Anda di halaman 1dari 3

Keluarga klien mengatakan Tn.

S post opi laparatomy sekitar satu bulan yang lalu di


malaysia, klien pulang ke daerah asal, setelah pulang keadaan klien makin tidaksehat
badanya, panas tinggi dan makin memburuk hingga akhirnya dibawa kerumahsakit RA.
Soewondo masuk ke IGD. Di IGD tanggal 12/9/’12 jam 19.40 dengan diagnose awal
febris dan mendapatkan teraphy cefoperazone 1x1 gr. Dari IGD kemudian klien dibawa ke
ruang dahlia untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Tanggal 13/9/’12 di ruang dahlia
dokter mendiagnosa klien sepsis, keadaan klien semakin menurun, klien dengan
penurunan kesadaran GCS 6 (E:2; V:2; M:6); HR 78 x/mnt; RR 38 x/mnt; TD 90/60
mmHg, kurang lebih jam 09.00 klien muntah, muntah berupa makanan bercampur darah,
pupil yang isokor dan panas yang tinggi. Guna untuk mendapatkan perawatan intesif
dokter menyarankan klien untuk dirawat di ICU. Klien sampai di ICU tanggal 13/9/’12
jam 17.00 dengan kesadaran koma GCS 4 (E:1; M:1; V:2), pupil isokor, reflek cahaya
negative. Setelah mendapatkan perawatan di ICU pada tanggal 15/9/’12 kondisi klien
memburuk dengan TD 100/40 mmHg, HR 101 X/mnt, RR 36 x/mnt, SPO2 90 %, klien
apnea pada jam 09.00; kemudian dipasang ventilator pressure SIMV dengan ET no.7,
FiO2 40%, RR 14 x/mnt, I:E = 1 : 1,6; PEEP 10, Trig 1,5; PSV 10.
Tn. S sekitar satu bulan yang lalu mengalami sakit pada perutnya. Kemudian
diperiksakan, klien didiagnosa perforasi gaster. Tindakan yang dilakukan untuk
penyakitnya tersebut dengan operasi. Klien melakukan operasi laparatomy di salah satu
rumahsakit di Malaysia.

Pasien terpasang ET, pada saat bernafas terdengat suara stridor, dan terdapat secret pada
saluran pernafasannya. Frekuensi pernafasan 36 x/mnt, irama tidak teratur (cepat dan
dangkal), terdapat suara ronkhi basah, ada tarikan otot bantu, pernafasan menggunakan
ventilator. Akral pasien dingin, terdapat sianosis pada ekstremitas, TD 100/40 mmHg,
MAP 60 mmHg, HR 101 x/mnt, RR 36 x/mnt, S 39,2 C, SPO2 90%, CRT 4 detik.
Kondisi kesadarannya Koma, GCS 3 (E:1; V:1; M:1).
TTV
 BP : 100/40 mmHg
 HR : 101 x/mnt
 Temperature: 39,2 C
 RR : 36 x/mnt
 SPO2 : 90 %
Pasien terpasang kateter dengan produksi urin 1900 cc/24 jam, berwarna kuning jernih.
Pupil isokor, reflek cahaya kanan dan kiri negative. Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
ikterik.
Terdapat keterbatasan anggota gerak, kekuatan otot paralisis total dengan skala 0, tidak
terdapat fraktur, akral hangat, tidak terdapat edema pada ekstremitas atas dan bawah, pada
ekstremitas atas bagian kiri terpasang infuse RL 20 tpm dan syringpum furosemid 30
microgram/mnt.
1. Laboratorium

GDS : 141 mg/dI N = 70-160 mg/dI


Ureum darah : 33.6 mg/dI N = 10-50 mg/dI
Creatinin darah : 0,79 mg/dI N = 0,6-1,2 mg/dI
Kalium : 3.32 mmol/I N = 3,6-5,5 mmol/I
Natrium : 126,4 mmol/I N = 135-155 mmol/I
Chloride : 80.9 mmol/I N = 95-108 mmol/I
Kalium : 3,20 mmol/I N = 3,6-5,5 mmol/I
Natrium : 141 mmol/I N = 135-155 mmol/I
Clorida : 99,3 mmol/I N = 95-108 mmol/I
Albumin : 5.4 g/dI N = 3,4-4,6 g/dI
Cholesterol tti : 98 mg/dI N = 160-260 mg/dI
Trygliserida : 83 mg/dI N = 0-150 mg/dI
Calcium darah : 7,83 mg/dI N = 8,1-10,4 mg/dI
Natrium : 150,8 mmol/I N = 135-155 mmol/I
Ureum darah : 65,3 mg/dI N = 10-50 mg/dI
Creatinin darah : 1,08 mg/dI N = 0,6-1,2 mg/dI
Uric acid darah : 5,7 mg/dI N = 2.4-7,0 mg/dI
Kalium : 3,37 mmol/I N = 3,6-5,5 mmol/I
Chloride :104 mmol/I N = 95-108 mmol/I
Analisa gas darah
Pemeriksaan Hasil Harga normal
PH 7,483 7,35-7,45
PCO2 44,3 34-45
PO2 191,2 75-95 mmHg
HCO3- 32,6 22-33 mmHg
TCO2 33,9 19-27 mm01/L
BE b 8,5 (-3) – (+3) mm01/L
BE ect 9,4 (-) mm01/L
Sat O2 99,4 (96-97)%
Suhu 38 C 36,5-37,5 C
FiO2 40 %
Hb 12,3 g/dl

Therapy
Oral : KSR 3X1
Injeksi :
Metronidazole 3x500 mg
Farmadol 3x500 mg
Brainact 3x250 mg
Meropenem 2x1 gr
M2O 2X125 cc

Anda mungkin juga menyukai