Anda di halaman 1dari 41

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM UNIT OPERASI PROSES 1


MODUL 1
FILTRASI

Disampaikan kepada Bapak Muhammad Ibadurrohman, S.T., M.T., Ph.D. (DIC)

Kelompok 10 – JUMAT
ANGGOTA KELOMPOK
1 Indira Octafiona (1606871373)
2 Lulus Ridho Pangudi (1706104400)
3 Muhammad Reza Fauzi (1606871480)
4 Wulan Silvia R. (1606907884)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
DEPOK
OKTOBER 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat, rahmat, hidayah, dan karunia yang telah diberikan-Nya, makalah
Praktikum Unit Operasi Proses Modul: Filtrasi dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat waktu. Tak lupa kami mengucapkan rasa syukur kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah, terutama kepada Bapak
Muhammad Ibadurrohman, S.T., M.T., Ph.D. (DIC). sebagai dosen yang telah
membimbing penulis selama proses pembelajaran Modul: Filtrasi ini berlangsung,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah Praktikum Unit Operasi Proses Modul: Filtrasi dibuat untuk
menyelesaikan laporan Praktikum Unit Operasi Proses dengan topik yaitu filtrasi.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna serta menambah pengetahuan bagi
penulis dan juga semua pihak yang membacanya.
Penulis menyadari dan memohon maaf apabila dalam menyusun dan
menulis makalah Praktikum Unit Operasi Proses Modul: Filtrasi masih terdapat
kekurangan, baik dalam segi bahasa penulisan maupun isi dari setiap materi yang
dibahas. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran terhadap
makalah ini agar penulis dapat mengevaluasi dan menjadikan penulis untuk
menjadi lebih baik dalam masa yang akan mendatang.

i UNIVERSITAS INDONESIA
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
BAB 1PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3. Tujuan ................................................................................................................... 2
1.4. Batasan Masalah .................................................................................................. 2
BAB 2TEORI DASAR ...........................................................................................3
2.1 Pengertian Filtrasi ........................................................................................3
2.2 Klasifikasi Filtrasi ........................................................................................4
2.3 Media Filter ..................................................................................................7
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Filtrasi ..................................................8
2.5 Persamaan Ruth ............................................................................................4
2.6 Persamaan Lewis ..........................................................................................5
BAB 3DATA PERCOBAAN DAN PENGOLAHAN DATA .............................7
3.1 Data Percobaan .................................................................................................... 7
BAB 4ANALISIS..................................................................................................18
4.1 Analisis Percobaan .....................................................................................18
4.2 Analisis Bahan dan Alat .............................................................................19
4.3 Analisis Hasil .............................................................................................20
4.4 Analisis Perhitungan dan Grafik ..............................................................222
4.5 Analisis Kesalahan ...................................................................................266
BAB 5PENUTUP..................................................................................................27
5.1. Kesimpulan.................................................................................................27
5.2. Saran ...........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................28

ii UNIVERSITAS INDONESIA
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Grafik Vf vs t/Vf pada Tekanan 0,5 psia ............................................9


Gambar 3.2. Grafik Vf vs t/Vf pada Tekanan 1 psia .............................................10
Gambar 3.3 Grafik Vf vs t/Vf pada Tekanan 1,5 psia ..........................................12
Gambar 3.4 Grafik log Vf vs log t pada tekanan 0.5 psi ........................................14
Gambar 3.5 Grafik log Vf vs log t pada tekanan 1 psi ...........................................15
Gambar 3.6 Grafik log Vf vs log t pada tekanan 1.5 psi ........................................17
Gambar 3.7 Hubungan log P dengan log t terhadap variasi tekanan .....................18

iii UNIVERSITAS INDONESIA


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Filtrasi merupakan salah satu proses pemisahan zat padat dari fasa
zat pelarutnya (yang merupakan suatu slurry) dengan menggunakan media
porous (berpori) seperti membran, yang dimana dengan menggunakan
media berpori tersebut, zat padatnya akan tertinggal sedangkan fasa zat
pelarutnya akan terpisahkan dan diteruskan. Zat padat yang tertahan
tersebut disebut cake dan fasa cair yang melewatinya disebut filtrat. Zat
padat yang menjadi cake inilah yang nantinya akan berfungsi sebagai filter
yang sesungguhnya.
Proses filtrasi dapat diklasifikasikan berdasarkan prinsip kerjanya,
yaitu; Filtrasi Tekanan (Pressure Filtration), yang menggunakan prinsip
pengaliran bahan dengan menggunakan beda tekanan yang terjadi, Filtrasi
Gravitasi (Gravity Filtration), yang menerapkan prinsip pengaliran bahan
berdasarkan gaya berat dari masing-masing komponen padat dan
pelarutnya, dan Filtrasi Vakum (Vacuum Filtration), yang menggunakan
prinsip kevakuman ruang (penghisapan) dalam mengalirkanbahannya.
Pada percobaan ini dilakukan jenis filtrasi tekanan karena menggunakan
perbedaan tekanan pada bagian suction dan discharge pompa yang akan
menjadi driving force fluida sehingga terjadi filtrasi.

1.2. Rumusan Masalah


1. Dapat melakukan uji coba (test) filtrasi pada tekanan konstan dengan
menggunakan filter press kecil agar metode uji coba dapat dikuasai
dari untuk observasi mekanisme pemisahan solid liquid.
2. Dapat menguji persamaan (filtrasi dari) Ruth dan Lewis, dan
menetukan konstanta-konstanta yang ada dalam persamaan tersebut.
3. Dapat mengukur/menentukan jumlah filtrat per unit waktu, pada
filtrasi larutan slurry pada tekanan konstan.

1 UNIVERSITAS INDONESIA
2

1.3. Tujuan
1. Untuk melakukan uji coba (test) filtrasi pada tekanan konstan dengan
menggunakan Filter Press kecil agar metoda uji coba dapat dikuasai;
dan untuk observasi mekanisme pemisahan solid liquid
2. Untuk menguji persamaan (filtrasi dari) Ruth dan Lewis, dan
menentukan konstanta-konstanta yang ada dalam persamaan tersebut
3. Untuk mengukur/ menentukan jumlah filtrat per unit waktu, pada
filtrasi larutan slurry pada tekanan konstan

1.4. Batasan Masalah


1. Slurry yang digunakan berbahan dasar dari tepung sebanyak 250 gram
yang dilarutkan dalam reservoir tank kemudian diaduk secara terus-
menerus agar tidak terjadi pendendapan.
2. Percobaan dilakukan sebanyak tiga kali variasi tekanan umpan, yaitu
0,5 psi ; 1 psi; dan 1,5 psi.
3. Pada setiap variasi tekanan dilakukan pengukuran volume filtrat
sebanyak 10 kali dalam selang waktu 2 menit dan juga berat cake yang
dihasilkan.

UNIVERSITAS INDONESIA
BAB 2
TEORI DASAR

2.1 Pengertian Filtrasi


Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, dimana zat padat itu
tertahan. Pada industri, filtrasi ini meliputi ragam operasi mulai dari penyaringan
sederhana hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang difiltrasi dapat berupa
cairan atau gas, dimana aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan,
padatan, atau keduanya. Suatu saat justru limbah padatnyalah yang harus
dipisahkan dari limbah cair sebelum dibuang. Seringkali umpan dimodifikasi
melalui beberapa pengolahan awal untuk meningkatkan laju filtrasi, misal
dengan pemanasan, kristalisasi, atau memasang peralatan tambahan pada
penyaring seperti selulosa atau tanah diatomae. Oleh karena varietas dari
material yang harus disaring beragam dan kondisi proses yang berbeda, banyak
jenis penyaring telah dikembangkan.
Hal yang paling utama dalam filtrasi adalah mengalirkan fluida melalui
media berpori. Filtrasi dapat terjadi karena adanya gaya dorong, misalnya ;
gravitasi, tekanan dan gaya sentrifugal. Pada beberapa proses media filter
membantu balok berpori (cake) untuk menahan partikel-partikel padatan di
dalam suspensi sehingga terbentuk lapisan berturut turut pada balok sebagai
filtrat yang melewati balok dan media tersebut.
Dalam skala industri, Sebelum peralatan filtrasi digunakan harus diperiksa
dahulu supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada waktu beroperasi,
misalnya penyaring tidak berfungsi secara optimum. Fluida mengalir melalui
media penyaring karena adanya perbedaan tekanan yang melalui media tersebut.
penyaring dilakukan agar dapat beroperasi pada:
1) Tekanan di atas atmosfer pada bagian atas media penyaring
2) Tekanan operasi pada bagian atas media penyaring
3) Dan vakum pada bagian bawah
Tekanan di atas atmosfer dapat dilakukan dengan gaya gravitasi pada
cairan dalam suatu kolom, dengan menggunakan pompa atau blower,atau dengan
gaya sentrifugal. Dalam suatu penyaring gravitasi media penyaring bias jadi

3
4

tidak lebih baik daripada saringan (screen) kasar atau dengan menggunakan
partikel kasar seperti pasir.
Penyaring gravitasi dibatasi penggunaannya dalam industri untuk suatu
aliran cairan kristal kasar,penjernihan air minum, dan pengolahan limbah cair.
Kebanyakan penyaring industri adalah penyaring tekan, penyaring vakum, atau
pemisah sentrifugal. Penyaring tersebut beroperasi secara kontinyu atau
diskontinyu, tergantung apakah buangan dari padatan tersaring terus-menerus
(steady) atau hanya sebagian. Sebagian besar siklus operasi dari penyaring
diskontinyu, aliran fluida melalui peralatan secara kontinyu, tetapi harus
dihentikan secara periodik untuk membuang padatan yang terakumulasi. Dalam
saringan kontinyu buangan padat atau fluida tidak dihentikan selama peralatan
beroperasi.
2.2 Klasifikasi Filtrasi
Berdasarkan gaya pendorong aliran, penyaringan diklasifikasikan
menjadi Penyaring gaya berat (gravity filters), Penyaring tekanan (Pressure
filters), Penyaring vakum (Vacuum filters), Penyaring sentrifugal
(Centrifugal filters).
2.2.1 Penyaring gaya berat (gravity filters)
Gravitasi adalah sistem pengaliran air dari sumber ke tempat reservoir
dengan cara memanfaatkan energi potensial gravitasi yang dimiliki air akibat
perbedaan ketinggian lokasi sumber dengan lokasi reservoir
• Merupakan tipe yang paling tua dan sederhana.
• Filter ini tersusun atas tangki-tangki yang bagian bawahnya berlubang-
lubang dan diisi dengan pasir-pasir berpori dimana fluida mengalir
secara laminer.
• Filter ini dugunakan untuk proses fluida dengan kuantitas yang besar
dan mengandung sedikit padatan. Contohnya : pada pemurnian air.

UNIVERSITAS INDONESIA
5

Gambar 2.1. Filter Menggunakan Gaya Gravitasi Pada Pemurnian Air


(sumber: napier-reid.com)

2.2.2 Penyaring tekanan (Pressure filters)


Suatu mesin press bersaringan berisi satu set plat yang didesain untuk
menyediakan serangkaian ruang atau kompartemen yang didalamnya padatan
dikumpulkan. Plat-plat tersebut dilingkupi medium penyaring seperti kanvas.
Slurry dapat mencapai tiap-tiap kompartemen dengan tekanan tertentu; cairan
melalui kanvas dan keluar ke pipa pembuangan, meninggalkan padatan cake
basah dibelakangnya.
Plat dari suatu mesin pres bersaringan dapat berbentuk persegi atau
lingkaran, vertikal atau horizontal. Kebanyakan kompartemen padatan
dibentuk dengan cetakan plat berbahan polipropelina. Dalam desain lain,
kompertemen tersebut dibentuk di dalam cetakan plat berbingkai (plate-and-
frame press), yang didalamnya terdapat plat persegi panjang yang pada satu
sisi dapat diubah-ubah. Pengoperasiannya sebagai berikut :
1. Plat dan bingkai dipasang pada posisi vertikal dalam rak logam, dengan
kain melingkupi permukaan setiap plat,dan ditekan dengan keras
bersama dengan memutar skrup hidrolik.
2. Slurry memasuki suatu sisi akhir dari rangkaian plat dan bingkai.
3. Slurry mengalir sepanjang jalur pada satu sudut rangkaian tersebut.
4. Jalur tambahan mengalirkan slurry dan jalur utama ke dalam setiap
bingkai.
5. Padatan akan terendapkan di atas kain yang menutupi permukaan plat.

UNIVERSITAS INDONESIA
6

6. Cairan menembus kain, menuruni jalur pada permukaan plat


(corrugation), dan keluar dari mesin press.
7. Setelah merangkai mesin press, slurry dimasukkan dengan pompa atau
tangki bertekanan (Pada percobaan ini 0,1 sampai 0,2 bar)

Gambar 2.2 Skema Filtrasi Tekanan


(sumber: researchgate.net)

2.2.3 Penyaring vakum (Vacuum filters)


Vacuum filter juga merupakan alat sterilisasi yang menggunakan
prinsip fisik mekanis, yaitu filtrasi. Komponen alat ini adalah dua wadah
penampung yang dibatasi oleh filter, serta sebuah lubang untuk pompa vakum.
Wadah pertama yang terletak di bagian atas berfungsi untuk menampung
cairan yang akan disterilisasi, dan wadah penampung kedua yang terletak
dibawah berfungsi untuk menampung cairan yang sudah disterilisasi. Kedua
wadah ini dibatasi oleh filter berpori-pori besar. Filter ini akan dilapisi lagi
dengan membrane sesuai dengan kebutuhan. Wadah bagian bawah memiliki
lubang yang dapat dihubungkan dengan pompa vakum. Saat bagian bawah
vakum, cairan dari wadah atas akan tertarik untuk melewati filter menuju
bagian bawah.

UNIVERSITAS INDONESIA
5

Gambar 2.3. Vacum Filtration


(sumber: York.ac.uk)

2.2.4 Penyaring sentrifugal ( Centrifugal filters)


Padatan yang membentuk cake berpori dapat dipisahkan dari cairan
dengan penyaringan berpusing. Umpan dimasukkan ke dalam keranjang
berputar yang memiliki dinding bercelah atau berlubang yang disampuli suatu
medium penyaring seperti kanvas atau kain logam. Tekanan yang dihasilkan
dari gaya sentrifugal memaksa cairan melewati medium penyaring,
meninggalkan padatannya. Jika umpan yang masuk keranjang dihentikan dan
padatan cake diputar untuk waktu yang singkat, kebanyakan cairan residu di
dalam cake mengalirkan partikel sehingga padatan lebih kering daripada hal
yang sama untuk mesin pres bersaringan (filter press) atau penyaring vakum
(vacuum filter). Ketika material yang tersaring harus dikeringkan secara
berurut dengan alat pemanas, pemakaian penyaring ini dapat dipertimbangkan
sebagai langkah ekonomis.
2.3 Media Filter
Pada operasi filter, umumnya dikenal dua macam media filter yaitu
media filter primer dan media filter sekunder. Media filter primer sebenarnya
bukan suatu media filter yang sesungguhnya, melainkan sebagai media filter
pembantu yang menahan zat padat pada permulaan proses. Media filter
primer ini dapat berupa kain, kertas saring, dan sebagainya, yang dipasang
pada permukaan filter.
Zat padat yang di permukaan filter membentuk lapisan cake yang dapat
berfungsi sebagai media filter yang sesungguhnya. Media filter inilah yang
diperkirakan/diperhitungkan karena akan mempengaruhi besarnya penahan

UNIVERSITAS INDONESIA
8

filtrasi. Filtrasi dapat dianggap dimulai dengan penahanan sama dengan nol,
berarti belum terbentuk cake. Dalam hal ini perlu dihitung suatu besaran Ve
(volum ekivalen), ialah volum filtrat yang menghasilkan cake yang
mempunyai penahanan sama dengan filter cloth (media filter primer) serta
saluran-saluran dalam filter yang dipakai untuk penyaringan.
Cake dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
2.3.1 Compressible Cake
Cake yang mengalami perubahan struktur dalam oleh adanya tekanan
(ruang berpori dalam cake mengecil, tahanan filtrasi makin besar). Hal ini
mengakibatkan proses filtrasi menjadi semakin sulit. Peristiwa ini terjadi
terutama bila bahan yang disaring berbentuk koloidal.
2.3.2 NonCompressible Cake
Cake yang tidak mengalami perubahan struktur walaupun diadakan
penekanan terhadapnya. Dalm praktek, jenis ini tidak ada, tapi untuk
mempermudah perhitungan, diadakan pendekatan dengan memakai rumus-
rumus yang berlaku untuk non compressible cake.
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Filtrasi
Dalam proses filtrasi terjadi reaksi kimia dan fisika, sehingga banyak
faktor–faktor yang saling berkaitan yang akan mempengaruhi pula kualitas air
hasil filtrasi, efisiensinya, dan sebagainya. Faktor–faktor tersebut adalah debit
filtrasi, kedalaman media, ukuran dan material, konsentrasi kekeruhan, tinggi
muka air, kehilangan tekanan, dan temperatur.
2.4.1 Debit Filtrasi
Debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter
secara efisien. Sehingga proses filtrasi tidak dapat terjadi dengan sempurna,
akibat adanya aliran air yang terlalu cepat dalam melewati rongga diantara
butiran media pasir. Hal ini menyebabkan berkurangnya waktu kontak antara
permukaan butiran media penyaring dengan air yang akan disaring.
Kecepatan aliran yang terlalu tinggi saat melewati rongga antar butiran
menyebabkan partikel–partikel yang terlalu halus yang tersaring akan lolos.

UNIVERSITAS INDONESIA
5

2.4.2 Konsentrasi Kekeruhan

Konsentrasi kekeruhan sangat mempengaruhi efisiensi dari filtrasi.


Konsentrasi kekeruhan air baku yang sangat tinggi akan menyebabkan
tersumbatnya lubang pori dari media atau akan terjadi clogging. Sehingga
dalam melakukan filtrasi sering dibatasi seberapa besar konsentrasi
kekeruhan dari air baku (konsentrasi air influen) yang boleh masuk. Jika
konsentrasi kekeruhan yang terlalu tinggi, harus dilakukan pengolahan
terlebih dahulu, seperti misalnya dilakukan proses koagulasi – flokulasi dan
sedimentasi.
2.4.3 Temperatur
Adanya perubahan suhu atau temperatur dari air yang akan difiltrasi,
menyebabkan massa jenis (density), viskositas absolut, dan viskositas
kinematis dari air akan mengalami perubahan. Selain itu juga akan
mempengaruhi daya tarik menarik diantara partikel halus penyebab
kekeruhan, sehingga terjadi perbedaan dalam ukuan besar partikel yang akan
disaring. Akibat ini juga akan mempengaruhi daya adsorpsi. Akibat dari
keduanya ini, akan mempengaruhi terhadap efisiensi daya saring filter.
2.4.4 Kedalaman Media, Ukuran, dan Material
Pemilihan media dan ukuran merupakan keputusan penting dalam
perencanaan bangunan filter. Tebal tipisnya media akan menentukan lamanya
pengaliran dan daya saring. Media yang terlalu tebal biasanya mempunyai
daya saring yang sangat tinggi, tetapi membutuhkan waktu pengaliran yang
lama.
Keadaan media yang terlalu kasar atau terlalu halus akan menimbulkan
variasi dalam ukuran rongga antar butir. Ukuran pori sendiri menentukan
besarnya tingkat porositas dan kemampuan menyaring partikel halus yang
terdapat dalam air baku. Lubang pori yang terlalu besar akan meningkatkan
rate dari filtrasi dan juga akan menyebabkan lolosnya partikel–partikel halus
yang akan disaring. Sebaliknya lubang pori yang terlalu halus akan
meningkatkan kemampuan menyaring partikel dan juga dapat menyebabkan
clogging (penyumbatan lubang pori oleh partikel–partikel halus yang tertahan)
yang terlalu cepat.

UNIVERSITAS INDONESIA
10

2.4.5 Tinggi Muka Air Di Atas Media dan Kehilangan Tekanan


Keadaan tinggi muka air di atas media berpengaruh terhadap besarnya
debit atau laju filtrasi dalam media. Tersedianya muka air yang cukup tinggi
diatas media akan meningkatkan daya tekan air untuk masuk kedalam pori.
Dengan muka air yang tinggi akan meningkatkan laju filtrasi (bila filter dalam
keadaan bersih). Muka air diatas media akan naik bila lubang pori tersumbat
(terjadi clogging) terjadi pada saat filter dalam keadaan kotor.
Untuk melewati lubang pori, dibutuhkan aliran yang memiliki tekanan
yang cukup. Besarnya tekanan air yang ada diatas media dengan yang ada
didasar media akan berbeda di saat proses filtrasi berlangsung. Perbedaan
inilah yang sering disebut dengan kehilangan tekanan (headloss). Kehilangan
tekanan akan meningkat atau bertambah besar pada saat filter semakin kotor
atau telah dioperasikan selama beberapa waktu. Friksi akan semakin besar
bila kehilangan tekanan bertambah besar, hal ini dapat diakibatkan karena
semakin kecilnya lubang pori (tersumbat) sehingga terjadi clogging.
2.5 Persamaan Ruth
Jika filtrasi dilakukan pada ΔP konstan, maka hubungan antara waktu
tertentu t (detik) dengan total volum filtrat Vf (cm3) yang terkumpul selama
waktu t, dapat diekspresikan delam persamaan:
𝑉𝑓 2 + 2𝑗. 𝑉𝑓 = ℎ . 𝑡
dengan: j dan h adalah konstanta yang dicari dari percobaan.
Persamaan lain yang menggambarkan hubungan antara t dan Vf adalah:
𝐴 . ∆𝑃 𝛼 .𝐶
. 𝑡 = 𝑅𝑓 . 𝑉𝑓 + . 𝑉𝑓 2
𝜇 2𝐴
di mana :
μ = viskositas
Rf = tahanan filter cloth
𝛼 = tahanan spesifik cake [m/kg]
C = berat solid/volum liquid [kg/m3 ]
A = luas permukaan filter
2.6 Persamaan Lewis
Persamaan Lewis dirumuskan sebagai :

UNIVERSITAS INDONESIA
5

𝑉𝑓 𝑚
( ) = 𝐾 . ∆𝑃 . 𝑡
𝐴
dengan: n, m, dan K adalah konstanta yang ditentukan oleh percobaan.
Jika dimisalkan sebagai C kemudian kedua ruas diubah menjadi bentuk
logaritma, maka persamaan Lewis menjadi:
m . log Vf = log C + log t
log t = m.log Vf - log C

𝑦= 𝑎 𝑥 𝑏
Dari bentuk tersebut maka dapat diplot grafik antara log Vf sebagai
sumbu-x dan log t (waktu) sebagai sumbu-y. Persamaan Lewis juga dapat
ditulis sebagai:
𝑉𝑓 𝑚 . ∆𝑃−𝑛
𝑡=
𝐾 . 𝐴𝑚
Jika (Vfm / K.Am) dimisalkan sebagai β dan persamaan diubah ke
dalam bentuk logaritma maka bentuknya menjadi :
log t = -n log ΔP + log β

log 𝑡 = −𝑛 𝑙𝑜𝑔∆𝑃 + 𝑙𝑜𝑔𝛽

𝑦= 𝑎 𝑥 𝑏

UNIVERSITAS INDONESIA
BAB 3
DATA PERCOBAAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Data Percobaan


Berikut ini adalah data yang telah diperoleh dari praktikum .

Table 3.1 Data pada P 0,5; 1; dan 1,5 psi


ΔP = 0,5 psia ΔP = 1 psia ΔP = 1,5 psia
t (s) Vf (cm3) t (s) Vf (cm3) t (s) Vf (cm3)
120 230 120 420 120 580
240 450 240 820 240 720
360 670 360 1210 360 1040
480 820 480 1460 480 1210
600 1080 600 1600 600 1430
720 1220 720 1780 720 1670
840 1400 840 1860 840 1980
960 1640 960 1980 960 2010
1080 1820 1080 2120 1080 2260
1200 2080 1200 2310 1200 2490

Uji coba filtrasi yang dilakukan pada praktikum ini adalah uji coba
pemisahan solid liquid dengan pengaruh tekanan konstan yang diatur dengan
filter press kecil. Persamaan Ruth dan Lewis untuk perhitungan filtrasi yang
digunakan untuk menentukan konstanta-kontanta pada persamaan tersebut.
Praktikum filtrasi juga memiliki tujuan untuk menentukan jumlah filtrat per
unit waktu pada filtrasi larutan slurry dengan tekanan yang konstan.

7 UNIVERSITAS INDONESIA
8

PENGOLAHAN DATA
Persamaan Routh
Persamaan Ruth dinyatakan sebagai berikut.

𝑉𝑓2 + 2 𝐽 𝑉𝑓 = ℎ 𝑡 (3.1)
Dengan :
J : hambatan intrinsic cake
h : driving force (melibatkan pressure drop)
Vf : total volume filtrat
t : waktu

dengan J dan h adalah konstanta yang akan ditentukan melalui pengolahan data
percobaan. Persamaan Ruth tersebut menyatakan hubungan antara waktu tertentu
pada proses filtrasi t (detik) dengan total volume filtrate Vf (cm3) yang terkumpul
selama waktu t detik yang terjadi pada ΔP yang konstan. Persamaan tersebut
dibagi dengan Vf h pada kedua ruas sehingga menjadi:

𝑡 1 2𝐽
= ℎ 𝑉𝑓 + (3.2)
𝑉𝑓 ℎ

Dengan :
J : hambatan intrinsic cake
h : driving force (melibatkan pressure drop)
Vf : total volume filtrat
t : waktu

Persamaan tersebut dijadikan ke dalam persamaan garis untuk mempermudah


perhitungan konstanta J dan h.

𝑡 1 2𝐽
= 𝑉𝑓 +
𝑉𝑓 ℎ ℎ
(3.3)
↓ ↓ ↓
𝑦 𝑚𝑥 𝑏

UNIVERSITAS INDONESIA
9

Persamaan Routh merupakan hubungan antara waktu (t) pada proses


filtrasi, dengan total volume filtrat Vf (cm3) yang terkumpul selama waktu (t)
pada P yang konstan.

Data hasil percobaan diolah dan diplot sesuai dengan persamaan di atas dengan Vf
sebagai sumbu x dan t/Vf sebagai sumbu y.

Pada saat ΔP = 0,5 psia

Tabel 3.2 Data pada Tekanan 0,5 psia


ΔP = 0,5 psia
t (s) Vf (cm3) x (Vf) y (t/Vf)
120 230 230 0.521739
240 450 450 0.533333
360 670 670 0.537313
480 820 820 0.585366
600 1080 1080 0.555556
720 1220 1220 0.590164
840 1400 1400 0.6
960 1640 1640 0.585366
1080 1820 1820 0.593407
1200 2080 2080 0.576923

UNIVERSITAS INDONESIA
10

Grafik Vf vs t/Vf pada Tekanan 0,5 psig


0.65

y = 0.000036x + 0.526415
R² = 0.599760
0.6

0.55

0.5
0 500 1000 1500 2000 2500

Gambar 3.1. Grafik Vf vs t/Vf pada Tekanan 0,5 psia

Didapatkan persamaan garis:


𝑦 = 0,000036𝑥 + 0,526415 (3.4)
atau
𝑡
= 0,000036 𝑉𝑓 + 0,526415 (3.5)
𝑉𝑓

Sehingga diperoleh
1
𝐺𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 = = 0,000036

Maka,
𝒄𝒎𝟔
𝒉 = 𝟐𝟕. 𝟕𝟕𝟕, 𝟕𝟖
𝒔
Persamaan garis 𝑦 = 0,000036𝑥 + 0,526415 memotong sumbu y saat y =
0,526415 yang merupakan nilai dari 2J/h, sehingga

𝑱 = 0,526415 = 𝟕. 𝟑𝟏𝟏, 𝟑𝟏𝟗 𝒄𝒎𝟑
2
Pada saat ΔP = 1 psia

Tabel 3.3 Data pada Tekanan 1 psia

ΔP = 1 psia
x (Vf) y (t/Vf)
t (s) Vf (cm3)

UNIVERSITAS INDONESIA
11

120 420 420 0.28571


240 820 820 0.29268
360 1210 1210 0.29752
480 1460 1460 0.32877
600 1600 1600 0.375
720 1780 1780 0.40449
840 1860 1860 0.45161
960 1980 1980 0.48485
1080 2120 2120 0.50943
1200 2310 2310 0.51948

Grafik Vf vs t/Vf pada Tekanan 1 psig


0.54
0.52 y = 0.000143x + 0.172011
0.5 R² = 0.849469
0.48
0.46
0.44
0.42
0.4
0.38
0.36
0.34
0.32
0.3
0.28
0.26
0.24
0.22
0.2
0 500 1000 1500 2000 2500

Gambar 3.2. Grafik Vf vs t/Vf pada Tekanan 1 psia

Didapatkan persamaan garis:


𝑦 = 0,000143𝑥 + 0,172011 (3.5)
atau
𝑡
= 0,000143 𝑉𝑓 + 0,172011 (3.6)
𝑉𝑓

Sehingga diperoleh
1
𝐺𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 = = 0,000143

UNIVERSITAS INDONESIA
12

Maka,
𝒄𝒎𝟔
𝒉 = 𝟔𝟗𝟗𝟑, 𝟎𝟎𝟕
𝒔
Persamaan garis 𝑦 = 0,000143𝑥 + 0,172011 memotong sumbu y saat y =
0,172011 yang merupakan nilai dari 2J/h, sehingga

𝑱 = 0,172011 = 𝟔𝟎𝟏, 𝟒𝟑𝟕𝟏 𝒄𝒎𝟑
2
Pada saat ΔP = 1,5 psia

Tabel 3.4 Data pada Tekanan 1,5 psia


ΔP = 1,5 psia
t (s) Vf (cm3) x (Vf) y (t/Vf)
120 580 580 0.2069
240 720 720 0.33333
360 1040 1040 0.34615
480 1210 1210 0.39669
600 1430 1430 0.41958
720 1670 1670 0.43114
840 1980 1980 0.42424
960 2010 2010 0.47761
1080 2260 2260 0.47788
1200 2490 2490 0.48193

UNIVERSITAS INDONESIA
13

Grafik Vf vs t/Vf pada Tekanan 1,5 psig


0.53 y = 0.000118x + 0.217719
0.51
0.49 R² = 0.814942
0.47
0.45
0.43
0.41
0.39
0.37
0.35
0.33
0.31
0.29
0.27
0.25
0.23
0.21
0.19
0.17
0.15
0 500 1000 1500 2000 2500 3000

Gambar 3.3 Grafik Vf vs t/Vf pada Tekanan 1,5 psia

Didapatkan persamaan garis:


𝑦 = 0,000118𝑥 + 0,217719 (3.7)
atau
𝑡
= 0,000118 𝑉𝑓 + 0,217719 (3.8)
𝑉𝑓

Sehingga diperoleh
1
𝐺𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 = = 0,000118

Maka,
𝒄𝒎𝟔
𝒉 = 𝟖𝟒𝟕𝟒. 𝟓𝟕𝟔
𝒔
Persamaan garis 𝑦 = 0,000118𝑥 + 0,217719 memotong sumbu y saat y =
0,217719 yang merupakan nilai dari 2J/h, sehingga

𝑱 = 0,217719 = 𝟗𝟐𝟐, 𝟓𝟑𝟖𝟏 𝒄𝒎𝟑
2
h dan j Rata-rata dari Ketiga Tekanan
Dengan demikian, diperoleh data h dan j dari ketiga tekanan.

Tabel 3.2.4. Data h dan j pada Ketiga Tekanan


∆P (psi) h (cm6/s) J (cm3)

UNIVERSITAS INDONESIA
14

0,5 27777,78 7311,319


1 6993,007 601,4371
1,5 8474,576 922,5381

27777,78 + 6992,007 + 8474,576 𝒄𝒎𝟔


̅=
𝒉 = 𝟏𝟒𝟒𝟏𝟓, 𝟏𝟐
3 𝒔
7311,319 + 601,4371 + 922,5381
𝒋̅ = = 𝟐𝟗𝟒𝟓, 𝟎𝟗𝟖 𝒄𝒎𝟑
3
Rangkuman Hasil Perhitungan

Tabel 3.5 Rangkuman Persamaan Ruth

∆𝑃 (psi) J (cm3) h (cm6/s) Persamaan Ruth

0,5 7311,319 27777,78 𝑉𝑓2 + 14622,638 𝑉𝑓 = 27777,78 𝑡

1 601,4371 6993,007 𝑉𝑓2 + 1202,874 𝑉𝑓 = 6993,007 𝑡

1,5 922,5381 8474,576 𝑉𝑓2 + 1845,0762 𝑉𝑓 =8474,576 𝑡

𝒄𝒎𝟔
̅ = 𝟏𝟒𝟒𝟏𝟓, 𝟏𝟐
𝒉
𝒔
𝒋̅ = 𝟐𝟗𝟒𝟓, 𝟎𝟗𝟖 𝒄𝒎𝟑
Persamaan Lewis
Persamaan Lewis digunakan untuk mengetahui nilai t(s) dan Vf akumulasi (ml),
bentuk persamaan lewis yang telah di linearisasi adalah sebagai berikut:
𝑉𝑓 𝑚
( ) = 𝐾(∆𝑃)𝑛 ∙ 𝑡
𝐴
Dengan mengalikan kedua ruas dengan Am, persamaan dapat disederhanakan
menjadi,
𝑉𝑓𝑚 = 𝐾 𝐴𝑚 (∆𝑃)𝑛 ∙ 𝑡
𝑉𝑓𝑚 = 𝐶 ∙ 𝑡
dimana m, n, dan K adalah konstanta yang akan dicari nilainya. Untuk
memudahkan perhitungan, persamaan dibuat ke dalam bentuk log sebagai berikut.
log 𝑡 = 𝑚 ∙ log 𝑉𝑓 − log 𝐶

UNIVERSITAS INDONESIA
15

Untuk mengetahui konstanta – konstanta di atas, memplot grafik log Vf sebagai x


dengan log t sebagai y.
 P = 0.5 psi

Tabel 3.6 Data plot grafik, P = 0.5 psi


No t (s) Vf (ml) log t log Vf
1 120 230 2.079181 2.361728
2 240 450 2.380211 2.653213
3 360 670 2.556303 2.826075
4 480 820 2.681241 2.913814
5 600 1080 2.778151 3.033424
6 720 1220 2.857332 3.08636
7 840 1400 2.924279 3.146128
8 960 1640 2.982271 3.214844
9 1080 1820 3.033424 3.260071
10 1200 2080 3.079181 3.318063

Log(Vf) vs Log(t) untuk P=0.5psi


3.5
y = 1.0626x - 0.4328
3 R² = 0.9987

2.5

1.5

1
2 2.2 2.4 2.6 2.8 3 3.2 3.4 3.6

Gambar 3.4 Grafik log Vf vs log t pada tekanan 0.5 psi

Persamaan yang didapat dari grafik di atas ialah :


𝑦 = 1.0626𝑥 − 0.4328

UNIVERSITAS INDONESIA
16

Dari persamaan tersebut kita mendapat nilai konstanta sebagai berikut :


m = 1.0626
log c = 0.4328; C = 2.709062
 P = 1 psi

Tabel 3.7 Data plot grafik, P = 1 psi


No t (s) Vf (ml) log t log Vf
1 120 420 2.079181 2.623249
2 240 820 2.380211 2.913814
3 360 1210 2.556303 3.082785
4 480 1460 2.681241 3.164353
5 600 1600 2.778151 3.20412
6 720 1780 2.857332 3.25042
7 840 1860 2.924279 3.269513
8 960 1980 2.982271 3.296665
9 1080 2120 3.033424 3.326336
10 1200 2310 3.079181 3.363612

Log(Vf) vs Log(t) untuk P=1psi


3.5

y = 1.3811x - 1.6146
3 R² = 0.9693

2.5

1.5

1
2 2.2 2.4 2.6 2.8 3 3.2 3.4 3.6

Gambar 3.5 Grafik log Vf vs log t pada tekanan 1 psi

UNIVERSITAS INDONESIA
17

Persamaan yang didapat dari grafik di atas ialah :


𝑦 = 1.3811𝑥 − 1.6146
Dari persamaan tersebut kita mendapat nilai konstanta sebagai berikut :
m = 1.3811
log c = 1.6146; C = 41.16973

 P = 1.5 psi

Tabel 3.8 Data plot grafik, P = 1.5 psi


No t (s) Vf (ml) log t log Vf
1 120 580 2.079181 2.763428
2 240 720 2.380211 2.857332
3 360 1040 2.556303 3.017033
4 480 1210 2.681241 3.082785
5 600 1430 2.778151 3.155336
6 720 1670 2.857332 3.222716
7 840 1980 2.924279 3.296665
8 960 2010 2.982271 3.303196
9 1080 2260 3.033424 3.354108
10 1200 2490 3.079181 3.396199

UNIVERSITAS INDONESIA
18

Log(Vf) vs Log(t) untuk P=1.5psi


3.5

y = 1.4774x - 1.9112
3 R² = 0.9802

2.5

1.5

1
2 2.2 2.4 2.6 2.8 3 3.2 3.4 3.6

Gambar 3.6 Grafik log Vf vs log t pada tekanan 1.5 psi

Persamaan yang didapat dari grafik di atas ialah :


𝑦 = 1.4774𝑥 − 1.9112
Dari persamaan tersebut kita mendapat nilai konstanta sebagai berikut :
m = 1.4774
log c = 1.9112; C = 81.50666

Untuk mendapatkan nilai K, nilai m diambil dari rata-rata gradien dari setiap
variasi tekanan. Kemudian, masih dibutuhkan nilai konstanta n untuk memenuhi
persamaan Lewis; maka persamaannya diubah bentuk menjadi :
𝑉𝑓𝑚
𝑡= (∆𝑃)−𝑛 = 𝛽(∆𝑃)𝑛
𝐾 𝐴𝑚
log 𝑡 = −𝑛 log ∆𝑃 + log 𝛽

Log t dan log P yang digunakan berada pada nilai Vf = 1000 ml sebagai basis.
Dengan melakukan interpolasi terhadap t, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 3.9 Data untuk grafik dengan basis V f = 1000 ml


P (psi) P (bar) x = log P y = log t

UNIVERSITAS INDONESIA
19

0.5 0.03445 -1.46281 2.754952


1 0.0689 -1.16178 2.528702
1.5 0.10335 -0.98569 2.521107

Kemudian data tersebut kita plot menjadi grafik, dengan log P sebagai nilai x dan
log t sebagai nilai y.

Log(P) vs Log (t)


2.8

2.75

2.7

2.65

2.6

2.55

y = -0.5183x + 1.9779 2.5


R² = 0.8856
2.45
-1.6 -1.4 -1.2 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0

Gambar 3.7 Hubungan log P dengan log t terhadap variasi tekanan

Persamaan yang didapat dari grafik di atas ialah :


𝑦 = −0.5183𝑥 + 1.9779
Dari persamaan tersebut kita mendapat nilai konstanta sebagai berikut :
Log β = 1.9779; β = 95.03859
n = 0.5183
Pada percobaan ini, diasumsikan luas permukaan A sebesar ± 100 cm2; maka
dapat dihitung besar konstanta K, yaitu:
𝑉𝑓 𝑚 1 1000 1.307039 1
𝐾=( ) =( )
𝐴 𝛽 100 95.03859
𝐾 = 0.213373
Dengan m merupakan nilai rata – rata dari tiga variasi tekanan.

UNIVERSITAS INDONESIA
BAB 4
ANALISIS

4.1 Analisis Percobaan


Filtrasi merupakan proses pemisahan zat padatan dari zat pelarutnya
dengan menggunakan media porous seperti membrane. Melalui media berpori
tersebut, zat padat akan tertinggal di permukaan sedangkan zat pelarut akan
terpisahkan, Zat padat yang tersaring pada membran penyaring disebut
dengan cake, sedangkan zat pelarut yang diteruskan disebut dengan filtrate.
Pada modul filtrasi ini, praktikan melakukan pengujian proses filtrasi
menggunakan alat filter press dengan bahan berupa campuran tepung dan air
(slurry). Percobaan ini dilakukan dengan tiga variasi tekanan yaitu 0.5, 1, dan
1.5 psi. Ketiga variasi tekanan tersebut digunakan untuk mencari nilai
konstanta yang terdapat pada persamaan Ruth dan Lewis.

Percobaan ini menggunakan metode filter press, dimana merupakan


proses pemisahan slurry dengan menggunakan prinsip beda tekanan. Slurry
dilewatkan pada susunan alat yang terdiri dari rubber, filter cloth, frame, dan
plate. Filter cloth atau kain filter adalah kain saringan yang digunakan dalam
proses pemisahan partikel padat-cair dengan menggunakan prinsip driving
force yang disediakan oleh pompa. Filter cloth diletakkan di antara frame dan
rubber. Slurry (campuran padat-cair) di pompakan melewati filter press,
kemudian zat padat (cake) akan tersaring di bagian filter cloth dikarenakan
zat padat memiliki ukuran partikel yang lebih besar dari pori-pori saringan.

Percobaan dimulai dengan menyiapkan larutan slurry yang berupa


campuran larutan tak homogen antara tepung 250 gram dengan air. Campuran
slurry tersebut dimasukkan ke dalam tangki reservoir kemudian diaduk agar
terjadi pencampuran secara merata dengan menggunakan pengaduk impeller
berdaun dua. Pastikan drain valve (valve-1) pada tangki reservoir tertutup
rapat sebelum praktikum dimulai agar slurry tidak keluar dari tangki. Setelah
itu dilakukan penyusunan frame dan plate dengan urutan frame – rubber –

18 UNIVERSITAS INDONESIA
19

filter cloth – plate – filter cloth – rubber – frame – dan seterusnya.


Penyusunan ini bertujuan untuk mengoptimalkan proses filtrasi yang terjadi
sehingga seluruh padatan dapat ditahan dan seluruh zat cair dapat diteruskan.
Setelah alat sudah tersusun dengan rapi, pompa dinyalakan dan feed valve
diatur sehingga mendapatkan tekanan yang sesuai. Perubahan tekanan dibaca
melalui gauge pressure indicator. Return valve dibuka sedikit dan bukaannya
tidak dirubah lagi selama percobaan berlangsung setelah didapatkan tekanan
yang sesuai. Hal tersebut bertujuan agar besar laju alir volume konstan. Laju
alir volume yang keluar dari return valve diharapkan tidak terlalu besar agar
slurry di dalam tangki reservoir tidak cepat habis. Selanjutnya melakukan
rangkaian proses filtrasi dengan tekanan yang telah ditentukan selama 20
menit. Volume filtrate dicatat setiap 2 menit. Setelah selesai, frame dan plate
dibuka kemudian mengambil cake yang terdapat di dalamnya lalu cake
ditimbang dan dicatat massanya. Percobaan diulangi untuk variabel tekanan
yang berbeda.

4.2 Analisis Bahan dan Alat


Bahan yang praktikan gunakan untuk praktikum filtrasi ini adalah air
dan tepung sebanyak 250 gram. Air dan tepung ini akan dicampur pada
reservoir tank dengan air yang hampir memenuhi kapasitas tank sehingga
dari campuran tersebut menjadi slurry yang akan di filtrasi. Kemudian, untuk
alat yang digunakan ada reservoir tank untuk mencampur air dan tepung agar
menjadi slurry, kemudian juga dipergunakan untuk menjadi tempat
penampungan slurry selama praktikum berlangsung. Kemudian terdapat
stirrer yang posisinya berada di atas reservoir tank dan terhubung dengan
mesin yang berfungsi sebagai mixer campuran air dan tepung agar menjadi
slurry, dan juga melanjutkan pengadukannya selama praktikum berlangsung
menggunakan mixer agar slurry tetap homogen.

Terdapat pump pada rangkaian alat filtrasi yang berguna untuk


memompa slurry dari reservoir tank menuju filter chamber agar slurry
tersebut dapat di filtrasi yang dinyalakan ketika alat-alat yang terdapat pada
filter chamber sudah terpasang dengan teratur. Terdapat return valve dan feed

UNIVERSITAS INDONESIA
20

valve yang gunanya adalah untuk mengatur banyaknya aliran slurry dari
reservoir tank menuju filter chamber, dan secara tidak langsung dapat
mengatur tekanan aliran slurry menuju filter chamber yang tekanannya dapat
diketahui dengan menggunakan pressure gauge. Pada rangkaian alat filtrasi
juga terdapat filtrate delivery valve, yaitu valve untuk mengatur banyaknya
aliran air hasil filtrasi yang dikeluarkan, yang diatur agar tidak terlalu banyak
maupun tidak terlalu sedikit (sampai membentuk tetesan).

Terdapat filter chamber pada unit filtrasi, yaitu tempat berlangsungnya


filtrasi dimana slurry dari tangki akan melewati rangkaian alat filter plate-
rubber filter-cloth-frame-cloth-rubber dan seterusnya. Rangkaian alat ini di
rangkai pada filter chamber dan posisi rangkaian alat harus lurus dengan
lainnya agar proses filtrasi lancar. Kemudian rangkaian alat yang terdapat
pada filter chamber akan di rapatkan rangkaiannya menggunakan bantuan
handle sampai kencang agar saat filtrasi berlangsung, tidak ada kebocoran
yang berlangsung melewati rangkaian alat tersebut. Kemudian terdapat drain
vave pada reservoir tank yang dapat digunakan untuk membuang sisa slurry
yang terdapat pada reservoir tank setelah praktikum filtrasi selesai dilakukan.

4.3 Analisis Hasil


Pada praktikum modul filtrasi diminta untuk mencari hubungan antara
waktu (t) dengan volume (Vf) dan hubungan antara volume (Vf) dengan
pressure drop (𝛥𝑃) berdasarkan persamaan Ruth dan Lewis. Data percobaan
yang diambil diantaranya yaitu, volum filtrat dan waktu untuk tiga variasi
delta tekanan berbeda, serta massa cake.

Tabel 4.1 Data Praktikum pada Tekanan 0,5 psia, 1 psia, dan 1,5 psia
ΔP = 0,5 psia ΔP = 1 psia ΔP = 1,5 psia
t (s) Vf (cm3) t (s) Vf (cm3) t (s) Vf (cm3)
120 230 120 420 120 580
240 450 240 820 240 720
360 670 360 1210 360 1040

UNIVERSITAS INDONESIA
21

480 820 480 1460 480 1210


600 1080 600 1600 600 1430
720 1220 720 1780 720 1670
840 1400 840 1860 840 1980
960 1640 960 1980 960 2010
1080 1820 1080 2120 1080 2260
1200 2080 1200 2310 1200 2490

Persamaan Ruth menghubungkan variabel volum filtrat Vf terhadap


waktu t dengan variabel delta tekanan yang konstan. Menurut persamaan ini,
variabel waktu berbanding lurus terhadap total volume filtrate Vf (cm3) yang
terkumpul. Artinya, semakin lama waktu dalam proses filtrasi, semakin besar
pula total volum filtrat yang dihasilkan sebagaimana disajikan dalam tabel
data hasil percobaan.Selain itu, untuk seluruh percobaan variasi tekanan
semakin lama waktu filtrasi, maka penambahan volume (ΔV) secara teoritis
akan semakin berkurang karena ketebalan filter cake (h) yang semakin
bertambah. Filter cake berperan sebagai filter sekunder yang menyebabkan
laju air slurry mengalami hambatan sehingga volume filtrat yang dialirkan ke
gelas ukur semakin berkurang. Namun hasil yang didapatkan oleh praktikan
penambahan volume tidak konstan diakibatkan oleh kesalahan selama
praktikum.
Persamaan Lewis menghubungkan variabel volume filtrat Vf, luas
permukaan filter A, delta tekanan ΔP, dan waktu filtrasi. Dari pengolahan
data didapatkan hubungan antara volume filtrat dengan delta tekanan dan
waktu adalah berbanding lurus. Semakin tinggi tekanan yang digunakan maka
volume filtrat akan semakin banyak dan jumlah cake yang dihasilkan juga
semakin banyak dikarenakan apabila ditambahkan tekanannya maka laju alir
yang dihasilkan juga semakin besar. Namun disisi lain, akan menyebabkan
massa cake yang terbentuk semakin banyak dalam rentang waktu yang sama
sehingga jumlah cake pada media filter akan memperlambat laju alir
volumetrik filtrat. Hasil pengolahan data yang didapatkan tidak semua sesuai

UNIVERSITAS INDONESIA
22

dengan hasil yang diharapkan dikarenakan terdapat faktor kesalahan yang


akan dibahas di analisis kesalahan.

4.4 Analisis Perhitungan dan Grafik


4.4.1. Persamaan Routh
Pada praktikum ini dilakukan pengolahan data menggunakan uji
persamaan Routh dan persamaan Lewis dengan data volume filtrate dan
waktu yang telah didapatkan. Pada pengujian persamaan Ruth dilakukan
pada tiga nilai tekanan berbeda untuk memperoleh konstanta J dan h yang
valid. Pengujian dilakukan dengan manipulasi persamaan menjadi
hubungan linier dengan absis Vf, ordinat t/Vf, slope 1/h, dan intercept 2J/h
sebagai berikut.
𝑡 1 2𝐽
= 𝑉𝑓 +
𝑉𝑓 ℎ ℎ
Diperoleh tiga grafik dari hasil perhitungan. Ketiganya
menunjukkan hubungan antara volume filtrate dan volume filtrate yang
dibagi waktu, seluruh grafik memiliki gradient yang positif.
Pada tekanan 0.5 psi yang merupakan tekanan pertama yang diambil
ketika praktikum, didapatkan persamaan garis linear yaitu:
𝑦 = 0,000036𝑥 + 0,526415
Pada tekanan 1psi yang merupakan tekanan kedua yang diambil
ketika praktikum, didapatkan persamaan garis linear yaitu:
𝑦 = 0,000143𝑥 + 0,172011
Pada tekanan 1.5psi yang merupakan tekanan ketiga yang diambil
ketika praktikum, didapatkan persamaan garis linear yaitu:
𝑦 = 0,000118𝑥 + 0,217719
Gradien yang posited tersebut dapat diartikan bahwa semakin besar
volume filtrat yang dihasilkan, maka semakin besar pula nilai t/Vf.
Persamaan Ruth yang diperoleh untuk masing-masing delta tekanan
0.5 psi, 1 psi, dan 1.5 psi berturut-turut adalah sebagai berikut.

Tabel 4.2 Rangkuman Persamaan Ruth

UNIVERSITAS INDONESIA
23

∆𝑃 (psi) J (cm3) h (cm6/s) Persamaan Ruth


0,5 7311,319 27777,78 𝑉𝑓2 + 14622,638 𝑉𝑓 = 27777,78 𝑡

1 601,4371 6993,007 𝑉𝑓2 + 1202,874 𝑉𝑓 = 6993,007 𝑡

1,5 922,5381 8474,576 𝑉𝑓2 + 1845,0762 𝑉𝑓 = 8474,576 𝑡

Pada table terlihat bahwa hubungan ∆𝑃 dan h (tahanan filtrasi) tidak


konstan. Secara teoritis, semakin besar ∆𝑃 nilai h akan semakin akan besar
yang menunjukkan seiring bertambahnya waktu, laju alir feed semakin
kecil karena semakin besar cake yang terbentuk. Oleh karena itu, terdapat
kesalahan yang dilakukan oleh praktikan.
Persamaan Routh merupakan persamaan kuadrat, maka dari itu
dengan menggunakan persamaan ABC, kita dapat menentukan nilai Vf(t)
dari akar-akar dari persamaannya. Hubungan volume akumulasi dalam
fungsi waktu bias diformulasikan sebagai berikut.
𝑉𝑓2 + 2 𝐽 𝑉𝑓 = ℎ 𝑡
𝑥2 + 2 𝐽 𝑥 = ℎ 𝑡
−𝑏 ± √𝑏 2 − 4𝑎𝑐
𝑥=
2𝑎
−2𝐽 ± √(2𝐽)2 + 4(1)ℎ𝑡
𝑉𝑓 =
2(1)
−2𝐽 ± √4𝐽2 + 4ℎ𝑡
𝑉𝑓 =
2
𝑉𝑓 ≈ √𝑡
Berdasarkan operasi rumus persamaan diatas, dapat dilihat bahwa
hubungan dari volume akumulasi dalam fungsi waktu sebanding dengan
fungsi akar. Namun, persamaan tersebut masih dalam volume akumulasi
(Vf), jika ingin mengetahui profil penambahan volume akumulasi atau laju
alir volumetrik yang sebenarnya, maka persamaan Vf sebagai fungsi t
harus diturunkan. Hasil dari penurunan persamaan suatu fungsi merupakan
gradien dari garis singgung di titik tertentu pada kurva tersebut. Oleh
karena hubungan fungsi Vf(t) merupakan fungsi akar, maka apabila dibuat
garis singgung di sepanjang titik-titik kurva Vf(t), maka akan didapatkan

UNIVERSITAS INDONESIA
24

garis-garis singgung yang semakin landai seiring dengan pertambahan


nilai t. Maka, dapat disimpulkan bahwa semakin besar t, laju alir filtrat
(dVf /dt) seharusnya akan semakin kecil. Dengan demikian, data percobaan
yang didapatkan oleh praktikan kurang valid, oleh karena laju alir yang
berupa pertambahan volume filtrat yang didapatkan tidak menentu..
Nilai laju dapat dicari dengan cara menurunkan Vf dalam
persamaan Routh terhadap waktu secara implisit sebagai berikut.
𝑉𝑓2 + 2 𝐽 𝑉𝑓 = ℎ 𝑡
𝑑𝑉𝑓 𝑑𝑉𝑓
2𝑉𝑓 +2𝐽 =ℎ
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑉𝑓
(2𝑉𝑓 + 2𝐽) = ℎ
𝑑𝑡
𝑑𝑉𝑓 ℎ
=
𝑑𝑡 (2𝑉𝑓 + 2𝐽)
𝑑𝑉𝑓 ℎ
=
𝑑𝑡 2(𝑉𝑓 + 𝐽)
Berdasarkan penurunan persamaan diatas dapat dilihat bahwa nilai
dVf /dt adalah perubahan volume akumulasi terhadap waktu atau dapat
disebut sebagai laju alir filtrat. Laju merupakan driving force dibagi
hambatan, maka dari persamaan diatas variabel h merupakan variabel yang
menunjukan driving force dan J merupakan variabel yang menunjukan
hambatan.
Dalam percobaan ini, driving force nya adalah perubahan tekanan,
sehingga nilai h akan bergantung pada tekanan total yang diatur,
sedangkan nilai J bergantung pada penahanan yang diberikan oleh cake.

4.4.2. Persamaan Lewis


Pengolahan data persamaan Lewis dilakukan dengan menghitung
hubungan antara waktu filtrasi yang diperlukan dan volume filtat yang
terbentuk. Persamaan Lewis (modified Almy-Lewis) yaitu sebagai berikut:
𝑉𝑓 𝑚
( ) = 𝐾(∆𝑃)𝑛 ∙ 𝑡
𝐴

UNIVERSITAS INDONESIA
25

Persamaan tersebut dirubah ke persamaan linear sehingga menjadi:


𝑉𝑓𝑚 = 𝐾. 𝐴𝑚 . (∆𝑃)𝑛 . 𝑡
Dengan asumsi:
𝐶 = 𝐾𝑝 𝐴𝑚 ∆𝑃𝑛 maka 𝑉𝑓𝑚 = 𝐶. 𝑡
Dilakukan transformasi bentuk sehingga mendapatkan persamaan
dalam bentuk logaritma:

log 𝑡 = 𝑚 log 𝑉𝑓 − log 𝐶

Persamaan tersebut mencerminkan persamaan garis lurus y = m x +


c. Nilai m merupakan konstanta yang menggambarkan slope dari grafik
data hubungan log(Vf) dengan log(t).

Selanjutnya dengan asumsi:

𝑉𝑚
𝛽 = 𝐾 𝑓𝐴𝑚 maka 𝑡 = 𝛽(∆𝑃)−𝑛
𝑝

Dilakukan lagi transformasi bentuk sehingga mendapatkan


persamaan berbentuk logaritma:
log 𝑡 = −𝑛 log ∆𝑃 + 𝑙𝑜𝑔𝛽

Persamaan tersebut mencerminkan persamaan garis lurus y = m x +


c. Nilai n merupakan konstanta yang menggambarkan slope dari grafik
data hubungan log(∆𝑃) dengan log(t).

Persamaan ‘modified Almy-Lewis’ berfungsi untuk menghitung


besar specific cake resistance (α). Konstanta ‘n’ yang terdapat pada
persamaan lewis merupakan konstanta empiris dan disebut juga sebagai
konstanta compressibility. Konstanta tersebut bernilai nol untuk cake yang
bersifat incompressible. Secara teori, nilai ‘n’ berkisar antara 0.1 – 0.8.
Nilai konstanta ‘m’ merupakan konstanta scouring effect. Pada filtrasi
yang menggunakan slurry homogen, scouring effect dapat diabaikan dan
nilai ‘m’=0.

Dari perhitungan persamaan Lewis pada pengolahan data,


didapatkan persamaan Lewis akhir yaitu:

UNIVERSITAS INDONESIA
26

𝑉𝑓 1.307039
( ) = 0.213373∆𝑃0.5183 𝑡
𝐴
Nilai m dan n merupakan hubungan eksponensial antara perubahan
tekanan terhadap waktu dengan volume filtrat per satuan luas. Selisih m
dan n yang besar menandakan bahwa dibutuhkan penyesuaian yang cukup
besar untuk volume filtrat dengan perubahan tekanannya. Pangkat dari
delta P berupa nilai n menunjukkan pula besar hambatan pada filter cake.
Sementara itu, nilai K melambangkan permeabilitas dari filter cake.
Dengan nilai K yang didapat sebesar 0.213373, maka dapat dikatakan
permeabilitas cake tidak besar, dengan asumsi viskositas fluida yang
melewatinya konstan.
Berdasarkan grafik hubungan log Vf vs log t dapat disimpulkan
bahwa nilai log Vf berbanding lurus (linear) dengan log t, peningkatan
volume konstan dengan penambahan waktu.

4.5 Analisis Kesalahan


Pada praktikum Filtrasi, terdapat kesalahan-kesalahan yang dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Alat yang dipakai sudah tidak dalam keadaan yang prima, dikarenakan
usia alat yang sudah tua, sehingga sulit mendapatkan tekanan yang
konstan dengan mengatur-atur valve.
2. Penggunaan gelas beaker dengan volume yang terlalu besar sebagai
wadah filtrat, Mengakibatkan pengukuran volume membuat praktikan
sulit mengamati persisnya permukaan campuran filtrat.
3. Ketidaktelitian praktikan dalam pemasangan filter press, menugkur
volume filtrat dan juga ketidaktelitian dalam menghitung massa cake
karena ditakutkan masih terdapat beberapa cake yang tidak bisa diambil
dari filter cloth.
4. Penyusunan antar frame yang kurang rapat dan kurang tepat yang
menyebabkan terjadinya kebocoran sehingga tidak sedikit slurry yang
keluar daripada mengalami filtrasi. Sehingga praktikan harus menyusun

UNIVERSITAS INDONESIA
27

ulang kembali susunan frame dan filter primer sehingga memakan waktu
yang cukup lama.

UNIVERSITAS INDONESIA
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari percobaan filtrasi, terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan
yaitu :
1. Filtrasi merupakan proses pemisahan zat padat terhadap zat cair dari
suatu campuran slurry dengan menggunakan media porous. Filtrasi
yang digunakan pada percobaan ini adalah tipe filtrasi tekanan, karena
driving force pada filtrasi ini adalah perbedaan tekanan dari pompa.
2. Filter primer dalam percobaan ini adalah cake yang terbentuk dan
menumpuk di media filter (plat dan frame). Pada awal filtrasi, filtrasi
terjadi di media filter sekundernya, yaitu plat dan frame.
3. Semakin tinggi tekanan yang digunakan maka volume filtrat akan
semakin banyak dan jumlah cake yang dihasilkan juga semakin banyak
dikarenakan apabila ditambahkan tekanannya maka laju alir yang
dihasilkan juga semakin besar. Namun, menyebabkan massa cake yang
terbentuk semakin banyak dalam rentang waktu yang sama sehingga
jumlah cake pada media filter akan memperlambat laju alir volumetrik
filtrat.
4. Semakin lama waktu filtrasi penambahan volume (ΔV) akan semakin
berkurang karena ketebalan filter cake (h) yang semakin bertambah.
5.2. Saran
Berikut beberapa saran guna mengambangkan praktikum modul Filtrasi :
1. Sebaiknya dilakukan perbaikan terhadap pressure gauge dan juga filter
cloth karena dapat menghambat proses percobaan.
2. Pengecekan kejernihan larutan filtran merupakan hal yang wajib
karena apabila hasil filtran keruh kemungkinan terjadi kesalahan
pemasangan unit filtrasi.

27 UNIVERSITAS INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA

Anonim1, 2011,“ Filtrasi”. http://lab.tekim.undip.ac.id/otk/2010/09/29/filtrasi/


[diakses pada Minggu, 8 November 2017 pukul 20.00 WIB]

Anonim2, 2011, “ Filtrasi”. http://www.che.itb.ac.id[diakses pada Minggu, 8


November 2017 pukul 20.00 WIB]

Ritter, James.A . 2001. Plate and Frame Filtration.South Carolina:


University of South Carolina

Tim penyusun. 1989. Petunjuk Praktikum Proses dan Operasi Teknik I.


Depok: Laboratorium Proses dan Operasi Teknik TGP FTUI.

28 UNIVERSITAS INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai