Anda di halaman 1dari 4

Bahan Diskusi Divisi Non Infeksi: Dermatitis Asteotatik

Pembimbing : dr. Rina Gustia, Sp.KK,FINSDV,FAADV, dr. Mutia Sari, Sp.DV


PPDS : dr. Amillia Risa, dr. Sigya Octari, dr. Miranda Ashar, dr. Ridho Forestri
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/Dr. M. Djamil Hospital, Padang
Sumber : Dermatologi, Chapter 13 – Asteatotic eczema

DERMATITIS ASTEOTATIK

SINONIM

Eczema craquele = Winter eczema = Winter itch = Desiccation dermatitis

GAMBARAN UTAMA

 Kulit kering, kasar, bersisik, dan meradang dengan retakan dangkal yang
menyerupai "dasar sungai yang kering (dried riverbed)"
 Tempat predileksi adalah tulang kering, panggul bawah, dan garis aksila
posterior
 Terkait dengan penuaan, xerosis, kelembapan relatif rendah, dan frekuensi
mandi yang sering

INTRODUCTION

Kulit kering (xerosis, ekssikosis, asteatosis) bisa disebabkan oleh


penyebab eksogen dan endogen: iklim kering atau kelembaban dalam ruangan
yang rendah; paparan berlebihan terhadap air, sabun, dan surfaktan; marasmus
dan malnutrisi; insufisiensi ginjal dan hemodialisa; dan kondisi yang diwariskan
seperti ichthyosis vulgaris dan dermatitis atopik. Penyebab xerosis yang paling
umum adalah penuaan. Jarang terjadi, tetapi bila menyebar luas dan refrakter
terhadap terapi, dermatitis asteatotik mungkin terkait dengan limfoma sistemik
yang mendasarinya.

SEJARAH DAN EPIDEMIOLOGI

Asteatosis sebagai penyebab “nummular eczema” pertama kali disebutkan


oleh Gross pada akhir 1940-an. Kulit kering mungkin terjadi pada semua orang
yang berusia di atas 60 tahun, tetapi tingkat keparahannya sangat terkait dengan
faktor eksogen yang disebutkan di atas.

PATOGENESIS

Xerosis pada kulit yang menua bukan disebabkan oleh produksi sebum
yang kurang, tetapi oleh disfungsi kompleks dari stratum korneum. Adanya
penurunan lipid interseluler dengan defisiensi semua lipid utama stratum korneum
dan perubahan rasio asam lemak yang diesterifikasi menjadi ceramide 1, hal ini
ditambah dengan persistensi dari corneodesmosomes dan ekspresi dini dari
involucrin dan pembentukan cornified envelope, menghasilkan retensi corneocyte
dan kerusakan pemulihan barier kulit. Kapasitas pengikat air dari lapisan stratum
korneum berkurang karena penurunan sintesis "natural moisturizing
factor”(NMF), yang mengandung urea dan hasil degradasi filaggrin. Akibatnya,
stratum korneum mengering, kehilangan kelenturannya dan membentuk retakan-
retakan kecil, yang membuat permukaan kulit kusam, kasar dan bersisik.

Xerosis ringan tidak bergejala, tetapi jika lebih parah, kulit menunjukkan
sensasi tidak menyenangkan seperti gatal dan perih. Inflamasi mengingkat karena
pelepasan sitokin proinflamasi sekunder mengakibatkan ganguan barrier, faktor
mekanis (menggaruk, menggosok), dan aplikasi bahan iritasi atau sensitisasi
dalam sediaan topikal dan produk perawatan kulit.

Kadang-kadang, eksim craquelé dapat muncul dalam saat edema akut,


misalnya dari gagal jantung kongestif atau pemberian makan ulang pasien dengan
anoreksia nervosa. Salah satu teori mengatakan bahwa ini terkait dengan tingkat
distensi kulit

GAMBARAN KLINIS

Xerosis pertama kali muncul pada tulang kering. Kemudian bisa menyebar
ke paha, ekstremitas proksimal dan badan, tetapi dapat timbul juga pada wajah
dan leher serta telapak tangan dan telapak kaki. Hal Ini berkembang secara diam-
diam selama bertahun-tahun, sedangkan eksim asteatotik sering memiliki onset
subakut hingga akut.
Kulit xerotik kering dan kusam, dengan sisik halus seperti dedak yang
mungkin lepas sebagai awan bubuk saat pasien melepas stoking. Jika keadaan
lebih lanjut, kulit menunjukkan pola berselang-seling dari retakan dangkal dan
celah dari lapisan tanduk ("crazy paving", ekzema craquelé, dried riverbed") dan
tampak bewarna merah muda hingga merah terang (Gbr. 13.4). Kulit menjadi
kasar, dan mungkin muncul kemiripan dengan ichtiosis vulgaris (“pseudo-
ichthyosis”). Pada eksim asteatotik tahap yang lebih lanjut, terdapat eritema
tumpul serta ekskoriasi yang mengalir, mengeras, dan banyak; lesi nummular
diseminata sering terlihat. Vesikulasi dan likenifikasi bukan merupakan gambaran
umum kecuali jika terdapat dermatitis kontak iritan atau alergi. Perdarahan ke
dalam fissura kadang dapat terlihat.
PATOLOGI

Secara histologis, kulit xerotik tampak agak normal kecuali stratum


korneum yang padat dan agak tidak teratur. Eksim asteatotik juga menunjukkan
spongiosis fokal ringan, parakeratosis, dan infiltrat inflamasi yang jarang di
dermis superfisial.

DIAGNOSIS BANDING

Kondisi yang perlu dibedakan dari dermatitis asteatotik antara lain adalah
dermatitis stasis, dermatitis atopik dewasa (yang mungkin tumpang tindih dengan
eksim asteatotik), dermatitis kontak alergi, dermatitis numular, dan scabies.

PENATALAKSANAAN

Dermatitis asteatotik biasanya hilang dalam beberapa hari setelah


penggunaan salep kortikosteroid topikal. Perhatian yang tepat harus diberikan
pada perawatan xerosis untuk menghindari kekambuhan: penggunaan emolien
secara teratur, termasuk sediaan yang mengandung petrolatum, urea-, ceramide-
atau asam laktat, penggunaan minyak mandi, dan eliminasi faktor-faktor yang
memperburuk kulit kering. Kalsineurin inhibitor topikal juga telah digunakan.
Dermatitis stasis yang co-existing dengan dermatitis asteatotik juga harus diobati.

Anda mungkin juga menyukai