Oleh:
Meita Ayu Puspitasari
181810401009
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB 1. PENDAHULUAN
Hasil
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.2 Pembahasan
Mikroorganisme dapat ditemukan di lingkungan bebas, seperti di
lingkungan air tanah, udara dan beberapa substrat bahan pangan,
tumbuhan dan hewan. Mikroorganisme dapat dibedakan berdasarkan
jenisnya, yaitu bakteri, khamir, kapang, aktinomisetes, dan lainnya.
Mikrooganisme di muka bumi ini memiliki populasi yang sangat beragam
dengan jumlah yang sangat banyak. Mikroorganisme dapat diisolasi
langsung dari habitat aslinya (Ulfa et al., 2017).
Isolasi mikroorganisme merupakan proses pengambilan mikrob dari
medium atau habitat asalnya dan menumbuhkannya pada medium
buatan, sehingga diperoleh kultur murni. Isolasi dalam prinsipnya adalah
memisahkan suatu jenis mikrob tertentu dengan mikrob lainnya dari
habitat aslinya yang terdiri dari berbagai macam jenis. Proses isolasi
mikroorganisme memerlukan beberapa tahap penanaman untuk
memperoleh isolat murni yang tunggal. Isolat yang terdiri dari koloni
tunggal kemudian diperbanyak untuk sebuah tujuan penelitian tertentu.
Isolasi galur murni harus dilakukan secara bertingkat dengan tahap
pengenceran dan penanaman pada media selektif tertentu (Mikdarullah
dan Nugraha, 2017).
Isolasi biakan murni mikrob dapat dilakukan dengan cara
pengenceran, penuangan (pour plate), penggesekan atau penggoresan
(streak plate) dan penyebaran (spread plate). Isolasi biakan murni mikrob
dapat ditumbuhkan pada media padat. Metode isolasi yang digunakan
dalam praktikum ini adalah metode sebaran (spread plate). Metode ini
didasarkan pada teknik menanam inokulum dengan menyebarkan
suspensi mikrob di permukaan medium dan berfungsi untuk memperoleh
kultur murni. Inokulum yang berada didalam tabung reaksi diambil
menggunakan mikropipet dan dituangkan pada medium agar dalam
petridish dan diratakan menggunakan batang bengkok steril. Sebaran
dilakukan dengan memutar petridish dengan sudut 90 o lalu diratakan
kembali menggunakan batang bengkok kembali untuk memastikan bahwa
inokulum tersebar secara merata (Arini, 2017).
Isolasi mikrob menggunakan metode spread plate diawali dengan
pengenceran sampel tanah. Tahap pengenceran berfungsi untuk
mengurangi konsentrasi mikrob di dalam inokulum. Larutan garam
fisiologis dengan konsentrasi 0,85% digunakan sebagai larutan pengencer
yang memiliki kandungan NaCl di dalamnya (Alfiyanti dan Putri, 2020).
Larutan ini berfungsi sebagai larutan penyangga pH agar sel mikrob tidak
rusak pada saat proses isolasi yang dapat diakibatkan oleh menurunnya
pH lingkungan. Larutan garam fisiologis merupakan garam NaCl yang
memiliki keseimbangan kepekatan larutan yang sama dengan kepekatan
cairan tubuh (isotonik). Garam fisiologis juga memiliki sifat yang mampu
memecah membran sel mikroba karena memiliki tekanan osmotik yang
tinggi. NaCl di dalam garam fisiologis bersfiat hidroskopis, sehingga dapat
menyerap air dari bahan (Afrianto dan Liviawaty, 2019).
BAB 4. KESIMPULAN
Afrianto, E., dan E. Liviawaty. 2019. Potensi Mikroba Probiotik Dari Ikan
Nila Mati Masal Di Waduk Cirata. Jurnal Perikanan dan Kelautan.
10(2): 96-101.
Alfiyanti, E., dan D.H. Putri. 2020. Precision of enumeration technique for
count of the number of bacterial cells with the spread plate method.
Serambi Biologi. 5(1): 7-10.
Arini, L.D.D. 2017. Pengaruh Pasteurisasi Terhadap Jumlah Koloni Bakteri
pada Susu Segar dan sebagai Upaya Menjaga Kesehatan. IJMS:
Indonesian Journal On Medical Science. 4(1): 199-132.
Jutono. 1972. Dasar-Dasar Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: Departemen
Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM.
Mikdarullah, dan A. Nugraha. 2017. Teknik Isolasi Bakteri Proteolitik Dari
Sumber Air Panas Ciwidey, Bandung. Buletin Teknik Litkayasa
Akuakultur. 15(1): 11-14.
Ulfa, A., E. Suarsini, dan M.H. Irawati. 2017. Pengembangan Buku Ajar
Mikrobiologi Tentang Bioreduksi Merkuri Bagi Mahasiswa Pendidikan
Biologi. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian dan Pengembangan.
2(1): 42-49.