PENDAHULUAN
dengan bahasa,tanpa bahasa sastra tidak mungkin ada. Melalui bahasa, sastra
dapat berkreasi sendiri sebagai sastra lisan dan sastra tulis, sastra lisan
dapat disejajarkan dengan sastra tulis dalam masyarakat modern. Sifat karya sastra
ini dapat diwariskan secara turun temurun dan dalam wujud tulisan pula, misalnya
kebudayaan, Louis Leahy (1989: 24) berpendapat bahwa kebudayaan itu sendiri
perkataan lain berbicara tentang perkembangan khas manusiawi yang berasal dari
Sesuai dengan hakikat dan martabat setiap makluk hidup, manusia pun
1
mengajarkan tradisi kepada generasi penerusnya,melalui tutur kata dan teladan
Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang empunya
cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda sering
kali dianggap sebagai sejarah kolektifen. Walaupun demikian karena tidak tertulis,
maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga seringkali jauh berbeda
dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan sebagai
ciri-ciri yang mirip dengan mite,yaitu dianggap benar-benar terjadi tapi tidak
dianggap suci, Oleh karena itu, legenda atau cerita rakyat yang terjadi pada masa
lampau menjadi ciri khas setiap bangsa yang memiliki kultur budaya yang
beraneka ragam yang mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimilki
Lo’omaten khususnya sangat kental dengan nilai –nilai kebudayaannya sastra lisan
apabila dikaji berdasarkan struktur akan menemukan sifat universal . asal mula
2
nama Lo’omaten merupakan sebuah nama tempat yang terletak di Desa Sikun
terdiri dari :
3. Suku Skaeleon
datang
3
yang artinya Loo : tempat, maten (hamaten) yang artinya : memutuskan yang
Lo’omaten sangat kental dengan nilai –nilai kebudayaan sastra lisan yang
dipercayai oleh masyarakat agar tidak boleh memasuki hutan tersebut secara
sembarangan hal tersebut dipercayai karena dulu ada sebuah kisah tentang
seorang anak kecil yag bernama Manek yang jiwanya terkunci di dalam hutan
terlarang saat mencari kayu bakar manek melihat sisi lain dari pada hutan yang ia
sering mencari kayu bakar ternyata hutan itu dijaga oleh seekor Ayam jantan
merah (Manu Aman Mean) dan manek juga melihat sebuah ruangan yang sangat
megah seperti istana Manek pun sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya tanpa
berpikir panjang Manek pun langsung melahap semua makanan yang tersedia di
meja berlapis emas tersebut makanan itu pun dimakan habis oleh Manek,
yang berada dalam hutan tersebut menari sambil berteriak-teriak dan menyembah-
nyembah sebuah pohon besar yang tidak lain adalah pohon yang tumbuh dekat
dengan lorong tempat di mana Manek masuk saat mereka menari dan
meronggeng. Di situ, terdapat pula sebuah batu besar. Kemunculan batu itu
4
bersamaan dengan sinar terang disertai teriakan dan tangisan. Semua yang berada
di sekitar pohon beringin itu langsung berlutut dan menyembah sambil memohon
berkat kehidupan yang baik, dijauhkan dari sakit penyakit dan hasil panen yang
berlimpah, curah hujan yang cukup di saat musim kemarau. Manek berusaha lari
di dalam istana yang megah. Padahal, ketika sadar, Manek berada tepat di samping
pohon beringin, Manekpun berlari meninggalkan hutan itu tanpa membawa kayu
Manek di kamar. Badannya terasa panas dan merontak seperti ayam yang
disembelih dan belum mati seratus persen. Ketika peristiwa tersebut diketahui
oleh kepala suku, barulah mereka melaksanakan ritual adat untuk menyembuhkan
Manek dengan memotong ayam jantan merah di dalam hutan, ayam tersebut
disembelih di bawah pohon beringin setelah itu, dibakar dan dihidangkan dengan
memasuki Alas Lulik rohnya telah terkunci di sana dan sudah menyatu dengan
penghuni Alas Lulik. Agar roh Manek pulang, harus digantikan dengan ayam
kecuali ada acara untuk Sadan Uma Lulik atau (pelaksanaan pengatapan rumah
5
adat) dan mengambil daun atau kayu untuk keperluan pembangunan rumah adat.
secara sembarangan ada beberapa suku yang mempunyai tugas dan peranannya
masing-masing .
pengetahuan. Kajian tersebut masih terbatas pada usaha mencari nilai-nilai luhur
dalam berbagai mitos yang dipercayai oleh masyarakat Lo’omaten khususnya suku
suku Asanafore sebagai suatu yang sakral; sebagai “pusaka” warisan nenek
moyang. Hal ini perlu dilestarikan dan diaktualisasikan atau dicari reveransinya
dengan kehidupan masa kini. Peneliti memilih untuk mengkaji Legenda ini karena
belum pernah ada yang mengkaji sebelumnya. Selain itu, Juga memiliki daya tarik
tersendiri karena berasal dari desa peneliti sendiri untuk diteliti lebih lanjut.
Oleh karena itu, masih sangat diperlukan kajian –kajian legenda yang lebih
serius dan teoritis di negeri kita untuk dapat mengungkapkan makna serta
menampilkan berbagai dimensi baru bagi kita. Sebab suatu legenda acapkali tidak
hanya sebuah dongeng yang tanpa arti atau sekedar alat penghibur di waktu
senggang saja tetapi kita bisa memaknai nilai-nilai luhur yang terkandung
didalamnnya yang berlaku untuk segala zaman. Oleh karena itu, legenda itu perlu
untuk digali sebelum terlanjur punahkarena digusur oleh modernisasi terlebih lagi
6
semakin menjauhkan kalangan muda sebagai generasi penerus tidak berminat
untuk menekuni apa lagi memahami legenda daerah sendiri sehingga sentuhan-
sentuhan budaya asing mulai semakin kerap terjadi. Jika demikian,tidak mustahil
dalam legenda Lo’omaten, maka itu, setiap pemilik dan penikmat sastra daerah
serta tidak angkuh untuk mengembangkan diri secara kreatif, sehingga peneliti
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah
7
1. menemukan dan mendeskripsikan Struktur dari Legenda “Lo’omaten”.
1 Manfaat Teoritis
2 Manfaat Praktis
lisan
8
1. mengetahui Strukturalisme Greimas dalam Legnda Lo’omaten
Dalam setiap penelitian batasan masalah sangat di perlukan agar penulis tidak
Loomaten.
BAB II
LANDASAN TEORI
Penulis terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
(Dulce Bere (Skripsi 2011) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Struktur
9
dan fungsi Tutur Adat Tase Tawaka dalam Upacara penerimaan tamu kehormatan
Masalah yang dikaji Dulce Bere adalah bagaimana Stuktur dan fungsi
Tutur Adat (Tase Tawaka), dalam Upacara penerimaan tamu kehormatan (Bupati)
Teori yang digunakan Dulce Bere adalah sastra lisan dan pendekatanstruktural.
bahwa terbitan dan terjemahan penelitian Dulce Bere berbeda dengan penelitian
yangPeneliti lakukan.Pada objek penelitian yang dapat diuraikan Dulce Bere yang
meneliti tentang Analisis struktur dan fungsi adat Tase Tawaka dalam upacara
Kabupaten Belu. 2) Marianus Bana Elu ( Skripsi, 2013). Dalam penelitiannya yang
berjudul Analisis Struktur Tuturan Ritual”Tsef Ane Kla’uf’’’ Sastra Lisan Meto Di
Masalah yang dikaji oleh Bana Elu adalah bagaimanakah bangun struktur
Ritual”tsef Ane Kla’uf sastra lisan Meto di Desa Bakitolas, Kecamatan Nai’benu
struktur Ritual”tsef Ane Kla’uf sastra lisan Meto di Desa Bakitolas, Kecamatan
Nai’benu, Kabupaten Timor Tengah Utara. Teori yang digunakan oleh Marianus
10
Bana Elu adalah Teori Struktural Metode yang digunakan adalah metode deskriptif
kulitatif. Hasil penelitiannya berupa diksi atau pilihan kata, larik/baris, bait/kuplet,
gaya bahasa, makna kias, makana lambang, dan makna utuh atau totalitas makna.
struktural. Sedangkan Peneliti meneliti tentang Struktur dan fungsi dari Asal
2.2 Konsep
menjelaskan beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan judul diatas agar tidak
warga dan kebudayaan yang disebarkan dari dan diturun-temurunkan secara lisan
atau dari mulut ke mulut, (Hutomo, 1991: 1). Sastra lisan sendiri memiliki nilai-
nilai yang luhur dalam masyarakat lebih-lebih pada kebudayaan yang ada dalam
masyarakat.
2.2.1 Struktur
(Via Hawkles dalam Prapopo, 2000: 119) mendefinisikan bahwa struktur sebagai
sendiri.
11
2.2.2 Fungsi
Fungsi adalah karya sastra lisan maupun tulisan dapat mementaskan suatu
nilai kehidupan manusia yang diperoleh melalui pemahaman yang tinggi. Secara
fungsi sosial, fungsi edukatif, dan fungsi kultural, (Semi, 1998: 17).
Selain itu, fungsi sastra lisan dapat bernilai apabila sastra lisan itu diterima
ada.
3. Karya sastra adalah karya seni yang indah dan memenuhi kebutuhan
kita ketahui.
2.2.3 Legenda
empunya cerita sebagai suatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda
sering kali dianggap sebagai “Sejarah” kolektif (folk history). Walaupun demikian
karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga sering
kali jauh berbedah dengan kisah aslinya. Atau dengan kata lain,legenda atau cerita
rakyat adalah cerita pada masa lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa yang
12
memiliki kultur budaya yang beraneka ragam mencakup kekayaan budaya dan
KBBI (2005 : ), Legenda adalah cerita rakyat pada jaman dahulu yang ada
yang setengah berdasarkan sejarah dan yang setengah lagi berdasarkan angan-
angan.
Wilayah Malaka.
2.2.5 Lo’omaten
bukanlah hal baru bagi mereka tetapi sudah menjadi suatu kepercayaan seperti asal
Malaka. Lo’omaten mempunyai fungsi penting yang diakui sejak jaman dahulu
kala. Seperti yang dijelaskan informan Bapak Samuel Gabriel Loasana selaku
kepala suku Asanafore menjelaskan bahwa “Lo’omaten “berasal dari dua kata,
yaitu kata Lo’o yang berarti tempat dan maten merupakan singkatan dari hamaten
masalah.
13
Masyarakat Malaka merupakan sekelompok masyarakat yang mendiami
suatu wilayah dan memiliki adat istiadat yang sangat kuat , sehingga antara
masyarakat tidak dapat dipisahkan dan memiliki hubungan yang sangat erat
sendiri.
sendiri.
pandangan tersendiri tentang wujud tinggi yang menciptakan alam semesta beserta
14
kesustraan warga suatu kebudayaan yang disebarkan turun –temurun
Algirds Julius Greimas (1997-1992) adalah seorang ahli bahasa dan ahli
semiotika yang berasal dari Lithunia dan banyak meneliti mitologi Lithuania.
Greimas adalah profesor pada Ecolo des Hautes Etudes en Scienses sociales
15
Strukturalisme adalah aliran dalam studi sastra yang tertumpu pada teks
bahwa Greimas adalah seorang peneliti dari Perancis penganut teori strukturalisme
paradigma Levi Strauss dan Propp pada mitos dengan menggunakan teori
adalah kegunaan suatu hal. Fungsi yang maksud di sini adalah kegunaan karya
sastra yang mencangkup beberapa aspek di antaranya fungsi sastra sosial dan
fungsi pendidikan.
kebudayaan,
16
Dalam bidang sastra lisan, Sudikan (2001: 119) mengumukakan Teori
BAB III
METODE PENELITIAN
motivasi, dan tindakan secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konsep yang alamiah dan dengan
2010: 11).
diungkapkan oleh tua adat sehingga nama Lo’maten bisa diketahui oleh
17
banyak orang secara diturun – temurunkan secara lisan (dari mulut ke
mulut).
3.2.1 Data
Data Primer adalah data pokok atau inti dari penelitian ini, yang bersumber
18
a) Pria dan Wanita yang berumur 50-60 tahun
b) Asli Tetun
memberikan informasi.
1. Teknik observasi
diteliti.
3. Teknik Wawancara
19
dilakukan secara struktural, yaitu berdasarkan daftar pertanyaan yang
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tape recorder, kaset, buku
Jangka Waktu/Bulan
No Kegiatan Tahun 2018
I II III IV V
1. Persiapan Proposal
2. Bimbingan proposal
3. Seminar proposal
4. Revisi proposal
5. Pengurusan izin
6. Penyiapan instrumen penelitian
7 Tahap penelitian
a) Transkripsi
20
c) Terjemahan
Teks tersebut menuliskan rumusan cerita ini dalam bentuk bahasa Tetun
baku.
d) Analisis
e) Kesimpulan
penelitian.
Teknik yang digunakan dalam penyajian hasil analisis data adalah teknik
informal. Penerapan teknik informal dalam penyajian hasil analisis data dengan
menggunakan kata-kata biasa, (Sudaryanto, 1993: 145). Oleh karena itu, penyajian
hasil analisis data dalam penelitian ini dirumuskan dengan kata-kata biasa.
BAB IV
21
4.1 Hasil Penelitian
A. Terjemhan harafiah
Lo’omaten hanesan nu fatin ida mak iha desa sikun kecamatan malaka
fukun nain hat iha laran nia mak hola naran bah Lo’omaten no fukun
hat mak tama iha laran bet ranaran fatin nia loomaten.fukun hat nia no
beran ida -idak iha laran mak bodik lia lulik no dale hamutu lia –lia
1. Fukun asanafore
Nia mak ina ama bodik hakotu lia mai bet awan rafoni hasoru no lia
22
2. Fukun uma Klaran
Nia mak simu banaka mak kait no lialia mak dadi iha no nodi nela bah
3. Fukun skaeleon
Nia mak nalahan bet hodi hein ema banaka sia mak at mai
Nosi karian hotu-hotu mak fae nia nosi dale hamutu dadi naran a
temi;hakotu mak temi fatik bet hakotu lia hotu-hotu maak dadi iha leo
fukun bot asanafore nase’i nak uluk hatuda bah belanda musuh-musuh
itak a wain mak ratene hai dalan fila hia abat laran no ratene hai
fila ,ai laran nia no rai nain mak krakat la’a liu nebe no ema mak tama
rabelak bah abat laran ,na mak no ema matan na kroman bele nare ai
laran nia lahos nanaran ai laran mai bes fatik ida mak diak laliu mai
bes matan lahare .nosi hotu-hotu abat laran no ai laran lulik no hai
Lo’omaten no ai kanaoik mak diak la’a liu hori uluk mak rak ai kanoik
nia mak Lo’omaten mak Lo’omaten ne fatin mak lulik bot ema fiar bah
23
iha fatin nia bah tuku bah loron nia.nu iha too no ema lao liu tuir fatin
na tuir hai aturan a mak ema ralaok nia hati netan susar mak bot
nudar mak iha alas lulik iha Lo’omaten klo nia nola ai tahan no ai
maran iha ai laran lulik a nia hati netan susar bot,bet nia bele nabusik
nela brai ida nia musti nalo mama no bolu kmalar iha fatin ukun bot
asa nafaore bodik ema mak fiar musti nodi mane aman mean no mama
bet nalo mama iha fatik nia koa no tatahan ai maran bet nia kdok nosi
Buat e halo tan uluk no hahalok mak nu ne’e no bah o’oan kiik mak ema
bolu rak manek bah nola ai maran manek et foti ai mak nia kesi tau bah
kbas a bet nodi lao mak nia nare buat ida mak makukun manek et noi
lao lai bet fila uma ni naneo bet nakara tama bah iha laran na ,nia et
foin tama nare kalatak mak bot laliu hanesan manu aman mean bot ma
nu hare hai niakan isi lolon,ni ma manek natama liu ain nah nare buat
klot makukun nia manek nare kakerattan iha ai laran ne mak nia tama
sai buka ai maran ne no brain mak it hare nu iha lalean ,iha ne bah
manek nare wain hahak mak ema tau iha hadak mak len nosi
mas,manek mos noran srebak no buat mak nare nia .na neo hai na kleu
mos manek na na mos ,manek noran bah matan dukur tian tan na wain
resi iha toba manek nia a manek mei nak nare ema wain iha ai laran
24
nia rananu lau rodi bidu rak louk bah ai bot mak ai nia manek mai bet
tama tuir nia nare sia bidu rak soke hare no fatuk mak bot laliu sai nosi
rai laran no buat mak lakan sia hotu-hotu kaur rodi tanis mak iha ai nia
leon a sia mos rak nia rak serak bet fo moris mak diak, kdok hosi
moras,fo sia kosar wen mak diak fo sia udan too tinan lorofalin ,manek
mos sarebak no mak nia nare. Manek mos nakaas an nalai iha mei
laran manek labele foti ai kain.bah loron nia manek nahuk rona nika
nia kan lian no nader nika nosi niakan me’i no nia mos nader hotu nia
nare nia ia hai uma mak ilas nia hai tian mais nia iha ai hun bot sorin
manek mos nalai nela abat laran nia la nodi ai maran,to’o uma manek
toba manek nia kan inan nare manek iha kean isin na manas nodi kiki
nudar manu aman ema kodas kakorok ,ba loron n ia lia ne too fukun bot
a foin sia ratene ne rak laok lulik lian bet rodi radiak manek rodi koa
manu aman mean iha abat laran.manu nia koa iha hali leon bot ,hotu
nia sia tunu no hakserak no fuik no bua foin sia ralo lulik bet hodi bolu
hika kmalar manek nia kan tan ba loron nia bah tama bah abat laran a
kmalar a kesi mate kleu basuk iha nia tan neon nah ida no rai nain ihac
abat laran nia,ne be halo bet manek kmalar a fila misti seluk no manu
aman mean na be bet rabusik rika manek fila.na ton ba loron nia ema
hotu-hotu iha Lo’omaten lao rabelak hai iha abat laran nia,mai bes no
25
kdahur bet sadan uma lulik no bah hola tahan ai bet itakan sasa bodik
uma lulik.
7. Suku Skaeleon
datang
26
Loo artinya: tempat, maten (hamaten) yang artinya : memutuskan yang
penjajahan Belanda musuh-musuh kita banyak yang tersesat di dalam Alas lulik
(hutan keramat) dan tidak menemukan jalan pulang, hutan tersebut mempunyai
penghuni yang sangat jahat. Jika orang yang mempunyai mata yang terang
akan melihat bahwa hutan itu bukanlah sembarang hutan tetapi merupakan
sebuah istana yang sangat megah namun tak kasat mata. Dari semua kejadian
tersebut, Hutan Alas Lulik tidak dimasuki orang secara sembarangan karena
keramat yang diyakini oleh masyarakat setempat pada waktu itu, di mana
ketika seseorang melewati tempat tersebut dan melanggar aturan yang berlaku
Jika mengambil daun atau kayu bakar di dalam hutan tersebut, akan
ritual Bolu Kmalar ( memanggil pulang jiwa) Hutan Terlarang (Alas Lulik),
dan ritual bagi pelanggar aturan menebang atau memotong dahan pohon dalam
27
seekor ayam merah dan sirih pinang agar dihindarkan atau diselamatkan dari
Hal ini dilakukan karena dulu kejadian yang sama pernah terjadi.
Seorang anak kecil yang bernama Manek memasuki kayu Alas Lulik untuk
mengambil kayu bakar saat Manek mengangkat kayu yang telah diikat dan
lorong yang sangat gelap sehingga Manek mengulurkan niatnya untuk pulang
ke rumah. Rasa penasaran mendorongnya ingin masuk dan melihat ada apa di
dalam lorong tersebut. Ketika hendak masuk, ia melihat sebuah bayangan yang
apa yang dilihatnya karena hutan tempat masuk-keluar untuk mencari kayu
bakar ternyata mempunyai sisi lain, yakni menyerupai istana megah. Di sana,
mengkilat berlapis emas. Meskipun terkejut dengan apa yang dilihatnya, tanpa
yang tersedia di atas meja berlapis emas tersebut. Sehabis makan, Manekpun
merasa mengantuk luar biasa karena kekenyangan dan Manekpun tertidur pulas.
28
Dalam tidurrnya, Manek bermimpi melihat banyak orang bersarung hitam
dan menyembah-nyembah sebuah pohon besar yang tidak lain adalah pohon
yang tumbuh dekat dengan lorong tempat di mana Manek masuk. Di situ,
terdapat pula sebuah batu besar. Kemunculan batu itu bersamaan dengan sinar
terang disertai teriakan dan tangisan. Semua yang berada di sekitar pohon
kehidupan yang baik, dijauhkan dari sakit penyakit dan hasil panen yang
berlimpah, curah hujan yang cukup di saat musim kemarau. Manek berusaha
tetapi di dalam istana yang megah. Padahal, ketika sadar, Manek berada tepat di
menjenguk Manek di kamar. Badannya terasa panas dan merontak seperti ayam
yang disembelih dan belum mati seratus persen. Ketika peristiwa tersebut
diketahui oleh kepala suku, maka mereka melaksanakan ritual adat untuk
Mereka bergegas menuju ke Alas Lulik membawa ayam jantan merah. Ayam
29
tersebut disembelih di bawah pohon beringin. Setelah dibunuh, ayam tersebut
kepala suku Asanafore memanggil kembali roh Manek yang terkunci dan telah
menyatu dengan penghuni Alas Lulik. Ayam jantan merah itu sebagai simbol
pengganti roh Manek sehingga roh Manek bisa dilepaskan dan dibawa pulang
sembarangan untuk masuk ke dalam Alas Lulik, kecuali ada acara untuk Sadan
Uma Lulik atau (pelaksanaan pengatapan rumah adat) dan mengambil daun atau
Nosi dale hamutu fukun nain hat iha laran nia mak hola naran
dari bicara bersama kepala raja empat di dalam itu yang ambil nama
fukun hat nia no beran ida –idak iha laran mak bodik lia
kepala empat itu dan kekuatan satu-satu di dalam untuk urusan masalah
30
nia ma’ak: Fukun Asanafore nia mak ina ama bodik hakotu
seperti: Kepala A sanafore dia yang mama bapa untuk putuskan
lia mai awan rafoni hasoru no lia mak dadi iha Lo’omaten
masalah datang besok lusa bertemu dan masalah yang jadi di Lo’omaten
Fukun uma Klaran nia mak simu banaka mak kait no lia
Kepalah Rumah Tengah dia yang terima tamu yang kaitan dengan masalah
mak dadi iha no nodi nela bah fukun bot Asa nafore bet
yang jadi ada dan bawah tinggal pergi kepala besar Asanafore supaya
hodi dale hamutu Fukun Skaeleon nia mak nalahan bet hodi
agar bicara bersama Kepala Skaeleon dia yang masak supaya bawah
hein ema banaka sia mak at mai fukun kun Leon
tunggu orang tamu mereka yang akan datang Kepala Kun Leon
nia mak ata bodik naliku buat hotu-hotu iha Lo’omaten nosi
dia yang hamba untuk melihat agar semua-semua di Lo’omaten dari
karian hotu-hotu mak fae nia nosi dale hamutu dadi narana Loomaten
kerja semua-semua yang bagi dia dari bicara bersama jadi nama Loomaten
mak nu Loo temi Loo “ : fatin maten (hamaten) mak ita temi;
seperti Loo sebut Loo “tempat mati (memutuskan) yang kita sebut:
maak dadi iha leo sikun nebe hodi hakotu lia ne mos iha leo
yang jadi di sekitar Sikun untuk jadi putuskan Masalah ini pun ada sekitar
Iha abat laran no ratene hai fila , ai laran nia no rai nain
Di dalam hutan dan tau tidak pulang, kayu dalam itu ada tanah raja
31
mak krakat la’a liu nebe no ema mak tama rabelak
yang jahat sangat dimana ada orang yang masuk sembarang
bah abat laran ,na mak no ema matan na kroman bele nare
pergi hutan dalam nya yang ada orang mata ada terang bisa lihat
ai laran nia lahos nanaran ai laran maibes fatik ida mak diak
kayu dalam dia bukan sembarang kayu dalam tetapi tempat satu yang bagus
mak Lo’omaten mak ne fatin mak lulik bot ema fiar bah
ihayang Lo’omatenyang ini tempat yang pemali besar orang percya pergi di
fatin nia bah tuku bah loron nia. Too no ema lao liu tuir
tempat itu pergi pas pergi waktu itu sampai dengan orang jalan terus ikut
fatin na tuir ha’i ukun a mak ema ralaok nia hati netan susar mak
tempatnya ikut aturan yang orang jalankan itu nanti dapat musibah yang
bot nudar mak iha alas lulik iha Lo’omaten klo nia nola ai
besar seperti yang ada hutan pemali di Lo’omaten kalau dia ambil kayu
tahan no ai maran iha ai laran lulik ania hati netan susar bot, bet
daun dan kayu kering di kayu dalam pemali dia nanti dapat celaka besar agar
nia bele nabusik ida nia musti nalo mama no bolu kmalar iha fatin ukun
dia bisa lepaskan satu itu harus buat siri dan panggil jiwa di tempat kuasa
bot asa nafore bodik ema mak fiar musti nodi manu aman mean
besar asa nafore untuk orang yang percaya harus bawah ayam jantan merah
32
dan siri agar buat siri di tempat dia potong dengan dahan kayu kering
bet nia kdok nosi buat mak diak hai nia nalo
supaya itu jauh dari hal yang tidak baik dia buat
bet nodi lao mak nia nare buat ida mak makukun manek
supaya bawah jalan yang dia liat sesuatu satu yang gelap manek
et noi lao lai bet fila uma ni naneo bet nakara tama
mau tidak jalan dulu supaya pulang rumah itu pikir supaya senang masuk
iha laran na ,nia et foin tama nare kalatak mak bot laliu hanesan
di dalam itu, dia baru mau masuk liat bayangan yang besar sekali seperti
manu aman mean bot ma nu hare hai niakan isi lolon, nima manek
ayam jantan merah besar lalu ke liat tidak wujud isi diri, lalu manek
natama liu ain nah nare buat klot makukun nia Manek nare kakeratan
masuk terus kakinya lihat suatu sempit gelap itu Manek lihat kaget
iha ai laran ne mak nia tama nare wain hahak mak ema tau
di kayu dalam ini yang dia masuklihat banyak makanan yang orang taruh
hahak hotu iha hadak mak len nosi Mas Manek mos noran
makanan semua di meja yang licin dari Mas Manek pun rasa
srebak no buat mak nare nia, naneo ha’ina kleu Manekmos nana mos
terkejut denganapa yang lihat itu, pikir tidak lama Manekpun makan habis
33
mak iha hadak nia.hahak, ni mos Manek na na too mos , Manek noran
yang di meja itu makan di habis Manek makan sampai habis, Manek rasa
bah matan dukur tian tan na wainresi iha toba Manek nia
pergi mata mengantuk sudah karena makan banyak ada tidur Manek dia
Manek mei nak nare ema wain iha ai laran nia rananu lao
Manek mimpi bilang lihat orang banyak di kayu dalam itu nyanyi jalan
Rodi bidu raklouk mai bet tuir nia nare sia bidu rak soke
Sambil nari sembah datang supaya dia masuk mereka nari ronggeng
Hare no fatuk ma bot laliu sai nosi rai laran no buat mak
Lihat ada batu yang besar sekali keluar dari tanah dalam ada suatu yang
a sia mos raknia rakserak bet fo moris mak diak, kdok fo sia
mereka juga berlutut sembah supaya kasih hidup yang baik, jauh Kasih merek
, hosi moras kosar wen mak diak fo sia udan too tinan lorofalin
dari sakit keringat air yang baik kasih mereka ujan saat musim kemarau
,Manek mos sarebak no mak nia nare. Manek mos nakaas an nalai iha
Manek pun kaget dengan yang dia lihat, Manek pun berusaha agar lari di
mei laran Manek labele foti ai kain bah loron nia Manek nahuk
mimpi dalam Manek tidak angkat kaki pada saat itu Manek teriak
rona nika nia kan lian no nader nika nosi niakan me’i
dengar kembali dia punya suara dan bangun kembali dari diapunya mimpi
nia mos nader hotu nia nare nia ia hai uma mak ilas nia
dia pun bangun semua dia lihat dia bukan lagi rumah yang bagus itu
34
hai tian mais nia iha ai hun bot sorin Manek mosnalai nela abat laran
tapi dia ada kayu batang besar samping, Manekpun lari tinggal hutan dalam
la nodi ai maran, Manek toba Manek nia kan inan nare Manek
dia bawah kayu kering Manek tidur Manek dia punya mama lihat Manek
bet rak laok lulik bet rodi radiak Manek rodi koa
jadi menjalankan pemali agar bawah sembuh Manek bawah potong
manu aman mean iha abat laran. manu nia koa iha hali leon
ayam jantan merah di hutan dalam, ayam itu potong di beringin naungan
sia ralo lulik bet hodi bolu hika kmalar Manek nia kan
tan
mereka buat adat agar bawah panggil kembali jiwa Manek dia punya
tan nia loron nia bah tama iha abat laran a kmalar a kesi mate
karena pada waktu dia pergi masuk di hutan dalam jiwanya ikat mati
kleur basuk iha nia tan nah ida no rai nain iha abat laran
lama sekali di dia karena makan satu dengan tanah tuan di hutan dalam i
. ema hotu-hotu iha Lo’omaten lao rabelak hai iha abat laran nia
orang semua-semua di Loomaten jalan tidak sembarang di hutan dalam itu
35
Maibes no kdahur bet sadan uma lulik no bah hola tahan
tetapi ada acara untuk atap rumah pamali dan pergi ambil daun
Subjek
(subject)
Pembantu Penentang
(helper) (opponent)
1. Pengirim (Sender)
36
2. Objek (Object)
Alas Lulik (hutan keramat), Manu Aman Mean (ayam jantan merah)
3. Penerima (Receiver)
4. Subjek (subject)
Manek
5. Pembantu ( helper)
Kepala Suku Asa Nafore, Manu aman mean (ayam jantan merah)
6. Penentang (Oponent)
I II III
Situasi Transformasi Situasi Akhir
Tahap Uji Tahap Utama Tahap
Awal
Kecakapan Kegemilan
gan
Manek Manek melihat Manek bermimpi Ketika sadar, kepala suku Asanafore
37
memasuki ayam itu melihat banyak Manek berada memanggil kembali roh
kayu bakar melangkahkan dan menari tanpa beringin, Lulik. Ayam jantan
Manek arah ayam jantan juga melihat berlari simbol pengganti roh
at kayu berjalan. Tiba- berada dalam hutan itu tanpa Manek bisa dilepaskan
yang telah tiba ayam jantan hutan tersebut membawa dan dibawa pulang ke
38
yang
sangat
gelap
sehingga
Manek
mengulurk
an niatnya
untuk
pulang ke
rumah
Berikut ini akan dilakukan analisis struktur aktan dan fungsional Greimas
(1) Dahulu kala yang konon, diceritakan bahwa Lo’omaten merupakan tempat
keramat yang diyakini oleh masyarakat setempat pada waktu itu, di mana
39
berlaku akan mendapat malapetaka, seperti Alas Lulik (hutan terlarang) di
Loomaten.
(2) Jika mengambil daun atau kayu bakar di dalam hutan tersebut, akan
melakukan ritual Bolu Kmalar ( memanggil pulang jiwa) dari Alas Lulik
(3) Pelaksanaannya adalah pelanggar membawa seekor ayam merah dan sirih
pinang agar dihindarkan atau diselamatkan dari sial atau malapetaka yang
seharusnya dipikul. Hal ini dilakukan karena dulu kejadian yang sama
pernah terjadi.
(4) Seorang anak kecil yang bernama Manek memasuki Alas Lulik untuk
mengambil kayu bakar saat Manek mengangkat kayu yang telah diikat dan
(5) Tiba-tiba ia melihat sebuah lorong yang sangat gelap sehingga Manek
mendorongnya ingin masuk dan melihat ada apa di dalam lorong tersebut.
(6) Ketika hendak masuk, ia melihat sebuah bayangan yang sangat tinggi dan
merah.
40
(7) Manek melihat ayam itu berjalan mendahuluinya. Manekpun
(9) Manek terkejut dengan apa yang dilihatnya karena hutan tempat
(10) Di sana, Manek melihat banyak makanan yang dihidangkan di meja yang
ludes semua makanan yang tersedia di atas meja berlapis emas tersebut.
(13) Ia juga melihat orang-orang yang berada dalam hutan tersebut menari
yang tidak lain adalah pohon yang tumbuh dekat dengan lorong tempat
(14) Kemunculan batu itu bersamaan dengan sinar terang disertai teriakan
dan tangisan. Semua yang berada di sekitar pohon beringin itu langsung
41
berlutut dan menyembah sambil memohon berkat kehidupan yang baik,
dijauhkan dari sakit penyakit dan hasil panen yang berlimpah, curah
kakinya.
dalam istana yang megah. Padahal, ketika sadar, Manek berada tepat di
(19) Ibu Manek menjenguk Manek di kamar. Badannya terasa panas dan
merontak seperti ayam yang disembelih dan belum mati seratus persen.
(20) Ketika peristiwa tersebut diketahui oleh kepala suku, maka mereka
(21) Mereka bergegas menuju ke Alas Lulik membawa ayam jantan merah.
(22) Setelah dibunuh, ayam tersebut dibakar dan dihidangkan dengan sirih
42
kembali roh Manek yang terkunci dan telah menyatu dengan penghuni
Alas Lulik.
(23) Ayam jantan merah itu sebagai simbol pengganti roh Manek sehingga
sembarangan untuk masuk ke dalam Alas Lulik, kecuali ada acara untuk
Subjek
Manek
Penentang
Objek
Lo’omaten
Hutan
terlarang
43
Situasi awal pada skema aktan dimulai dari perkataan kepala Suku Asanafore
bahwa tidak boleh sembarang orang masuk hutan larangan karena akan
Fukun bot Asanafore nase’i nak uluk hatuda bah Belanda musuh-
musuh itak a wain mak ratene hai dalan fila hia abat laran no ratene hai fila
,ai laran nia no rai nain mak krakat la’a liu nebe no ema mak tama rabelak bah
abat laran ,
Belanda musuh-musuh kita banyak yang tersesat di dalam hutan keramat dan
sangat jahat .
kisah seorang anak kecil bernama Manek yang hilang dalam hutan terlarang.
Maran Manek et foti ai mak nia kesi tau bah kbas a bet nodi lao mak
nia nare buat ida mak makukun manek et noi lao lai bet fila uma ni naneo bet
44
nakara tama bah iha laran na , no nia et foin tama nare kalatak mak bot laliu
hanesan manu aman mean bot ma nu bolu Manek bet et tama bah abat laran a
bet Manek tama iha laran a, mais manu aman mean nia lao uluk natudu dalan,
Manek foti ai kain lao tuir manu aman mean nia teki-tekis manu nia lakon.
untuk di bawah pulang ia melihat sebuah lorong yang sangat gelap Manek
yang membuatnya ingin masuk dan melihat ada apa di dalam lorong tersebut.
Ketika ia hendak masuk, ada sebuah bayangan yang sangat tinggi dan besar
kakinya megikuti ayam jantan merah itu tiba-tiba ayam itu menghilang.
dengan penghuni hutan dan istana yang sangat megah dalam hutan larangan.hal
45
Manek nakaas oan isi lolon a natama liu bah laran nah nare buat klot
makukun nia manek nare kakerattan iha ai laran ne mak nia tama sai buka ai
dengan apa yang dilihatnya karena hutan yang sering ia masuk keluar mencari
kayu bakar ternyata mempunyai sisi lain, yakni menyerupai istana megah.
sadarkan diri dan kepala suku melaksanakan ritual adat dan Manekpun sadar
kembali.
Situasi akhir
sembarangan untuk pergi masuk ke dalam hutan keramat, kecuali ada acara atap
46
rumah adat( Sadan Uma Lulik ) dilakukan ritual dan pergi mengambil daun atau
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
alur cerita Legenda Lo’omaten bisa dikatakan memenuhi struktur dari Teori
Greimas.
5.2 Saran
47
Penelitian ini berjudul “ Stuktruralisme Legenda Dalam Lo’omaten ” .
penelitian ini membahas struktur naratif dengan mencari struktural aktan yang
terdapat pada cerita tersebut. Hal yang dapat disoroti dalam cerita ini tidak
permasalahan yang lain seperti nilai, karakter toko dan nilai moral.
DAFTAR PUSTAKA
Hutomo, Saripan Sadi. 1991. Mutiara Yang Terlupakan: Pengantar Studi Lisan.
Jatim:Hiski.
48
Oky, Maria Prisila. 2003 Struktur Kata Sastra Lisan Meto pada Masyarakat Meto
di Bakitolas. SKRIPSI. FKIP Undana
49