SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
AQIL SHIDQII ROZAAN
NIM : 2016-11-159
i
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
Disusun Oleh :
Mengetahui Disetujui
(Tony Koerniawan,
(Sigit ST.,MT)
Sukmajati, ST.,M.T) (Isworo Pujotomo, Ir.,MT)
Kepala ProgramKedua
Pembimbing Studi Pembimbing Pertama
2
NIM : 2016 – 11 – 159
Program Studi : S1 Teknik Elektro
Judul :Analisis Rugi-Rugi Dan Arus Netral Akibat
Ketidakseimbangan Beban Pada Transformator
Distribusi BTC32 PT.PLN (PERSERO) UP3 Cikokol
Dosen Penguji
Mengetahui :
Kepala Program Studi
3
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
4
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada yang terhormat:
NIM : 2016-11-159
5
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 25 Juli 2020
Yang Menyatakan
6
ANALISIS RUGU-RUGI DAN ARUS NETRAL AKIBAT
KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN PADA
TRANSFORMATOR DISTRIBUSI BTC32 PT.PLN
(PERSERO) UP3 CIKOKOL
ABSTRAK
7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring perkembangan teknologi yang menggunakan tenaga listrik
maka secara tidak langsung manusia menjadi bergantung terhadap
tenaga listrik. Penyediaan tenaga listrik yang stabil dan kontinyu
merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam memenuhi
kebutuhan tenaga listrik. Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik
tersebut, terjadi pembagian beban-beban yang pada awalnya merata
tetapi karena ketidak serempakan waktu penyalaan beban-beban
tersebut maka menimbulkan ketidakseimbangan beban yang berdampak
pada penyediaan tenaga listrik. Ketidakseimbangan beban antara tiap-
tiap fasa (fasa R, fasa S, dan fasa T) inilah yang menyebabkan
mengalirnya arus di netral trafo.
Ketidakseimbangan beban merupakan salah satu masalah yang
terjadi di PT PLN UP3 CIKOKOL. Tepatnya pada jalan darussalam batu
ceper yang mana kebutuhan listriknya di suplai dari Gardu Distribusi
BTC32. Sebagian besar dari beban yang di cakup dari Gardu Distribusi
BTC32 merupakan beban perumahan yang memiliki besar kebutuhan
beban yang berbeda beda dan waktu pemakaian yang juga berbeda
beda. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan beban
pada Gardu Distribusi BTC32.
Ketidakseimbangan beban yang terjadi haruslah di batasi pada
batas toleransi yang telah ditetapkan baik untuk sistem distribusi nya
sendiri yang berkisar 25% maupun pada transformator distribusi yang
berada pada level≥25%. Ketidakseimbangan beban yang terjadi akan
berdampak pada timbulnya aliran arus pada penghantar netral. Aliran
arus pada penghantar netral tersebut akan membuat rugi rugi daya pada
transformator distribusi menjadi meningkat. Menginkatnya rugi-rugi daya
akan memperburuk kualitas daya dan meningkatkan rugi rugi energi
8
sehingga akan menimbulkan kenaikan biaya listrik yang merugikan pihak
PLN.
Oleh sebab itu dibuatlah penelitian mengenai pengaruh
ketidakseimbangan beban pada transformator distribusi di PT PLN UP3
CIKOKOL. Pada penelitian ini berisi analisis terhadap bagaimana
pengaruh ketidakseimbangan beban tersebut terhadap rugi-rugi dan arus
netral pada transformator distribusi di PT PLN UP3 CIKOKOL. Adapun
kegiatan analisis ini membahas tentang seberapa besar nilai
ketidakseimbangan pada transformator tersebut, berapa rugi-rugi dan
arus netral yang ditimbulkan , serta dampak yang terjadi setelah
dilakukannya upaya penyambungan ulang
9
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh ketidakseimbangan beban pada beban
transformator distribusi BTC32 PT.PLN UP3 CIKOKOL
2. Mengevaluasi seberapa besar rugi rugi (losses) energi yang terjadi
akibat ketidaseimbangan beban transformator distribusi BTC32 PT.PLN
UP3 CIKOKOL
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penulisan ini adalah :
1. Memberikan konstribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
teknologi, terutama pada jurusan teknik elektro.
2. Dapat mengetahui pengaruh ketidakseimbangan beban serta
mengetahui seberapa besar rugi-rugi yang terjadi akibat
ketidakseimbangan beban transformator distribusi BTC32 PT.PLN UP3
CIKOKOL
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada skiripsi ini dibahas menjadi lima bab.
Bab satu berisi tentang latar belakang, permasalahan penelitian dimana
terbagi tiga menjadi indentifikasi masalah, ruang lingkup masalah, dan
rumusan masalah, kemudian juga berisi tentang tujuan dan manfaat
penelitian, serta sistematika penulisan laporan kerja magang. Bab dua
berisi tentang teori teori umum yang digunakan sebagai referensi dalam
penelitaian ini seperti teori mengenai transformator, ketidakseimbangan
beban serta rugi rugi. Bab tiga metode penelitian yang berisi
perencanaan kegiatan serta metode perhitungan yang akan digunakan
untuk mendapatkan hasil pada bab 4. Bab empat berisi tentang hasil dan
pembahasan penelitian. Bab lima membahas simpulan dari hasil yang
diperoleh dari penelitian.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Transformator adalah sesuatu aset yang sangat penting untuk
suatu industry ataupun perufsahaan listrik (PT.PLN). Keberadaaan
transformator di sistem distribusi tenaga listrik sangat berpengaruh
dalam hal penyaluran energi listrik dari pusat pembangkit ke pusat
beban dimana bekerjanya suatu transformator harus dapat optimal
setiap waktu tanpa ada kerusakan ataupun kegagalan dalam sistem
distribusi tersebut. Pengoperasian serta penempatan transformator
distrbusi harus sesuai dengan kebutuhan beban agar bekerjanya suatu
transformator dapat bekerja secara maksimal dengan pembebanan
dengan rating yang tepat serta ketidakseimbangan beban yang dapat di
toleransi oleh transformator distribusi itu sendiri, faktor penting lain nya
adalah pemilihan untuk jenis transformator yang tepat bagi suatu
instalasi tertentu agar dapat bekerja optimal serta menghindari
gangguan yang dapat menggagu kontinuitas penyaluran energi pada
suatu transformator
Jurnal tenik elektro yang berjudul pengaruuh ketidakseimbangan
beban terhadap arus netral dan losses pada trafo distribusi oleh Julius
Sentosa Setiadji, Tabrani Machmudsyah, Yanuar Istanto membahas
tentang ketidakseimbangan beban terhadap suatu sistem distribusi
tenaga listrik selalu terjadi dan penyebab ketidakseimbangan tersebut
adalah pada beban-beban satu fasa pada pelanggan jaringan tetangga
rendah.
Hasil penelitian fakultas Teknik elektro yang berjudul Analisis
Ketidakseimbangan Beban Trafo 1 Gi Srondol Terhadap Rugi Rugi
Akibat Arus Netral dan Suhu Trafo oleh Dennis Satria Wahyudi
Jayabadi, Bambang Winardi, dan Mochammad Facta menyatakan
bahwa ketidakseimbangan beban terhadap suatu system distribusi dapat
11
terjadi karena beban beban satu fasa pada pelangan jaringan tegangan
rendah.
12
3. Jaringan distribusi merupakan salah satu komponen yang perlu
mendapatkan perhatian dan pemelihara yang continue. Oleh karena
itu, dibutuhkan perencanaan pengembangan optimum jaringan
distribusi. Perencanaan ini harus mengikuti peraturan-peraturan yang
berlaku pada penyelenggara sistem yaitu PLN. Jadi standarisasi
yang digunakan PT PLN (Persero) menjadi standar pokok yang
selalu diutamakan dalam perencanaan jaringan distribusi sehingga
menghasilkan perencanaan yang menguntungkan dari segi biaya
dan memadai dari segi teknis.
2.2.2. Transformator
Transformator merupakan suatu alat elektromagnetik yang
sederhana, andal, dan efisien untuk mengubah tegangan arus bolak-baik
dari satu tingkat ke tingkat lain. Transformator sendiri merupakan jantung
dari system distribusi dan transmisi yang mana transformator diharapkan
dapat bekerja secara terus menerus dengan maksimal. Agar
transformator dapat terus bekerja dan berfungsi dengan baik, maka
harus adanya perawatan dan pemeliharaan yang baik dan berkala
terhadap transformator dengan menggunakan system dan peralatan
yang tepat. Dilihat dari tegangannya transformator dapat dibedakan
menjadi, trafo 500/150 kV dan 150/70 kV biasa disebut trafo Interbus
Transformator (IBT) dan trafo 150/20 kV dan 70/20 kV disebut trafo
distribusi.
Pada umumnya, transformator terdiri atas sebuah inti yang
terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan,yaitu kumparan primer
dan kumparan sekunder. Rasio jumlah lilitan pada tiap kumparan pada
transformator akan mempengaruhi rasio perubahan tegangan dari
transformator. Kumparan pada sebuah transformator dibelit pada kaki inti
transformator, dimana biasanya kumparan tersebut terbuat dari kawat
tembaga dan inti transformator biasanya terbuat dari besi.
Transformator terdiri atas dua hingga lebih kumparan yang
membungkus inti besi feromagnetik. Dimana kumparan itu biasanya tidak
dihubungkan secara langsung satu sama lain. Kumparan yang satu
13
dihubungkan dengan sumber listrik AC (kumparan primer) dan kumparan
yang lain mensuplai listrik ke beban (kumparan sekunder). Kumparan
primer merupakan kumparan yang menerima daya, kemudian kumparan
sekunder tersambung pada beban. kedua kumparan dibelit pada suatu
inti yang terdiri atas material magnetic berlaminasi.
14
Gambar 2.2. Kontruksi Kumparan Transformator
15
Gambar 2.1. Transformator
Landasan fisik transformator adalah induktansi mutual (timbal
balik) antara kedua rangkaian yang dihubungklan oleh suatu fluks
magnetik bersama yang melewati jalur dengan reluktansi rendah. Kedua
kumparan memiliki induktansi mutual yang tinggi. apabila kumparan
primer dihubungkan dengan tegangan, maka akan mengalir arus bolak-
balik pada kumparan tersebut. Oleh karena kumparan mempunyai inti,
arus menimbulkan fluks magnet yang juga berubah-ubah pada intinya.
akibat adanya magnet yang berubah-ubah pada kumparan primer akan
timbul GGL induksi.
16
2.2.3. Jenis-Jenis Transformator
Di lihat dari fungsinya transformator dapat dibedakan menjadi 2
jenis yaitu transformator step up dan transformator step down
1. Trafo Step Up ialah Trafo yang berfungsi untuk menaikkan level
tegangan AC atau taraf dari rendah ke taraf yang lebih tinggi.
Komponen tegangan sekunder dijadikan tegangan Output yang lebih
tinggi yakni dapat ditingkatkan dengan cara memperbanyak lilitan di
kumparan sekundernya sehingga jumlah lilitan kumparan primer lebih
sedikit. Trafo step up ini digunakan sebagai penghubung trafo
generator ke grid di dalam tegangan listrik.
17
Gambar 2.4.transformator step down
c. Minyak Transformator
Di dalam sebuah transformator terdapat dua komponen
yang secara aktif “membangkitkan” energi panas, yaitu besi (inti)
dan tembaga (kumparan). Bila energi panas tidak disalurkan
melalui suatu sistem pendinginan akan mengakibatkan besi
maupun tembaga akan mencapai suhu yang tinggi, yang
akan merusak nilai isolasinya. Untuk maksud pendinginan
18
itu, kumparan dan inti dimasukkan ke dalam suatu jenis minyak,
yang dinamakan minyak transformator. Minyak itu mempunyai
fungsi ganda, yaitu pendinginan dan isolasi. Fungsi isolasi ini
mengakibatkan berbagai ukuran dapat diperkecil. Perlu
dikemukakan bahwa minyak transformator harus memiliki mutu
yang tinggi dan senantiasa berada dalam keadaan bersih.
Disebabkan energi panas yang dibangkitkan dari inti maupun
kumparan, suhu minyak akan naik. Hal ini akan mengakibatkan
terjadinya perubahan-perubahan pada minyak transformator
d. Bushing
Bushing merupakan komponen penting dari transformator
yang berada di bagian luar transformator. Fungsinya sebagai
penghubung antara kumparan transformator dengan jaringan
di luar transformator
e. Tangki Konservator
Saat terjadi kenaikan suhu operasi pada transformator,
minyak isolasi akan memuai sehingga volumenya bertambah.
Sebaliknya saat terjadi penurunan suhu operasi, maka minyak
akan menyusut dan volume minyak akan turun. Konservator
digunakan untuk menampung minyak pada saat transformator
mengalamui kenaikan suhu.
19
Transformator mengambil tegangan dari sebuah listrik dan
kemudian mengubahnya ke listrik dengan tegangan yang berbeda.
Pada dasarnya transformator bekerja dengan mengubah tegangan
dengan menggunakan 2 sifat listrik. Pertama listrik yang mengalir pada
sebuah kumparan akan menimbulkan medan magnet. Kedua
perubahan medan magnet (fluks magnet) akan menimbulkan ggl
induksi. Arus bolak balik yang masuk pada kumparan primer akan
menyebabkan adanya fluks magnet bolak-balik yang intik magnetik.
Setelah itu, fluks magnet bolak-balik akan melewati kumparan skunder
dan menimbulkan adanya ggl induksi. Besarnya ggl induksi akan
bergantung pada laju perubahan fluks dan jumlah lilitan pada kumparan
skunder
20
NS = jumlah lilitan kumparan sekunder
Persamaan diatas menyatakan bahwa besarnya tegangan pada
sebuah kumparan berbanding lurus dengan banyaknya jumlah lilitan
pada sebuah kumparan tersebut. Dimana semakin banyak jumlah lilitan
maka tegangan pada sebuah kumparan tersebut juga akan semakin
besar
21
Gambar 2.6.Transformator distribusi
22
2.2.8. Tipe -Tipe gardu distribusi
1. Gardu Distribusi Tipe Beton
Gardu distribusi yang bangunan pelindungnya terbuat dari beton
(campuran pasir, batu dan semen). Gardu beton termasuk `gardu
jenis pasangan dalam, karena pada umumnya semua peralatan
penghubung/ pemutus, pemisah dan trafo distribusi terletak di
dalam bangunan beton. Dalam pembangunannya semua
peralatan tersebut di disain dan diinstalasi di lokasi sesuai dengan
ukuran bangunan gardu.
Gambar 2.8. Gardu Distribusi Tipe Beton
23
pada umumnya semua peralatan penghubung/pemutus, pemisah
dan trafo distribusi terletak di dalam bangunan besi. Semua
peralatan tersebut sudah di instalasi di dalam bangunan besi,
sehingga dalam pembangunannya pelaksana pekerjaan tinggal
menyiapkan pondasinya saja.
24
gambar 2.9. gardu distribusi tipe portal
25
Gardu cantol adalah tipe gardu listrik dengan transformator
yang dicantolkan pada tiang listrik besarnya kekuatan tiang
minimal 500 daN. Seluruh peralatannya disanggah oleh satu
tiang. Kapasitas maksimum transformator 50 kVA
26
Instalasi kabel tenaga dan kabel kontrol
Instalasi pembumian
Bangunan fisik gardu.
5. Gardu mobil
Gardu distribusi yang bangunan pelindungnya berupa
sebuah mobil (diletakkan di atas mobil), sehingga bisa dipindah-
pindah sesuai dengan tempat yang membutuhkan. Oleh
karenanya gardu mobil ini pada umumnya untuk pemakaian
sementara(darurat), yaitu untuk mengatasi kebutuhan daya yang
sifatnya temporer
Gambar 2.11. gardu mobil
27
menyebabkan terjadinya kerugian yaitu kerugian akibat adanya arus
netral pada penghantar netral transformator dan kerugian akibat arus
netral yang mengalir ke tanah. ketidakseimbangan beban yang
berdampak pada penyediaan tenaga listrik, ketidakseimbangan beban
antara tiap-tiap fase (fase R, fase S, dan fase T), inilah yang
menyebabkan mengalirnya arus di netralnya transformator, arus netral
inilah yang menimbulkan rugi-rugi pada transformator sehingga
kemampuannya transformator dalam melayani beban kurang optimal
kinerja nya. Yang di maksud dengan beban seimbang adalah suatu
keadaan di mana :
28
1. Ketiga vektor sama besar tapi tidak membentuk sudut 120 0satu sama
lain
2. Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut 120 0satu
sama lain
3. Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 120 0 satu
sama lain.
29
Di mana :
S
IFL =
√3 V
Di mana:
Ir + Is+ It
rata-rata= ………………………………………..……………….
3
(2.3)
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Analisis kebutuhan
Pada penelitian ini dilakukan beberapa tahapan penelitian,
diantaranya adalah sebagai berikut :
A. Studi Literatur
Tahapan ini dilakukan dengan cara mencari buku-buku dan
jurnal-jurnal yang berisikan teori atau pembahasan yang terkait
dengan penelitian yang dilakukan baik itu berupa teori-teori
pendukung, teori khusus serta metode yang digunakan untuk
mengolah data.
B. Pengumpulan Data
Pada tahapan ini dilaksanakan dengan melakukan
pengamatan dan pengambilan data langsung di lapangan untuk
memperoleh data yang diperlukan yang mensupport data literatur
C. Perhitungan
Tahapan ini dilakukan setelah kita mendapatkan semua
data yang diperlukan rumus- rumus yang digunakan dalam
perhitungan berasal dari buku-buku maupun jurnal-jurnal yang
terkait dengan pembahasan.
31
Mulai
hasil
kesimpulan
Selesai
32
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dan pengumpulan data untuk skripsi ini dilakukan di
PT.PLN (PERSERO) UP2D BANTEN. Penelitian ini dilakukan selama
bulan Februari 2020 hingga Mei 2020.
33
I rata−rata siang
% Pembebanan = x 100 % …………………..………
I FL
(3.3)
34
Untuk mendapatkan berapa besar arus netral penjumlahan arus-arus
fasa haruslah dilakukan secara vektoris. Dimana secaravektoris
berarti penjumlahan arus pada ketiga fasanya melibatkan besar nilai
arus dan besar sudutnya. Hal ini dinyatakan di dalam persamaan
sebagai berikut:
I R =I R ∠ cos−1 φ R……………………………………………………………(3.7)
I S=I S ∠ cos−1 φS …………………………………………………………….(3.8)
I T =I T ∠cos−1 φT …………………………………………………………….(3.9)
e. Menghitung rugi – rugi (losses) karena adanya arus netral pada
penghantar netral transformator
Untuk menghitung rugi-rugi karena adanya arus netral yang
mengalir pada penghantar netral transformator dapat menggunakan
persamaan berikut :
P N =I N 2 × R N ……………………………………………………….(3.10)
Dimana :
P N = rugi rugi penghantar netral trafo (watt)
No Kegiatan Bulan
2 3 4 5 6 7
1 Proposal
penelitian
2 Skripsi
35
a. Studi
literatur
b. studi
lapangan
c.Pengambilan
data
d. pengolahan
data
e. penulisan
hasil
penelitian
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Umum
Pada pembahasan pada bab IV ini akan membahas mengenai
perhitungan rugi rugi pada transformator dimana rugi rugi tersebut
diakibatkan oleh arus netral yang mengalir pada penghantar netral serta
Beban tidak seimbang merupakan sebuah keadaan yang dapat terjadi
pada transformator distribusi. Keadaan ini ditandai dengan adanya
merugikan yang terdapat pada penghantar maupun transformator. Serta
pada bab ini juga menganalisa bagaimana dampak yang terjadi setelah
usaha penyeimbangan beban dengan mengasumsikan penggunakan
beban sebesar 90% dari daya yang terpasang
No Spesifikasi Keterangan
3. Fasa 3
5. Impedansi 4%
37
6. Rating arus 9,09 A / 454,67 A
10 Hubungan Dyn%
Table 4.2. Data Pengukuran beban transformator BTC32 pada siang hari
Table 4.3. Data Pengukuran Beban transformator BTC32 pada malam hari
38
4.3 Analisis Perhitungan
Nilai pembebanan transformator, ketidakseimbangan beban, serta
rugi-rugi dari transformator BTC32, didapat dengan melakukan
perhitungan seperti berikut :
Siang
Untuk menghitung arus rata rata digunakan persamaan
(3.2) dan (3.3), seperti di bawah ini:
IR + IS + IT
Irata-rata siang =
3
216+361+212
¿
3
¿ 263A
I rata−rata siang
% Pembebanan = x 100 %
I FL
263
= x 100 %
454 , , 67
= 57,8%
39
Malam
IR + IS + IT
Irata-rata malam =
3
290+448+227
¿
3
¿ 321,67A
I rata−rata siang
% Pembebanan = x 100 %
I FL
321,67
= x 100 %
454 , , 67
= 70,74%
IR 216 A
IR = a . Irata-rata siang Maka : a = =0,82
I rata−rata siang 263 A
IS 361 A
IS = b . Irata-rata siang Maka : b = =1,37
I rata−rata siang 263 A
IT 212 A
IT = c . Irata-rata siang Maka : c = =0,8
I rata−rata siang 263 A
Berdasarkan persamaan penyaluran dan susut daya , pada
saat keadaan seimbang , nilai koefisien a,b dan c adalah 1.
Dengan demikian , dapat dihitung persentase ketidakseimbangan
beban trasnformator BTC32 pada siang hari adalah :
{|a−1|+|b−1|+|c−1|}
ketidakseimbangan= =100 %
3
{|0,18−1|+|0,37−1|+|0,21−1|}
¿ =100 %
3
40
= 25%
Malam Hari
IR 290 A
IR = a . Irata-rata malam Maka : a = =0,90
I rata−rata malam 321,67 A
IS 448 A
IS = b . Irata-rata malam Maka : b = =1,39
I rata−rata malam 321,67 A
IT 227 A
IT = c . Irata-rata malam Maka : c = =0.70
I rata−rata malam 321,67 A
Berdasarkan persamaan penyaluran dan susut daya , pada
saat keadaan seimbang , nilai koefisien a,b dan c adalah 1.
Dengan demikian , dapat dihitung persentase ketidakseimbangan
beban trasnformator BTC32 pada malam hari adalah :
{|a−1|+|b−1|+|c−1|}
ketidakseimbangan= =100 %
3
41
{|0,1−1|+|0,39−1|+|0,3|}
¿ =100 %
3
= 26,33%
Siang Hari
PN = IN2 . RN
= (121)2 x 0,212
= 3103,89 Watt
Malam Hari
PN = IN2 . RN
= (138)2 0,212
42
= 4037,33 Watt
Dari perhitungan pada sub bab 4.3 yang telah di lakukan maka di
dapatlah hasil persentase ketidakseimbangan beban, arus netral serta
rugi-rugi. Hasil ini dirangkum di dalam table di bawah ini:
Table 4.4. hasil perhitungan ketidakseimbangan beban serta rugi rugi
gardu BTC32
Waktu Ketidakseimbangan Arus netral Rugi-rugi
beban (%) (ampere)
pengukuran (Watt)
Siang 25 147,009 ∠−86.852 3103,89
Malam 26.33 197,173 ∠−72,139 4037,33
43
Gambar 4.1. peta wilayah pelayanan gardu BTC32
44
4.5 Menghitung ketidakseimbangan beban sebelum dan sesudah
penyambungan ulang
Menghitung
45
TABEL 4.6. Data arus yang terpasang pada tiap fasa sebelum
penyambungan ulang dan sesudah penyambungan ulang
{|a−1|+|b−1|+|c−1|}
ketidakseimbangan= =100 %
3
{|0,67−1|+|1,26−1|+|1,05−1|}
¿ =100 %
3
= 22%
b. Setelah penyambungan ulang
46
IR + IS + IT
Irata-rata =
3
394+370+396,8
¿
3
¿ 387,3A
47
Dengan demikian dapatlah dicari arus netral melalui
persamaan berikut :
I N =I R ∠cos−1 φ R + I S ∠cos−1 φS ¿ °−120 ° + I T ∠ cos−1 φT + 120°
I N =275 ∠31,788° + 482∠−88.211 ° +403,2 ∠ 151,778 °
I N =180,515 ∠−126.01
Berdasarkan perhitungan arus netral yang telah dilakukan
maka dapat dihtiung rugi-rugi :
PN = IN2 . RN
= (180,515)2 x 0,212
= 6908,16 Watt
b. Sesudah penyambungan
Dihitung besar arus netral dengan menjumlahkan secara
vektoris arus di tiap fasanya dengan diasumsilan cos φ = 0,85.
Untuk mendapatkan nilai arus tiap fasa dapat digunakan
persamaan (3.6) hingga (3.9) dan dari data tabel 4.2 sebagai
berikut:
I R =I R ∠ cos−1 φ R=394 ∠cos−1 0,85=394 ∠ 31,788°
I S=I S ∠cos−1 φS =370 ∠(cos ¿¿−1 0,85)°−120 °=370 ∠−88.211° ¿
I T =I T ∠cos−1 φT =396 ∠(cos ¿¿−10,85) °+ 120° =396 ∠ 151,778° ¿
Dengan demikian dapatlah dicari arus netral melalui
persamaan berikut :
I N =I R ∠cos−1 φ R + I S ∠cos−1 φS ¿ °−120 ° + I T ∠ cos−1 φT + 120°
I N =394 ∠31,788 °+ 370∠−88.211 ° +396 ∠151,778 °
I N =25,45 ∠−97,162
Berdasarkan perhitungan arus netral yang telah dilakukan
maka dapat dihtiung rugi-rugi :
PN = IN2 . RN
= (25,45)2 x 0,212
= 167,312 Watt
48
Table 4.7. Data hasil perhitungan ketidakseimbangan beban sebelum
dan sesudah penyeimbangan
SEBELUM SESUDAH
PENYAMBUNGAN PENYAMBUNGAN
ULANG ULANG
Arus Perfasa IR 275,4 394
(Ampere) IS 482 370
IT 403,2 396,8
49
Ketidakseimbangan (%) 22 3,3
Arus Netral 180,515 ∠−126.01 25,45 ∠−97,162
Rugi-Rugi Akibat Arus Netral 6908,16 Watt 167,312 Watt
(Watt)
50
BAB V
PENUTUP
5.1. SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai
ketidakseimbangan beban pada gardu BTC32 maka dapat disimpulkan
bahwa :
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah di lakukan pada skripsi ini,
maka penulis ingin memberikan beberapa saran terhadap
ketidakseimbangan beban pada gardu BTC32 :
51
DAFTAR PUSTAKA
52
Lampiran A
Data Personal
Email : Aqilsr34@Gmail.Com
Pendidikan
Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun Lulus
SD SD N 63 SURABAYO - 2009
SMP MTSN 1 Lubuk basung - 2012
SMK SMAN 2 Lubuk basung IPA 2015
Jakarta, 16 Januari 2020
Mahasiswa Ybs.
53
LEMBAR BIMBINGAN
54
55
DATA PENGUKURAN BEBAN SIANG
56
DATA PENGUKURAN BEBAN MALAM
57
PT. PLN ( PERSERO )
UP3 Cikokol
58
5 546103819747 450 1.8 √ √
6 546106775492 900 3.6 √ √
7 566100091074 1300 5.4 √ √
8 546105898085 1300 5.4 √ √
9 546105813568 1300 5.4 √ √
10 566100271206 900 3.6 √ √
ARUS PERFASA 41,4 3.6 19,8 18 14,4 12,6 14,4
1 566100107346 1300 5.4 √ √
2 546106924036 900 3.6 √ √
3 546103496782 1300 5.4 √ √
4 566100125037 1300 5.4 √ √
5 566100114156 1300 5.4 √ √
6 546105901987 1300 5.4 √ √
7 546106399386 900 3.6 √ √
8 546107196794 900 3.6 √ √
9 546107062695 450 1.8 √ √
10 546105988354 900 3.6 √ √
4 C
11 566100280597 900 3.6 √ √
12 546107221930 1300 5.4 √ √
13 566100112368 1300 5.4 √ √
14 546106692412 1300 5.4 √ √
15 566100311275 900 3.6 √ √
16 566100134233 1300 5.4 √ √
17 566100276592 900 3.6 √ √
18 546103925267 900 3.6 √ √
19 566100404709 1300 5.4 √ √
20 546107217529 1300 5.4 √ √
ARUS PERFASA 90 25,2 37,8 27 28,8 30,6 30,6
1 546107063041 450 1.8 √ √
2 546104460170 900 3.6 √ √
3 566100404725 900 3.6 √ √
4 546107001794 900 3.6 √ √
5 566100317599 900 3.6 √ √
5 A
6 546105825824 900 3.6 √ √
7 566100282812 900 3.6 √ √
8 566100268053 900 3.6 √ √
9 566100172218 1300 5.4 √ √
10 546103543505 450 1.8 √ √
ARUS PERFASA 34 7,2 16 10,8 12,6 10,6 10,8
1 566100404717 900 3.6 √ √
2 566100052644 1300 5.4 √ √
3 566100182751 1300 5.4 √ √
4 546101667009 450 1.8 √ √
6 C 5 566100404687 900 3.6 √ √
6 546106550886 900 3.6 √ √
7 566100298305 900 3.6 √ √
8 546103878039 900 3.6 √ √
9 566100298354 900 3.6 √ √
ARUS PERFASA 34,2 0 12,6 21,6 10,8 12,6 10,8
7 C 1 546107197308 900 3.6 √ √
2 566100111460 1300 5.4 √ √
3 546101482408 900 3.6 √ √
59
4 566100298226 900 3.6 √ √
5 566100019565 1300 5.4 √ √
6 566100060017 1300 5.4 √ √
ARUS PERFASA 27 3.6 10,8 12,6 9 9 9
1 546104325103 450 1.8 √ √
2 566100379938 900 3.6 √ √
3 546101086023 450 1.8 √ √
4 566100085415 1300 5.4 √ √
5 546107182747 1300 5.4 √ √
6 566100404695 900 3.6 √ √
7 546106346612 900 3.6 √ √
8 566100297942 900 3.6
9 546105916691 900 3.6 √ √
10 546100984329 450 1.8 √ √
8 B
11 546105813718 450 1.8 √ √
12 566100298362 900 3.6 √ √
13 546105032259 900 3.6 √ √
14 546103305071 450 1.8 √ √
15 546106055379 1300 5.4 √ √
16 546107057751 450 1.8 √ √
17 546105041576 1300 5.4 √ √
18 566100390702 900 3.6 √ √
19 546103402405 900 3.6 √ √
20 546106165222 900 3.6 √ √
ARUS PERFASA 68,4 5,4 37,8 25,2 23,4 21,6 23,4
1 546105052975 900 3.6 √ √
2 546105269710 900 3.6 √ √
3 546105234911 900 3.6 √ √
4 546104017274 450 1.8 √ √
5 546105712280 900 3.6 √ √
6 566100390710 900 3.6 √ √
9 C
7 546106716163 450 1.8 √ √
8 566100390728 900 3.6 √ √
9 546101086015 450 1.8 √ √
10 546106177760 900 3.6 √ √
11 546103114488 900 3.6 √ √
12 546106084366 1300 5.4 √ √
ARUS PERFASA 39,6 12,6 14,4 12,6 12,6 12,6 14,4
1 546106672008 900 3.6 √ √
2 546106193854 900 3.6 √ √
3 546103883625 1300 5.4 √ √
4 546106406900 900 3.6 √ √
5 546100377225 450 1.8 √ √
6 546106407227 450 1.8 √ √
10 B
7 546104321900 450 1.8 √ √
8 546104569016 1300 5.4 √ √
9 546106012894 900 3.6 √ √
10 546106407201 450 1.8 √ √
11 546105115933 900 3.6 √ √
12 546105243895 1300 5.4 √ √
ARUS PERFASA 41,4 9 23,4 9 14,4 12,6 14,4
11 C 1 546106837607 900 3.6 √ √
60
2 546100316788 450 1.8 √ √
3 546102667003 1300 5.4 √ √
4 546104615107 900 3.6 √ √
5 546105260138 900 3.6 √ √
6 546106407198 450 1.8 √ √
7 546101193151 1300 5.4 √ √
8 546105138530 900 3.6 √ √
9 566100402198 900 3.6 √ √
10 546102566505 2200 9 √ √
11 546107158744 900 3.6 √ √
12 546104629139 900 3.6 √ √
13 546101192610 450 1.8 √ √
14 546106680330 900 3.6 √ √
15 546106620344 900 3.6 √ √
16 546106099403 900 3.6 √ √
17 546103305686 2200 9 √ √
18 546106407418 450 1.8 √ √
19 566100004780 1300 5.4 √ √
20 546106407243 450 1.8 √ √
ARUS PERFASA 79,2 18 39,6 21,6 27 27 25,2
1 566100214511 900 3.6 √ √
2 546100668063 900 3.6 √ √
3 546102787606 900 3.6 √ √
4 546105831952 450 1.8 √ √
5 546101192005 900 3.6 √ √
6 546106036485 900 3.6 √ √
12 A
7 546106429095 900 3.6 √ √
8 546101193169 900 3.6 √ √
9 546107013531 1300 5.4 √ √
10 546101482387 1300 5.4 √ √
11 546101171749 900 3.6 √ √
12 546106547261 900 3.6 √ √
ARUS PERFASA 45 3.6 16,2 25,2 16,2 14,4 14,4
1 546106702548 900 3.6 √ √
2 546103239399 900 3.6 √ √
3 546106213868 900 3.6 √ √
4 546105011362 1300 5.4 √ √
13 C
5 566100130992 900 3.6 √ √
6 546101192460 450 1.8 √ √
7 546106797119 450 1.8 √ √
8 546101468030 450 1.8 √ √
ARUS PERFASA 25,2 7,2 7,2 10,8 7,2 9 9
14 B 1 546105849614 900 3.6 √ √
2 546105730148 900 3.6 √ √
3 546107182874 1300 5.4 √ √
4 546103371777 450 1.8 √ √
5 546105000991 900 3.6 √ √
6 546105722709 900 3.6 √ √
7 546105842642 450 1.8 √ √
8 546103616814 450 1.8 √ √
9 566100280506 900 3.6 √ √
10 546105867796 900 3.6 √ √
61
11 546103660673 450 1.8 √ √
12 546103644285 450 1.8 √ √
13 546103957841 450 1.8 √ √
14 546101192997 450 1.8 √ √
15 546105168777 900 3.6 √ √
16 546105825617 450 1.8 √ √
17 546107143701 900 3.6 √ √
18 546103688812 900 3.6 √ √
ARUS PERFASA 52,2 7,2 30,6 14,4 18 18 16,2
1 546105776370 900 3.6 √ √
2 546800010430 900 3.6 √ √
3 546105165086 900 3.6 √ √
4 546100668071 450 1.8 √ √
5 546106639414 450 1.8 √ √
6 546103906295 450 1.8 √ √
7 566100131979 900 3.6 √ √
8 546105923486 450 1.8 √ √
15 B
9 546105098146 900 3.6 √ √
10 546102317573 900 3.6 √ √
11 546102141787 900 3.6 √ √
12 546106540974 900 3.6 √ √
13 546106567796 900 3.6 √ √
14 546106498429 900 3.6 √ √
15 546105064890 900 3.6 √ √
16 546100334421 450 1.8 √ √
ARUS PERFASA 48,6 7,2 18 23,4 16,2 16,2 16,2
1 546106177778 900 3.6 √ √
2 546106164159 900 3.6 √ √
3 546101193301 450 1.8 √ √
4 546104273680 450 1.8 √ √
5 546102638804 900 3.6 √ √
6 546100334439 1300 5.4 √ √
7 546101666611 450 1.8 √ √
8 546105980418 2200 9 √ √
1 546106532523 900 3.6 √ √
2 546106429004 1300 5.4 √ √
16 A
3 546103419250 1300 5.4 √ √
4 546106897684 3500 14.4 √ √
5 546105152098 900 3.6 √ √
6 546106507854 900 3.6 √ √
7 546105897312 900 3.6 √ √
8 546106429079 450 1.8 √ √
9 546101192843 900 3.6 √ √
10 546106429061 450 1.8 √ √
11 546105787181 900 3.6 √ √
12 546106507719 450 1.8 √ √
ARUS PERFASA 82,8 34,2 39,6 9 27 27,2 28,6
17 A 1 546100204093 2200 9 √ √
2 546106016836 450 1.8 √ √
3 546104563158 900 3.6 √ √
4 546104604474 900 3.6 √ √
5 546106791761 900 3.6 √ √
62
6 546105829951 900 3.6 √ √
7 546107182809 1300 5.4 √ √
8 546100201835 1300 5.4 √ √
9 546100494179 450 1.8 √ √
10 546106201459 900 3.6 √ √
11 546102269089 450 1.8 √ √
12 546104163132 900 3.6 √ √
13 546106791779 900 3.6 √ √
14 546106310629 900 3.6 √ √
15 546101667041 900 3.6 √ √
16 546106008201 450 1.8 √ √
17 546103900291 450 1.8 √ √
ARUS PERFASA 61,2 10,8 34,2 16,2 19,8 21,6 19,8
1 546101482379 450 1.8 √ √
2 546105784836 900 3.6 √ √
3 546106097130 450 1.8 √ √
4 546105787173 900 3.6 √ √
5 546105976886 900 3.6 √ √
6 546106544990 900 3.6 √ √
7 546106097155 450 1.8 √ √
8 546103922046 450 1.8 √ √
9 546106346023 900 3.6 √ √
10 546103841746 450 1.8 √ √
18 C
11 546105091228 900 3.6 √ √
12 546105721764 900 3.6 √ √
13 546103874851 450 1.8 √ √
14 546104538112 1300 5.4 √ √
15 546106130887 1300 5.4 √ √
16 546103521258 1300 5.4 √ √
17 546101192333 900 3.6 √ √
18 566100140622 1300 5.4 √ √
19 546101468006 450 1.8 √ √
20 546102095613 1300 5.4 √ √
ARUS PERFASA 73,8 14,4 19,8 39,6 25,2 25,2 23,4
1 546101467988 450 1.8 √ √
2 546102244534 450 1.8 √ √
3 546104609539 900 3.6 √ √
4 546100301995 450 1.8 √ √
5 546106341799 900 3.6 √ √
6 546104142484 450 1.8 √ √
7 546106486823 900 3.6 √ √
8 546105734745 900 3.6 √ √
9 546101192602 450 1.8 √ √
19 B
10 546105826962 450 1.8 √ √
11 546106439589 900 3.6 √ √
12 546106407044 900 3.6 √ √
13 546106429053 1300 5.4 √ √
14 546106177786 900 3.6 √ √
15 546103632847 450 1.8 √ √
16 546105082907 900 3.6 √ √
17 546106309783 900 3.6 √ √
18 566100083531 1300 5.4 √ √
63
19 546106117470 900 3.6 √ √
20 546104608848 1300 5.4 √ √
21 546102055164 900 3.6 √ √
22 546101467962 1300 5.4 √ √
ARUS PERFASA 73,8 30,6 25,2 18 25,2 25,2 23,4
1 546106177807 900 3.6 √ √
2 546100197069 450 1.8 √ √
3 546106671998 900 3.6 √ √
4 546105773373 900 3.6 √ √
5 546104171489 900 3.6 √ √
6 546103611498 1300 5.4 √ √
7 546106680051 450 1.8 √ √
8 546101468055 1300 5.4 √ √
9 546106164142 900 3.6 √ √
10 546107182953 1300 5.4 √ √
20 C
11 546105111551 1300 5.4 √ √
12 546101193144 1300 5.4 √ √
13 546105096722 900 3.6 √ √
14 546106177794 900 3.6 √ √
15 546106310055 900 3.6 √ √
16 546101192096 450 1.8 √ √
17 546106407400 450 1.8 √ √
18 546106206825 900 3.6 √ √
19 546101468014 450 1.8 √ √
20 546105045803 900 3.6 √ √
ARUS PERFASA 72 21,6 16,2 34,2 23,4 23,4 25,2
1 546100276614 450 1.8 √ √
2 546105778014 900 3.6 √ √
3 546105166054 1300 5.4 √ √
4 546101467748 900 3.6 √ √
21 C
5 546103819809 900 3.6 √ √
6 546100222780 1300 5.4 √ √
7 546106311551 900 3.6 √ √
8 546107163638 900 3.6 √ √
ARUS PERFASA 30,6 18 7,2 5.4 10,8 10,8 9
64