Anda di halaman 1dari 9

TEORI DASAR INDEKS BIAS

Indeks bias adalah salah satu dari beberapa sifat optis yang penting dari
suatu medium. Pengukuran indeks bias suatu zat cair penting dalam penilaian sifat
dan kemurnian cairan, konsentrasi larutan dan perbandingan komponen dalam
campuran dua zat cair atau kadar yang diekstrakkan dalam pelarutnya. Indeks
Bias merupakan perbandingan laju cahaya dalam ruang hampa c terhadap laju
cahaya tersebut dalam medium v, maka besarnya indeks bias dalam medium
apapun selain udara, besarnya selalu lebih besar dari satu. Indeks bias dapat

dinyatakan dengan:
Indeks bias zat cair dapat diukur dengan berbagai metode di antaranya
adalah metode interferometri yang meliputi interferometri Mach-Zender, Febby-
Perrot, dan Michelson. Metode lain adalah deviasi minimum atau spektrometer
serta metode Refraktometer Abbe. Metode Refraktometer Abbe adalah metode
yang sederhana, tidak membutuhkan waktu yang lama, serta tidak membutuhkan
sampel yang banyak.
Ketika seberkas cahaya mengenai permukaan suatu benda, maka cahaya
tersebut ada yang dipantulkan dan ada yang diteruskan. Jika benda tersebut
transparan seperti kaca atau air, maka sebagian cahaya yang diteruskan terlihat
dibelokkan, peristiwa ini dikenal sebagai pembiasan.

Ketika suatu sinar melewati dua medium yang berbeda, akan terjadi
pembiasan. Jika sinar dilewatkan dari udara melewati zat cair, maka sinar di
dalam zat cair itu akan dibelokkan. Sinar datang dengan arah tidak tegak lurus sisi
kotak yang berisi zat cair. Ketika memasuki zat cair, arah sinar dibelokkan. Ketika
keluar dari zat cair pada sisi lainnya arah sinar akan dibelokkan kembali.
Peristiwa pembiasan pada bidang batas antara dua medium memenuhi
hukum Snellius:
METODE PERCOBAAN
Alat dan Bahan
Alat Bahan
Refraktometer Abbe Aquadest

Pipet tetes Aseton

Tisu Oleum Menthae Pip


Minyak cengkeh

Cara Kerja
1. Gerakkan tuas yang terletak di sebelah kiri alat untuk menyalakan lampu.
2. Catat temperatur yang terbaca pada termometer yang terletak di sebelah
kanan alat.
3. Buka prisma dengan mengangkat bagian atasnya.
4. Sebelum meletakkan cairan, bersihkan dahulu kedua permukaan prisma
perlahan-lahan dengan meneteskan aseton kemudian keringkan dengan
tisu. Tunggu hingga prisma benar-benar kering.
5. Letakkan 1 tetes cairan dengan pipet pada prisma bagian bawah.
6. Kemudian tutup lagi dengan cara menunjukkan dan menurunkan prisma
bagian atas.
7. Sambil melihat alat, putar penyesuaian prisma (di bagian kanan bawah),
sambil terlihat antara gelap dan terang. Bila perlu sesuaikan posisi lampu
untuk mendapatkan pencahayaan terbaik sehingga batas terang gelap
berada tepat di persilangan diagonal.
8. Tekan tombol yang di sebelah kiri sehingga skala menyala dan baca harga
indeks bias yang tertera.
9. Buka prisma, gosok perlahan dengan tisu yang dibasahi aseton, setelah
kering tutup kedua prisma dan matikan lampu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Percobaan
No Bahan Suhu Hasil Gambar skala
. (oC) indeks bias
1. Aquadest 33,2 1,331

2. Oleum 33,7 1,4605


Menthae

3. Minyak 33,9 1,5239


cengkeh

Pembahasan
Pada praktikum ini, ada tiga bahan yang diuji yaitu aquadest, Oleum
Menthae, dan minyak cengkeh. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengukur
besarnya indeks bias bahan yang akan diuji dan membandingkan hasil tersebut
dengan literatur yang sudah ada. Pengukuran indeks bias dilakukan dengan
menggunakan Refraktometer Abbe dan suhu yang digunakan dalam percobaan
refraktometer adalah 33,2°C (aquadest), 33,7 (Oleum Menthae), dan 33,9°C
(minyak cengkeh).
Pertama, prima bagian atas dari Refraktometer Abbe’ dibuka. Lalu, kedua
permukaan prisma terlebih dahulu dibersihkan dengan aseton dan tisu dengan
dilap secara searah dan hati-hati agar prisma tidak tergores dan rusak sehingga
dapat memengaruhi hasil pembacaan indeks bias.
Aseton digunakan sebagai pembersih prisma karena etanol memiliki sifat
yang mudah menguap sehingga aseton tidak akan meninggalkan sisa pada
permukaan. Selain itu, aseton juga dapat menghilangkan zat yang ada sebelumnya
atau kontaminasi yang ada pada permukaan prima sehingga kaca prisma menjadi
steril.
Ketika dilakukan pengukuran nilai indeks bias, dapat terjadi perbedaan
antara hasil yang didapat dengan nilai indeks bias yang ada pada literatur lain.
Salah satu faktor yang dapat memengaruhi nilai indeks bias adalah suhu. Indeks
bias zat cair ditentukan oleh kerapatan molekul-molekulnya. Sedangkan kerapatan
zat cair itu sendiri dipengaruhi oleh suhu, maka perbedaan suhu dapat
memengaruhi nilai indeks bias yang di dapat saat uji.
Sampel pertama, yaitu aquadest yang diukur pada suhu 33,2°C memiliki
nilai indeks bias sebesar 1,331. Menurut literatur, indeks bias dari aquadest adalah
1,33 pada suhu 20°C. Perbedaan indeks bias air destilasi menurut literatur dan
hasil pengamatan yaitu sebesar 0,001. Hal ini disebabkan oleh perbedaan suhu
pengukuran.
Sampel kedua, yaitu Oleum Menthae yang diukur pada suhu 33,7°C
memiliki nilai indeks bias sebesar 1,4605. Menurut literatur, indeks bias dari
Oleum Menthae adalah 1,465 pada suhu 20°C. Perbedaan indeks bias Oleum
Menthae menurut literatur dan hasil pengamatan yaitu sebesar 0,0045. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan suhu pengukuran.
Sampel ketiga, yaitu minyak cengkeh yang diukur pada suhu 33,9°C
memiliki nilai indeks bias sebesar 1,5239. Menurut literatur, indeks bias dari
minyak cengkeh adalah 1,5356 pada suhu 20°C. Perbedaan indeks bias minyak
cengkeh menurut literatur dan hasil pengamatan yaitu sebesar 0,0117. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan suhu pengukuran.

Kesimpulan
Pada penentuan indeks bias digunakan alat Refraktometer Abbe. Untuk
sampel aquadest didapatkan nilai indeks bias sebesar 1,331 pada suhu 33,2°C,
berbeda 0,001 dengan nilai indeks bias pada literatur lain yaitu 1,33 pada suhu
20°C. Untuk cairan sampel Oleum Menthae didapatkan nilai indeks bias sebesar
1,4605 pada suhu 33,7°C, berbeda 0,0045 dengan nilai indeks bias pada literatur
lain yaitu 1,465 pada suhu 20°C. Untuk minyak cengkeh didapatkan nilai indeks
bias sebesar 1,5239 pada suhu 33,9°C, berbeda 0,0117 dengan nilai indeks bias
pada literatur lain yaitu 1,5356 pada suhu 20°C. Perbedaan nilai indeks bias pada
literatur disebabkan oleh perbedaan suhu pada saat pengamatan dengan suhu yang
tertera pada literatur. Pengukuran nilai indeks bias dapat lebih akurat jika
dilakukan pada suhu yang sama dengan literatur yaitu pada suhu 20°C.

Saran
Untuk mendapatkan nilai indeks bias yang lebih akurat, uji ini dapat
dilakukan pada suhu yang sama dengan yang tertera pada literatur yang digunakan
sebagai acuan.

Referensi: http://eprints.undip.ac.id/59796/6/bab_2.pdf
Lampiran Cara Kerja

Gaada fotonya njay

Anda mungkin juga menyukai