Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN

HIV/AIDS KOMPLIKASI HEPATITIS

OLEH:

KELOMPOK 5:

M.HIYAN AKHIR (201901016)

CANTIKA LARASATI (201901005)

LILIS KARLINA HALE (201901014)

IZUL HUDA (201901013)

NI MADE RIANTIKA (201901024)

MUTIARA ANDINI (201901021)

NADIA (201901023)

R2A KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIDYA NUSANTARA PALU

2021
ASUHAN KEPERAWATAN
A.Pengkajian
1. Identitas Klien Meliputi :
Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, alamat, penanggung
jawab, tanggal pengkajian, dan diagnose medis.
2. Keluhan Utama / Alasan Masuk Rumah Sakit
Mudah lelah, tidak nafsu makan, demam, diare, infermitten, nyeri panggul,
rasa terbakar saat miksi, nyeri saat menelan, penurunan BB, infeksi jamur
di mulut, pusing, sakit kepala, kelemahan otot, perubahan ketajaman
penglihatan, kesemutan pada extremitas, batuk produkti / non.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Meliputi keluhan yang dirasakan biasanya klien mengeluhkan
diare,demam berkepanjangan,dan batuk berkepanjangan.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat menjalani tranfusi darah, penyakit herper simplek, diare yang
hilang timbul, penurunan daya tahan tubuh, kerusakan immunitas
hormonal (antibody), riwayat kerusakan respon imun seluler (Limfosit
T), batuk yang berdahak yang sudah lama tidak sembuh
c. Riwayat Keluarga
Human Immuno Deficiency Virus dapat ditularkan melalui hubungan
seksual dengan penderita HIV positif, kontak langsung dengan darah
penderita melalui ASI.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Aktifitas Istirahat
Mudah lemah, toleransi terhadap aktifitas berkurang, progresi,
kelelahan / malaise, perubahan pola tidur.
b. Gejala subyektif
Demam kronik,demam atau tanpa mengigil, keringat malam hari
berulang kali, lemah, lelah, anoreksia, BB menurun, nyeri, sulit tidur.
c. Psikososial
Kehilangan pekerjaan dan penghasilan, perubahan poa hidup,
ungkapkan perasaan takut, cemas, meringis.
d. Status Mental
Marah atau pasrah, depresi, ide bunuh diri, apati, withdrawl,
hilanginterest pada lingkungan sekiar, gangguan proses piker, hilang
memori,gangguan atensi dan konsentrasi, halusinasi dan delusi.
e. Neurologis
Gangguan reflex pupil, nystagmus, vertigo, ketidak seimbangan, kaku
kuduk, kejang, paraf legia.
f. Muskuloskletal
Focal motor deficit, lemah, tidak mampu melakukan ADL
g. Kardiovaskuler
Takikardi, sianosis, hipotensi, edem perifer, dizziness.
h. PernafasanNafas pendek yang progresif, batuk (sedang –parah), batuk
produktif/non produktif, bendungan atau sesak pada dada.
i. Integument
Kering, gatal, rash dan lesi, turgor jelek, petekie positif.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan
nafsu makan
2. Nyeri akut b.d agen injuri fisik
3. Intoleransi aktivitasb.d penurunan nafsu makan
4. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan faktor :Penurunan
respon imun , kerusakan kulit.

C. Intervensi keperawatan
N Diagnosa NIC NOC
o keperawatan
1. Ketidakseimbang Tujuan: 1. Kaji adanya alergi
an nutrisi kurang 1. Nutritional Status : makanan
dari kebutuhan 2. Nutritional Status :
tubuh b.d food and Fluid 2. Monitor adanya
penurunan nafsu Intake penurunan berat
makan 3. Nutritional Status: badan
nutrient
IntakeWeight 3. Monitor adanya
control mual, muntah dan
diare

Kriteria hasil :
4. Kolaborasi
1. Adanya
dengan dokter
peningkatan berat
untuk
badan sesuai
dengan tujuan pemasangan NGT
2. Berat badan ideal
sesuai dengan 5. Monitor jumlah
tinggi badan nutrisidan
3. Tidak adanya kandungan kalori
tanda-tanda
malnutrisi 6. Monitor kadar
4. Menunjukanpenin albumin, Hb dan
gkatan fungsi Ht
menelan
7. Kolaborasi
5. Mampu
dengan ahli
mengidentifikasi
kebutuhan nutris
2. Nyeri akut b.d Tujuan: 1. Lakukan
agen injuri fisik 1. Pain Level pengkajian nyeri
2. Pain control secara
3. Comfort leve komprehensif
termasuk lokasi,
Kriteria hasil: karakteristik,
1. Pasien dapat durasi, frekuensi,
mengontrol kualitas dan
nyerinya faktor presipitasi.
2. Skala nyeri
berkurang dari 2. Control
skala 6 menjadi lingkungan yang
skala dapat
3. Klien mengatakan mempengaruhi
nyeri sudah nyeri, seperti
berkurang suhu ruangan,
4. Dapat mengenali pencahayaan dan
faktor penyebab
nyeri kebisingan.

3. Ajarkan tentang
tehnik
nonfarmakologi.

4. Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri.

5. Ajarkan teknik
relaksasi
3. Intoleransi Tujuan: 1. Monitoring vital sign
aktivitas b.d
1. Joint Movement: sebelum/sesudah latihan
penurunan nafsu
makan Active dan lihat respon pasien
2. Mobility level saat latihan
3. Selfcare: ADLs
2. Konsultasikan dengan
4. Transfer
terapi fisik tentang
performance
rencana ambulasi sesuai
dengan kebutuhan
Kriteria hasil:
1. Klien meningkat 3. Bantu klien untuk
dalam aktivitas menggunakan tongkat

fisik saat berjalan dan cegah

2. Mengerti tujuan terhadap cedera


dan peningkatan 4. Ajarkan pasien atau
mobilitas tenaga kesehatan lain
3. Memverbalisasik tentang teknik ambulasi
anperasaan dalam
5. Kaji kemampuan
meningkatkan
pasien dalam mobilisasi
kekuatan dan
kemampuan 6. Latih pasien dalam
berpindah pemenuhan kebutuhan
4. Memperagakan
7. ADL secara mandiri
penggunaan alat
sesuai kemampuan
5. Bantu untuk
mobilisasi 8. Dampingi dan Bantu
pasien saat mobilisasi
dan bantu penuhi
kebutuhanADL spasien.
Berikan alat bantu jika
klien memerlukan.

9. Ajarkan pasien
bagaimana merubah
posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan

4. Risiko tinggi Tujuan : 4. Berikan obat


terhadap infeksi
Western blot positif antibiotik dan
berhubungan
dengan faktor evaluasi ke
:Penurunan Kriteria hasil : efektifannya
respon imun ,
kerusakan kuli 1. Kemperature dan
SDP kembali ke 5. Jamin pemasukan
batas normal, cairan paling
2. Keringat malam sedikit 2-3 liter
berkurang dan sehari.
tidak ada batuk,
6. Pelihara
3. Meningkatnya
kenyamanan suhu
masukan
kamar. Jaga
makanan tercapai
kebersihan dan
keringnya kulit.

7. Pantau hasil JDL


dan CD4pantau
temperatur setiap
4 jam

8. Pantau status
umum (apendiks
F) setiap 8 jam

D. Implementasi
ImplementasiImplementasi merupakan tahap keempat dari proses
keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksanakan: melaksanakan
intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap
untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat
dalamrencana perawatan klien. Agar implementasi perencanaan dapat
tepat waktu dan efektif terhadap biaya, pertama-tama harus
mengidentifikasi prioritas perawatan klien, kemudian bila perawatan telah
dilaksanakan, memantau dan mencatat respons pasien terhadap setiap
intervensi dan mengkomunikasikan informasi ini kepada penyedia
perawatan kesehatan lainnya. Kemudian, dengan menggunakan data, dapat
mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam tahap proses
keperawatan berikitnya
E. Evaluasi
Tahap evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian
hasil yang diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan
intervensi keperawatan kemudian mengganti rencana perawatan jika
diperlukan. Tahap akhir dari proses keperawatan perawat mengevaluasi
kemampuanpasien ke arah pencapaian hasil

Anda mungkin juga menyukai