masa Lalu yang Tidak Relevan. Apabila semisal bahwa PT Sejahtera
menggunakan mesin untuk memproduksi suatu komponen. Mesin tersebut dibeli 5 tahun
vang lalu dan telah didepresiasi dengan tarif sebesar Rp.125.000.000 per tahun. Apakah
angka sebesar Rp.125.000.000 tersebut merupakan biaya relevan? Dengan kata lain,
apakah biaya depresiasi merupakan biaya masa depan yang berbeda di antara kedua
alternatif?
Depresiasi mencerminkan adanya alokasi biaya yang telah dikeluarkan.
Depresiasi merupakan biaya terbenam (sunk cost), yaitu biaya yang tidak dapat
dipengaruhi oleh setiap tindakan di masa depan. Meskipun biaya terbenam ini
dialokasikan ke periode-periode yang akan datang dan alokasi tersebut selanjutnya
disebut sebagai depresiasi, tetapi tidak satupun biaya perolehan yang dapat dihindari.
Biaya terbenam adalah biaya masa lalu. Biaya tersebut akan selalu sama pada setiap
alternatif dan oleh karena itu selalu tidak relevan.
Dalam pemilihan di antara dua alternatit, biaya perolehan mesin yang digunakan
untuk memproduksi komponen serta depresiasi yang terkait bukan merupakan faktor
yang perlu dipertimbangkan. Namun, perlu diperhatikan bahwa nilai sisa mesin (nilai
yang akan diterima dari penjualan mesin) dapat menjadi biaya relevan dan akan
dimasukkan sebagai manfaat pembelian dari pemasok luar. Untuk menyederhanakan
contoh di atas, diasumsikan bahwa nilai sisa mesin adalah nol.
Ilustrasi Biaya Masa Depan yang Tidak kelevan. Diasumsikan bahwa biaya sewa
seluruh pabrik adalah sebesar Rp.340.000.000 dan biaya tersebut dialokasikan kepada
berbagai departemen produksi yang berbeda, termasuk departemen yang memproduksi
komponen yang menerima alokasi sebesar Rp.12.000.000 dari biaya tersebut. Apakah
biaya sebesar Rp.12.000.000 tersebut relevan dalam keputusan membuat-atau-membeli
yang dihadapi PT Sejahtera?
Pembayaran sewa merupakan biaya masa depan karena sewa harus dibayar setiap
tahun selama lima tahun ke depan. Namun, apakah biaya tersebut berbeda diantara
alternatif membuat-atau-membeli? Apapun opsi yang diplih oleh PT Sejahtera,
Pembayaran sewa pabrik harus dilakukan-jumlahnya sama untuk kedua alternatif. Jumlah
pembayaran sewa yang dialokasikan kepada departemen lainnya dapat berubah apbila
produksi komponen dihentikan, tetapi besarnya pembayaran sewa total tidak dipengaruhi
oleh keputusan yang dibuat. Oleh karena itu, pembayaran sewa merupuka biaya yang
tidak relevan.
Konsep yang sama juga berlaku untuk manfaat. Salah satu alternatif misalnya
menghasilkan sejumlah manfaat masa depan yang berbeda dari alternatif lainnya
(misalnya perbedaan pendapatan masa depan). Apabila manfaat masa depan berbeda di
antara berbagai alternatif, maka manfaat tersebut merupakan manfaat yang relevan dan
harus disertakan dalam analisis.
Titik kuncinya adalah bahwa perubahan dalam penawaran dan permintaan sumber
daya aktivitas harus dipertimbangkan ketika menilai suatu relevansi. Apabila perubahan
permintaan dan penawaran sumber daya di antara alternatif mengakibatkan terjadinya
perubahan pengeluaran atau belanja sumber daya, maka perubahan belanja sumber daya
merupakan biaya relevan yang harus dipertimbangkan dalam menilai keunggulan relative
di antara kedua alternatif.
Beberapa sumber daya dapat dengan mudah dibeli dalam jumlah seperlunya dan
pada saat digunakan. Sebagai contoh, listrik yang digunakan untuk pemanas yang
merebus buah dalam produksi selai merupakan sumber daya yang diperoleh karena
digunakan dan dibutuhkan. Jadi, untuk kategori sumber daya ini, apabila permintaan atas
suatu aktivitas berubah di antara alternatif, maka belanja sumber daya akan berubah dan
biaya aktivitas tersebut adalah relevan untuk keputusan dimaksud. Jenis pengeluaran atau
belanja sumber daya ini biasanya disebut sebagai biaya variabel. Kuncinya adalah bahwa
masalah sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan sama dengan jumlah sumber daya
yang ditawarkan. Selanjutnya, diasumsikan bahwa produsen selai diminta oleh pelanggan
untuk memproduksi pesanan selai khusus untuk tujuan promosi. Produsen selai harus
mempertimbangkan dua alternatir berikut: (1) menerima pesanan khusus dan (2) menolak
pesanan khusus. Apabila penerimaan pesanan tersebut meningkatkan kebutuhan
kilowattjam (penggerak biaya listrik), maka biaya listrik akan berbeda di antara kedua
alternatif. Dengan demikian, biaya listrik adalah relevan terhadap keputusan.
Sumber daya sering kali diperoleh di muka untuk kebutuhan produksi selama
beberapa periode sebelum tingkat kebutuhan sumber daya diketahui. Contohnya,
perusahaan menyewa atau membeli gedung. Pembelian kapasitas aktivitas multiperiode
sering kali dilakukan melalui pembayaran kas di muka. Dalam kasus ini, beban tahunan
mungkin diakui, tetapi tidak ada belanja sumber daya tambahan yang diperlukan. Belanja
sumber daya di muka merupakan biaya terbenam, dengan demikian tidak akan pernah
menjadi biaya relevan. Belanja sumber daya periodik, seperti menyewa, pada dasarnya
tidak tergantung pada penggunaan sumber daya. Bahkan apabila pengurangan permanen
atas penggunaan aktivitas terjadi, akan sulit untuk mengurangi belanja sumber daya
karena adanya berbagai komitmen kontraktual formal.
Sebagai contoh suatu perusahaan menyewa sebuah pabrik dengan biaya sebesar
Rp.100.000.000 per tahun selama sepuluh tahun. Pabrik tersebut mampu memproduksi
20.000unit produk-jumlah yang diharapkan ketika pabrik disewa. Setelah lima tahun,
diasumsikan bahwa permintaan produk turun dan pabrik hanya memproduksi sebanyak
15.000 unit per tahun. Pembayaran sewa sebesar Rp.100.000.000 per tahun tetap harus
dibayar setiap tahun, meskipun aktivitas produksi turun. Selanjutnya, diasumsikan bahwa
permintaan naik di atas 20.000 unit. Dalam kasus ini, perusahaan perlu
mempertimbangkan untuk memperoleh atau menyewa pabrik tambahan. Sehingga
belanja terhadap sumber daya dapat berubah di antara alternatif. Jadi, keputusan untuk
memperoleh kapasitas jangka panjang tidak termasuk dalam ranah pembuatan keputusan
taktis.
• Keputusan Membuat-atau-Membeli
Manajer sering kali dihadapkan dengan keputusan apakah harus membuat
atau embeli komponen-komponen yang digunakan dalam suatu proses produksi.
Manajemen seharusnya secara periodik perlu mengevaluasi keputusan masa lalu
yang berkaitan dengan aktivitas produksi. Kondisi yang menjadi dasar pembuatn
keputusan sebelumnya mungkin telah berubah dan akibatnya perlu digunakan
pendekatan yang berbeda. Evaluasi secara periodik bukan merupakan satu-
satunya sumber dalam pembuatan keputusan-membuat-atau-membeli (make-or-
buy-decision). Seperti yang terjadi di PT.Sejahtra.
Apabila kisaran waktu untuk pembuatan keputusan hanya satu periode,
maka tidak perlu mempertahankan elemen biaya yang terjadi berulang secara
periodik. Penentuan biaya relevan sangat berguna untuk membuat analisis jangka
pendek. Secara sederhana perusahaan hanya perlu mengidentifikasi biaya-biaya
yang relevan saja, kemudian menjulahkan dan pada akhirnya menetap pilihan
(dengan asumsi tidak ada masalah kulitatif). Di antara item-item biaya yang ada.
Biaya deperasi merupakan item biaya yang dapat didesimalkan karena biaya
tersebut merupakan biaya tebenam. Apabila bahan baku yang telah dibeli tidak
digunakan secara alternatif yang lain, maka setengah biaya bahan baku total juga
merupakan biaya terbenam. Semua item biaya lainnya merupakan biaya relevan.
Biaya sewa peralatan merupakan item biaya yang relevan apabila biaya tenaga
kerja langsung dan biaya bahan baku dari pihak eksternal.
• Keputusan Mempertahankan-atau-Menghentikan
Seorang manajer sering kali harus embuat keputusan apakah suatu segma, seperti
lini produk, harus dipertahankan atau dihentikan. Laporan segma yang disusun
atas dasar variable costing menyediakan informasi yang berharga untuk membuat
keputusan-mempertahankan-atau-menghentikan (keep-or-drop decision). Margin
kontribusi segma dan laba segma sanga berguna untuk mengevaluasi kinerja suatu
segma. Laporan segma menyediakan informasi untuk membuat keputusan
mmempertahankan-atau-menghentikan, sedangkan biaya relevan (Relevan cost)
menjelaskan tentang bagaimana informasi tersebut harus digunakan untuk sampai
pada suatu pembuatan keputusan. Peningkatan profitabilitas lini produk melalui
penghematan biaya juga tidak layak dilakukan. Biaya-biaya sebelumnya telah
ditekan selama dua tahun terakhir untuk mengurangi kerugian sampai pada tingkat
yang diantisipasi saat ini. Pengurangan biaya lebih lanjut justru akan berakibat
menurunkan mutu produk dan merusak penjualan.
• Mempertahankan atau Menghentikan dengan Berbagai Dampak Komplementer
Diasumsikan Ny.Citra memutuskan untuk menghentikan produksi
genteng. Walaupun didasari pula bahwa alibat keputusan tersebut akan membawa
dampak negatif yaitu dengan terpaksa akan mengurangi tenaga kerja. Manajer
perusahaan menyatakan bahwa penghentian produk ganteng akan menurun
penjual batako sebesar 10 persen akan menurunkan penjualanbata sebesar 8
persen. Ia menjelaskan bahwa banyak pelanggan membeli genteng ketika mereka
membeli batako atau bata. Sebagian pelanggan akan pergi ke tempat lain apabila
mereka tidak dapat membeli kedua produk tersebut tersebut di satu lokasi .
Setelah mendapat penjelasan dari manajer Ny. Citra memutuskan untuk
melakukan analis ulang dengan mempertimbangkan dampak penghapusan produk
genteng terhadap penjualan kedua lini lainnya Nu.Citra memutuskan untuk
menggunakan penjualan total dan biaya untuk setiap alternatif. Seperti
sebelumnya, deperesasi dan biaya tetap umum dikeluarkan dari analisis karena
tidak relevan.
• Mempertahankan atau Menghentikan dengan Penggunaan Alternatif Fasilitas
Tanggapan penyelia produk agak berbeda. Ia setuju bahwa produksi genteng
harus dihentikan , tetpi menyerahkan untuk menggantinya dengan produk ubin. Ia
yakin bahwa mesin-mesin yang ada dapat dialihkan untuk memproduksi produk
baru ini dengan sedikit atau tanpa biaya. Ia juga telah menghubungi manajer
pemasaran untuk menanyakan peluang pasar ubi dan menyertakann penilaian
tersebut dalam tanggapannya. Manajer pemasaran melihat bahwa persaingan
pasar ubin tidak setajam genteng. Namun, dua lainnya akan mengalami penurunan
penjualan pada tingkat yang sama dengan memproduksi ubin tidak akan
mengubah hasil tersebut.
• Keputusan Pesanan-Khusus
Di berbagai negara yang memiliki undang-undang tentang diskriminasi harga
masyarakat bahwa perusahaan harus menjual produk yang identik dengan harga
sama kepada pelanggan yang berada di pasar yang sama. Namun, pembtasan ini
tidak berlaku pada produk yang dapat ditawar atau pada pelanggan yang tidak
saling bersaing. Harga pendapatan dapat berbeda untuk pelanggan dari pasar yang
sama dan perusahaan sering kali mendapat kesempatan untuk mempertimbangkan
pesan khusus dari calon pelanggan dalam pasar yang dilayani dengan cara yang
tidak seperti biasanya. Keputusan pesanan khusus (special-order decision)
memfokuskan pada pertanyaan apakah pesan harga hkusus harus diterima atau
ditolak. Pesanan seperti ini sering kali menarik, khususnya ketika perusahaan
beroperasi di bawah kapasitas produksi maksimum.
• Keputusan untuk Menjual atau Memproses Lebih Lanjut
Produk bersama (joint product) memiliki proses produksi dan biaya produksi yang
sama sampai dengan titik pisah (spilit-off point). Pada titik pisah tersebut, proses
produksi dan biaya produksi sudah mulai dapat dibedakan. Poduk bersama sering
kali dijual pada titik pisah. Namun, kadang kala akan lebih menguntungkan bagi
perusahaa untuk memproses lebih lanjut suatu produk bersama setelah titik pisah,
sebelum menjualnya. Penentuan apakah akan menjual atau memproses lebih
lanjut (sell or process further) meupakan suatu keputusan penting yang harus
dibuat oleh para manajer.
Pada contoh sebelumnya, dari setip 2.000 kilogram apel yang dipanen, 800
kilogram merupakan kelompok A, 600 kilogram kelompok B, 600 kilogram kelompok C.
Meskipun jumlah setiap jenis apel dapat dipengaruhi oleh prosudur penyemproan,
penyiraman, pemupukan, dan seterusnya. Tetapi bauran apel tersebut kemungkinan besar
berada di uar kendali perusahaan. Banyak perusahaan memiliki keluasaan dalam memilih
bauran produk mereka karena Keputusan Bauran Produk (peoduct mix decision).dapat
berdampak signifikan terhadap pofitabilitas perusahaan.
Setiap alternatif bauran produk menghasilkan baruan tingkat laba yang berbeda.
Seoang manajer harus memiliki alternatif yang akan memaksimalkan laba total. Oleh
karena itu biaya tetap tidak tergantung pada tingkat aktivitas, maka biaya tetap total akan
sama untuk semua kemungkinan bauran, dan tidak relevan dalam pembuatan keputusan.
Jadi, seorang manajer perlu memilih alternatif bauran yang dapat memaksimalkan margin
kontribusi total.
Sebagai contoh, diasumsikan bahwa PT.Bahagia Mobilindo memproduksi
persning, yaitu perseneling X dan perseneling Y dengan margin kontribusi per unit
masing-masing sebesar Rp. 25.000 dan Rp. 10.000. apabila perusahaan memiliki sumber
daya yang idak terbatas dan permintaan atas masing-masing produk tidak terbatas, maka
keputusan bauran produk akan udah dibuat, yakni memproduksi masing-masing produk
dala jmlah yang tidak terbatas. Sayangnya, setiap perusahaan selalu menghadapi sumber
daya dan permintaan yang terbatas. Keterbatasan tersebut batasan (constraints). Seorang
manajer dalam perusahaan.
Diasumsikan bahwa setiap persneling harus dibuat dengan suatu mesin khusus.
Perusahaan memiliki delapan mesin yang secara bersama menyediakan 40.000
jam mesin per tahun. Setiap unit persneling X membutuhkan 2 jam mesin,
sementara setiap unit persneling Y membutuhkan 0,5 jam mesin. Dengan asumsi
tidak ada batasan lainnya, berapakah bauran optimal persneling tersebut? Apabila
setiap unit persneling X membutuhkan 2 jam mesin, maka setiap tahun dapat
diproduksi 20.000 unit (40.000/2). Dengan margin kontribusi per unit sebesar rp
25.000. PT.Bahagia Mobilindo menghasilkan margin kontribusi total sebesar Rp.
500.000.000. di pihak lain, persneling Y hanya embutuhkan 0,5 jam mesin per
unit, karena itu jumlah yang mampu diproduksi adalah 80.000 unit (40.000/0,5).
Pada harga Rp.10.000 per unit, margin kontribusi total persneling Y adalah
Rp.800.000.000. Hanya dengan memproduski persneling Y, perusahaan akan
menghasikan tingkat laba yang lebih tinggi dari pada hanya memproduksi
persneling X-meskipun margin kontribusi per unit persneling X adalah 2,5 kali
besar dari pada margin kontribusi per unit persneling Y. Margin kontribusi per
unit masing-masing produksi bukan merupakan masalah yang penting. Margin
kontribusi per unit dari sumber daya yang langka adalah faktor yang menentukan.
Sumber daya dengan banyak batasan adalah tidak relitis. Semua organisasi kan
mnghadapi berbagai batasan, misalnya keterbatasan bahan baku, keterbatasan
input tenaga kerja, dan sterusnya. Soslusi untuk menghadapi masalah bauran
prosuk dengan banyak batasan jauh lebih rumit dan memerlukan penggunaan
teknik matematika khusus yang dikenal sebagai Pemrogram Linier. Pemrogram
linier dalah suatu metode yang digunakan untuk mencari solusi optimal di antara
berbagai solusi yang layak dipertimbangkan. Teori pemrogram linier (linier
programming) mungkin diabaikan berbagai solusi. Pada kenyataan meskipun
terdapat sejumlah solusi yang akan dieliminasi, akan tetapi pada akhirnya aka
dihasikan solusi tertentu yang tepat.
➢ Pilih titik sudut yang menghasikan nilai terbesar untuk fungsi tujuan.
PENETAPAN HARGA
Salah satu keputusan paling sulit yang dihadapi oleh perusahaan adalah mengenai
penetapan harga (pricing). Berikut akan dijelaskan dampak biaya terhadap harga dan
peran akuntan dalam pengumpulan biaya yang dibutuhkan untuk penetapan harga.
Penetapan Harga Berbasis Biaya
Pendapatan harus dapat menutup biaya perusahaan untuk menghasilkan laba, maka
dari itu, banyak perusahaan menetapkan biaya terlebih dulu dalam rangka menetapkan
harga. Perusahaan menghitung biaya produk dan kemudian menambah dengan laba yang
diinginkan. Pendekatan ini biasanya terdapat beberapa basis biaya atau dasar biaya (cost
base) dan markup. Markup adalah persentase yang ditambahkan pada basis biaya,
termasuk diantaranya adalah laba yang diinginkan (desired profit) dan setiap biaya yang
tidak termasuk dalam basis biaya. Markup dapat dihitung dengan menggunakan berbagai
basis. Pilihan terhadap basis biaya dan persentase markup pada umumnya didasarkan
pada kesukaan (convenience).
Penetapan harga markup sering kali digunakan oleh toko-toko ritel dan mereka
biasanya menetapkan markup sebesar 100 persen dari biaya. Tentu saja, markup sebesar
100 persen bukan merupakan laba murni. Markup bisa terdiri atas gaji karyawan,
pembayaran ruangan dan peralatan (register kas dan lain-lain), utilitas, iklan, dan lain
sebagainya. Keunggulan utama penetapan harga markup adalah bahwa markup standar
mudah digunakan yaitu dengan menggunakan markup yang seragam terhadap biaya dan
kemudian menyesuaikan harga sebagaimana diperlukan apabila permintaan lebih sedikit
daripada yang diantisipasi.
1. Apa saja yang harus dilakukan perusahaan saat menentukan harga sebuah produk?
1. Mengapa dalam keputusan bauran produk margin kontribusi per unit dianggap
bukan masalah yang penting?
2. Mengapa apabila biaya masa depan terdapat pada beberapa alternatif, maka biaya
tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan, dan disebut sebagai biaya
tidak relevan?
3. Kendala apa saja yang mungkin dihadapi dalam pengambilan keputusan taktis
serta bagaimana cara menghadapinya?
DAFTAR PUSTAKA
Siregar, Baldric dkk. 2013. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: Selemba Empat