Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah


Latar belakang masalah adalah informasi yang tersusun sistematis berkenaan dengan
fenomena dan masalah problematik yang menarik untuk diteliti (Ade Suyitno, 2012).
Menuliskan informasi mengenai latar belakang suatu penelitian haruslah bersifat objektif dan
tidak memihak. Masalah terjadi saat harapan ideal akan suatu hal tidak sama dengan realita yang
terjadi.
Umumnya latar belakang penelitian bermula dari suatu masalah. Sumber masalah
penelitian yang utama berasal dari (1) Literatur yang dipublikasikan, antara laib dalam bentuk:
buku, teks, jurnal atau text-database; (2) Literatur yang tidak dipublikasikan berupa: skripsi,
Tesis, Disertasi, Paper, atau makalah-makalah seminar (Ketut Raharyuda, 2016).
Dalam latar belakang masalah dituliskan mengenai alasan peneliti memilih variable-
variabel yang akan ditelitinya sebagai dasar penelitian tersebut. Setiap penelitian baik kuantitatif
maupun kualitatif selalu berangkat dari masalah, namun masalah yang dibawa peneliti kuantitatif
dan kualitatif berbeda (Sugiyono,2017). Sehingga dalam latar belakang masalah haruslah
ditetapkan masalah yang ingin diteliti. Suatu masalah haruslah diidentifikasi dan dibatasi.
Menurut Sugianti Bisri (2016), dalam penelitian ilmiah, latar belakang masalah yang
ditulis harus memuat:
a) Alasan rasional yang membuat penelitan itu menarik untuk diteliti, dasarkan fakta, data,
referensi atau temuan dari penelitian sebelumnya.
b) Gejala-Gejala kesejangan yang terdapat dilapangan. Hal ini harus terungkap dengan jelas
untuk memunculkan permasalahan dan bagaimana mengatasi kesenjangan yang ada.
c) Kompleksitas yang ada. Jika permasalahan yang ditemukan dibiarkan begitu saja,
khawatir akan menimbulkan permasalahan yang baru dan akan menghambat,
mengganggu, atau mengancam suatu proses untuk mencapai tujuan.
d) Pendekatan untuk mengatasi masalah dari sisi kebijakan dan teoritis.
e) Penjelasan singkat tentang kedudukan atau posisi masalah yang akan diteliti dalam linkup
studi yang diketuni peneliti.
Bagian akhir di isi dengan alternative solusi yang bisa ditawarkan (teoritis dan praktis)
dan akhirnya akan muncullah judul.
Dalam penulisannya suatu latar belakang masalah haruslah mengandung informasi, data
alasan rasional, serta penjelasan singka mengenai kedudukan masalah yang diteliti. Diharapkan
agar peneliti memasukkan data-data serta informasi yang valid kebenarannya secara jujur dan
tidak memihak. Selain itu dalam suatu rumusan masalah diharapkan ada kompleksitas atau
keterkaitan antara variabel-variabel yang ada. Contoh latar belakang masalah yang baik adalah
sebagai berikut:
Perkembangan
Tahun Penerimaan
Pajak Hotel Pajak Daerah Kontribusi Pajak Hotel
(Dalam Rupiah) (Dalam Rupiah) (%) (%)
2010 595.700.804,00 3.683.645.696,00 16,17 -
2011 1.326.607.592,77 5.017.638.746,77 26,43 122,70
2012 468.885.746,92 3.480.972.031,44 13,47 (64,65)
2013 2.319.726.996,60 13.247.732.782,76 17,51 394,73
2014 3.525.640.960,42 19.654.037.442,79 17,93 51,98

“Di Indonesia, pajak memiliki peran penting sebagai suber penerimaan Negara. Sebagai
salah satu unsur penerimaan Negara, pajak memiliki peran yang sangat besar dam semakin
diandakan untuk kepentingan pembangunan dan pengeluaran pemerintah (Supadmi, 2009).
Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa
pengembangan otonomi pada daerah kabupaten dan kota diselenggarakan dengan memerhatikan
prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan, dan keadilan serta
memperhatikan potensi dan keanekaragaman Daerah.
Kabupaten Klungkung adalah salah satu kabupaten Bali yang memiliki potensi
pendapatan asli daerah yang cukup besar dari sektor pariwisata namun kontibusinya mash
rendah.
Penerimaan pajak hotel memberikan kontribusi yang masih rendah terhadap pajak
daerah. Kontribusi paling besar pada tahun 2011 yaitu sebesa 26,43%.” –Ida Bagus Adinata
Kusuma; Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, Sanksi Pajak dan
Pemahaman Peraturan Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib Pajak Hotel di Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Klungkung; 2016.

1.2. Rumusan Masalah Penelitian


Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan penelitian (research question) yang akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.(Sugiyono,2017). Brigss and Coleman (2007)
menyatakan bahwa rumusan masalah merupakan langkah vital awal dari tiap penelitian. Pada
umumnya rumusan masalah berasal dari latar belakang penelitian yang berupa kalimat tanya.
Menurut Ketut Raharyuda (2016), dalam perumusan persoalan penelitian perlu
diperhatikan beberapa syarat yang sangat berguna untuk mendalami persoalan yang sedang
dalam penyelidikan sehingga dapat dirumuskan dengan mudah. Syarat tersebut meliputi:
a) Mendapat informasi dari tangan pertama (first hand information)
b) Mempelajari semua informasi yang mungkin ada dengan membaca literatur-literatur (by
reading)
 Pelajari hasil-hasil yang telah dikemukakan oran lain dalam bidang yang
bersangkutan atau dalam bidang yang hampir bersamaan.
 Pelajari metode-metode penelitian yang telah dipergunakan.
c) Masalah harus dirumuskan dengan jelas, singkat dan padat serta tidak menimbulkan
penafsiran yang berbeda.
d) Hendaknya dilakukan pembatasan masala yang bertujuan agar penelitian dapat mengarah
ke inti masalah yang sesungguhnya, maka diperlukan pembatasan penelitian yang
dihasilkan menjadi lebih fokus dan tajam.
e) Rumusan masalah hendaknya dapat mengungkapkan hubungan antara dua variabel atau
lebih.
f) Rumusan masalah hendaknya dinyatakan dalam kalimat tanya
g) Memberi petunjuk dimungkinkan pengumpulan data dan adanya metode pemecahannya.
Ada 3 jenis perumusan masalah dalam penelitian, antara lain (Sugiyono, 2016):
 Masalah deskriptif, merupakan masalah yang berkaitan dengan pernyataan bagi adanya
variabel mandiri, baik itu satu atau lebih variabel. Jadi dalam rumusan masalah peneliti
tak perlu membandingkan variabel pada sampel lain, dan juga mencari hubungan variabel
dengan variabel lainnya.
Contoh: “Seberapa tinggi tingkat kepuasan dan juga aspirasi masyarakat pada pelayanan
public di Kota Denpasar?”
 Masalah komparatif, yaitu sebuah permasalahan penelitian yang sifatnya
membandingkan antara variabel satu dengan yang lainnya, apakah terdapat perbedaan
atau tidak.
Contoh: “Apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh pada kepatuhan wajib pajak hotel
di Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Kabupaten Klungkung?”
 Masalah Asosiatif, yiatu pertanyaan pada penelitian yang sifatnya memiliki hubungan
antara dua variabel atau lebih baik hubungan timbal balik, kausal, atau simetris.
 Hubungan Timbal Balik, yaitu hubungan yang mempengaruhi satu sama lain.
Contoh: “Apakah ada hubungan antara sanksi pajak terhadap penghindaran
pajak?”
 Hubungan Kausal, yaitu hubungan yang memiliki sifat sebab dan akibat.
Contoh: “Apakah terdapat pengaruh antara system penggajian dengan kinerja
kerja?”
 Hubungan Simetris, yaitu hubungan dua variabel atau lebih yang kebetulan
nampak secara bersama.
Contoh: “Apakah terdapat hubungan antara jumlah pengangguran dengan tingkat
kriminal?”

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian adalah mendapatkan suatu rumusan hasil dari suatu penelitian melalui
proses mencari, menemukan, mengembangjan, serta menguji suatu penelitian. Suatu penelitian
dapat dikategodikan baik bila memenuhi unsu-unsur seperi spesifik, terbatas, bisa diukur, dan
bisa diperiksa dengan menunjukkan hasil penelitian (Ibnudin.net, 2016).
Terdapat beberapa tujuan penelitian secara umum, yaitu:
a) Untuk mendapatkan pengetahuan baru dalam beberapa bidang.
b) Untuk mengembangkan pengetahuan yang telah ada.
c) Menguji kebenaran dari pengetahuan yang telah ada.
d) Untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel yang akan diteliti.
Contoh rumusan masalah:
 “Untuk mengetahui pengaruh kesadaran wajib pajak pada kepatuhan wajib pajak Hotel
di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kebupaten Klungkung”
 “Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh budaya organisasi berpengaruh terhadap
kinerja organisasi”
 “Untuk menjelaskan pengaruh word of mouth terhadap repurchase intention luxury
brand ZARA di Kota Denpasar”

1.4. Kegunaan Penelitian


Pada umumnya kegunaan penelitian dibagi atas 2 jenis, yaitu
a) Manfaat Teoritis
Secara ilmiah, penelitian merupakan usaha untuk mengetahui suatu hal. Namun,
pengetahuan dapat dimanfaatkan secara langsung. Nama lain dari kegiatan ini adalah
basic research atau pure research. Pada umumnya manfaat teoritis ditujukan pada
pembaca atau peneliti berikutnya yang akan menggunakan penelitian tersebut sebagai
salah satu acuan penelitian berikutnya.
Contoh: “Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan
pengetahuan mngenai Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, Sanksi
Pajak dan Pemahaman Peraturan Perpajakan pada Kepatuhan Wajib Pajak Hotel di
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Klungkung. Penelitian ini
juga diharapkan dapat dijadikan perbandingan, pengembangan, dan penyempurnaan dari
penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. ”
b) Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian adalah hasil yang bisa dimanfaatkan lansung dalam
kehidupan. Penelitian ini disebut juga dengan applied research. Pada umumnya,
manfaat praktis ditujukan pada pengembangan atas variabel dependen atau
pertimbangan bagi lingkup populasi penelitian.
Contoh: “Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
masukan-masukan, sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan yang nantinya dapat
dijadikan bahan referensi bagi pihak yang berkepentingan, khususnya Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Klungkung.”

1.5. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan berisi bagaimana penulis atau peneliti ingin menyajikan bentuk
tulisannya. Pada umumnya akan disajikan per bab, dimana dalam tiap bab yang dituliskan akan
berisi apa yang diuangkan serta disajikan oleh penulis atau peneliti dalam bab tersebut.
Contoh:
“Bab 1 Pendahuluan
Bab ini meguraikan latar belakang masalah dari penelitian yang dilakukan, kemudian dari
latar belakang masalah yang diungkpkan dapat diumuskan ke dalam pokok permasalahan,
serta disampaikan tujuan penelitian dan keguanaan penelitian,dan pada akhir bab ini
disampaikan sistematika penulisan. “
BAB 2
Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis

2.1. Kajian Pustaka


Kajian pustaka adalah kegiatan mencari referensi yang relevan dengan penelitian yang
akan dilakukan untuk dikutip atau dijadikan dasar dari sebuah ide penelitian. Referensi itu dapat
berupa jurnal penelitian, paper, disertasi, skripsi, buku, dan bahkan situs internet yang bisa
dipercaya.
Pada bab ini dikaji landasan teori, konsep-konsep yang digunakan, dan hasil-hasil
penelitian sebelumnya yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian yang akan dibahas
dalam penelitian tersebut. Kajian hendaknya mengenai teor yang relevan dan menggunakan
reverensi terbaru. Dalam kajian pustaka dievaluasi bagaimana pendapat atau simpulan yang telah
dikemukakan oleh peneliti atau penulis terdahulu dan mengemukakan pendapat peneliti yang
disertai dengan argumentasi.
Dalam membuat kajian pustaka haruslah terdapat sebuah grand theory yang mendasari
peneliti menarik hipotesis, namun selain grand theory peneliti juga bisa mencantumkan teori-
teori pendukung lainnya.
Kajian pustaka terdiri dari beberapa subbab yang menjabarkan semuanya yang
berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penyajian kajian pustaka dapat berupa
deskriptif dan dapat pula disertai dengan analisis. Dalam kajian pustaka biasanya juga
dicantumkan penjelasan mengenai variabel-variabel yang ada.

2.2. Hipotesis Penelitian


Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang ingin dipecahkan dalam
suatu penelitian. Hipotesis memberikan petunjuk mengenai metode penelitian yang tepat untuk
memecahkan persoalan yang ingin diteliti. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk kalimat
pernyataan.
Terdapat beberapa jenis hipotesis yang dapat digunakan, yaitu:
a) Hipotesis Deskriptif
Merupakan hipotesis yang menjelaskan atau mendeskripsikan suatu variabel.
Contoh: “Kemampuan daya beli masyarakat Eutopia rendah”
b) Hipotesis Komparatif
Merupakan hipotesis yang menmbandingkan suatu variabel dengan variabel lainnya.
Contoh: “ Tidak terdapat perbedaan kemampuan daya beli antar kelompok masyarakat
Petani dan Nelayan”
c) Hipotesis Asosiatif
Merupakan hipotesis yang menyatakan hubungan antar dua variabel atau lebih.
Contoh: “Ada hubungan positif antara penghasilan dengan kemampuan daya beli
masyarakat”
BAB 3
Metode Penelitian

3.1. Desain Penelitian


Pada desain penelitian dicantumkan gambar yang berisi mengenai kerangka pemikiran
yang mendasari penelitian serta sekma dari penelitian yang dilakukan. Desain penelitian adalah
pedoman atau prosedur serta teknik dalam perencanaan penelitian yang berguna sebagai panduan
untuk membangun strategi yang menghasilkan model atau blue print penelitian.
Terdapat beberapa tipe desain penelitian, yaitu:
a) Casual Comperative Research
Disebut juga dengan penelitian sebab akibat. Merupakan salah satu ide berpikir ilmiah
untuk menyusun suatu riset metodologi.
b) Riset Experimental
Untuk menggambarkan riset experimental bisa dilakukan pada dua kelompok dimana
kelompok satu disebut kontrol tanpa diberi perkakuan apa pun sedangkan pada kelompok
kedua diberikan perlakuan (treatment)
c) Ethnographic Research
Adalah penelitian yang memfokuskan diri pada budaya dari sekelompok orang.
d) Historical Research
Dilakukan dengan membaca buku dan literatur serta mengikuti pola dari literature
maupun buku yang dibac. Penelitian ini memerlukan sejarah awal dari topik yang ingin
diteliti kembali.
e) Action Research
Merupakan penelitian yang berfokus langsung pada tindakan social.
f) Survey Reserarch
Meneliti dengan menggunakan survey atau kuisioner sebagai alat pengambilan data.
g) Correlation Research atau Riset Asosiatif
Merupakan penelitian yag bertujuan agar mengetahui pengaruh atau hubungan antar dua
variabel atau lebih.
Contoh desain penelitian:
Gambar G.1 DesainPenelitian :

Kemampuan Teknik Personal


X1
Kinerja Sistem
Keterlibatan Pemakai Informasi Akuntansi
X2 Y

Pelatihan dan Pendidikan


X3

Pengaruh Budaya Organisasi Pada Hubungan Antara Penerapan Good Corporate


Governance dan Kinerja Pegawai (Studi Empiris pada Dinas Penanaman Modal Kota
Denpasar) oleh Anak Agung Ngurah Mahaputra Bismantara tahun 2018,

Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian


Dalam sub bab ini akan dijelaskan lokasi yang diambil untuk suatu penelitian, dan ruang
lingkup wilayah penelitian yang akan digunakan. Peneliti harus menentukan lokasi dan ruang
lingkup yang spesifik untuk membatasi obyek dan populasi dari penelitian tersebut. Apabila
peneliti tidak member batasan berupa lokasi dan ruang lingkup ditakutkan hal ini akan membuat
peneliti sulit meneliti, membutuhkan biaya yang besar, dan waktu yang lama dalam meneliti.
Contoh: “Penelitian dilakukan di Kota Denpasar kepada konsumen yang pernah membeli produk
ZARA. Dilakukan peneliian ini dikarenakan ingin mengetahui seberapa banyak minat beli ulang
para konsumen ZARA di kota Denpasar.” –Kadek Indah Aspriyantini Astawa; Peran Brand
Image Dalam Memediasi World of Mouth dengan Repurchase Intention Luxury Brand (Studi
Pada Brand Zara di Kota Denpasar);2018.

3.2. Obyek Penelitian


Objek penelitian adalah variabel atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian,
sedangkan subjek penelitian merupakan tempat dimana variabel melekat. Objek penelitian pada
hakikatnya adalah topik permasalahan yang dkahi dalam penelitian sementara subjek adalah
informan atau narasumber yang menjadi data sumber riset
Contoh: “Objek dalam penelitian adalah niat beli ulang para konsumen brand ZARA di kota
Denpasar yang diukur dengan brand image dan postif world of mouth.” Sementara subjeknya
adalah konsumen brand ZARA –Kadek Indah Aspriyantini Astawa; Peran Brand Image Dalam
Memediasi World of Mouth dengan Repurchase Intention Luxury Brand (Studi Pada Brand Zara
di Kota Denpasar);2018.
3.3. Identifikasi Variabel
Pada sub bab ini akan diidentifikasi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
Variabel adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut , kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2009). Jenis-jenis
variabel yang dapat digunakan antara lain:
a) Variabel Independen: Variabel ini merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
b) Variabel Dependen: merupkan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas.
Misalkan dalam penelitian berjudul Peran Brand Image Dalam Memediasi World of Mouth
dengan Repurchase Intention Luxury Brand (Studi Pada Brand Zara di Kota Denpasar),
variabel terikatnya (dependen) adalah brand image dan repurchase intention, sementara
variabel bebasnya (independen) adalah word of mouth
c) Variabel Moderator: Adalah variabel yang memepengaruhi (memperkuat dan
memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Misalnya
hubungan perilaku suami dan isteri akan semakin baik (kuat) kalau mempunyai anak dan
akan ada pihak ketiga yang ikut mencampuri. Variabel anak merupakan variabel moderator
sebagi pemerkuat hubungan sementara pihak ketiga merupakan variabel moderator yang
memperlemah. Misalnya ditemukan bahwa tinggi rendahnya penghasilan akan
mempengaruhi secara tidak langsung terhadap harapan hidup (panjang pendeknya umur).
Dalam hal ini ada variabel antara, yaitu gaya hidup seseorang. Antara variabel penghasilan
dengan gaya hidup, terdapat variabel moderator, yaitu budaya lingkungan tempat tinggal.
d) Variabel Intervening:Variabel itervening adalah faktor-faktor secara teoritis
mempengaruhi fenomena yang diteliti tetapi tidak dapat diukur dan dimanipulasi. Variabel
ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara vaariabel dependen dan
independen, sehingga variabel dependen tidak secara langsung memengaruhi variabel
independen.
e) Variabel Kontrol: Adalah variabel yang dikendalikaan atau dibuat konstan sehingga
pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang
tidak diteliti. Variabel kontrol digunakan apabila ingin melakukan penelitian yang sifatnya
membandingkan. Contoh: pengaruh jenis pendidikan terhadap keterampilan dan mengerik.
Variabel independennya pendidikan (SMU dan SMK). Variabel kontrol yang ditetapkan
sama misalnya adalah naskah yang diketik sama, mesin tik yang digunakan sama, ruang
tempat mengetik sama. Dengan adanya variabel kontrol tersebut, maka besarnya pengaruh
jenis pendidikan terhadap keterampilan mengetik dapat diketahui lebih pasti.
3.4. Definisi Operasional Variabel
Dalam sub bab ini berisi mengenai definisi-definisi dari tiap variabel yang digunakan
dalam penelitian. Dalam definisi operasional variabel dicantumkan juga dasar-dasar yang
bersumber dari definisi menurut para ahli yang mendasari suatu definisi dari variabel tersebut.
3.5. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dibagi menjadi 2, yaitu data kuantitatif (data yang dapat diinput ke dalam skala
pengukuran statistic) dan data kualitatif (Data yang dapat mencakup hampir semua data non
numerik). Dalam sub bab ini maka dijelaskan jenis data yang digunakan dalam penelitian entah
data tersebut berupa kualitatif maupun kuantitatif.
Contoh:
Data Kuantitatif: “Nilai tukar terhadap nilai dollar Amerika melemah ke angka Rp 15.000.”
kalimat tersebut bisa diunakan sebagai contoh data kuantitatif. Angkanya jelas di, yaitu melemah
menjadi Rp 15.00
Data Kualitatif: “Kemacetan di Jakarta dipengaruhi oleh buruknya pelayanan transportasi
umum”. Contoh data kualitatif tersebut menunjukkan kualitas suatu fenomena, yaitu kemacetan
dan buruknya pelayanan transportasi public. Peneliti tidak bisa mengetahui jumlah angka seperti
berapa jauh jarak kemacetan yang terjadi, dan lainnya.
Sumber data terbagi menjadi 2, yaitu data primer (adalah data yang diperoleh oleh
peneliti secara langsung atau first hand) dan data sekunder (adalah data yang diperoleh melalui
sumber data yang sudah ada.
Contoh:
Data Primer: adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuisioner, kelompok fokusm
dam panel atau hasil wawancara peneliti dengan narasumber.
Data Sekunder: misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, lapoan
keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan
lainnya.

3.6. Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel


Populasi merupakan kumpulan dari semua elemen yag memiliki sejumlah karakteristik
umum, terdiri atas himpunanan untuk tujuan penelitian (Malhotra,2008:164) . Dalam penelitian
biasanya ditentukan suatu populasi atau wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
yang kemudian ditarik kesimpulannya.
Contoh: “Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang memiliki
niat beli pada produk ZARA di Kota Denpasar, yang tidak diketahui jumlahnya (infinity).”
Kadek Indah Aspriyantini Astawa; Peran Brand Image Dalam Memediasi World of Mouth
dengan Repurchase Intention Luxury Brand (Studi Pada Brand Zara di Kota Denpasar);2018.
Sampel adala sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono,2010:65). Ada empat parameter yang bisa dianggap sampel yang mencerminkan
populasinya (representativeness sample), yaitu: 1) Variabilitas populasi; 2) Besar sampel;
3)Teknik penentuan sampel; 4) Kecermatan memasukkan cirri-ciri populasi dalam sampel.
Terdapat beberapa macam metode sampling, diantaranya:
Probability Sampling
a) Simple Random Sampling
Semua unsur dari popukasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai
anggota sampel. Anggota sampel dipilih secara acak.
b) Starified Random Sampling
Populasi dikelompokkan menjadi sub-sub populasi berdasarkan kriteria tertentuyang
dimiliki unsur populasi. Dari masing-masing sub populasi diusahakan homogen. Dari
masing-masing sub populasi selanjutnya diambil sebagian anggota secara acak dengan
komposisi proporsional.
Contoh: Dari 1000 populasi pemilih pada PEMILU akan diambil 100 orang (10%)
sebagai sampel berdasarkan usia pemilih proporsional.
c) Cluster Sampling
Populasi dikelompokkan menjadi sub-sub populasi secara bergerombol (cluster). Dari
sub populasi selanjutnya dirinci lagi menjadi sub populasi yang lebih kecil. Anggota dari
sub populasi terakhir dipilih secara acak sebagai sampel penelitian.
Contoh: Akan dipilih sampel penelitian untuk meneliti rata-rata tingkat pendapatan buruh
bangunan di Kodya Semarang. Kodya semarang dibagi menjadi16 kecamatan, dari 16
kecamatan akan dipilih 2 kecamatan sebagai populasi dari sampling I. Dari 2 kecamatan
masing-masing dipilih 2 kelurahan sebagai populasi dari sampel II. Dari 2 kelurahan
masing-masing dipilih 50 buruh bangunan sebagai sampel penelitian.
Non Probability Sampling
a) Quota Sampling
Metode memilih sampel yang mempunyai cirri-ciri tertentu dalam jumlah atau quota
yang diinginkan.
Contoh: Akan diteliti mengenai manfaat penggunaan internet pada peningkatan jumlah
kualitas proses belajar mengajar pada mata kuliah tertentu. Peneliti memerlukan quota
untuk masing-masing sampel dimana untuk mahasiswa sejumlah 50 orang, dosen
sejumlah 5 orang dan mata kuliah sejumlah 3 matakuliah sehingga diperoleh 150
mahasiswa dan 15 dosen sebagai sampel penelitian untuk 3 mata kuliah yang
memanfaatkan internet dalam proses belajar.
b) Accidential Sampling
Metode pengambilan sampel dengan memilih siapa yang kebetulan ada atau dijumpai.
Contoh: Akan diteliti mengenai minat ibu rumah tangga berbelanja di swalayan. Peneliti
menentukan sampel dengan menjumpai ibu rumah tangga yang kebetulan berbelanja di
suatu swalayan tertentu untuk dimintai pendapat.
c) Saturaction Sampling
Metode pengambilan sampel dengan mengikutsertakan semua anggota populasi sebagai
sampel penelitian.
Contoh: Akan dteliti mengenai pendapat mahasiswa terhadap pemberlakuan kurikulum
baru di Universitas Udayana, peneliti menentukan sampel dengan mengambil seluruh
mahasiswa aktif di Universitas Udayana sebagai sampel penelitian.
d) Snowball Sampling
Metode pengambilan sampel dengan cara berantai (multilevel). Sampel awal ditetapkan
dalam kelompok anggota kecil. Masing-masing anggota diminta mencari anggota baru
dalam jumlah tertentu. Masing-masing anggota baru diminta mencari anggota baru lagi.
Contoh: Akan diteliti mengenai pendapat mahasiswa terhadap pemberian kurikulum baru
di Universitas Udayana, sampel ditentukan sebesar 100 mahasiswa, peneliti menentukan
sampel awal 10 mahasiswa. Masing-masing mencari 1 orang mahasiswa lain untuk
dimintai pendapatnya. Dan seterusnya hingga diperoleh jumlah sampel hingga 100
mahasiswa.
3.7. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan daya merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data. Tujuan dari langkah pengumpulan data dan teknik pengumpulan data ini
adalah demi mendapatkan data yang valid, sehingga hasil dan kesimpulan penelitian pun tidak
diragukan kebenarannya. Terdapat beberapa metode pengumpulan data, antara lain:
a) Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan
tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Wawancara terbagi menjadi 2:
 Wawancara Terstruktur
Dalam wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi
apa yang hendak digali dari narasumber. Biasanya peneliti telah membuat daftar
pertanyaan.
 Wawancara Tidak Terstruktur
Adalah wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan terstruktur.
b) Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan berbagai
factor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data observasi tidak hanya mengukur
sikap dari responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena
yang terjadi. Metode pengumpulan data observasi terbagi menjadi 2, yaitu:
 Participant Observation
Dalam participant observation, peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan
sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
 Non Participant Observation
Non participant observation merupakan observasi yang penelitiannya tidak ikut
secara langsung dalam kegiatan atau proses yang diamati.
c) Angket (Kuisioner)
Kuisioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member
seperangkat pertanyaan atau persyaratan tertulis pada responden untuk dijawab.
Kuisioner dapatdikategorikan menjadi:
 Kuisioner Terbuka
Adalah kuisioner yang memberikan kebebasan pada objek penelitian untuk
dijawab.
 Kuisioner Tertutup
Adalah kuisioner yang telah menyediakan pilihan jawaban untuk dijawab.
d) Studi Dokumen
Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang meneliti berbagai macam data
untuk dianalisis. Studi dokumen dibedakan menjadi 2, yaitu:
 Dokumen Primer
Adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu
peistiwa, contoh: Autobiografi
 Dokumen Sekunder
Adalah dokumen yang ditulis berdasarkan oleh laporan atau cerita orang lain,
contoh: Biografi
3.8. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah tahapan dalam proses penelitian dengan tujuan menginvestigasi,
mentransformasi, mengungkapkan pola-pola gejala social yang diteliti agar laporan peneliti
dapat menunjukkan informasi, simpulan dan atau menyediakan rekomendasi untuk pembuatan
kebijakan.
Dalam teknik analisis suatu penelitian maka akan dicantumkan bagaimana teknik analisis
yang akan dilakukan serta bagaimana langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti dalam
menganalisis variabel-variabel yang ada. Terdapat 2 jenis teknik analitis, yaitu:
 Analisis Non Statistik
Analisis data non statistik biasanya digunakan pada data kualitatif. Analisis non
statistic mencakup analisis deskriptif, kritis, komparatif dan sintesis.
 Analisis Data Statistik
Adalah bentuk analisis data kuantitatif. Biasanya yang digunakan analisis statistic
deskriptif untuk membantu memaparkan (menggambarkan) fakta dari satu sampel
penyelidikan dan analisis statisik infersial yaitu analisis yang mencakup semua
metode yang berhubungan dengan analisis sebagian data atau sampel untuk
ditarik kesimpulan. Dalam statistika infersial diadakan pendugaan parameter,
pembuatan hipotesis, serta melakukan pengujian hipotesis tersebut hinga
mencapai kesimpulan. Dalam analisis data statistic mencakup pengujian data
seperti uji normalitas, uji asumsi klasik, uji regresi dan lainnya.
BAB 4
Pembahasan dan Hasil Penelitian
4.1. Gambaran Umum Daerah atau Wilayah Penelitian
Menggambarkan secara detail lokasi penelitian yang terkait dengan topik penelitian
tersebut. Contoh: Dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Budaya Organisasi Pada
Hubungan Antara Penerapan Good Corporate Governance dan Kinerja Pegawai (Studi
Empiris pada Dinas Penanaman Modal Kota Denpasar) oleh Anak Agung Ngurah
Mahaputra Bismantara tahun 2018, peneliti menggunakan karyawan pada dinas penananman
modal kota denpasar pada tahun 2018 sebagai daerah penelitiannya.

4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian


Pada bagian ini menggambarkan perlakuan data dalam tabel-tabel dan kalimat-kalimat
pernyataan sesuai dengan metode analisis yang digunakan. Contohnya: Dalam penelitian yang
berjudul Pengaruh Budaya Organisasi Pada Hubungan Antara Penerapan Good Corporate
Governance dan Kinerja Pegawai (Studi Empiris pada Dinas Penanaman Modal Kota
Denpasar) oleh Anak Agung Ngurah Mahaputra Bismantara tahun 2018, peneliti melakukan
beberapa analisis data, meliputi
1. Uji Instrumen
Teknik analisis data diawali dengan pengujian instrumen penelitian yaitu menguji validitas
dan reliabilitas instrumen penelitian. Dalam uji instrumen akan dilakukan beberapa uji,
yaitu: 1) Uji Validitas untuk mengukur sah tidaknya suatu kuisioner; 2) Uji Rentabilitas
untuk mengukur kuisioner yang merupakan indikator dari variabel konstruk.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik perlu dilakukan terlebih dahulu terhadap variabel-variabel yang ada agar
tidak terjadi bias dalam pengujian ini. Uji asumsi klasik meliputi beberapa pengujian antara
lain: 1) Uji Normalitas untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu
atau residual memiliki distribusi normal; 2) Uji Autokorelasi yang bertujuan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pada periode t-1
sebelumnya; 3) Uji Multikolonieritas untuk menguji keberadaan korelasi antar variabel
independen dalam model regresi; 4) Uji Heteroskidasititas untuk menguji apakah dalam
model regeresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain.
3. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi variabel dalam
penelitian yang dilihat nilai rata-rata, standar deviasi, varian, nilai maksimum dan nilai
minimum.
4. Uji Goodness of Fit
Untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual. Dilakukan 2
pengujian untuk menguji goodness of fit, yaitu: 1) Uji Koefisien Determinasi untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan varias variabel dependen;
dan 2) Uji Kelayajan Model yang digunakan untuk mengetahui kelayakan model regresi
linier berganda sebagai alat untuk dianalisis yang menguji pengaruh variabel independen
serempak terhadap variabel dependen.
5. Metode Pengujian Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis dilakukan Uji Signifikansi Parameter Individual yang bertujuan
untuk mengukur seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara individu dalam
menerangkan variasi variabel independen.

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian


Dalam sub bab ini akan berisi pembahasan dari penelitian yang berisi hasil dari pengujian
yang dilakukan terhadap hipotesis.

4.4. Implikasi Hasil Penelitian


Implikasi penelitian adalah sebuah metode untuk membandingkan sebuah penelitian yang
baru dilakukan dengan penelitian terdahulu. Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai efek
secara langsung atas pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis. Terdapat beberapa implikasi
yang dilakukan dalam penelitian, yaitu: 1) Implikasi Teoritis merupakan implikasi dimana
peneliti menyajikan gambar secara lengkap untuk meyakinkan penguji;2) Implikasi Manajerial
yaitu implikasi yang menyajikan berbagai kebijakan yang berkaitan dengan berbagai temuan
dalam penelitian; dan 3) Impliksi Metodologi adalah implikasi yang berkaitan dengan refleksi
penulis mengenai suatu metodologi yang akan digunakan dalam suatu penelitian.
BAB 5
Simpulan Dan Saran

5.1. Simpulan
Dalam sub ini akan ditulis mengenai simpulan atau suatu ringkasan atau pendapat yg
mengandubg informasi atau isi penting dari sebuah penelitian yang diperoleh sesuai dengan
tujuan penelitian . Jika tujuan penelitian ada 3, secara implisit maupun eksplisit simpulan juga
minimal ada 3

5.2. Saran
Saran adalah sebuah solusi atau pendapat dan usul yang dikemukakan untuk
dipertimbangkan kedepannya. Saran yang dituangkan dalam bab ini harus sesuai dengan
simpulan atau hasil dari pembahasan.

Anda mungkin juga menyukai