Anda di halaman 1dari 20

MINI RISET

MK.FILSAFAT PENDIDIKAN
PRODI S1 PENDIDIKAN
TEKNIK ELEKTRO

SKOR NILAI:

Kelengkapan penyediaan pendidikan di sekolah

Nama Mahasiswa
Aprida Hutagalung NIM: 5193331002
Rajab Nasution NIM: 5192131007
M.Irsyad Awaludin NIM: 5193131003
Wira Rizki Dianda Siregar NIM: 5193131029

Dosen Pengampu : Prof.Dr.Baharuddin, S.T, M.Pd/May Sari Lubis, S.Pd, M.Pd


MATA KULIAH : Filsafat Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknik Elektro


Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan
November 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
mata kuliah Filsafat Pendidikan yang berjudul “Mini Riset”. Penulis berterimakasih
kepada bapak dan ibu dosen yang bersangkutan yang telah memberi
bimbingannya.
Dalam penyusunan tugas ini tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan,
untuk itu saya mohon kritik dan saran demi perbaikan. Semoga penyusunan Mini
Riset ini memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat memberikan pengetahuan
serta wawasan.

Medan, 06 November 2019

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Survey
F. Manfaat Survey
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Aliran-AliranFilsafat Pendidikan Berlandaskan Pancasila
1. DefinisiFilsafat Pendidikan Pancasila
2. PandanganFilsafat Pendidikan tentang Pendidikan
3. Dasar Penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia
B. Konsep dan Nilai-Nilai FilsafatPendidikan
1. Nilai-nilai Pendidikan berdasarkan Pancasila
2. Pendidikan Karakter berdasarkan nilai-nilai Pancasila
C. Kerangka Berpikir

BAB III.METODE SURVEY


A. Tempat dan WaktuSurvey
B. Subject Survey
C. Teknik Pengambilan Data
D. Instrumen Survey
E. Teknik Analisis Data

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Hasil Survey
B. Pembahasan
C. Temuan Lapangan

BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kelayakan penyelenggaraan pendidikan dalam proses pendidikan memegang
peranan strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui
pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang dari
dimensi pembelajaran, peranan pendidik (guru, dosen, pamong belajar, instruktur,
tutor, widyaiswara) dalam masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun
teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat
cepat. Hal ini disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses pendidikan, atau
lebih khusus lagi proses pembelajaran, yang diperankan oleh pendidik yang tidak
dapat digantikan oleh teknologi. Fungsi mereka tidak akan bisa seluruhnya
dihilangkan sebagai pendidik dan pengajar bagi peserta didiknya. Begitu pun
dengan tenaga kependidikan (kepala sekolah, pengawas, tenaga perpustakaan,
tenaga administrasi) mereka bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.
Sehubungan dengan tuntutan kearah profesionalisme tenaga pendidik dan
kependidikan, maka semakin dirasakannya desakan untuk peningkatan mutu
pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan yang telah menjadi komitmen
pendidikan nasional. Isu klasik yang selalu muncul selama ini ialah : usaha apa
yang paling tepat untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan mutu
pendidik dan tenaga kependidikan? Oleh karenanya penting untuk memahami
terlebih dahulu bagaimana mengelola pendidik dan tenaga kependidikan tersebut.
Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan
bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien
untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang
menyenangkan. Untuk mewujudkan keseragaman perlakuan dan kepastian
hukum bagi tenaga kependidikan sekolah dasar dalam melaksanakan tugas dan
fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.

B. RUMUSAN MASALAH
Bedasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut : “Bagaimana Kelayakan penyelenggaraan
pendidikan disekolah SMK TR SINAR HUSNI MEDAN melalui para siswa?” yang
meliputi:
1.Sikap atau respons yang diberikan siswa
2. Perencanaan yang dilakukan sebelum pembelajaran dilakukan oleh guru
3. Tanggung jawab oleh guru

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jawaban atas
pertanyaan Bagaimana kinerja tenaga pendidik di SMK TR Sinar Husni
MEDAN melalui para dewan guru, dan bantuan dari kepala sekolah?”

D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1.      Para siswa di sekolah dapat melaksanakan kegiatan belajar yang sesuai dan
tepat juga dengan keefektifan di lingkungan sekolah
2.      Para guru mengetahui keluh kesah yang dihadapi oleh siswa/i dan juga
mengubah hal yang belum sesuai dengan lingkungan sekolah

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Aliran-AliranFilsafat Pendidikan Berlandaskan Pancasila
1. Definisi Filsafat Pendidikan Pancasila
Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan mempunyai peranan yang amat
penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa.
Indonesia adalah negara yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-undang
Dasar  1945  yang  di  dalamnya
diatur bahwa pendidikan diusahakan dan diselenggarakan oleh pemerintah sebag
ai satu sistem pengajarannasional. Aristoteles mengatakan, bahwa tujuan
pendidikan sama dengan tujuan didirikannya suatunegara (Rapar; 1988).Demikian
juga dengan Indonesia, pendidikan selain sebagai sarana transfer ilmu
pengetahuan,sosial budaya juga merupakan sarana untuk mewariskan ideologi
bangsa kepada generasiselanjutnya. Suatu bangsa menjadi kuat serta menguasai
bangsa-bangsa lainnya dengan sistem pendidikannya yang kuat demikian juga
sebaliknya sistem pendidikan yang lemah akan menjadikansuatu bangsa tidak
berdaya (Tadjab; 1994). Pendidikan suatu bangsa akan secara otomatis mengikuti
ideologi suatu bangsa yang dianutnya.Filsafat adalah berfikir secara mendalam
dan sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran,filsafat pendidikan
adalah pemikiran yang mendalam tentang  pendidikan  berdasarkan
filsafat,apabila kita hubungkan fungsi Pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau
dari filsafat pendidikan,  bahwa  Pancasila  pandangan  hidup  bangsa  yang
menjiwai dalam kehidupan sehari-hari. Karenanyasistem pendidikan nasional
Indonesia wajar apabila dijiwai, didasari dan mencerminkan identitasPancasila.
Cita dan karsa bangsa Indonesia diusahakan secara melembaga dalam
sistem pendidikan. Nasional  yang  bertumpu
dan dijiwai oleh suatu keyakinan, pandangan hidup danfolosofi tertentu, inilah
dasar pikiran mengapa filsafat pendidikan Pancasila merupakan tuntutannasional
dan sistem filsafat pendidikan Pancasila adalah sub sistem dari sistem negara
Pancasila
2. PandanganFilsafat Pendidikan tentang Pendidikan

Pandangan fislafat pendidikan sama dengan perananya merupakan landasan


filosofis yang menjiwai seluruk kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Dimana
landasan filsofis merupakan landasan yang berdasarkan atas filsafat. Landasan
filsafat menalaah sesautu secara radikal, menyeluruh, dan konseptual tentang
religi dan etika yang bertumpu pada penalran. Oleh karena itu antara filsafat
dengan pendidikan sangat erat kaitannya, dimana filsafat mencoba merumuskan
citra tentang manusia dan masyarkaat sedangkan pendidikan
berusahanmewujudkan

3. Dasar Penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia


Penyelenggaraan pendidikan dasar di Indonesia yang telah dimulai semenjak
masa penjajahan, dilanjutkan lagi oleh rezim Orde Lama. Namun pelaksanaannya
belum menjadi prioritas utama dalam program pembangunan pada masa itu, yang
lebih mementingkan pembangunan politik bangsa dan negara. Begitu juga pada
masa pemerintahan Orde Baru, meskipun pemerintah mengakui akan pentingnya
arti pendidikan dasar dengan mencanangkan program wajib belajar sembilan
tahun pada tahun 1994, akan tetapi kebijakan-kebijakan yang diambil tidak
menunjukkan kesadaran pentingnya pendidikan.

B. Konsep dan Nilai-Nilai FilsafatPendidikan

Nilai-nilai Pendidikan berdasarkan Pancasila:

1. Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa:


Terkandung di dalamnya prinsip asasi
(1) Kepercayaan dan Ketaqwaan kepada Tuhn Yang Maha Esa;
(2) kebebasan beragama dan berkepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa
sebagai hak yang paling asasi bagi manusia;
(3) toleransi di antara umat beragama dan berkepercayaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa; dan
(4) Kecintaan pada semua makhluk ciptaan Tuhan, khususnya makhluk manusia.
2. Nilai-nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab:
Terkandung di dalamnya prinsip asasi
(1) Kecintaan kepada sesama manusia sesuai dengan prinsip bahwa
kemanusiaan adalah satu adanya;
(2) Kejujuran;
(3) Kesamaderajatan manusia;
(4) Keadilan; dan
(5) Keadaban.

3. Nilai-nilai Persatuan Indonesia:


Terkandung di dalamnya prinsip asasi
(1) Persatuan;
(2) Kebersamaan;
(3) Kecintaan pada bangsa;
(4) Kecintaan pada tanah air; dan
(5) Bhineka Tunggal Ika.
4. Nilai-nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan:
Terkandung di dalamnya prinsip asasi
(1) Kerakyatan;
(2) Musyawarah mufakat;
(3) Demokrasi;
(4) Hikmat kebijaksanaan, dan (Perwakilan).

5. Nilai-nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat indonesia:


Terkandung di dalamnya prinsip asasi
(1) Keadilan;
(2) Keadilan sosial;
(3) Kesejahteraan lahir dan batin;
(4) Kekeluargaan dan kegotongroyongan;
(5) Etos kerja.
Selain diberikan pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, saat ini nilai-
nilai pancasila tersebut mulai diterapkan pada keseluruhan mata pembelajaran
yang lain (kurikulum 2013 revisi). Hal ini diwujudkan dengan penanaman nilai-nilai
karakter pada setiap kegiatan pembelajaran di kelas. Bahkan, nilai-nilai karakter
yang akan diterapkan dalam setiap pembelajaran ini sudah harus dirumuskan
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun sebelumnya.
Nilai karakter yang diterapkan disesuaikan dengan kompetensi dasar yang akan
dicapai dalam setiap pembelajaran. Selain itu, nilai karakter ini juga digunakan
untuk mendiskusikan berbagai isu-isu terbaru yang berkembang di masyarakat
dari sudut pandang pancasila. Sehingga peserta didik akan terbiasa memandang,
menganalisis, menyikapi, serta bertindak sesuai dengan nilai-nilai karakter dalam
pancasila terhadap suatu isu atau fenomena di sekitarnya.

2. Pendidikan Karakter berdasarkan nilai-nilai Pancasila


Pentingnya pendidikan karakter nampaknya telah disadari oleh pemerintah
Sebagaimana ungkapan bapak pendiri bangsa bahwa perjuangan akan semakin
berat karena lawan bukan lagi dari luar namun dari dalam, maka melalui
pendidikan karakter yang dicanangkan dalam kurikulum, terutama pada kurikulum
2013 yang nampak jelas menekankan aspek afektif dan social melalui adanya
kompetensi inti 1 dan kompetensi inti 2 yang wajib ada dalam seluruh mata
pelajaran di sekolah.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif menggunakan triangulasi,
dengan memakai tehnik pengumpulan data, yaitu kuisioner/angket, observasi dan
wawancara. penelitian akan dilakukan di SMK TR SINAR HUSNI
Hasil penelitian ini bertujuan untuk menelaah jauh lebih dalam perkembangan
pembentukan karakter Bangsa yakni karakter yang mengandung nilai Pancasila
karena pendidikan yang mengandung nilai-nilai Pancasila dengan hakikat
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan tameng utama untuk
menghadapi tantangan dan ancaman sebagai pembentuk karakter bangsa yang
merupakan hal yang unik dan khas yang menjadi unsur pembeda antara bangsa
yang satu dengan bangsa yang lain.
C. Kerangka Berpikir

Kerangka Berpikir pada dasarnya merupakan arah penalaran untuk bisa


memberikan jawaban sementara atas rumusan masalah yang telah disebutkan.
Sedangkan membahas prisonisasi pada dasarnya merupakan salah satu cara
referentif yang bisa dijadikan untuk memaksimalakan bonus demografi dengan
kolaborasi semangat proklamasi sebagai bentuk perjuangan.

Suatu tindakan perlu dilakukan untuk meminimalisir terjadinya permasalahan di


sekolah. Tindakan ini barangkali bisa dilakukan diantaranya dengan memberikan
semangat perjuangan, nasionalisme dan keterampilan peberdayaan untuk
mewujudkan kesejahteraan NKRI.

Untuk mempermudah studi leteratur dalam pembentukan rekonsiliasi media islami


dengan wacana diskusi, disajikan skema kerangka pemikiran dalam penelitian ini;
BAB III
METODE SURVEY

A. Tempat dan Waktu Survey


 Tempat : SMK TR SINAR HUSNI
Jln. Veteran Gg. Utama, Pasar V Helvetia Kec. Labuhan deli,Kab.
Deli Serdang SUMATRA UTARA
 Waktu : Kamis 24 Oktober 2019

B. Subject Survey

 Siswa
 KEVIN H MAULANA
 RAHMAT KHAUQ
 AHMAD DINULLAH
 GALIH FIKRI
 ADRIANSYAH AZHARI
 MUSLIM
 M. FAZRI
 MUHAMMAD ALFANDI
 ARIF RIZKY
 MUHAMMAD IQBAL

C. Teknik Pengambilan Data


Teknik pengumpulan data dengan observasi, maka diperolehlah data
primer dari sumber langsung berupa angket tertutup.

D. Instrumen Survey
1. Ratio luas pekarangan sekolah dengan jumlah peserta didik
2. Ratio Jumlah Guru dan Murid
3. Gedung dan Peralatan Sekolah
4. Perilaku Siswa saat istirahat

E. Teknik analisis data


penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Metode
penelitian kuantitatif adalah pengukuran data penelitian yang menggunakan
angka-angka numerik dengan data yang diambil dari proses pembuatan
kuesioner.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Hasil Survey
a. Observasi Kondisi peralatan bengkel kepada siswa

No Pernyataan Ya Persentase Tidak Presentase


.
(%) (%)

1 Kondisi alat alat yang tersedia di 9 98% 1 2%


bengkel sesuai dengan job yang
akan di kerjakan

2 Bagaimana kondisi alat berupa 10 100% 0 0%


tang yang ada di bengkel anda
layak pakai atau tidak

3 Bagaimana kondisi alat berupa 9 98% 1 2%


obeng di bengkel kerja anda
memadai atau tidak

4 Bagaimana kondisi alat berupa 10 100% 0 0%


Palu/Martil di bengkel kerja anda
memadai atau tidak

5 Bagaimana kondisi alat berupa 5 50% 5 50%


BOR di bengkel kerja anda
memadai atau tidak

6 Bagaimana kondisi alat berupa 9 98% 1 2%


gergaji di bengkel kerja anda
memadai atau tidak

7 Bagaimana kondisi alat berupa 10 100% 0 0%


pisau di bengkel kerja anda
memadai atau tidak

8 Bagaimana kondisi alat berupa 9 98% 1 2%


Solder listrik di bengkel kerja anda
memadai atau tidak

9 Bagaimana kondisi alat berupa 10 100% 0 0%


TESTPEN di bengkel kerja anda
memadai atau tidak

10 Bagaimana kondisi alat berupa 8 95% 2 5%


Multimeter di bengkel kerja anda
memadai atau tidak

11 Bagaimana kondisi alat berupa 7 92% 3 8%


Merger di bengkel kerja anda
memadai atau tidak

12 Bagaimana kondisi alat berupa 8 95% 2 5%


Tang Ampere di bengkel kerja
anda memadai atau tidak

13 Bagaimana kondisi alat berupa 10 100% 0 0%


KWH Meter 1 fasa di bengkel
kerja anda memadai atau tidak

14 Bagaimana kondisi alat berupa 10 100% 0 0%


MCB di bengkel kerja anda
memadai atau tidak

b. Observasi siswa di kelas

No Pernyataan Ya Presenta Tidak Presentase


. se
(%)
(%)

1 Metode pembelajaran yang mudah 8 96% 2 4%


di mengerti

2 Guru yang masuk memberikan 10 100% 0 24%


materi sesuai kurikulum

3 Siswa tidur-tidur dikelas pada saat 2 98% 8 2%


jam pelajaran kosong

4 Bullying di sekolah masih ada 2 4% 8 96%

5 Bolos di kelas 1 2% 9 98%

6 Jika ada permasalahan di kelas di 10 100% 0 0%


selesaikan dengan cara diskusi

7 Lapangan olahraga memadai 10 100% 0 0%

8 kebebasna kepada siswa untuk 8 96% 2 4%


mendokerasi kelasnya

B. Pembahasan
Pembahasan di lapangan dengan cara menanyakan kepada siswa dan guru
tentang permasalahan di sekolah
a. Observasi bengkel
5. Kondisi alat alat yang tersedia di bengkel sesuai dengan job yang akan di
kerjakan
6. Bagaimana kondisi alat berupa tang yang ada di bengkel anda layak pakai atau
tidak
7. Bagaimana kondisi alat berupa obeng di bengkel kerja anda memadai atau tidak
8. Bagaimana kondisi alat berupa Palu/Martil di bengkel kerja anda memadai atau
tidak
9. Bagaimana kondisi alat berupa BOR di bengkel kerja anda memadai atau tidak
10. Bagaimana kondisi alat berupa gergaji di bengkel kerja anda
memadai atau tidak
11. Bagaimana kondisi alat berupa pisau di bengkel kerja anda
memadai atau tidak
12. Bagaimana kondisi alat berupa Solder listrik di bengkel kerja anda
memadai atau tidak
13. Bagaimana kondisi alat berupa TESTPEN di bengkel kerja anda
memadai atau tidak
14. Bagaimana kondisi alat berupa Multimeter di bengkel kerja anda
memadai atau tidak
15. Bagaimana kondisi alat berupa Merger di bengkel kerja anda
memadai atau tidak
16. Bagaimana kondisi alat berupa Tang Ampere di bengkel kerja anda
memadai atau tidak
17. Bagaimana kondisi alat berupa KWH Meter 1 fasa di bengkel kerja
anda memadai atau tidak
18. Bagaimana kondisi alat berupa MCB di bengkel kerja anda
memadai atau tidak

b. Observasi siswa
1. Metode pembelajaran yang mudah di mengerti
2. Guru yang masuk memberikan materi sesuai kurikulum
3. Siswa tidur-tidur dikelas pada saat jam pelajaran kosong
4. Bullying di sekolah masih ada
5. Bolos di kelas
6. Jika ada permasalahan di kelas di selesaikan dengan cara diskusi
7. Lapangan olahraga memadai
8. kebebasna kepada siswa untuk mendokerasi kelasnya

C. Temuan Lapangan
Siswa mudah bosan apabila metode pembelajaran itu
monoton, siswa sering main game dan tidur-tiduran di kelas pada saat guru di
kelas
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian kualitatif dengan teknik observasi, wawancara
dan dokumentasi yang dilaksanakan di SMK TR HUSNI MEDAN tentang
kelayakan penyelenggaraan pendidikan. Kesimpulan tersebut dipaparkan sebagai
berikut:

1. Sesuai dengan data yang diperoleh peneliti, Pelaksanaan Pembelajaran


kesimpulannya adalah bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru di kelas sudah memasukkan nilai-nilai karakter namun
belum sesuai dengan nilai-nilai karakter .Pelaksanaan pembelajaran yang
dilaksanakan masih menggunakan metode monoton yang tidak membuat siswa
aktif dan nilai karakter yang dikembangkan dalam metode tersebut hanya nilai
karakter kepatuhan dan menghargai orang lain.
2. Beberapa faktor penghambat pelaksanaan pembelajaran yang dihadapi guru
dalam melaksanakan pendidikan yaitu faktor yang menjadi penghambat, berasal
dari sekolah antara lain; faktor buku penunjang sebagai sumber belajar siswa
yang masih sangat kurang memadai, sarana prasarana sekolah yang masih
sederhana dan kurang memadai, kemudian faktor-faktor yang berasal dari siswa
sendiri antara lain; latar belakang sosial siswa yang kurang mendukung seperti
faktor pendidikan orang tua dan faktor ekonomi keluarga yang masih rendah,
lingkungan pergaulan siswa di luar sekolah yang sering bergaul dengan teman
yang tidak sekolah, budaya masyarakat yang masih kurang antusias terhadap
pentingnya pendidikan, dan pengaruh negatif teknologi informasi yang tidak
tersaring dengan baik dan kurangnya perhatian dari orang sekitar terhadap
perkembangan pribadi siswa sehingga menjadikan siswa semakin mudah
mengikuti arus negatif dalam masyarakat.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan beberapa permasalahan yang
belum terpecahkan, sehingga peneliti mengajukan beberapa saran. Saran
tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Peranan guru sangat dominan dalam membentuk kerakter siswa sehingga
harus dapat menempatkan dirinya sebagai panutan yang dapat memberi teladan
yang baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan
masyarakat.
2. Guru lebih mengembangkan strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa
aktif belajar dan mempraktikkan nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam
mata pelajaran. Pendidikan karakter harus didukung semua pihak yang
berkepentingan terhadap pendidikan karakter agar dapat mewujudkan generasi
yang berkarakter dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

http://kopite-geografi.blogspot.com/2013/05/filsafat-pendidikan-
pancasila.html

Anda mungkin juga menyukai