Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak Dengan Penyakit PDF
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak Dengan Penyakit PDF
OLEH :
RIVAWARDA FITRIYAH HASTRIYANTI
P00320015045
i
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Nim : P00320015045
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, Dan bukan merupakan pengambilan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
Rivawarda Fitriyah H
iii
Motto
Serta, Tak Perlu Berusaha Lebih Baik Dari Orang Lain, Tetapi
Rivawarda Fitriyah H
iv
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas
4. Agama : Islam
B. Pendidikan
v
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang paling indah, selain Puji syukur pada kehadirat Allah SWT,
Tuhan semesta alam yang memberikan berkat, rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Anak Dengan Penyakit Demam Brdarah Dengue (DBD) Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Rasa Nyaman di Ruang Rawat Mina RSU. Aliyah 2 Kota Kendari”.
Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini penulis sadari amat banyak hal
cobaan yang datang menghampiri, namun berkat Allah S.W.T yang senantiasa
memberi petunjuk-Nya serta keyakinan pada kemampuan diri sendiri, sehingga
segala hambatan yang penulis hadapi dapat teratasi. Olehnya itu pertama – tama
penulis meyampaikan Terima kasih sebesarnya yang mungkin belum cukup untuk
di berikan penulis kepada Kedua orang tua yang amat kucintai, Ayahanda Sultan
Rahman S.Ag dan Ibunda Heldawaty Hafied S.H atas segala doa dan penuh kasih
saying yang tak henti-hentinya tercurahkan demi keberhasilan serta semua
pengorbanan material yang telah dilimpahkan, tanpa doa restu keduanya penulis
tidak ada apa-apanya. Selanjutnya penulis ucapkan terimakasih yang tak terhingga
kepada kedua pembimbing yaitu Bapak Samsuddin.,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku
Pembimbing I dan Ibu Rusna Tahir, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Pembimbing II
yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing penulis sehingga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini,
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa juga mengucapkan banyak terima kasih
dan penghargaan yang tulus kepada yang terhormat :
vii
4. Ibu Asminarsih Zainal Prio, M.Kep, Sp.Kom selaku Penguji I, Ibu Fitri Wijayati,
S.Kep., Ns., M.Kep selaku Penguji II dan Ibu Nurfantri, S.Kep., Ns., M.Sc
selaku Penguji yang telah membantu dan mengarahkan penulis dalam ujian
Proposal sehingga penelitian ini dapat lebih terarah.
5. Bapak / Ibu Dosen dan Staf Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan
Keperawatan yang turut membantu dan membekali ilmu pengetahuan pada
penulis selama kuliah.
6. Kepala Kantor Badan Riset Sultra yang telah memberikan izin penelitian
kepada penulis dalam penelitian ini
7. Direktur RSU. Aliyah 2 Kota Kendari yang telah memberikan izin
melakukan studi kasus.
8. Kepala Ruangan Rawat Mina serta kaka perawat yang dalam bertugas RSU.
Aliyah 2 kota kendari yang telah membantu dan memberikan bimbingan ,
serta wawasan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama meneliti di
ruangan.
9. Orang-orang tersayang, nenek Faidah Hafied Ras serta Adik-adikku
Nurwahyuni Julianti S.R, dan Muchammad Syamsul Bachri yang selalu
memberikan dukungan dan kasih sayangnya.
10. Terakhir, teruntuk sahabat-sahabatku Hendi Setiawan, Nurul Alfi Syahra ,
Novianti Rusli, , Hilya Mahzura, Fiffy Andriyani serta teman-teman
angkatan 2015 khususnya teman-teman tingkat III A Akhir kata, semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................... i
Motto ........................................................................................................................... iv
Abstrak ........................................................................................................................ vi
Daftar isi....................................................................................................................... x
Daftar gambar.............................................................................................................. xi
ix
C. Konsep Dasar Kebutuhan Rasa Nyaman (nyeri) Pada DBD ......................... 26
1. Definisi Rasa Nyaman (nyeri).................................................................. 26
2. Klasifikasi Nyeri ...................................................................................... 27
3. Fisiologi Nyeri ......................................................................................... 27
4. Faktor Yang Mempengaruhi nyeri ........................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENULISAN
A. Kesimpulan .................................................................................................... 89
B. Saran............................................................................................................... 90
Daftar Pustaka
Lampiran
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Frekuensi skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan kompres air
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Politik
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah kesehatan masyarakat sampai saat ini adalah penyakit
subtropik baik sebagai penyakit endemik maupun epidemik. Dengan sekitar 2,5
miliyar orang atau dua perlima dari populasi dunia kini menghadapi resiko dari
seluruh dunia setiap tahunya (Purnama, dkk, 2017). WHO memperkirakan insiden
DBD telah tumbuh meningkat secara dramatis di seluruh dunia dalam beberapa
Salah satu perkiraan baru-baru ini menunjukkan bahwa infeksi DBD sebesar 390
juta per tahun. Penelitian lain, memperkirakan 3,9 milyar orang, di 128 negara,
DBD merupakan suatu penyakit endemik akut yang disebabkan oleh virus
Dengue yang di transmisikan oleh nyamuk Aedes Aegypti di daerah perkotaan dan
suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arborvirus) yang masuk
kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes atau Aedes aegypti
1
Adapun virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus
genus Flavivirus, keluarga flaviridae terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-
lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai
terhadap serotipe lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue
dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus
Indonesia Juga termasuk negara endemis DBD yang setiap tahun selalu
terjadi kejadian luar biasa (KLB) di berbagai kota. Sepanjang tahun dilaporkan
sebanyak 137.469 kasus DBD di Indonesia dengan kematian sebesar 1.170 orang.
Penyakit DBD di Indonesia pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun 1968,
dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 41,3% dan sejak itu, penyakit DBD ini
dalam 4-5 tahun. Awal penyebab dari penyakit DBD oleh faktor lingkungan
dengan banyaknya genangan air bersih yang menjadi sarang nyamuk, mobilitas
penduduk yang tinggi dan cepatnya menyebar antar daerah, menyebabkan sering
tropis dan sub-tropis termasuk di Indonesia. Tahun 2015 pada bulan Oktober ada
2
3.219 kasus DBD dengan kematian mencapai 32 jiwa, sementara November ada
2.921 kasus dengan 37 angka kematian, dan Desember sebanyak 1.104 kasus
8.149 kasus dengan 81 kematian, November 7.877 kasus dengan 66 kematian, dan
Desember sebanyak 7.856 kasus dengan 50 kematian (Kemenkes RI, 2016). Dan
tahun 2016 merupakan tahun dengan kasus DBD tertinggi dalam beberapa tahun
terakhir.
3.433 kasus, melonjak lebih dari 2 kali lipat dibanding tahun sebelumnya, 33
100.000 penduduk dan Case Fatality Rate (CFR)/Angka Kematian = 1,0%, angka
ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 1,4% (Profil
Kematian akibat DBD dilaporkan sebanyak 33 orang dari total 3.433 kasus
dikategorikan tinggi jika CFR > 2 %, CFR DBD Sulawesi Tenggara sebesar 1%,
dengan demikian angka kematian akibat DBD di Sulawesi Tenggara masih berada
pada kategori sedang. Meskipun CFR relatif turun, peningkatan kasus yang
signifikan dari tahun ke tahun harus terus diwaspadai. Untuk itu diperlukan upaya
yang lebih serius dalam hal peningkatan kualitas lingkungan, kualitas pelayanan
kesehatan dan peningkatan kualitas SDM di rumah sakit dan puskesmas (dokter,
3
perawat, dll) termasuk peningkatan sarana penunjang diagnostik dan
fluktuatif. Data laporan dinas kesehatan kota Kendari tahun 2014 prevalensi kasus
Dan tahun 2016 prevalensi kasus DBD sebanyak 349 kasus dengan kematian
sebanyak 4 kasus. Seluruh kecamatan yang ada di kota kendari telah diklasifikan
Penyakit DBD merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari yang di
tandai dengan dua atau lebih manifestasi klinis salah satunya nyeri. Di ataranya
pada nyeri kepala, nyeri otot (mialgia), nyeri sendi dan nyeri dibelakang mata
dan megakibatkan rangsangan tersebut berpindah kebagian yang lebih tinggi yaitu
korteks serebri dan menimbulkan nyeri. Nyeri secara umum dibagi menjadi dua,
yaitu nyeri akut dan kronis. Nyeri akut yaitu nyeri yang timbul secara mendadak
dan cepat menghilang dengan waktu tidak melebihi enam bulan dan ditandai
dengan adanya penegangan otot. Nyeri kronis yaitu nyeri yang timbul secara
4
perlahan-lahan dan berlangsung lama dan dalam waktu lebih dari enam bulan
(Alimul, 2008).
Data dari RSU Aliyah 2 Kota Kendari pada tahun 2016 terdapat 520
tahun 2017 pasien anak meningkat hingga 603 pasien anak, 79 anak mengalami
penyakit DBD. Sedangkan pada awal 2018 yakni bulan januari – februari
terdapat 11 pasien anak yang menderita DBD (Rekam Medik RSU Aliyah 2 Kota
Kendari, 2018).
Patofisiologi dari kasus DBD adalah akibat respon imun yang terjadi
ditubuh. Respon imun yang berlebihan ini akan menyerang berbagai bagian tubuh
seperti pembuluh darah, otot/sendi. Pada saat imun menyerang pembuluh darah
hematokrit . sedangkan pada saat si sel imun tersebut menyerang bagian otot dan
Data RSU Aliyah 2 menunjukkan bahwa kejadian DBD pada anak juga
tidak diatasi dengan cermat. Terlebih lagi pada saat anak merasakan nyeri akan
tingkat nyeri yang di rasakan sehingga anak akan menjadi gelisan, rewel dan
susah di atur. Sifat keluhan nyeri menimbulkan perasaan tidak nyaman pada anak
5
Uraian yang dipaparkan di atas menjadi landasan bagi peneliti untuk
B. Rumusan Masalah
(DBD) Dalam Pemenuhan Rasa Nyaman (nyeri) Diruang Rawat Anak RSU
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
dalam pemenuhan kebutuhan Rasa Nyaman di ruang rawat anak RSU Aliyah
2. Tujuan Khusus
kebutuhan rasa nyaman di ruang rawat anak RSU Aliyah 2 Kota kendari
Sulawesi Tenggara.
6
c. Penulis mampu menyusun Intervensi asuhan keperawatan pada pasien
kebutuhan rasa nyaman di ruang rawat anak RSU Aliyah 2 Kota kendari
Sulawesi Tenggara.
kebutuhan rasa nyaman di ruang rawat anak RSU Aliyah 2 Kota kendari
Sulawesi Tenggara.
1. Masyarakat/Klien
3. Penulis
7
Dapat memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan intervensi
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai
renjatan dengue (dengue shock syndrome) ada demam berdarah dengue yang
DBD adalah penyakit menular yang di sebabkan oleh virus dengue dan di
tularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang
semua orang dan dapat mengakibatkan kematian, terutama pada anak. Penyakit
ini juga sering menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah. Penyebab penyakit
2. Etiologi
aegypti dengan bintik hitam putih pada tubuhnya. Virus dengue merupakan virus
RNA rantai tunggal, genus flavivirus dari family Flaviviride, terdiri atas 4 tipe
9
virus yaitu D1, D2, D3 dan D4. Struktur antingen ke-4 serotipe ini sangat mirip
satu dengan yang lain, namun antibodi terhadap masing-masing tipe virus tidak
pada ke-4 serotipe ini tidak hanya menyangkut antar tipe virus, tetapi juga di
dalam tipe virus itu sendiri tergantung waktu dan daerah penyebarannya. Infeksi
virus dengue, dalam hal ini nyamuk Aedes disebut vector. Biasanya nyamuk
nyamuk jantannya lebih menyukai aroma yang manis pada tumbuh – tumbuhan.
3. Patofisiologi
Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypti dan kemudian akan bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks
aktivasi C3 dan C5 akan di lepas C3a dan C5a, dua, peptide yang berdaya untuk
10
terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF. Yang menentukan
dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan
hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi
anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian (Suriadi & Yuliani, 2010).
a. Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji
lain.
c. Derajat III : Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit
d. Derajat IV : Renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat
diukur.
11
PATHWAY
Virus Dengue
Gigitan nyamuk
Aedes Aegypti
Terjadi Viremia
Nafsu makan
Perubahan Nutrisi
Dari kebutuhan tubuh
4. Manifestasi klinis
Beberapa Manifestasi Klinis pada penyakit DBD pada anak diantara lain:
Panas biasanya langsung tinggi dan terus-menerus, dengan sebab yang tidak
hanya akan turun sedikit kemudian naik kembali). Dan Panas tersebut
12
b. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit; ptechie, ekhimosis,
hematoma.
f. Sakit kepala
menurut, gelisah, capillary refil lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).
Demam Dengue adalah merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari yang di
tandai dengan dua atau satu manifestasi klinis yaitu:Nyeri Kepala, Nyeri retro-
DD/DBD yang sudah dikonfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama.
diagnosis DBD ditegakkan bila semua semua hal dibawah ini terpenuhi :
a. Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya bersifat bisafik.
13
3. Perdarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gusi), saluran cerna, tempat
bekas suntikan.
c. Trombositopenia< 100.00/ul
1. Peningkatan nilai hematrokrit > 20% dari nilai buku sesuai umur dan
jenis kelamin.
adekuat.
Kasus DBD ditandai oleh manifestasi klinis, yaitu: demam tinggi dan mendadak
yang dapat mencapai 40◦C atau lebih dan terkadang disertai dengan kejang
discomfort, nyeri perut kanan, atas atau seluruh bagian perut, dan perdarahan,
terutama perdarahan kulit, walupun hanya berupa uji tourniquet positif. Selain itu,
perdarahan kulit dapat berwujud memar atau dapat juga berupa perdarahan
spontan mulai dari petechiae (muncul pada hari-hari pertama demam dan
berlangsung selama 3-6 hari) pada extremitas, tubuh, dan muka, sampai epitaksis
terjadi dan biasanya hanya terjadi pada kasus dengan syok yang berkepanjangan
atau setelah syok yang tidak dapat teratasi. Perdarahan lain seperti perdarahan
ditemukan eritema pada telapak tangan dan kaki dan hepatomegali. Hepatomegali
pada umumnya dapat diraba pada permulaan penyakit dan pembesaran hati ini
14
tidak sejajar dengan beratnya penyakit. Nyeri tekan sering kali ditemukan tanpa
5. Pemeriksaan penunjang
dalam pemeriksaan penyakit DBD dilihat dari hasil uji lab diantaranya yaitu:
1. Trombositopeni (100.000/mm3)
5. Isolasi Virus
6. Pada renjatan yang berat, periksa: Hb, PCV berulang kali (setiap jam atau 4-
6. Penatalaksanaan
Cairan diberikan untuk mengurangi rasa haus dan dehidrasi akibat demam
(1,5-2 liter dalam 24 jam) sebaiknya oralit, tetapi dapat juga air the dengan
gula, jus buah, minuman ringan (soft drink), sirup. Atau susu. Pada
15
Seperti golongan asetaminofen (parasetamol), jangan diberikan golongan
d. Antikonvulsan
1. Diazepam (Valium)
2. Fenobarbital (Luminal)
e. Penatalaksaan nyeri
(Pratama, 2017)
pelan.
sensitivitas reseptor nyeri dan sub kutan lain pada tempat cedera dengan
terapi es maupun terapi panas harus digunakan dengan hati – hati dan
3. Distraksi
16
Distraksi yaitu mengalihkan perhatian pasien pada sesuatu selain
4. Teknik relaksasi.
otot yang terjadi dengan nyeri kronis dan yang meningkatkan nyeri.
2. Grade II: kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, ada perdarahan
spontan petekia, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil, dan
tidak teratur.
3. Grade III: kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi lemah,
4. Grade IV: kesadaran koma, tanda-tanda vital: nadi tidak teraba, tensi tidak
tampak biru.
b. Sistem integument:
1. Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat
17
2. Kuku sianosis/tidak
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy), mata
III, IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi
4. Dada
Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada foto thorax terdapat
adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi pleura),
Rales+, Ronchi+, yang biasanya terdapat pada grade III dan IV.
asites.
Masalah/Diagnosis
b. Nyeri
kebutuhan
18
f. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet dan perawatan
pasien DBD
9. Intervensi Keperawatan
Perencanaan yang dibuat untuk klien yang nyeri akut bertujuan agar klien
NOC:
a. Pain level
b. Pain control
riwayat nyeri, keluhan nyeri seperti lokasi, intensitas, kualitas dan waktu
19
b. Q (Quality) : Menanyakan rasa nyeri, apakah nyerinya seperti rasa tajam,
Penilaian objektif skala nyeri pada anak sangatlah tidak mudah. Karena
dirasakannya. Dan tentunya sangat sulit dilakukan pada pasien anak. Beberapa
penelitian telah melakukan usaha untuk membuat skala objektif nyeri yang mudah
digunakan pada pasien anak. Salah satu skala objektif nyeri yang sering
digunakan di klinis adalah Wong Baker Faces Pain Rating Scales dari jurnal
penelitian Wong dan Baker (1). Skala nyeri ini menggunakan dua cara penilaian
yaitu penilaian mimik wajah terhadap nyeri (Faces Pain Rating Scale) untuk anak
usia 3 tahun ke atas dan penilaian verbal (Verbal Pain) untuk anak usia diatas 8
tahun.
1. Faces Pain rating Scale (Penilaian skala nyeri wajah) untuk anak usia 3
tahun lebih
Gambar.2.1
20
Wong-Baker FACES Pain Rating Scale Skala nyeri yang satu ini tergolong
mudah untuk dilakukan karena hanya dengan melihat ekspresi wajah pasien
Gambar. 2.2
2. Verbal Pain Asessment Scale (Penilaian Nyeri secara Verbal) untuk anak
Gambar 2.3
menggambarkan nyeri pada klien, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Pada
penyakit DBD pada anak mengangkat diagnosa keperawatan nyeri akut dengan
21
a. Bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri untuk pasien
c. Diaforesis
d. Ekspresi wajah nyeri (mis; mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan
{CO2})
g. Sikap melindungi area nyeri, perubahan posisi untuk menghindari nyeri dan
putus asa
3. Perencanaan Keperawatan
Tabel 2. 1
N Tujuan &
Diagnosa Intervensi Rasional
o Kriteria Hasil
22
Akut b.d Pain Level a. Pain memberikan
proses Pain Control Management : adekuat dalam
patologis Setelah 1. pertahankan bed tindakan
viremia diberikan rest selama fase kenyamanan
asuhan akut dan akan membuat
keperawatan gunakan teknik otot relaksasi
….× 24 jam, komunikasi menurunkan
klien mampu terapeutik kecemasan, dan
mengontrol dalam observasi dapat mengetahui
nyeri dengan tingkat nyeri tingkat skala
kriteria hasil : pasien (skala, nyeri yang
Mampu frekuensi, dirasakan pasien.
mengontrol durasi). 2. Teknik Non
nyeri (Tahu 2. Berikan dan Farmakologi
penyebab Ajarkan teknik dalam
nyeri, mampu non farmakologi pengompresan
menggunakan seperti air hangat serta
teknik Non relaksasi, terapi Massase dapat
farmakologi masase pada mengurangi skala
untuk daerah nyeri, nyeri, yang akan
mengurangi kompres dahi membuat otot
nyeri) atau leher relaksasi dalam
Melaporkan dengan air tindakan
Bahwa nyei hangat, elevasi kenyamanan.
berkurang kepala. 3. Lingkungan
dengan 3. Kendalikan yang tidak
menggunakan faktor nyaman bisa
manajemen lingkungan menyebabkan
nyeri serta yang dapat pasien gelisah,
kondisi umum mempengaruhi sehingga terjadi
dalam dalam respon pasien ketegangan
batas normal terhadap pada otot dan
23
TTV (tekanan ketidaknyamana nyeri akan lebih
darah, suhu, n (Misalnya terasa.
pernapasan, suhu,
dan nadi). pencahayaan,
Mampu suara bising).
mengenali b. Analgesik
nyeri (skala, Administration
intesitas, 4. Kolaborasi
frekuensi, dan dalam
tanda nyeri)
pemberian
Menyatakan
rasa nyaman analgesik untuk
setelah nyeri mengurangi
berkurang.
nyeri.( tentukan
analgesik
pilihan, rute
pemberian, dan
dosis optimal)
tindakan farmakologis dan non farmakologis. Biasanya, untuk nyeri skala yang
24
teknik non farmakologis, yang merupakan suatu pelengkap yang efektif
1) Menonton tv
3) Mendengarakan musik
b) Teknik relaksasi
stimulus sehingga mampu mengurangi rasa nyeri. Jenis analgesik yang biasa
darah dan depresi fungsi vital seperti respirasi biasanya efek dari jenis
adjuvan untuk mengontrol nyeri, dimana obat adjuvan yaitu obat yang
25
bertujuan untuk meningkatkan kemanjuran obat opiat, serta menghilangkan
gejala yang timbul dan dapat bertindak sebagai analgesik pada nyeri. Untuk
penggunana obat non opiat disertai atau tanpa obat adjuvan, WHO
serta diserati obat adjuvan untuk nyeri klien yang menetap atau skalanya
meningkat (4-6 nyeri skala sedang pada skala 0-10). Opiat kuat akan
diberikan apabila skala nyeri masih menetap atau bahkan meningkat, non
5. Evaluasi Keperawatan
aktifitas sehari-hari.
Gangguan rasa nyaman adalah merasa kurang senang dalam suatu kondisi
tertentu misalnya berupa Nyeri (Nurarif & Kusuma, 2015). Nyeri merupakan
perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan
hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri
yang dialaminya. Berikut ada beberapa pandapat para ahli mengenai pengertian
26
(Alimul, 2009) Mc. Coffery, 1979 mendefinisikan nyeri sebagai suatu
jika orang tersebut pernah mengalaminya. wolf weifsel Feurst, 1974 Mengatakan
bahwa nyeri merupakan suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau
bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang di rusak, dan menyebabkan individu
akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak
dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologi, dan emosional (Alimul, 2009).
2. Klasifikasi nyeri
Nyeri secara umum dibagi menjadi dua, yaitu nyeri akut dan kronis. Nyeri
akut yaitu nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang dengan
waktu tidak melebihi enam bulan dan ditandai dengan adanya penegangan otot.
Nyeri kronis yaitu nyeri yang timbul secara perlahan-lahan dan berlangsung lama
dan dalam waktu lebih dari enam bulan. Kategori nyeri kronis yaitu nyeri
Tabel 2.2
27
dan terselubung
3. Fisiologi nyeri
nyeri yang dimaksud yaitu nosiseptor, dimana ujung-ujung saraf yang berada
dikulit akan memberikan respon terhadap stimulus yang diterima. Biologis, zat
kimia, panas, listrik serta mekanik merupakan bagian dari beberapa stimulus
tersebut.
melalui akar dorsal dan sinaps pada dorsal hurn. Dorsal hurn ini terdiri dari
beberapa lapisan yang saling terkait, di antaranya berbentuk lapisan dua atau tiga
Kemudia, impuls tersebut melewati sumsum tulang belakang yang ada pada
interneuron dan bersamnung dengan jalur spinal asenden yang paling utama, jalur
nyeri. Terdapat dua jalur mekanisme nyeri sebagai akibat dari proses transmisi
nyeri yaitu jalur opiate dan nonopiate. Neurotransmitter dalam impuls supresif
28
yaitu serotonin. Stimulus nociceptor lebih diaktifkan oleh sistem supresif yang
sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang
tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri,
hati, dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respons akibat
adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi
berupa impuls-impuls nyeri ke sumsum tulang belakang oleh dua jenis serabut
yang bermyelin rapat atau serabut A (delta) dan serabut lamban (serabut C).
akar dorsal (dorsal root) serta sinaps pada dorsal horn. Dorsal horn terdiri atas
beberapa lapisan atau laminae yang saling bertautan. Di antara lapisan dua dan
dan bersambung ke jalur spinal asendens yang paling utama, yaitu spinothalamic
trasct (STT) atau jalur spinothalamus dan spinoreticular tract (SRT) yang
29
membawa informasi tentang sifat dan lokasi nyeri. Dari proses transimisi terdapat
dua jalur mekanisme terjadinya nyeri, yaitu jalur opiate dan jalur nonopiate. Jalur
opiate ditandai oleh pertemuan reseptor pada otak yang terdiri atas jalur spinal
desendens dari talamus yang melalui otak tengah dan medulla ke tanduk dorsal
virus dengue,salah satunya pada nyeri, masuk pada derajat awal dimana demam
disertai 2 atau lebih tanda yaitu myalgia, sakit kepala, nyeri retro orbital,
nyeri, yaitu :
1. Usia
Anak yang masih kecil memiliki perbedaan dengan orang dewasa dalam
2. Jenis kelamin
30
Secara umum, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan
wanita dalam persepsi nyeri. Hanya beberapa budaya yang mengajarkan bahwa
3. Kebudayaan
mempersepsikan nyeri itu sama. Sebagai contoh, apabila orang yang sedang
tidak sesuai. Ini terjadi pada warga meksiko, dimana warga meksiko yang
4. Makna nyeri
terhadap nyeri.
Begitu juga dengan kualitas nyeri, dimana klien biasa melaporkan nyeri seperti
6. Perhatian
Nyeri juga akan dipengaruhi oleh tingkat perhatian. Perhatian yang meningkat
7. Ansietas
31
Ansietas yang dirasakan klien berhubungan dengan peningkatan persepsi nyeri
klien
8. Keletihan
9. Pengalaman sebelumnya
Seseorang yang pernah mengalami nyeri akan lebih mudah dan siap
32
BAB III
METODE PENELITIAN
Desain yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah studi kasus
pada pasien anak dengan penyakit DBD dalam kebutuhan rasa nyaman di ruang
Pada penelitian ini, peneliti mengambil satu klien untuk dijadikan subyek
Kriteria inklusi yaitu batasan karakteristik umum subyek studi kasus dari
a. Individu penderita DBD dalam gangguan rasa nyaman nyeri di ruang rawat
d. Mampu membaca/menulis
33
b. Pasien yang berpindah ruangan
dan studi kasus dilakukan setelah ujian proposal dilaksanakan, yaitu pada
kompres air hangat) pada stimulasi kutaneus adalah terapi yang diberikan
E. Defenisi operasional
demam selama 2-7 hari yang di tandai dengan salah satu gejala nyeri
nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan
34
c. Asuhan Keperawatan Merupakan suatu proses pemberian pelayanan
1. Pengkajian
pada anak dan data yang harus didapatkan atau Data seperti : Kaji Skala
nyeri
2. Diagnosa Keperawatan
35
3. Intervensi/Perencanaan Keperawatan
yang terdiri dari Inspeksi dengan melihat raut wajah gelisah dan
mengurangi/memberikan kenyaman.
nyeri)
NIC :
Pain management
36
b) Berikan dan Ajarkan teknik non farmakologi seperti relaksasi,
terapi masase pada daerah nyeri, kompres dahi atau leher dengan
air hangat, elevasi kepala.
c) Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon
pasien terhadap ketidaknyamanan (Misalnya suhu, pencahayaan,
suara bising).
Analgesik Administration
d) Kolaborasi dalam pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri.(
4. Implementasi Keperawatan
melakukan tindakan.
5. Evaluasi keperawatan
kriteria hasil yang telah dibuat. Dalam studi kasus ini akan
37
a) Penerapan teknik non farmakologi pada stimulasi kutaneus adalah
pengontrolan nyeri.
selama 2-7 hari yang di tandai dengan adanya nyeri kepala di sertai
Sumber data yang digunakan pada studi kasus ini yaitu data primer dan
thermometer, pen light, buku catatan, pena, Jam tangan, pita, Timbangan,
format pengkajian umum anak dan nyeri, dan informed consent. Data primer
1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian. Data primer ini
a. Wawancara
38
b. Observasi
diteliti.
1) Pemeriksaan Fisik
a) inspeksi
mengumpulkan data.
b) palpasi
c) Perkusi
d) auskultasi
menggunakan stetoskop.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh tidak secara langsung dari objek penelitian. Data
a. Studi dokumentasi
melainkan ke dokumen
39
b. Studi kepustakaan
Pengumpulan data yang diperoleh dari pustaka teori menurut para ahli
1. Persiapan
Sulawesi Tenggara.
penelitian.
2. Pelaksanaan
40
d. Peneliti melakukan wawancara dan observasi sesuai dengan
3. Evaluasi
1. Analisa data
ataupun observasi.
2. Penyajian data
Data pada studi kasus disajikan dalam bentuk tekstural, yaitu penyajian
Etika Penelitian
penelitian atau studi kasus yang melibatkan berbagai pihak, yaitu pihak
peneliti dan pihak yang diteliti. dan masyarakat yang akan akan memperoleh
41
Inforemed consent merupakan bentuk lembar pesetujuan yang
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil studi kasus
maka pada lembar yang telah diisi oleh responden, penulis tidak
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
42
peneliti, dan hanya data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset
43
BAB IV
25 - juli – 2018
Tanggal Masuk Rs
1. Pengkajian
a) Identitas Anak
Agama : Islam
44
Pendidikan : SMA
1. Ayah 2. Ibu
d) Keluhan Utama
Pasien mengalami Demam tinggi sejak 1 hari sebelum masuk RS. Disertai
e) Riwayat Keperawatan
45
a. Waktu timbulnya penyakit, kapan?
Demam, meriang, Batuk dan di sertai nyeri kepala dan seluruh badan
terasa sakit.
dengan sebelumnya?
Pasien mengatakan hanya bisa terbaring lemas di atas tempat tidur dan
P : Demam Tinggi
T : Berangsur-angsur
46
2) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Ibu pasien mengatakan An. M memiliki berat badan 3 kg saat lahir. An.M
sekarang memiliki berat badan 58,5 kg dan tinngi badan 165 cm.
5) Genogram
X X X X
? ? ? ? X ? ? ? ?
X 50
17 27 30 31
Keterangan :
: Laki-laki X : Meninggal
: Hubungan pernikahan
: Garis keturunan
keluarga yang pernah mengalami penyakit seperti yang diderita oleh klien.
47
f. Pengkajian Kebutuhan Kenyamanan
1) Apakah Pernah Menderita Penyakit/Trauma Yang Menyebabkan Rasa
Nyeri?
Pasien mengatakan pertama kali merasakan nyeri 1 Hari setelah Demam
Tinggi yang di sertai Batuk dan mual muntah. Nyeri yang dirasakan
berawal nyeri kepala, badan keseluruhan terasa sakit dan di sertai meriang
dan menggigil.
2) Jika Ya, Kapan Terjadi ?
Pasien mengatakan nyeri yang di rasakan akan berat jika pada malam hari.
3) Faktor Yang Meringankan
a) Apakah Pernah Membeli Obat Untuk Menghilangkan Rasa Nyeri?
Pasien mengatakan hanya mengkonsumsi obat panas yang di beli
diwarung dari ibu pasien dan hanya terbaring lemas di tempat tidur.
b) Selain Obat, Tindakan Apa Yang Dilakukan :
(1) Nonton √
(2) Nyanyi
(3) Cerita
(4) Dll;
c) Pengaruh Nyeri Terhadap Aktivitas
Sebelum sakit
(1) Tidur :-
(2) Makan :-
(3) Bekerja :-
(4) Interaksi Sosial :-
Setelah sakit
(1) Tidur :√
(2) Makan :√
(3) Bekerja /aktivitas :√
(4) Interaksi Sosial :√
d) Gejala Klinik Lain Yang Menyertai Nyeri
(1) Mual :√
(2) Muntah :√
48
(3) Pusing :√
(4) Konstipasi :-
(5) Suhu Tubuh :√
(6) Menggigil :√
g. Pengkajian Fisik (Body Sistem)
Keadaan umum : Lemah
Tinggi Badan 165 cm Berat Badan : 58,5 kg
1. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 130/80 mmhg
Pernapasan : 24 x/m
Nadi : 98 x/m
Suhu : 39, 5 ◦C
2. Pernapasan
Bentuk dada normal/simetris, pola napas teratur, frekuensi napas 24
kali/menit, irama teratur, tidak Nampak adanya bunyi nafas tambahan
dan tidak menggunakan alat bantu pernapasan.
3. Kardiovaskuler
Irama jantung regular, tidak Nampak adanya murmur, cyanosis tidak
ada, dan CRT <2 detik.
4. Peryarafan
Kesadaran composmentis, GCS :15 (Eye : 4, verbal : 5, motorik : 6)
5. Genetourinaria
Frekuensi berkemih 5-6 kali sehari, tidak terdapat masalah pada
eliminasi urine.
6. Pencernaan
Bentuk bibir normal, Mukosa bibir lembab, kebersihan rongga mulut
bersih, BAB 1 kali sehari, konsistensi lunak.
7. Musculoskeletal dan integumen
Akral hangat, turgor kulit baik, kelembaban kulit lembab, dan tidak
nampak ada oedema.
49
Kekuatan otot
4 4
4 4
8. Penginderaan
9. Endokrin
Tidak Nampak ada nya pembesaran kelenjar tiroid, dan tidak ada
h. Pemeriksaan Diagnostik
1) Laboratorium
50
HGB 12.5 g/dL 11 – 16
Keterangan :
51
PARAMETER RESULT REF. RANGE
IMUNOSEROLOGI
WIDAL
2) Therapi medis
a. IVFD RL 28 tmp
52
b. Inj. Fioramol 500 mg/8 jam/I.V
2. Klasifikasi Data
Data Subjektif :
sejak 1 hari sebelum masuk RS. Disertai batuk +, sesak, mual, muntah +,
Data Objektif :
53
5. Nampak konjungtiva pasien Anemis
P : Demam Tinggi
S : Skala Nyeri 7
T : Berangsur-angsur
a. IVFD RL 28 tmp
3. Analisa Data
No. RM : 00-60-56
54
Tabel 4.1 Analisa Data
Mengatakan
Beredar dalam darah
mengeluh
Demam dan di
Infeksi virus dengue (viremia)
sertai nyeri
kepala
Membentuk & melepaskan zat
2. Pasien mengeluh C3a,C5a
batuk-batuk dan
merasa
Hipertermi
kedinginan
3. Pasien mengeluh
Suhu badan Terjadi
badan lemas dan Ketegangan otot
terasa sakit
mengatakan
sebelum anaknya
M memiliki
kondisi
lingkungan
55
sekolah kurang
sehat, banyak di
tumbuhi alang-
alang di sekitar
sekolah. Dan
Pasien
mengatakan
munculnya yang
di rasakan nyeri
secara Berangsur-
angsur.
5. Ibu pasien
mengatakan
sebelum MRS
anaknya
mengalami
Demam tinggi
sejak 1 hari
sebelum masuk
RS. Disertai
batuk +, sesak,
mual, muntah +,
56
kepala
6. Ibu pasien
mengatakan An.
M sebelumnya
pernah masuk
RS. Sewaktu SD
dengan penyakit
Demam typoid.
Data Objektif :
1. Keadaan pasien
Nampak lemah
2. Pasien Nampak
lebih banyak
berbaring dan
memakai selimut
3. Pasien Nampak
meringis dan
tremor akibat
menggingil
4. Nampak pasien
sesekali
memegang dan
memijat daerah
57
yang nyeri
5. Nampak
konjungtiva
pasien Anemis
6. Pasien Nampak
Batuk
7. Kondisi saat
dikaji (PQRST)
P : Demam Tinggi
Q : Seperti di
Tusuk- tusuk
R : Di seluruh badan
dan bagian kepala
S : Skala Nyeri 7
T : Berangsur
angsur
8. Tanda – tanda
Vital :
TD : 130/80
mmhg
Nadi : 98 x/m
Pernapasan : 22
x/m
Suhu : 39, 5 ◦C
9. Therapi medis
IVFD RL 28 tmp
58
a. Inj. Fioramol 500
mg/8 jam/I.V
b. Inj. Ondansetron
1 amp/8 jam
c. Ambroxol tab. 30
mg 3x1
d. Cetrizine tab. 10
mg 1x1
4. Diagnosa Keperawatan
5. Intervensi Keperawatan
59
asuhan gunakan teknik kecemasan, dan
dapat
keperawatan 5 × komunikasi
mengetahui
24 jam, klien terapeutik
tingkat skala
mampu dalam observasi nyeri yang
dirasakan
mengontrol tingkat nyeri
pasien.
nyeri dengan pasien (skala,
2. Teknik Non
kriteria hasil : frekuensi,
Farmakologi
Mampu durasi). Serta
dalam
mengontrol melakukan
pengompresan
nyeri (Tahu pengukaran
air hangat serta
penyebab Tanda-tanda
Massase dapat
nyeri, mampu vital
mengurangi
menggunakan 2. Berikan dan
skala nyeri,
Anjurkan teknik
teknik Non yang akan
non farmakologi
farmakologi membuat otot
terapi masase
untuk pada daerah
relaksasi dalam
nyeri, dan
mengurangi tindakan
kompres pada
nyeri) kenyamanan.
dahi atau sekitar
Melaporkan kepala dengan
3. Lingkungan
air hangat,
Bahwa nyei yang tidak
3. Kendalikan
nyaman bisa
berkurang faktor
menyebabkan
dengan lingkungan
pasien gelisah,
yang dapat
menggunakan sehingga terjadi
mempengaruhi
ketegangan
manajemen respon pasien
pada otot dan
60
nyeri serta terhadap nyeri akan lebih
ketidaknyamana terasa.
kondisi umum
n seperti Suhu
dalam dalam
lingkungan.
batas normal 4. Pemberian obat
b. Analgesik
TTV (tekanan analgesik
Administration
darah, suhu, 4. Kolaborasi bertujuan untuk
membantu
pernapasan, dalam
menganangi
dan nadi). pemberian
dalam penurunan
Menyatakan analgesik untuk
nyeri.
rasa nyaman mengurangi
setelah nyeri nyeri.( tentukan
berkurang. analgesik
pilihan, rute
pemberian, dan
dosis optimal).
6. Implementasi Keperawatan
61
Tabel 4.3 Implementasi Asuahan Keperawatan
No Diagnosa Hari / Jam Implementasi Paraf
Keperaw Tanggal
atan
nyeri
Hasil :
Pernapasan : 24 x/menit
Nadi : 98 x/menit
Suhu : 39,5◦C
PQRST :
P : Demam Tinggi
bagian kepala
S : Skala Nyeri 7
10.15 T : Berangsur-angsur
62
Hasil :
Pasien Nampak terbaring
lemah
Konjungtiva pucat
Pasien Nampak meringis
Pasien Nampak gelisah
Tingkat skala nyeri : 7
Pernapasan : 24 x/menit
Nadi : 98 x/menit
12.00
Suhu : 39,1◦C
3. mengendalikan faktor
lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon
pasien terhadap
ketidaknyamanan seperti
12.20
Suhu lingkungan.
Hasil :
Ambroxol tab. 30 mg
3x1
Hasil :
batuk
63
Skala nyeri : 7
nyeri
Hasil :
lemah
Pernapasan : 22x/menit
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 39,0◦C
PQRST :
P : Demam Tinggi
bagian kepala
T : Berangsur-angsur
64
terbaring lemah
Konjungtiva pucat
Mukosa bibir kering
Pasien masih Nampak
gelisah
Tingkat skala nyeri : 6
Nadi : 92 x/menit
Suhu : 38,8◦C
3. mengendalikan faktor
lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon
13.20 pasien terhadap
ketidaknyamanan seperti
Suhu ruangan
Hasil :
Ambroxol tab. 30 mg
3x1
Hasil :
gelisah
65
Pasien masih nampak batuk
Suhu : 38,8 ◦C
nyeri
Hasil :
lemah
Pernapasan : 25x/menit
Nadi : 89 x/menit
Suhu : 39,2◦C
PQRST :
P : Demam Tinggi
R : Di bagian kepala
T : hilang timbul
66
terbaring lemah dalam
kondisi Infus tidak
terpasang karena Nampak
adanya pembengkakan.
Konjungtiva pucat
Mukosa bibir kering
Tingkat skala nyeri : 5
Nadi : 92 x/menit
Suhu : 38,9◦C
3. mengendalikan faktor
lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon
pasien terhadap
13.05
ketidaknyamanan seperti
Suhu ruangan
Hasil :
Hasil :
Pasien meminum obat yang
67
dianjurkan
Pasien Masih Nampak
Batuk
Pasien Nampak lemah
Nyeri 30 / juli 13.55
4. 1. melakukan pengukuran
akut / 2018
tanda – tanda vital dan skala
nyeri
Hasil :
tenang
Pernapasan : 22x/menit
Nadi : 91 x/menit
14.30
Suhu : 37,0◦C
S : Skala Nyeri 5
68
Pernapasan : 21x/menit
Nadi : 91 x/menit
Suhu : 36,8◦C
3. mengendalikan factor
lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon
17.15
pasien terhadap
ketidaknyamanan seperti
Suhu ruangan.
Hasil :
Pasien Nampak tenang
Ambroxol tab. 30 mg
3x1
Hasil :
nyeri
Hasil :
tenang
69
TD: 110/70 mmhg
Pernapasan : 20x/menit
Nadi : 86 x/menit
Suhu : 36,8◦C
S : Skala Nyeri 2
Pernapasan : 20x/menit
Nadi : 86 x/menit
Suhu : 36,5◦C
3. mengendalikan factor
mempengaruhi respon
pasien terhadap
ketidaknyamanan seperti
Suhu ruangan.
70
Hasil :
Ambroxol tab. 30 mg
3x1
10.20
7. Evaluasi Keperawatan
71
Nama Pasien : An. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. RM : 00-60-56
Diagnosa Medis : Dengue Hemorrhagic Fever
Tabel 4.4 Evaluasi Keperawatan
No. Tanggal Jam Evaluasi Paraf
merasa kedinginan
terasa sakit
DO :
Pernapasan : 24 x/menit
Nadi : 98 x/menit
Suhu : 39,1◦C
PQRST :
P : Udara Dingin
bagian kepala
S : Skala Nyeri 7
72
T : Berangsur-angsur
Konjungtiva pucat
jam/I.V
28 / 14.00 DS:
2.
juli/2018 Pasien mengeluh badan lemas
merasa dingin
DO :
lemah
Konjungtiva pucat
73
Pernapasan : 22x/menit
Nadi : 92 x/menit
Suhu : 38,8◦C
PQRST :
P : Udara Dingin
bagian kepala
S : Skala Nyeri 6
T : Berangsur-angsur
jam/I.V
29 / 14.00 DS :
juli/2018 Pasien Mengatakan masih
sakit
74
DO :
Pasien Nampak masih terbaring
pembengkakan.
Konjungtiva pucat
Pernapasan : 23x/menit
Nadi : 92 x/menit
Suhu : 38,9◦C
17.30 DS :
4. 30 /
Pasien Mengatakan nyeri kepala
juli/2018
mulai berkurang
75
merasa lemas.
DO :
Pasien mulai Nampak tenang
Tingkat skala nyeri : 4
Pernapasan : 21x/menit
Nadi : 91 x/menit
Suhu : 36,8◦C
inj. Fioramol Infusion 500 mg/8
jam/I.V
DO :
76
TTV : TD: 110/80 mmhg
Pernapasan : 20x/menit
Nadi : 86 x/menit
Suhu : 36,5◦C
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
Dari tabel 4. 1 dapat dilihat bahwa pengukuran nyeri dilakukan sebelum dan
sesudah setelah melakukan kompres air hangat dan massase, yaitu pada
pengukuran nyeri dilakukan selama lima hari. Pada hari pertama nyeri
terukur cukup berat, sampai hari kedua nyeri pasien sudah mulai ada
perubahan penurunan 1 angka menjadi kategori sedang yaitu skala nyeri 6,
sedangkan pada hari ketiga nyeri klien masih tetap kategori sedang sebelum
dilakukannya kompres air hangat dan massase, namun setelah di lakukan
77
terdapat penurunan skala, dari skala nyeri 6 menjadi skala nyeri 45, pada
hari ke empat sampai hari ke lima nyeri klien sudah termasuk kategori
ringan, yaitu dari skala nyeri 4 menjadi skala nyeri 2.
Tabel 4.6
Catatan Perkembangan Nyeri
N Lama
o Hari NOC
Pain Level Kontrol Pain
2. Ekspresi Nyeri
Wajah:
Pasien Nampak Gelisah
Dan Meringis
3. Tanda-Tanda Vital
TD: 130/80 mmhg
78
Pernapasan : 24
x/menit
Nadi : 98 x/menit
Suhu : 39,5◦C
2. Ekspresi Nyeri
Wajah
Pasien Masih Nampak
Gelisah Dan Meringis
3. Tanda-Tanda
Vital
TTV : TD: 120/80
mmhg
Pernapasan : 22x/menit
Nadi : 92 x/menit
79
Suhu : 38,8◦C
Pernapasan : 23x/menit
Nadi : 92 x/menit
Suhu : 38,9◦C
80
4. Keempa 1. Nyeri Yang Di 1. Menggunakan
t laporkan Tingkat Tindakan Pengurangan
Skala Nyeri ( Nyeri) Secara Non
PQRST : Farmakologi:
Menggunakan Teknik
P : Demam Tinggi
Kompres Air Hangat
Q : Seperti di tusuk
Dan Massase
tusuk 2. Menggunakan
Farmakologi Yang Di
R : Di bagian kepala
Rekomondasikan
S : Skala Nyeri 4
inj. Fioramol Infusion
T : hilang timbul
500 mg/8 jam/I.V
2. Ekspresi Nyeri
Ambroxol tab. 30 mg
Wajah
3x1
Pasien Mulai
Nampak Tenang
3. Tanda-Tanda
Vital
TD: 110/80 mmhg
Pernapasan : 21x/menit
Nadi : 91 x/menit
Suhu : 36,8◦C
81
tusuk 2. Menggunakan
Farmakologi Yang Di
R : Di bagian kepala
Rekomondasikan
S : Skala Nyeri 2
Ambroxol tab. 30 mg
T : hilang timbul 3x1
2. Ekspresi Nyeri
Wajah
Pasien Nampak
Tenang
3. Tanda-Tanda Vital
TD: 110/80 mmhg
Pernapasan : 20x/menit
Nadi : 86 x/menit
Suhu : 36,5◦C
B. Pembahasan
akut selama 2-7 hari yang di tandai dengan dua atau lebih manifestasi klinis
salah satunya nyeri kepala (sakit kepala). Sedangkan tujuan kasus diperoleh
82
Penulis akan membahas mengenai hasil dari studi kasus yang telah
1. Pengkajian Keperawatan
keperawatan ini terdiri dari dua bagian, yaitu data primer (pasien) , dan
(Wilkinson, 2014).
dengue dan di tularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti, sehingga yang
terjadi demam akut selama 2-7 hari yang di tandai dengan dua atau lebih
Menurut (Suriadi Dan Yuliani, 2010), tanda dan gejala yang lazim pada
penderita DBD pada anak yaitu mengeluh sakit kepala (nyeri), Nyeri otot,
tulang sendi Demam tinggi atau Panas, , abdomen, Mual, muntah, tidak ada
83
nafsu makan, diare, konstipasi Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit;
dingin, tekanan darah menurut, gelisah, capillary refil lebih dari dua detik,
riwayat nyeri, keluhan nyeri seperti lokasi, intensitas, kualitas dan waktu
Pada tahap pengkajian yang dilakukan pada pasien tersebut, yaitu penulis
nyaman (nyeri) dengan pengkajian per sistem, yaitu tentang biodata pasien
pengukuran skala nyeri dengan menggunakan skala nyeri deskriptif. Pada saat
disertai nyeri kepala dan pusing, badan terasa lemas, pasien mengatakan tiba-
tiba tidak mampu duduk dan hanya bisa terbaring, serta pasien pernah masuk
RS sejak 6 tahun yang lalu dengan penyakit thypoid. Data objektif yang
waktu nyeri berangsur angsur, nyeri terasa di daerah Nyeri seluruh badan dan
bagian kepala, nampak ibu pasien sesekali memegang dan memijat An. M
pada bagian yang nyeri . Tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 98×/m, S
84
Hasil pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan di peroleh dari hasil
mengalami peningkatan dari kisaran normal yaitu dari hasil 13.2 dari batas
Berdasarkan hal tersebut, tidak diperoleh kesenjangan antara kasus nyata dan
teori tentang penyakit DBD maupun tentang teori nyeri, dimana tanda dan
gejala DBD pada teori yaitu sakit kepala (nyeri), Nyeri otot, tulang sendi
Demam tinggi atau Panas, , abdomen, Mual, muntah, tidak ada nafsu makan,
tekanan darah menurut, gelisah, capillary refil lebih dari dua detik, nadi cepat
dan lemah). dimana tanda dan gejala tersebut juga terdapat pada hasil
pengkajian pada pasien, yaitu mengeluh sakit kepala (nyeri), pusing, dan
lemas, adanya riwayat masa lalu Ibu pasien mengatakan An. M sebelumnya
diperoleh kesenjangan antara teori dan kasus nyata, dimana pada teori
riwayat nyeri, keluhan nyeri seperti lokasi nyeri, kualitas, waktu dan skala
nyeri. Adapun data yang diperoleh dari pengkajian kasus yaitu pasien
mengeluh nyeri kepala , seperti tertusuk tusuk, dengan waktu nyeri berangsur
angsur, skala nyeri 7, dan nampak sesekali pasien memegang dan memijat
85
Faktor pendukung yang ditemukan pada saat melakukan pengkajian
yaitu sikap kooperatif dari pasien dan keluarga pasien, serta adanya format
melakukan pengkajian.
2. Diagnosa Keperawatan
kesehatan.
Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien DBD berdasarkan teori, yaitu :
b. Nyeri
pasien DBD
Pada pengkajian dan analisa data yang telah dilakukan pada pasien
diagnosa yang dapat diangkat dari hasil pengkajian tersebut yaitu nyeri akut.
86
terjadinya nyeri pada pasien DBD yaitu adanya virus dengue yang di
demam akut selama 2-7 hari yang di tandai dengan dua atau lebih
akan mengakibatkan kondisi di mana virus hadir dalam aliran darah, yang
pembuluh darah pada otak sehingga terjadi nyeri kepala dan nyeri otot
5) Laporan nyeri
6) Diaforesis
7) Perilaku distraksi
Batasan karakteristik yang ditemukan pada teori dan hasil pengkajian yang
87
batasan karakteristik yang ditemukan pada hasil pengkajian sehingga dapat
secara verbal
berkaitan dengan adanya perubahan tingkat nyeri dan suhu badan, laporan
nyeri dengan alat ukur, serta sikap melindungi area nyeri. Pada batasan
diperlihatkan oleh pasien. Dimana pada teori tentang nyeri dijelaskan bahwa
salah satu faktor penyebab pasien mempersepsikan nyeri yaitu usia, jenis
kita lihat pasien yang mengalami nyeri ini berjenis kelamin laki-laki, yang
3. Intervensi Keperawatan
spesifik dari tindakan yang akan dilakukan oleh perawat. Dari diagnosa
diagnosa keperawatan.
88
Intervensi keperawatan yang dapat digunakan berdasarkan teori yaitu
a. NIC
1) Pain management
nyeri secara non farmakologi, yaitu teknik kompres air hangat dan
menurunkan nyeri yang dirasakan pasien, Tujuan ini juga sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan oleh teori yaitu melaporkan bahwa nyeri berkurang
keluhan yang akan dirasakan oleh penderita DBD salah satunya yaitu nyeri
89
4. Implementasi Keperawatan
badan sebelum dan sesudah melakukan kompres air hangat dan massase
dalam yang digunakan sebagai tolak ukur penunjang, dimana suhu badan
yang tinggi dapat mempengaruhi nyeri seperti tanda dan gejala yang sudah
90
nyeri, yaitu mengenai suhu badan juga harus diberikan tindakan
5. Evaluasi Keperawatan
juli 2018 diperoleh hasil skala nyeri dan suhu badan klien mengalami
perubahan yaitu pada hari pertama skala nyeri 7 (cukup berat), suhu badan
39,5 °C, tekanan darah pasien 130/80 mmHg, nadi 98×/menit, suhu
perawatan dan pemberian tindakan kompres air hangat dan massase dalam
selama 5 hari skala nyeri klien mengalami penurunan, yaitu menjadi skala
oleh pasien. Penurunan skala nyeri ini, disertai dengan perubahan tekanan
penurunan skala nyeri dan suhu badan tindakan non farmakologi ini hanya
91
1. Keterbatasan Studi kasus yang dilakukan selama lima hari di Ruang rawat
Mina ini, diantaranya dari segi sumber referensi atau informasi yang
diperoleh dari buku, dimana buku yang tersedia mengenai penyakit DBD dan
nyeri ini memiliki tahun terbit yang sudah hampir tidak dapat digunakan lagi
dalam pustaka KTI, sehingga teori-teori yang dijelaskan dalam studi kasus ini
kasus, dimana studi kasus ini pertama kali diterapkan, sehingga peneliti yang
melakukan studi kasus ini masih belum terlalu menguasai dalam pembuatan
3. Keterbatasan yang ketiga, yaitu lamanya waktu melakukan studi kasus. Pada
studi kasus ini peneliti dibatasi oleh waktu, di karenakan pasien dengan
92
DAFTAR PUSTAKA
Suriadi & Yuliani, R. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak (Edisi 2). Jakarta;
Sagung Seto
RS. Bahteramas. 2018. Profil RS. Bahteramas. Kendari: Staf Rekam Medik RS.
Bahteramas.
93
Infodatin . (2016). Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Diakses
13 Maret 2018 Pukul 10:50, http://www.infodatin/2016/ISSN 2442-
7659
http://jurnalpoltekkeskendari.ac.id/indekspISSN:2443-3861/e-
ISSN:2528-5602/donwload
Oktaviani, N. P. (2016). Hubungan Penyakit DHF Dengan Nyeri Otot Dan Sendi.
https://www.aodokter.com/komunitas/topic/dhf
Fhara. (2013). SOP Massase (Nyeri). Diakses 18 Agustus 2018 Pukul 15:00,
http://fharaeunhyuk.blogspot.com
http://puputpadyb.blogspot.com/2015/06/standar-operasional-prosedur-
sop-kompres
94
Lampiran 1
Nama Mahasiswa :
No Rekam Medik :
Nim :
Ruangan/RS :
Diagnosa Medis :
A. BIODATA
1. Identitas Klien
a. Nama /Nama Panggilan :
b. Tempat tanggal lahir :
c. Jenis Kelamin :
d. Agama :
e. Pendidikan :
f. Alamat :
g. Tanggal Masuk :
h. Tanggal Pengkajian :
i. Diagnosa Medis :
j. Rencana Terapi :
95
B. KELUHAN UTAMA/ALASAN MASUK RUMAH SAKIT
Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan medis, jika anak
tidak dapat mengungkapkan tanya kepada keluarga alasan keluarga
membawa anaknya ke unit pelayanan kesehatan, jika anak tidak
mempunyai keluhan utama, lakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui
penyebab sakitnya.
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Waktu timbulnya penyakit, kapan? Jam ?
b. Bagaimana awal munculnya? Tiba-tiba? Berangsur-angsur?
c. Keadaan penyakit, apakah sudah membaik, parah atau tetap sama
dengan sebelumnya ?
d. Usaha yang dilakukan untuk mengurangi keluhan ?
e. Kondisi saat dikaji → PQRST
b. Natal
1. Tempat melahirkan (rumah sakit, klinik, rumah)
2. Lama dan jenis persalinan ? adakah kesulitan ?
3. Penolong persalinan ?
4. Cara untuk memudahkan persalinan ? (obat.penghilang rasa
nyeri )
5. Pembiusan selama proses melahirkan ?
6. Komplikasi waktu lahir
96
3. Keadaan anak penyakit (kuning, kebiruan, kemerahan, problem
menyusui, BB tidak stabil)
4. Apakah bayi meninggalkan RS dengan ibunya
D. RIWAYAT IMUNISASI
No Jenis Imunisasi Waktu Reaksi Setelah
Pemberian Pemberian
1. BCG
2. DPT (I, II, III)
3. POLIO (I, II, III)
4. CAMPAK
5. HEPATITIS
6. Lain-lain
97
c. Merangkak
d. Berdiri
e. Berjalan
f. Senyum kepada orang lain pertama kali
g. Bicara pertama kali
h. Berpakaian tanpa bantuan
F. RIWAYAT NUTRISI
1. Pemberian Asi
a. Pertama kali disusui
b. Waktu dan cara pemberian
c. Lama pemberian
d. Asi diberikan sampai usia
4. Pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia sampai nutrisi saat ini
G. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
1. Identitas klien tentang kehidupan sosial, apakah tinggal di apartemen,
rumah sendiri, kontrak? Lingkungan berada di kota, setengah kota,
desa ? apakah dekat dengan sekolah ? apakah ada tempat bermain ?
punya kamar tidur sendiri ? apakah ada tangga yang bisa berbahaya ?
apakah anak punya ruang bermain ?
2. Identifikasi kehidupan perkawinan orang tua anak
3. Hubungan antar anggota keluarga
4. Siapa yang mengasuh anak ? apakah orang tua menitipkan di tempat
perawatan anak ?
5. Penerapan disiplin
6. Latihan toilet
7. Pola bermain
98
H. RIWAYAT SPIRITUAL
1. Kaji ketaatan anak beribadah dan menjalankan kepercayaannya
2. Support sistem dalam keluarga
3. Ritual yang biasa di jalankan oleh klien dan keluarga.
I. REAKSI HOSPITALISASI
1. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
a. Mengapa ibu membawa anaknya ke rumah sakit
b. Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak
c. Bagaimana perasaan orang tua saat ini
d. Apakah orang akan selalu berkunjung
e. Siapa yang akan tinggal dengan anak (rawat gabung)
2. Cairan
a. Jenis minuman yang dikonsumsi dalam 24 jam
b. Frekuensi minum
c. Kebutuhan cairan dalam 24 jam
99
c. Bila tidak dapat tidur apa yang dilakukan
d. Apakah tidur secara rutin?
e. Apakah ada kebiasaan sebelum tidur?
5. Olah raga
a. Program olah raga tertentu?
b. Berapa lama melakukan dan jenisnya ?
c. Perasaan anak setelah melakukan olah raga
6. Personal Hygiene
a. Mandi (frekuensi, cara, alat mandi, kesulitan mandi / dibantu)
b. Cuci rambut
c. Gunting kuku & Gosok gigi
7. Aktivitas/Mobilitas Fisik
a. Kegiatan sehari – hari
b. Pengaturan jadwal harian
c. Penggunaan alat bantu untuk aktivitas
d. Kesulitan pergerakan tubuh
8. Rekreasi
a. Bagaimana perasaan anak saat sekolah ?
b. Berapa banyak waktu luang anak diluar sekolah dan les?
c. Apakah anak puas setelah rekreasi?
d. Apakah keluarga menghabiskan waktu senggang dengan anak
e. Bagaimana perbedaan hari libur dan hari sekolah?
K. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum Klien
a. Tanda-tanda dan distress
b. Penampilan dihubungkan dengan usia
c. Ekspresi wajah, bicara, mood
d. Berpakaian dan kebersihan umum
2. Tanda-Tanda Vital
a. Tekana darah :
b. Suhu :
c. Nadi :
d. Pernapasan :
3. Antropometri
a. Tinggi badan :
b. Berat badan :
c. Lingkar lengan atas :
d. Lingkar kepala :
100
e. Lingkar dada :
f. Lingkar perut :
g. Skin fold :
4. Sistem Pernapasan
a. Hidung : Kesimetrisan, pernafasan cuping hidung, adanya
secret/polip, passase udara
b. Leher : pembesaran kelenjar, tumor
c. Dada :
1. Bentuk dada (normal, barrel, pigeon chest)
2. Perbandingan ukuran anterior-posterior tranversal
3. Gerakan dada (kiri dan kana, apakah ada retraksi)
4. Keadaan proxsesus xipoideus
5. Apakah ada suara nafas tambahan
d. Apakah ada clubbing finger
5. Sistem Cardiovaskuler
a. Conjungtiva (anemia/tidak), bibir (pucat, cyanosis)
b. Arteri carotis
c. Tekanan vena jugularis
d. Ukuran jantung
e. Ictus cordis/apex
f. Suara jantung (Mitral, Tracuspidalis, S1, S2, Bising aorta, mur-
mur, galiop)
g. Capillary Refilling time
6. Sistem pencernaan
a. Sklera (ikterus/tidak)
b. Bibir (lembab, kering, pecah-pecah, labio skizis)
c. Mulut (stomatitis, apakah ada palato skizis, jumlah gigi,
kemampuan menelan, gerakan lidah)
d. Gaster (kembung, gerakan peristaltik)
e. Abdomen (periksa sesuai dengan organ dalam tiap kuadran)
f. F. Anus ( kondisi, spincter ani, koordinasi)
7. Sistem indra
a. Mata
1. Kelopak mata, bulu mata, alis, lipatan epikankus dengan ujung
atas telinga
2. Visus (gunakan snellen Chard)
3. Lapang pandang
b. Hidung
1. Penciuman, perih hidung, trauma mimisan
2. Sekret yang menghalangi penciuman
c. Telingan
101
1. Keadaan daun telinga, operasi telinga
2. Kenal auditoris
3. Membrana tympani
4. Fungsi pendengaran
8. Sistem Syaraf
a. Fungsi cerebral
1. Status mental (orientasi, daya ingat perhatian dan perhitungan,
bahasa)
2. Kesadaran (eyes, motorik, verbal) dengan GCS)
3. Bicara (ekspresive dan resiptive)
b. Fungsi cranial (syaraf cranial I s/d XII)
c. Fungsi motorik (massa, tonus dan kekuatan otot)
d. Fungsi sensorik (suhu, nyeri, getaran posisi dan diskriminasi)
e. Fungsi cerebellum (koordinasi dan keseimbangan)
f. Reflekx (ekstremitas atas, bawah dan uperficla)
g. Iritansi meningen (kaku kuduk, lasaque sign, evenig sign,
brudzinkin sign)
9. Sistem Muskuloskeletal
a. Kepala (bentuk kepala)
b. Vertebrata (bentuk, gerakan, ROM)
c. Pelvis (Thomas test, trendelenberg test, ortolani / barlow test,
ROM)
d. Lutut )Mc murray test, ballottement, ROM)
e. Kaki (keutuhan ligamen, ROM)
f. Bahu, dan Tangan
102
12. Sistem Perkemihan
a. Oedema palpebra
b. Moon face
c. Odema anasarka
d. Keadaan kandung kemih
e. Nocturia, dysuria, kencing batu
a. Wanita
1. Payudara (Putting, areola mamae, besar, perbandingan kiri dan
kanan
2. Labia mayora dan minora
3. Keadaan hymen
4. Haid pertama (bila anak sudah haid)
5. Siklus haid
b. Laki-laki
1. Keadaan gland penis (urethra)
2. Testis (sudah turun / belum)
3. Pertumbuhan rambut (kumis, jengut, ketiak)
4. Pertumbuhan jakun
5. Perubahan suara
6. Wet dream
L. PEMERIKSAAN TINGKATPERKEMBANGAN
1. 0 – 6 Tahun
Dengan menggunakan DDST
a. Motorik Kasar
b. Motorik Halus
c. Bahasa
d. Personal Sosial
2. 6 Tahun Keatas
a. Perkembangan Kognitif
b. Perkembangan Psikosexual
103
c. Perkembangan Psikososial
M. TEST DIAGNOSTIK
1. Laboratorium → Tulis Nilai Normalnya
2. Ro Photo / Radiologi
3. CT Scan
4. USG, ECG, EKG
104
Lampiran 2
A. DATA DEMOGRAFI
A. BIODATA
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin :
4. Alamat :
5. Suku/Bangsa :
6. Status Perkawinan :
7. Agama :
8. Pekerjaan :
9. Diagnosa Medik :
10. No. Rekam Medik :
11. Tanggal Masuk :
12. Tanggal Pengkajian :
B. PENANGGUNG JAWAB
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin :
4. Pekerjaan :
5. Hubungan Dengan Klien :
105
3. Keadaan Penyakit Apakah Sudah Membaik, Parah Atau Tetap
Sama?
4. Usaha Yang Dilakukan Untuk Mengurangi Keluhan?
5. Kondisi Saat Dikaji (PQRST)?
1. Penyebab Nyeri
a. Benda Tajam :
b. Trauma :
c. Benda Tumpul :
d. Dan Lain – Lain :
2. Regional (Daerah)
a. Bagian Dalam :
b. Seluruh Badan :
c. Bagian Permukaan :
d. Apakah Menjalar Kebahagian Lain :
3. Intesitas Nyeri
a. Ringan :
b. Sedang :
c. Parah :
d. Sangat Parah :
4. Kualitas Nyeri
a. Sakit :
b. Terbakar :
c. Tertusuk :
5. Waktu
a. Apakah Pernah Mendarita Penyakit/Trauma Yang
Menyebabkan Rasa Nyeri?
106
b. Jika Ya, Kapan Terjadi?
c. Lamanya Berlangsung?
d. Interval Nyeri?
6. Faktor Yang Meringankan
a. Apakah Pernah Membeli Obat Untuk Menghilangkan Rasa
Nyeri :
b. Kalau Pernah, Obat Apa Yang DiKonsumsi :
c. Dosis Obat Yang Di gunakan :
d. Efek Obat Yang Digunakan :
e. Selain Obat, Tindakan Apa Yang Dilakukan :
1. Nonton :
2. Nyanyi :
3. Cerita :
4. Dll :
7. Pengaruh Nyeri Terhadap Aktivitas :
a. Tidur :
b. Makan :
c. Bekerja :
d. Interaksi :
8. Gejala Klinik Lain Yang Menyertai Nyeri
a. Mual :
b. Muntah :
c. Pusing :
d. Konstipasi :
e. Suhu Tubuh :
f. Menggingil :
g. Dll; :
9. Pemerikasaan Diagnostik
a. Laboratorium :
b. Foto Rontgen :
c. EKG :
d. Pemeriksaan Lain :
107
Lampiran 3
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
KOMPRES HANGAT
1. Pengertian
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh
yang memerlukan. Peberian kompres dilakukan pada radang persendian,
kekejangan otot, perut kembung, dan kedinginan
2. Tujuan
a. Memperlancar sirkulasi darah
b. Menurunkan suhu tubuh
c. Mengurangi rasa sakit
d. Memberikan rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien
e. Memperlancar pengeluaran eksudat
f. Merangsang peristaltic usus
3. Indikasi
a. Klien yeng kedinginan (suhu tubuh yang rendah)
b. Klien dengan perut kembung
c. Klien yang punya penyakit peradangan, seperti radang persendian
d. Sepasme otot
e. Adanya abses, hematoma
4. Alat dan bahan
a. Larutan kompres berupa air hangat 40◦ dalam wadah baskom atau kom
b. Handuk/ kain/ washlap untuk kompres
c. Handuk pengering
d. Sarung tangan
e. Termoneter
5. Prosedur tindakan
a. Beri tahu klien, siapkan alat, klien dan lingkungan
b. Cuci tangan
c. Ukur suhu tubu
108
d. Basahi kain pengompres dengan air, peras kain sehingga tidak terlalu
basah
e. Letakkan kain pada daerah yang akan di kompres
f. Tutup kain kompres dengan handuk kering
g. Apabila kain telah kering atau suhu kain relative menjadi dingin,
masukkan kembali kain kompres ke dalam cairan kompres dan letakkan
kembali di daerah kompres, lakukan berulang – ulang hingga efek yang
diiginkan dicapai
h. Evaluasi hasil dengan mengukur suhu tubuh dan menayakan kembali
keluhan nyeri pada klien setelah 20 menit
i. Setelah selesai, keringkan daerah kompres atau bagian tubuh yang basah
dan di rapikan alat
j. Cuci tangan
6. Evaluasi
a. Respon klien
b. Alat kompres terpasang dengan benar
c. Suhu tubuh klien membaik
d. Keluhan nyeri berkurang
7. Dokumentasi
a. Waktu pelaksana
b. Catat hasil dokumentasi setiap tindakan yang dilakukan dan di evaluasi
c. Nama perawat yang melaksanakan
109
Lampiran 4
1. Pengertian
Massase adalah tindakan keperawatan dengan cara memberikan massase
pada klien dengan memenuhi kebutuhan rasa nyaman (nyeri) pada daerah
superfisial atau pada oto/tulang. Tindakan massase ini hanya untuk
membantu mengurangi rangsangan nyeri akibat terganggunya sirkulasi.
2. Tujuan
Meningkatkan sirkulasi pada daerah yang di massase
Meningkatkan relaksasi
3. Alat dan Bahan
Minyak untuk massase
Handuk
4. Prosedur Kerja
a) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b) Cuci tangan
c) Lakukan massase pada daerah yang dirasakan nyeri selama 5-10 menit
d) Lakukan massase dengan menggunakan telapak tangan dan jari
dengan tekanan halus.
e) Teknik massase dengan gerakan tangan selang-selang (tekanan
pendek,cepat, dan bergantian tangan) dengan menggunakan telapak
tangan dan dari dengan memberikan tekanan ringan. Dilakukan bila
nyeri terjadi di pinggang.
f) Teknik remasan (mengusap otot bahu) dapat dilakukan bila nyeri
terjadi pada daerah sekitar bahu.
g) Teknik massase dengan gerakan menggesek dengan menggunakan ibu
jari dan gerakan memutar. Masasse ini dilakukan bila nyeri dirasakan
didaerah punggung dan pinggang secara menyeluruh.
h) Teknik eflurasi dengan kedua tangan, dapat dilakukan bila nyeri
terjadi di daerah punngung dan pinggang.
i) Teknik petrisasi dengan menekan punggung secara horizontal
j) Teknik tekanan menyikat dengan menggunakan ujung jari, digunakan
pada akhir massase daerah pinggang.
110
Lampiran 5
INSTRUMEN PENELITIAN
111
Lampiran 6
INSTRUMEN PENELITIAN
2. Menggunakan Obat
analgesik yang di
rekomendasikan
112
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI
Nama :
Usia :
No RM :
Variabel Penelitian
No Tingkat Nyeri Hari Ke- 1 Hari Ke- 2 Hari Ke- 3 Hari Ke- 4 Hari Ke- 5
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
50 30
X5
17
27
31
X?
124