Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN MATERNITAS

PRE-EKLAMSIA BERAT DI RUANG IGD RUMAH SAKIT


Dr. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS

Minggu Ke 2
04 – 13 Juli 2023

OLEH :
NIMI HARYANTI
NPM : 2226050042

Preceptor Akademik Preceptor Klinik

Ns. Vellyza Collin, S. Kep., MAN Ns. Yenny Opnisanti Lubis, S. Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2023
LAPORAN PENDAHULUAN MATERNITAS
PRE EKLAMSIA BERAT
DI RUANG ASOKA RS Dr. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Pengertian Pre Eklampsia Berat
Pre eklampsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan dimana
hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita yang sebelumnya
memiliki tekanan darah normal dan diartikan juga sebagai penyakit
vasospastik yang melibatkan banyak sistem dan ditandai oleh
hemokonsentrasi, hipertensi dan proteinuria (Bobak et al, 2015).
Pre eklampsia berat adalah pre eklampsia yang terjadi dengan tanda
tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih, proteinuria 5 gr atau lebih per
liter, Oliguria, adanya gangguan serebral, gangguan visus, serta rasa nyeri
di epigastrium. Dan terdapat edema paru serta sianosis (Sofian, 2012).
2. Etiologi Pre Eklampsia Berat
Penyebab pre eklampsia belum diketahui secara jelas. Penyakit ini
dianggap sebagai "maladaptation syndrome" akibat penyempitan
pembuluh darah secara umum yang mengakibatkan iskemia plasenta (ari-
ari) sehingga berakibat kurangnya pasokan darah yang membawa nutrisi
ke janin. Menurut Sutrimah (2015), ada beberapa faktor predisposisi
terjadinya pre eklamsia, diantaranya yaitu:
a. Primigravida atau primipara mudab (85%).
b. Gizi buruk.
c. Faktor usia (remaja; < 20 tahun dan usia diatas 35 tahun).
d. Pernah pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya.
e. Hipertensi kronik.
f. Diabetes mellitus.
g. Mola hidatidosa.
h. Riwayat keluarga dengan pre eklamsia.
i. Obesitas dan Interval antar kehamilan yang jauh.

2
3. Patofisiologi Pre Eklampsia
Pre eklmspsia dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti
primigravida, usia > 35 tahun, memiliki riwayat pre eklampsia, Obesitas,
dan lainnya. Faktor-faktor tersebut menyebabkan tekanan darah
meningkat sehingga perfusi ke jaringan menurun. Perfusi ke jaringan
menurun mengakibatkan aliran darah berkurang dan terjadi penurunan
karbondioksida sehingga muncul masalah risiko gangguan perfusi perifer.
Menurunnya perfusi ke jaringan dapat menyebabkan kerusakan
glomerulus dan penurunan kemampuan melakukan filtrasi. Filtrasi yang
tidak sempurna menyebabkan proteinuria sehingga protein plasma dalam
tubuh menurun dan munculnya masalah risiko ketidakseimbangan cairan.
Selain itu, akan terjadi retensi urin yang menyebabkan gangguan
eliminasi urin.
Perfusi ke jaringan menurun juga dapat menyebabkan terjadinya
kerusakan hati dan menyebabkan rasa nyeri pada epigastrium sehingga
munculnya masalah nyeri akut. Selain itu, terjadinya edema paru yang
akan menyebabkan seseorang merasa sesak napas dan mengakibatkan
pola napas menjadi tidak efektif.

3
4. WOC

Primigravida Faktor Usia Riwayat Pre Obesitas


eklampsia

Tekanan Darah Meningkat (Hipertensi)

Perfusi ke jaringan menurun

Aliran darah Kerusakan glomerulus Terjadi Edema


berkurang kerusakan hati
Kemampuan filtrasi
CO2 menurun menurun Edema Paru
Nyeri
Epigastrium
MK: Risiko Proteinuria Retensi urin Dispnea
Perfusi MK: Nyeri
perifer tidak Akut
efektif Protein MK: Ggn Pernapasan
plasma dlm Eliminasi tidak teratur
tubuh Urin
menurun
MK: Pola
napas tidak
MK: Risiko efektif
Ketidakseimbangan
cairan

4
5. Tanda dan Gejala
Menurut Sofian (2012), terdapat beberapa tanda dan gejala dari pre
eklampsia berat. Antara lain:
a. Tekanan darah 160/110 mmhg atau lebih.
b. Proteinuria 5 gr atau lebih per liter
c. Oliguria
d. Adanya gangguan serebral
e. Adanya gangguan visus
f. Nyeri di epigastrium
g. Edema paru
h. Sianosis
i. Kenaikan berat badan yang berlebih
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Dilakukan pemeriksaan darah lengkap dan pemeriksaan fungsi
hati. Umumnya terjadi penurunan Hb, peningkatan Ht, penurunan
trombosit, peningkatan bilirubin, dan peningkatan LDH.
b. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Ditemukannya retardasi pertumbuhan janin intrauterus,
pernafasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, serta volume
cairan ketuban sedikit.
c. Pemeriksaan Kardiotografi
Diketahui denyut jantung bayi lemah.
7. Komplikasi
Menurut Mitayani (2012), komplikasi yang dialami bergantung pada
derajat preeklamsia yaitu antara lain:
a. Komplikasi pada ibu
1) Eklamsia.
2) Solusio plasenta.
3) Perdarahan subkapsula hepar.

5
4) Kelainan pembekuan darah disseminated intravascular coagulation
(DIC).
5) Sindrom HELLP (hemolysis, elevated, liver, enzymes, dan low
platelet count).
6) Ablasio retina.
7) Gagal jantung hingga shok dan kematian.
b. Komplikasi pada janin
1) Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus.
2) Premature.
3) Asfiksia neonatorum.
4) Kematian janin dalam uterus.
5) Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.
8. Penatalaksanaan
a. Penderita dirawat inap
1) Istirahat mutlak dan ditempatkan dalam kamar isolasi.
2) Berikan diet rendah garam dan tinggi protein.
3) Berikan suntikan sulfas magnesikus 8 gr intramuskular, 4 gr
digluteus kanan dan 4 gr digluteus kiri.
4) Suntikan dapat diulang dengan dosis 4 gr setiap 4 jam.
5) Infus dekstrosa 5% dan ringer laktat.
b. Berikan obat anti hipertensif : injeksi katapres 1 ampul IM dan
selanjutnya dapat diberikan tablet katapres 3 kali ½ tablet atau 2 kali
½ tablet sehari.
c. Diuretika tidak diberikan kecuali bila terdapat edema umum, edema
paru dan kegagalan jantung kongestif. Untuk itu dapat disuntikan 1
ampul IV lasix.
d. Segera setelah pemberian sulfas magnesikus kedua, dilakukan induksi
partus dengan atau tanpa amniotomi. Untuk induksi dipakai oksitosin
(pitosin atau sintosinon) 10 satuan dalam infus tetes.
e. Kala II harus dipersingkat dengan ekstraksi vakum atau forceps, jadi
ibu dilarang mengedan.

6
f. Jangan diberikan methergin postpartum, kecuali bila terjadi
perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
g. Pemberian sulfas magnesikus, kalau tidak ada kontraindikasi
kemudian diteruskan dengan dosis 4 gr setiap 4 jam dalam 24 jam post
partum.
h. Bila ada indikasi obstetrik dilakukan seksio sesarea.
B. DATA FOKUS PENGKAJIAN
2. Data Umum Klien
a. Initial Klien :
- Nama : ...........................................
- Usia : ...........................................
- Status Perkawinan : ............................................
- Pekerjaan : ............................................
- Pendidikan Terakhir : ............................................
- Alamat : ............................................
- No.RM : ............................................
b. Initial Suami
- Nama : ...........................................
- Usia : ...........................................
- Status Perkawinan : ............................................
- Pekerjaan : ............................................
- Pendidikan Terakhir : ............................................
3. Riwayat Kehamilan Saat Ini
a. Berapa kali periksa selama hamil:
b. Keluhan selama hamil :
4. Riwayat Persalinan ini
a. Jenis persalinan :
b. Tanggal/jam :
c. Jenis kelamin bayi :
d. BB/TB :
e. Masalah dalam persalinan:

7
5. Riwayat Kehamilan Dan Persalinan Yang Lalu
No Tahun Jenis Penolong Jenis BB Masalah
persalinan kelamin lahir

a. Pengalaman menyusui: ya/tidak Berapa lama


Alasan :.........................
b. Riwayat Ginekologi
c. Riwayat Menstruasi (Menarche, siklus, lama, jumlah darah/volume,
ganti pembalut, keluhan)
d. Riwayat KB (jenis, berapa lama, alasan penggunaan, keluhan)
e. Penyakit ginekologi: riwayat penyaki seperti tumor, kanker, Kista,
mioma, gangguan menstruasi.
6. Data Umum Kesehatan Saat Ini
a. Status Obstetrik:P............A............Nifas hari ke..................
b. Bayi rawat gabung: Ya/tidak
c. BB/TB:..........Kg/..............Cm
d. Keadaan Umum ………………………Kesadaran………………
e. Tanda vital
Nadi :……………..Suhu :………..°C Pernafasan:……… x/menit
f. Kepala Leher :
Kepala : ................................................
Mata : ................................................
Hidung : ................................................
Mulut : ................................................
Telinga : ................................................
Leher : ................................................
g. Dada :
Jantung Paru : ...............................................
Payudara : ...............................................
Areola : ...............................................

8
Putting susu : ...............................................
Pengeluaran ASI : ...............................................
h. Abdomen :
Involusi Uterus : .................................
Tinggi fundus uterus : .................................
Kontraksi : .................................
Posisi : .................................
Kandung Kemih : penuh/tidak
Diastasis Rektus Abdominis………. x……….. cm
Bising usus : ..................................
i. Perineum dan Genitalia
1) Vagina :
Integritas kulit :........................
Edema :........................
Memar :.........................
Hematoma :........................
2) Perineum :
Bentuk :........................
Kebersihan :........................
Lokia :........................
Konsistensi :........................
Hemorrhoid :........................
j. Ekstremitas (atas dan bawah)
Edema : ya/tidak, lokasi .....................................................
Varises : ya/tidak, lokasi .....................................................
Reflek patela : +/- jika ada: +1/+2/+3
k. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
1) Eliminasi
Urin : frekuensi, warna, bau,
BAB : frekuensi, tempat,

9
2) Istirahat dan Kenyamanan
Pola tidur : Kebiasaan tidur, lama jam, frekuensi………….
Pola tidur saat ini :………………………..
Keluhan ketidaknyaman: ya/tidak, lokasi:………
3) Mobilisasi dan latihan
Kemampuan mobilisasi :.......................
Keterbatasan mobilisasi :.......................
Latihan/senam :.....................................
4) Nutrisi dan Cairan
Kebiasaan makan : frekuensi, jenis, nafsu makan
Asupan Cairan :jumlah perhari, jenis, minuman pantang
5) Keadaan Mental
Adaptasi psikologis : bingung/bahagia/ cemas/takut
Kehamilan yang direncanakan/tidak ?
Penerimaan terhadap kehamilan :........................
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Dilakukan pemeriksaan darah lengkap dan pemeriksaan fungsi
hati. Umumnya terjadi penurunan Hb, peningkatan Ht, penurunan
trombosit, peningkatan bilirubin, dan peningkatan LDH.
b. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Ditemukannya retardasi pertumbuhan janin intrauterus,
pernafasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, serta volume
cairan ketuban sedikit.
c. Pemeriksaan Kardiotografi
Diketahui denyut jantung bayi lemah.

10
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN TEORITIS
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis dibuktikan
dengan mengeluh nyeri, meringis, tampak gelisah, dan bersikap protektif
(PPNI, 2016).
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernapasan

dibuktikan dengan dispnea, penggunaan otot bantu pernapasan, dan pola

napas abnormal (PPNI, 2016).

3. Risiko perfusi perifer tidak efektif dibuktikan dengan hipertensi (PPNI,

2016).

11
D. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Kode Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Kode Intervensi Keperawatan (SIKI)
1 Nyeri akut L.080 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 I.082 Dilakukan Manajemen Nyeri, dengan
berhubungan dengan 66 jam didapatkan tingkat nyeri menurun dengan 38 tindakan:
agen pencedera kriteria hasil: Observasi :
fisiologis dibuktikan 1. Keluhan nyeri dengan nilai 5 1. Identifikasi lokasi, karakterisitik,
dengan mengeluh nyeri, 2. Meringis dengan nilai 5 frekuensi, dan skala nyeri
meringis, tampak 3. Sikap protektif dengan nilai 5 2. Identifikasi respon nyeri non verbal
gelisah, dan bersikap 4. Menarik diri dengan nilai 5 3. Identifikasi faktor yang memperberat
protektif. 5. Berfokus pada diri sendiri dengan nilai 5 dan memperingan nyeri
6. Perasaan depresi dengan nilai 5 4. Identifikasi keyakinan dan pengetahuan
DS: 7. Anoreksia dengan nilai 5 tentan nyeri
DO: 8. Perineum terasa tertekan dengan nilai 5 5. Identifikasi pengaruh budaya terhadap
9. Ketegangan otot dengan nilai 5 respon nyeri
10.Mual dengan nilai 5 6. Identifikasi pengaruh nyeri pada
11.Muntah dengan nilai 5 kualitas hidup
12.Frekuensi nadi dengan nilai 5 7. Monitor efek samping penggunaan
13.Pola napas dengan nilai 5 analgetik

12
14.Tekanan darah dengan nilai 5 Terapeutik :
15.Fungsi berkemih dengan nilai 5 8. Berikan teknik non farmakologis untuk
16.Nafsu makan dengan nilai 5 mengurangi rasa nyeri
17.Pola tidur dengan nilai 5 9. Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
10. Fasilitasi istirhat dan tidur
Edukasi :
11. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
12. Jelaskan strategi meredekan nyeri
13. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
14. Anjurkan menggunakan teknik
analgetik secara tepat
15. Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
16. Kolborasi pemberian analgetik

13
2 Pola nafas tidak efektif L.010 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 I.0101 Dilakukan manajemen jalan nafas, dengan
b.d depresi pusat 04 jam diharapkan pola nafas membaik dengan 1 tindakan :
pernapasan d.d dispnea, kriteria hasil : Observasi
pola nafas abnormal, 1. Ventilasi semenit meningkat dengan nilai 5 1. Monitor pola napas
dan pernafasan cuping 2. Kapasitas vital meningkat dengan nilai 5 2. Monitor bunyi napas tambahan
hidung. 3. Diameter thoraks nterior-posterior 3. Monitor sputum
meningkat dengan nilai 5 Terapeutik
DS: 4. Tekanan ekspirasi meningkat dengan nilai 5 4. Pertahankan kepatenan jalan napas
DO: 5. Tekanan inspirasi meningkat dengan nilai 5 5. Posisikan semi fowler atau fowler
6. Dispnea menurun dengan nilai 5 6. Lakukan suction
7. Penggunaan otot bantu napas menurun dg 7. Berikan oksigen
nilai 5 Edukasi
8. Pemanjangan fase ekspirasi menurun dg 8. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari
nilai 5 9. Ajarkan teknik batuk efektif
9. Pernafasan cuping hidung menurun dengan Kolaborasi
nilai 5 10. Kolaborasi pemberian bronkodilator
10. Frekuensi nafas membaik dg nilai 5
11. Kedalaman nafas membaik dg nilai 5
12. Ekskursi dada membaik dengan nilai 5

14
3 Risiko perfusi perifer L.020 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 I.0207 Dilakukan perawatan sirkulasi, dengan
11 jam diharapkan tingkat infeksi menurun 9 tindakan:
tidak efektif dibuktikan
dengan kriteria hasil : Observasi :
dengan hipertensi.
1. Denyut nadi perifer dengan nilai 5 1. Periksa sirkulasi perifer
2. Penyembuhan luka dengan nilai 5 2. Identifikasi faktor risiko gangguan
DS: 3. Sensasi dengan nilai 5 sirkulasi
DO: 4. Warna kulit pucat dengan nilai 5 3. Monitor panas, kemerahan, nyeri atau
5. Edema perifer dengan nilai 5 bengkak
6. Nyeri ekstremitas dengan nilai 5 Terapeutik :
7. Parastesia dengan nilai 5 4. Hindari pemasangan infus atau
8. Kelemahan otot dengan nilai 5 pengambilan darah di area keterbatasan
9. Kram otot dengan nilai 5 perfusi
10.Nekrosis dengan nilai 5 5. Hindari pengukuran tekanan darah diarea
11.Akral dengan nilai 5 dengan keterbatasan perfusi
12.Turgor kulit dengan nilai 5 6. Hindari pemasangan torniuquet pada area
13.Tekanan darah sistolik dengan nilai 5 yang cidera
14.Tekanan darah diastolik dengan nilai 5 7. Lakukan pencegahan infeksi
15.Indeks anckle brachial dengan nilai 5 8. Lakukan perawatan kaki dan kuku

15
Edukasi :
9. Anjurkan berhenti merokok
10. Anjurkan berolahraga rutin
11. Anjurkan menggunakan obat penurun
tekanan darah
12. Anjurkan minum obat pengotrol
tekanan darah secara rutin
13. Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
14. Anjurkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, I.M., Deitra L.L., & Margaret D. J. (2015). Buku ajar keperawatan
maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC
Mitayani. (2012). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1, Jakarta : DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Intervensi Kperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1, Jakarta : DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan, Edisi 1, Jakarta : DPP PPNI
Sofian, Amru. (2012). Sinopsis Obstetri Rustam Mochtar Jilid 2. EGC. Jakarta
Sutrimah, S., Mifbakhudin, M., & Wahyuni, D. (2015). Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil di Rumah
Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Jurnal Kebidanan, 4(1), 1-10.

Anda mungkin juga menyukai