Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN PRE EKLAMSIA

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Program Profesi Ners
Stase Keperawatan Maternitas

OLEH :
AHMAD WAHID ANWARUDIN, S.Kep
NIM: 20.300.0094

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DENGAN PRE EKLAMSIA

OLEH :
AHMAD WAHID ANWARUDIN, S. Kep
NIM: 20.300.0094

Banjarmasin, 25 Februari 2021

Mengetahui

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Agustina Lestari, S.Kep., Ns., M.Kep) (Dahlia, S.Kep., Ns)


LAPORAN PENDAHULUAN
PRE EKLAMSI BERAT

A. Definisi
Pre eklamsia merupakan penyakit khas akibat kehamilan yang memperlihatkan
gejala trias (hipertensi, edema, dan proteinuria), kadang-kadang hanya hipertensi dan
edema atau hipertensi dan proteinuria (dua gejala dari trias dan satu gejala yang harus
ada yaitu hipertensi) akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera
setelah persalinan.
B. Etiologi
Penyebab pre-eklampsia belum diketahui secara jelas. Penyakit ini dianggap
sebagai "maladaptation syndrome" akibat penyempitan pembuluh darah secara umum
yang mengakibatkan iskemia plasenta (ari-ari) sehingga berakibat kurangnya pasokan
darah yang membawa nutrisi ke janin. Namun ada beberapa faktor predisposisi
terjadinya pre eklamsia, diantaranya yaitu:
1. Primigravida atau primigravida muda
2. Grand multipara
3. Sosial ekonomi rendah.
4. Faktor usia (remaja; < 20 tahun dan usia diatas 45 tahun).
5. Pernah pre eklamsia sebelumnya.
6. keturunan
7. Hipertensi kronik.
C. Tanda dan gejala
1. Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi saat hamil merupakan salah satu tanda
bahaya. Meski demikian, hipertensi saat hamil tidak selalu berarti Anda
mengalami preeklamsia.
Hipertensi dapat didefinisikan tekanan darah lebih dari 140/90 yang diukur pada
dua momen yang berbeda, paling tidak berjeda 6 jam. Pastikan Anda mengetahui
dan mengontrol rutin tekanan darah Anda sebelum hamil dan selama hamil.
2. Proteinuria
Proteinuria atau adanya protein di urine disebabkan karena protein yang
seharusnya disaring oleh ginjal, “lolos” dan keluar bersama urine. Pada kondisi
pre eklamsia, proses filtrasi pada ginjal akan mengalami kerusakan sementara.
Jika protein dengan pengukuran adalah +1 atau lebih, maka dapat
mengindikasikan adanya preeklamsia.
3. Pembengkakan di area tubuh tertentu
Bengkak pada area tubuh tertentu wajar dialami oleh ibu hamil, terutama di area
kaki. Namun jika bengkak juga terjadi di area tubuh lain seperti wajah, mata,
atau tangan, bisa jadi itu merupakan pertanda preeklamsia.
Jenis bengkak yang biasanya terjadi adalah pitting edema. Artinya, bila Anda
tekan jempol ke area kulit yang bengkak, maka membutuhkan waktu lebih lama
untuk kembali seperti semula.
4. Nyeri pada area perut
Nyeri pada area perut (biasanya di perut kanan atas) dan bahu memang bisa
menandakan adanya gangguan di saluran cerna atau penendangan oleh bayi.
Akan tetapi, nyeri ini juga dapat menjadi gejala preeklamsia atau sindrom
HELLP.
5. Pandangan kabur
Gangguan penglihatan dapat menjadi salah satu gejala serius pada preeklamsia.
Kondisi ini dapat berkaitan dengan iritasi di sistem saraf pusat atau adanya
pembengkakan di otak.Gangguan penglihatan dapat berupa mata buram, melihat
kilauan cahaya, adanya bintik-bintik di mata, atau lebih sensitif terhadap cahaya.
6. Sesak napas
Sesak napas yang ditandai dengan denyut nadi cepat dan penurunan kesadaran
dapat menjadi gejala dari pre eklamsia. Jika Anda mengalaminya, bisa jadi
disebabkan oleh peningkatan tekanan darah di tubuh.
D. Patofisiologi / Patway
Faktor Resiko :

1. Primigravida atau
primipara mudab (85%).
2. Grand multigravida
3. Sosial ekonomi rendah.
4. Gizi buruk.
5. Faktor usia (remaja; <
20 tahun dan usia diatas 35
tahun).
6. Pernah pre eklamsia
atau eklamsia sebelumnya.
Tekanan Darah ( Hipertensi )
7. Hipertensi kronik.

Perfusi Jaringan

Aliran darah Pusing dan mual/ Aliran darah


berkurang Edema
muntah berkurang

Suplai makanan ke Kemampuan Ganggu


CO2 Dialisis
tubuh kurang filtrasi menurun an rasa
Nyama
n
MK : gangguan MK : ketidak Proteinuria Cemas Oliguria
perfusi seimbangan nutrisi
jaringan

Protein plasma Oedem


darah menurun

MK : Resiko
MK : kekurangan volume Injury
cairan
MK : Kurang
pengetahuan
MK : Resiko
Infeksi
E. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Klien tampak berbaring di tempat tidur
Kesadaran : Composmentis
TTV :
Td : 160 / 100 mmHg
N : 80 x per menit
R : 22 x per menit
T : 36,2 º C
2. Kepala
Rambut bersih , tidak rontok,tidak ada benjolan dan nyeri tekan
3. Mata :
Mata klien normal , konjungtiva anemis, warna merah muda.
4. Telinga
Bentuk normal, fungsi pendengaran baik, bersih
5. Hidung
Tidak ada kotoran ,cairan & secret, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan
6. Mulut
Mukosa bibir kering, keadaan gigi bersih, reflek menelan normal ,mulut bersih
7. Leher
Pergerakan leher normal, tidak ada pembesaran kelenjar typoid
8. Dada
Paru-paru : simetris, irama nafas Reguler, frekuensi nafas 22x/menit
Jantung : Bunyi jantung normal dan irama jantung normal
Payudara : Bentuk simetris, tidak ada pembengkakan
9. Abdomen
Bentuk asimetris, tidak terdapat nyeri tekan
Leopold I : untuk mengetahui tinggi fundus uteri
 Kepala janin teraba dibagian fundus ,yang teraba keras,bundar dan
melenting
Leopold II : untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus
 Bagian punggung : akan teraba jalas ,rata,teraba gerakan kaki aktif.
Leopold III : Untuk menentukan bagian janin apa (bokong atau kepala ) apakah
bagian janin sudah memasukin pintu atas panggul atau blom
 Saat teraba sudah tidak bias (seperti ada tahanan)
Leopold IV : Untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat di
bagian bawah perut ibu
 Seluruh bagian janin terendah janin sudah memasuki pintu atas panggul
(PAP).
10. Genetalia
Tidak ada kelainan ,tidak ada pembengkakan, tidak ada lesi.
11. Kuku
Kuku bersih , warna merah muda , CTR lebih dari 2 detik.
12. Kulit
Warna kulit coklat , dan bersih,terdapat edema di kaki sebelah kanan
13. Ektremitas
Tidak ada lesi ,terdapat edem di ektremitas bawah sebelah kanan (kaki sebelah
kanan)
F. Pemeriksaan Penunjang
a) Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan
interval 4-6 jam
b) Laboratorium : proteinuria dengan kateter atau midstream (biasanya meningkat
hingga 0,3 gr/lt atau lebih dan +1 hingga +2 pada skala kualitatif), kadar hematokrit
menurun, BJ urine meningkat, serum kreatinin meningkat, uric acid biasanya > 7
mg/100 ml.
c) Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu.
d) Tingkat kesadaran: penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak.
e) USG: untuk mengetahui keadaan janin.
f) NST: untuk mengetahui kesejahteraan janin.
G. Penatalaksanaan : Medis dan keperawatan
Tujuan utama penatalaksanaan adalah :
a. Untuk mencegah terjadinya pre-eklamsi dan eklamsia.
b. Hendaknya janin lahir hidup.
c. Trauma pada janin seminimal mungkin.
A. Medis
1) Pre-eklamsia berat
Pre-eklamsia berat pada kehamilan kurang dari 37 minggu.
Jika janin belum menunjukan tanda-tanda maturitas paru-paru dengan uji kocok
dan rasio L/S, maka penanganannya adalah sebagai berikut :
a) Berikan suntikan sulfas magnesikus dengan dosis 8 gr intramusuler
kemudian disusul dengan injeksi tambahan 4 gr intramuskuler setiap
(selama tidak ada kontraindikasi).
b) Jika ada perbaikan jalannya penyakit, pemberian sulfas magnesikus dapat
diteruskan lagi selama 24 jam sampai dicapai criteria pre-eklamsi ringan
(kecuali ada kontraindikasi).
c) Selanjutnya ibu dirawat, diperiksa, dan keadaan janin dimonitor, serta berat
badan ditimbang seperti pada pre-eklamsi ringan, sambil mengawasi
timbulnya lagi gejala.
d) Jika dengan terapi di atas tidak ada perbaikan, dilakukan terminasi
kehamilan dengan induksi partus atau tindakan lain tergantung keadaan.
e) Jika pada pemeriksaan telah dijumpai tanda-tanda kematangan paru janin,
maka penatalaksanaan kasus sama seperti pada kehamilan diatas 37 
minggu.
B. Keperawatan
1) Preeklamsia Berat (PEB)
a) Perawatan konservatif (usia kehamilan <36 minggu) :
 Tirah baring.
 Diet rendah garam dan tinggi protein (diet preeklamsia)
 Pasang kateter tetap (bila perlu).
b) Perawatan aktif (terminasi kehamilan), yaitu pada keadaan-keadaan di
bawah ini :
 Umur kehamilan >36 minggu.
 Terdapat tanda-tanda impending eklamsia atau
eklamsia
 Gawat janin.
 Sindroma HELLP.
 Kegagalan perawatan konservatif, yakni setelah 6 jam perawatan tidak
terlihat tanda-tanda perbaikan penyakit.

I. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
2
1 DS: Klien mengatakan Penurunan suplai 0 Gangguan perfusi
lemas. ke jaringan menurun jaringan
DO:
 Pasien tampak
lemas
 Hipertensi
TD : 160 / 100
mmHg
 CRT : lebih dari 2
detik
 Terdapat edem di
kaki sebelah
kanan
2 DS: klien mengatakan Hipervolemia Ketidak
pandangan kabur seimbangan
DO: volume cairan
1. Hipertensi
TD : 160 / 100
mmHG
2. Pasien tampak
pucat
3. HB rendah
10,3 gr/dl
4. Gelisah
5. Terdapat edema di
kaki sebelah
kanan

II. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


1. Gangguan perfusi jaringan b.d Penurunan suplai 02 ke jaringan menurun
2. Ketidak seimbangan volume cairan b.d hipervolemia

III.Nursing Care Planning (NCP)


NIC
Diagnosa NOC
No (Nursing Intervention
Keperawatan (Nursing Outcome)
Clasification)
1. Gangguan perfusi Setelah dilakukan tindakan INTRACRANIAL
jaringan b.d keperawatan selama 1x24 jam PREASURE
penurunan suplai diharapkan perfusi jaringan MONITORING
02 kejaringan teratasi
1. Catat respon pasien
menurun
Kreteria Hasil : terhadap stimulasi
2. Monitor TIK pasien
Indikator IR ER
 Tekanan darah 3 4 3. Monitor intake dan
sistol dan siastole output cairan

dalam rentang yang 4. Pantau TTV

diharapkan 5. Pantau pemeriksaan

 Tekanan nadi 3 4 laboratorium sesuai

dalaam rentang indikasi sesuai masa

yang diharapkan protrombin dan kadar


dilantin
 Rata – rata tekanan
darah dalam rentang 3 4 6. Kolaborasi dengan
dokter untuk
yang diharapkan
4 pemberian obat untuk
 Heat rate dalam 3
menurunkan tekanan
rentang yang
darah
diharapkan
 Perbandingan 02 3 4

arteri yang
diharapkan
 Nadi perifer teraba
kuat 3 4

 Edema perifer tidak


3 4
Nampak
 Kelemahan
ekstrime tidak ada 4 5
Keterangan :

1. Keluhan ekstrime
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan

2 Ketidakseimbang Setelah dilakukan tindakan 1. Pertahankan catatan


an volume cairan keperawatan selama 1x24 jam intake dan outout yang
b.d hipervolemi diharapkan keseimbangan cairan akurat
terpenuhi Kriteria hasil : 2. Pasang urin kateter jika
diperlukan
Indikator IR
3. Monitor status hidrasi
 Tekanan darah dalam
3 (kelembaban membrane
batas yang diharapkan
mukosa,nadi ada
 Rata rata tekanan arteri
3 kuat,tekanan darah) jika
dan vena yang
diperlukan
diharapkan
3 4. Monitor hasil lab sesuai
 Tidak ada hipotensi
3 dengan retensi cairan
 Intake dan output 24
5. Monitor vital sicen
jam seimbang
4 6. Monitor berar badan
 Tidak ada suara napas
7. Kaji lokasi dan luas
tambahan
3 edema
 Tidak ada pusing 8. Kolaborasi dengan
4
 Tidak terdapat haus dokter untuk pemberian
abnormal obat untuk menurunkan
 Membrane mukosa tekanan darah
3
lembab
 Hematocrit dalam batas
3
normal
 Tidak terdapat endapan 4
Keterangan
1. keluhan ekstrim
2. keluhan substansial
3.keluhan sedang
4. keluhan ringan
5. tidak ada keluhan
Daftar Pustaka
Amin Huda Nurarif & Hardii Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC NOC Edisi Revisi Jilid 2.
Jogjakarta : MediAction Punlishing
Doni wibowo,dkk.2017 . Ringkasan Diagnosa nanda, NOC dan NIC Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Cahaya Bangsa : Banjarmasin
Hutabarat,R.A., Suparman ,Eddy., Fredy. 2016 . karakteristik pasien dengan pre
eklamsi di RSUP prof . Dr.Kondou Monado. Jurnal Clinic . 4 (1 ) : 31-35
Varney.2006. buku saku kebidanan Verney.Jakarta .EG

Anda mungkin juga menyukai