Anda di halaman 1dari 5

Ch 1

Contoh penerapan 4 elemen konsep dasar control

Thermostat Komponen :
 Termometer (detector) mengukur suhu ruangan
 Assessor, membandingkan suhu ruangan dengan standar yang diterima mengenai suhu yang
seharusnya
 Effector, yang mendorong pemanas untuk memancarkan panas atau mengaktifkan pendingin juga
yang mematikan alat – alat ini ketika suhu ruangan telah sesuai dengan
 suhu standar
 Jaringan komunikasi, meneruskan informasi dari termometer ke assessor dan dari assessor ke
elemen pemanas atau pendingin.

Suhu Tubuh(body temperature) :


Hampir sebagian mamalia dilahirkan dengan standar mengenai suhu tubuh yang diinginkan. Elemen –
elemen mekanisme pengendalian dengan mana tubuh berusaha untuk mempertahankan standar tersebut
meliputi saraf sensorik (detector) yang tersebar di seluruh tubuh; hypothalamus yang berpusat di otak
(assessor), yang membandingkan antara informasi yang diterima dari detector dengan suhu tubuh standar
98,6 ̊F; otot-otot dan organ tubuh, yang mengurangi suhu tubuh ketika melebihi suhu standar dan
meningkatkan suhu tubuh ketika turun dibawah standar; sistem komunikasi yang menyeluruh dari
jaringan saraf.

Pengendara mobil (automobile drive) :


 Sistem pengendalian Anda bertindak sebagai berikut:
 Mata Anda (sensor) mengukur kecepatan aktual dengan cara mengamati spedometer;
 Otak Anda (assessor) membandingkan kecepatan aktual dengan kecepatan yang ditetapkan oleh
hukum, dan mendeteksi adanya penyimpangan dari standar;
 Mengarahkan kaki Anda (effector) untuk melepas atau menekan pedal gas;
 Seperti pada pengaturan suhu tubuh, saraf Anda mengubah sistem komunikasi yang menyebarkan
informasi dari mata ke otak dan dari otak ke kaki.

Ch 2
Dalam tujuan terdapat pemahaman sebagai berikut :
 Profitabilitas, yaitu kemampuan menghasilkan laba yang dibandingkan dengan pendapatan dan
beban
 Memaksimumkan nilai pemegang saham, yaitu meningkatkan nilai saham dengan perusahaan
berbisnis secara etis. Etis merupakan suatu keindahan/nilai yang dipegang seseorang supaya
orang tersebut ketika melakukan kegiatan sesuatu tidak mengganggu yang lain.
Resiko, yaitu keberanian melakukan tindakan yang beresiko (mempunyai ketidakpastian besar)
yang berkaitan dengan kesempatan memperoleh imbal hasil yang tinggi.
 Pendekatan beberapa stakeholder, yaitu organisasi melakukan kegiatan untuk kepentingan
berbagai pihak dalam perusahaan.

Jenis strategi dalam organisasi. Strategi korporasi adalah strategi untuk menetapkan kegiatan bisnis yang
dipilih oleh organisasi secara keseluruhan. Terdapat 3 pilihan yang masing-masing mempunyai
keunggulan :
 Industri tunggal (singgle industry), yaitu organisasi yang menggunakan kompetensi intinya/utama
untuk mencapai pertumbuhan dalam skala ekonomi. Skala ekonomi maksudnya adalah
menciptakan kelebihan dalam pertumbuhan organisasinya dengan adanya kompetensi yang utama
itu. Misalnya, PLN, PT. KAI, dll.
 Diversifikasi berkaitan, yaitu organisasi yang mempunyai kemampuan untuk membagi sumber
daya dan kompetensinya untuk beberapa kegiatan bisnis. Misalnya, PT. Kimia Farma
memproduksi obat sakit kepala dan obat sakit gigi.
 Diversifikasi tidak berkaitan, yaitu perusahaan konglomerasi yang kegiatan bisnisnya tidak saling
berhubungan. Misalnya, MNC media mempunyai anak perusahaan MNC Bank yang diakuisi dari
Bank Bumiputera.

Analisa BCG model, menetapkan 2 faktor yang perlu dipertimbangkan, yaitu :


 Tingkat pertumbuhan industri, yaitu perbandingan antara permintaan dan penawaran dari
produk yang dihasilkan. Jika suatu permintaan tinggi maka ada pertumbuhan dan pertumbuhan
digunakan untuk investasi dan produksinya. Jadi, dalam tingkat pertumbuhan industri,
berhubungan dengan permintaan produk oleh konsumen.
 Pangsa pasar, yaitu menunjukkan kecenderungan perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggan
secara umum dan merupakan sumber dana.

Penjelasan
 Star/Hold : diarahkan pada perlindungan pangsa pasar dan posisi persaingan. Posisi ini
digunakan untuk berinvestasi karena mempertahankan pangsa pasar. Pertumbuhan dan pangsa
pasar mempunyai tingkat yang tinggi.
 Question mark/Build : kesempatan memperbaiki produk dan juga disarankan untuk berinvestasi.
Pada fase build, rentan untuk berpindah posisi karena jika tidak berhasil dalam membangun maka
bisa saja berpindah ke fase dog atau harvest. Fase ini mempunyai sumber kas yang rendah tetapi
penggunaan akan kas tinggi.
 Harvest/Cow : digunakan untuk memaksimalkan laba jangka pendek dan arus kas. Panen
dikarenalan uang diterima lebih banyak untuk membantu investasi di build. Namun, fase ini
jangan berinvestasi karena rentan terhadap permintaan dan pemenuhan kebutuhan. Pertumbuhan
yang sedikit tapi pangsa pasarnya tinggi.
 Dog/Divest : mempunyai tingkat pertumbuhan dan pangsa pasar yang rendah sehingga jangan
berinvestasi. Fase ini perusahaan akan mengalami kebangkrutan.

Factor keunggulan bersaing


 Pemasok. Perusahaan mempunyai peran penting dalam perolehan bahan baku yang berasal dari
pemasok. Pemasok yang mempunyai daya tawar yang tinggi maka akan mempengaruhi harga
bahan baku yang akhirnya akan mempengaruhi harga jualnya. Maka dari itu, pemasok seharusnya
mempunyai daya tawar yang sedang sehingga pemasok diharapkan mampu memenuhi kebutuhan
perusahaan saja.
 Pelanggan. Pelanggan diharapkan sama dengan pemasok. Mereka mempunyai daya tawar yang
rendah sehingga perusahaan akan lebih leluasa untuk ekspansi produk.
 Pendatang baru. Pendatang baru akan kesulitan memasuki suatu industri jika dalam industri
tersebut sangat ketat sekali persaingannya.
 Produk substitusi. Dapat disebut juga produk pengganti akan barang yang sudah dikeluarkan
perusahaan.
 Persaingan. Dalam persaingan ini, faktor yang mempengaruhi adalah pertumbuhan industri,
perbedaan produk, serta jumlah dan keanekaragaman pesaing. Persaingan ini akan menunjukkan
perusahaan mana yang kuat dan mana yang lemah
Ch 3
Faktor - faktor Informal yang Memengaruhi goal congruence
Terdapat dua faktor yang berperan penting dalam upaya keselarasan tujuan perusahaan :
A. Faktor Eksternal :
Definisi : Norma - norma tentang perilaku yang diharapkan di masyarakat berupa sikap (etos
kerja) melalui sikap loyal, ulet, semangat, dan bangga dalam bekerja.
Contoh : Lingkungan yang baik dan produktif akan memotivasi masayarakatnya untuk bersikap
rajin dan bersemangat kerja tinggi, seperti Singapura dan Jepang.
B. Faktor Internal
 Budaya
Definisi : keyakinan bersama, nilai hidup yang dianut, norma, dan asumsi yang diterima umum.
Budaya dapat menjelaskan perbedaan sistem pengendalian pada beberapa perusahaan yang
memiliki manajemen formal sama. Budaya tidak muda berubah dalam waktu yang lama. Budaya
dipengaruhi oleh pemimpin yang berpengaruh di organisasi terkait.
 Gaya Manajemen
Definisi : Sikap - sikap bawahan mencerminkan hal yang mereka anggap sebagai sikap
pemimpinnya (meniru). Sebuah institusi adalah perpanjangan bayangan seorang pemimpin.
 Organisasi Informal
Definisi : Hubungan tidak resmi (terstruktur) antara suatu pegawai dengan pegawai lainnya di
luar tanggung jawabnya (job desk), tapi cukup penting dalam berorganisasi.
Hubungan ini baik untuk dijalin selama tidak mengabaikan tanggung jawab utama dalam struktur
hubungan resmi dengan perusahaan (tanggung jawab atas job desk sebagai pekerja).
 Persepsi dan Komunikasi
Definisi : Dibutuhkan penjelasan yang tepat dan jelas dalam menyampaikan dan menjalankan
kebijakan supaya tidak ada miss communication

Sistem Pengendalian Formal


Dua jenis klasifikasi sistem formal :
1. Aturan – aturan
Definisi : Tulisan berisi semua jenis instruksi dan pengendalian atau pedoman kerja yang hampir
seluruhnya bersifat jangka panjang.
Sebagian aturan bernilai positif, sisanya berupa larangan. Ada aturan yang tidak boleh dilanggar
dalam keadaan apapun, sepeti suap - menyuap dan korupsi.
Jenis aturan :
 Pengendalian fisik : penjaga keamanan, penguncian gudang, password komputer, CCTV.
 Manual/ Pedoman : aturan kerja yang harus ditinjau validitasnya secara berkala.
 Pengamanan sistem : pengamanan sistem informasi yang menjamin akurasi dan mencegah
kecurangan.
 Sistem pengendalian tugas : proses yang menjamin tugas telah dilaksanakan dengan efektif &
efisien.
2. Proses Pengendalian
Perencanaan strategis akan melaksanakan tujuan dan strategi organisasi dengan informasi yang
tersedia, lalu dikonversi menjadi anggaran tahunan yang berfokus pada pendapatan dan belanja
setiap pusat tanggung jawab sesuai aturan.
Setiap pusat tanggung jawab menjalankan operasi sesuai tugas dan memberikan hasil berupa
laporan, lalu hasil tersebut dibandingkan dengan target.
Jika kinerja memuaskan, dapat pujian atau penghargaan. Jika tidak memuaskan, umpan baliknya
adalah dorongan dan tindakan korektif.
Jenis - Jenis Organisasi
Strategi perusahaan berpengaruh besar terhadap strukturnya dan jenis struktur memengaruhi rancangan
sistem pengendalian manajemen.
Terdapat tiga jenis organisasi, yaitu :
1) Struktur Fungsional
 Berkaitan dengan fungsi spesifik.
 Manajer bertanggung jawab atas fungsi yang spesial (khusus).
 Menciptakan sekat, tidak bisa koordinasi lintas fungsi.
 Keuntungan : efisiensi
 Kelemahan :
a. Ketidakjelasan penentuan efektivitas manajer fungsional secara terpisah (manajer pemasaran &
manajer produksi) karena sama - sama berkontribusi pada output, sehingga tak ada cara
menentukan bagian laba yang dihasilkan setiap manajer (sendiri - sendiri).
b. Memungkinkan perselisihan antar manajer dari fungsi yang berbeda
c. Tidak memadai untuk diterapkan pada perusahaan dengan diferensiasi produk dan pasar beragam
 Solusi : Rotasi kerja dan pemberian penghargaan atas achievement.
2) Struktur Unit Bisnis
 Dirancang untuk menyelesaikan masalah struktur fungsional.
 Bertanggung jawab atas seluruh fungsi dari produksi hingga pemasaran produk.
 Dapat diukur dengan profitabilitas karena laba adalah cermin aktivitas produksi & pemasaran.
 Keuntungan :
a. Pelatihan manajemen secara umum
b. Lebih dekat dengan pasar, sehingga bisa membuat kebijakan produksi dan pemasaran yang lebih
baik dan bereaksi lebih cepat.
 Kelemahan :
a) Ada kemungkinan staf melakukan duplikasi.
b) Mayoritas staf unit bisnis lebih banyak memakan biaya (cost) > nilai yang diperoleh (benefit)
c) Memicu persaingan dan perselisihan antar unit bisnis.
d) Struktur Matriks
 Unit - unit fungsional memiliki tanggung jawab ganda.

Ch 5

Manfaat Pusat Laba :


 Kualitas keputusan meningkat
 Ketepatan pengambilan keputusan operasional meningkat
 Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian
 Manajer unit bebas berimajinasi dan berinisiatif
 Pusat laba serupa dengan perusahaan indipenden yang mengelola seluruh area fungsional dan
mengevaluasi potensi pekerjaan.
 Kesadaran laba meningkat karena setiap manajer bertanggung jawab atas unitnya. Penerapan
sistem pusat laba memacu manajer untuk menghasilkan keuntungan maksimum setiap produk.
 Pusat laba memberikan informasi siap pakai bagi pusat tentang profitabilitas komponen
individual perusahaan.
 Kinerja kompetitif meningkat karena output pusat laba sangat responsif terhadap tekanan

Kesulitan Pusat Laba :


 Pengendalian hilang karena pengambilan keputusan terdesentralisasi memaksa manjemen puncak
untuk mengandalkan lapoan pengendalian yang sudah jadi dari unit.
 Kualitas keputusan kurang baik/ akurat jika informasi yang dimiliki kantor pusat lebih baik
daripada info di pusat laba.
 Unit organisasi yang pernah bekerja secara fungsional akan bersaing/ berkompetisi.
 Dapat menimbulkan biaya tambahan dan duplikasi tugas karena ada tambahan manajemen,
pegawai, dan pembukuan serupa di beberapa unit.
 Manajemen umum tidak berkesempatan besar untuk mengembangkan kompetensi.
 Ada banyak tekanan profitabilitas jangka pendek yang terkadang mengorbankan keuntungan
jangka panjang hanya demi melapirkan laba tinggi ke pusat.
 Tidak ada ukuran pasti untuk memastikan bahwa optimalisasi laba setiap pusat laba mampu
mengoptimalkan laba perusahaan secara keseluruhan.

Pusat Laba : Unit Bisnis


Hampir semua unit bisnis diciptakan sebagai pusat laba karena manajer unit memiliki kendali terhadap
produk, proses produksi, dan pemasaran. Wewenang manajer unit dibatasi oleh desain dan operasi pusat
laba.
 Batasan dan Wewenang Unit Bisnis Lain:
Semakin besar perusahaan, semakin banyak pusat laba yang akan berinteraksi satu sama lain dan
membentuk batasan wewenang secara alami. Umumnya ada tiga jenis keputusan yang menjadi
batasan pusat laba, yakni terkait produk, pemasaran, perolehan (sourcing).
 Batasan dan Wewenang Korporat (Pusat):
Ada tiga hal yang menimbulkan batasan, yakni pertimbangan strategis, perlunya keseragaman,
nilai ekonomi sentralisasi

Pusat Laba : Unit Fungsional


 Pemasaran
Pemasaran menjadi pusat laba dengan cara membebankan biaya dari produk yang dijual (tidak
hanya pendapatan). Harga transfer yang dibebankan ke pusat laba harus ke pusat laba harus
berdasarkan biaya standar, bukan biaya aktual produk yang terjual guna memisahkan kinerja
biaya pemasaran dari kinerja biaya manufaktur.
 Manufaktur
Salah satu cara mengukur aktivitas organisasi manufaktur keseluruhan adala menjadikkannya
pusat laba dan memberikan nilai (harga jual produk - estimasi biaya pemasaran), daripada
menganggap operasi manufaktur hanya bertanggung jawab pada biaya.
 Unit Pendukung & Pelayanan
Cara menjadikan unit pendukung & pelayanan sebagai pusat laba adalah membebankan
pelayanan yang diberikan, dengan tujuan menghasilkan bisnis yang mencukupi (pendapatan =
pengeluaran).

Ch 6

KENDALA SOURCING
 Pasarnya terbatas (Monopoli)
 Adanya Excess atau shortage kapasitas industri
 Bila kondisi tersebut tidak terpenuhi, maka harga transfer ditetapkan berdasarkan Kos (Cost-
based Transfer Price) yang menimbulkan dua masalah:
 Apakah berdasar Biaya Sesungguhnya atau Biaya Standar
 Mark-up ditetapkan berdasar presentase kos atau atas dasar target ROI

Anda mungkin juga menyukai