Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ROLEPLAY KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN II

“ KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KELUARGA “

DOSEN PENGAMPU : Dr. Muthia Mutmainnah, M.Kep, Sp. Mat

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

RENY HARYANI G1B119051

MARTA PRIMA YUDA G1B119055

NAHDIAH KHOPIPAH G1B119060

MELIKSON KAKYARMABIN G1B118061

ERAWATI G1B119062

YAHYA ESROM ANSANAY G1B119064

NADIA RIFELDA G1B119065

HARNIKA G1B119067

SHERIN AZARINE G1B119068

FIQRI GUMILANG G1B119071

MERTISA G1B119072

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. Yang telah


memberikan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah mengenai “ Komunikasi Terapeutik pada Keluarga ”.

Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas yang diberikan kepada kami
sebagai bahan diskusi dalam mata kuliah KOMUNIKASI DALAM
KEPERAWATAN II. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat
menjadi pembelajaran yang lebih baik bagi kami dalam pembuatan makalah
yang berikutnya. Makalah ini dibuat dengan sebagaimana mestinya, dan kami
berharap makalah ini dapat memberikan wawasan baru bagi kami maupun
bagi anda yang membacanya.

Penulis

Kelompok 3

2
BAB I

KONSEP TEORI KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KELUARGA

1.1 Pengertian Keluarga

Lestari (2012) menjelaskan pengertian keluarga ditinjau dari tiga sudut pandang,
yaitu keluarga secara struktural, fungsional, dan transaksional.

Pengertian keluarga secara struktural didasarkan pada kehadiran atau ketidakhadiran


anggota keluarga, seperti orang tua, anak, dan kerabat lainnya. Definisi ini
memfokuskan pada siapa yang menjadi bagian dari keluarga. Dari perspektif ini,
dijelaskan bahwa keluarga sebagai wahana melahirkan keturunan (families of
procreation), sebaga asal usul (families of origin), dan keluarga batih (extended family).

Pengertian keluarga secara fungsional menekankan pada terpenuhinya tugastugas


dan fungsi-fungsi psikososial meliputi perawatan, sosialisasi pada anak, dukungan
emosi dan materi, serta pemenuhan peran-peran tertentu.

Pengertian keluarga secara transaksional menekankan bahwa keluarga sebagai


kelompok yang mengembangkan keintiman melalui perilaku-perilaku yang
memunculkan rasa identitas sebagai keluarga (family identity), berupa ikatan emosi,
pengalaman historis, maupun cita-cita masa depan.

1.2 Karakteristik Keluarga

Keluarga merupakan satu kesatuan yang ciri-cirinya, yaitu antaranggota keluarga


mempunyai hubungan yang intim dan hangat, face to face, kooperatif, serta anggota
keluarga memperlakukan anggota yang lain sebagai tujuan, bukan alat untuk mencapai
tujuan.

Menurut teori R.M. Iver dan C.H. Page dalam Lestari (2012), karakteristik dan ciri -
ciri suatu lembaga disebut sebagai keluarga sebagai berikut.

a. Hubungan batiniah melalui perkawinan.


b. Lembaga keluarga dibentuk secara disengaja dengan tujuan tertentu.

3
c. Memiliki garis keturunan sesuai dengan norma yang berlaku.
d. Memiliki fungsi ekonomi dalam rangka mencapai kebutuhannya.
e. Memiliki fungsi reproduksi untuk melanjutkan keturunan dan membesarkan
anak.
f. Mempunyai tempat tinggal bersama sebagai tempat berkumpulnya anggota
keluarga.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit social


(masyarakat) terkecil yang mempunyai perbedaan nyata dengan organisasi sosial yang
lain dan mempunyai arti yang lebih mendalam. Keluarga di masyarakat merupakan satu
kesatuan anggota yang hidup bersama dan berkelompok yang didasarkan pada
hubungan persaudaraan atau hubungan darah. Keberhasilan dalam keluarga/kelompok
sangat ditentukan dari pola komunikasi dan interaksi yang terjalin di antara mereka.

1.3 Fungsi Komunikasi dalam Keluarga

Berdasarkan pengertian dan karakteristik keluarga, merujuk dari DeVeto (1997),


dapat dijelaskan fungsi komunikasi dalam keluarga sebagai berikut:

a. pengembangan diri anggota,


b. penyelesaian masalah,
c. pengambilan keputusan,
d. pencapaian tujuan.

1.4 Strategi Komunikasi Terapeutik pada Keluarga

Melakukan komunikasi dalam keluarga tidaklah mudah. Komunikator harus


mempunyai cara-cara strategis sebagai upaya agar tujuan komunikasi tercapai. Berikut
upaya meningkatkan komunikasi dalam keluarga :

a. Saling memahami antar anggota keluarga agar dapat diketahui komunikasi


b. seperti apa yang harus ia lakukan demi lancarnya komunikasi tersebut.
c. Pemimpin keluarga dapat mengatur dengan baik setiap anggota keluarga agar
d. proses komunikasi antar anggota keluarga dapat berkembang dengan baik.

4
e. Berkomunikasi yang jelas, sopan, dan sesuai etika yang berlaku agar tidak
terjadi
f. salah paham dan saling menyinggung antara anggota keluarga.
g. Saling menghargai anggota keluarga lain.
h. Jangan menyela pembicaraan orang lain.

5
BAB II
NASKAH ROLE PLAY

Para Anggota (Pemain)

 Narator : Sherin
 Pasien Fraktur Tulang Betis : Mertisa
 Ibu Pasien :Nahdiah
 Ayah Pasien : Marta prima yuda
 Perawat Administrasi : Reny
 Perawat Ruang IGD : Harnika
 Perawat Ruang IGD : Erawati
 Perawat Ruang Inap (Shift Siang) : Yahya
 Perawat Ruang Inap (Shift Siang) : Meka
 Perawat Ruang Inap (Shift Malam) : Nadia
 Perawat Ruang Inap (Shift Malam) : Fiqri

Alur Cerita : Suatu hari seorang wanita berumur 23 tahun mengalami


kecelakan sepeda motor dan mengalami patah tulang dibagian betis. Oleh
orang tuanya dibawa kerumah sakit untuk segera diberi tindakan medis.

SETTING 1 : [Diruang Administrasi]

Resepsionis (reny) : Assalammualaikum, Selamat pagi ibu ada yang bisa saya
bantu.

Bunda (nadiah) : waalaikumsalam. Iya mbak saya mau mesan kamar inap
anak saya atas nama Mertisa

Resepsionis (reny) : Baik bu saya cek dulu.Baikla ibu mau ruangan


VIP,VVIV,atau yang biasa ibu ?

Bunda (nadiah) : kita di ruangan VVIV aja gak yah.

6
Ayah (Yuda) :Iya bunda

Bunda (nadiah) : iya mbak di ruangan VVIV aja.

Resepsionis (reny) : Baik ibu. (Dan Resepsionis pun menghubungin ners


harnika ). Assalamualaikum, Selamat pagi ners harnika .

Ners (harnika) : Waalaikumsalam wr. wb

Resepsionis (reny) : ners harnika ada pasien baru yang akan memasuki ruang
inap VVIV atas nama Mertisa jenis penyakit frakture pada kaki bagian betisnya
yang memasuki ruang IGD pada jam 08.00 pagi, di VVIV A.11 tolong antarin
keruangan nya iya ners harnika.

Ners (harnika) : Baik ners

Resepsionis (reny) : terimakasih ners harnika assalamualaikum.

Ners (harnika) : Waalaikumsalam wr. wb.

SETTING 2: Diruang Gawat Darurat

Kemudian setelah dapat telepon dari represionis ners harnika dan ners era
pun langsung mencari pasien mertisa dengan cepat ners harnika dan ners
era pun menemuinya sebelum pasien di antar keruangan terjadi percakapan
antara ners harnika dan ners era terhadap pasien

Ners (harnika) : Assalamualaikum ibu saya ners harnika biasa di panggil


ners rika

Ners (era) : Dan saya ners erawati biasa dipanggil ners era, apa betul
ibu yang bernama ibu mertisa?

Pasien (mertisa) : iya benar

7
Ners (harnika) : ibu kami di sini di tugaskan untuk mengantar ibu ke
ruang inap VVIV di kamar A.11, bisa kami mengantarkan ibu sekarang?

Pasien (mertisa) : Bisa, silahkan

Dan ners harnika dan ners era mengantarkan pasien mertisa keruang inap.
Dan tiba nya dia ruangan inap VVIV A1.1 terjadi percakapan antara ners
era sama ners yahya

Perawat (era) : Pagi suster yahya ini ada pasien baru yang akan
menginap di ruangan ini atas nama mertisa jenis penyakit frakture pada kaki
bagian betisnya

SETTING 3 : Di Ruang Inap Siang hari

Ners (yahya) : iya silahkan di bagian sudut sana iya ners.(ners yahya
menunjuk kearah bagian sudut kamar)

Ners (era) : Baik terima kasih ners.

Ners (yahya) : Iya sama-sama ners

Setelah mendapat perizinan dari petugas pagi ners era bersama ners
harnika pun membaringkan /meletakkan ibu mertisa di bagian sudut
ruangan dan setelah itu terjadi percakapan antara ners bersama pasien

Ners (harnika) : Baik ibu tugas kami sudah selesai, ada yang ingin ibu
tanyakan kepada kami kiranya ibu belom mengerti atau petunjuk -petunjuk yang
belum ibu pahami

Pasien (mertisa) : ngomong-ngomong orang tua saya mana ya dari


tadi saya tidak melihat orang tua saya ? (dengan perasaan panik)

Ners (harnika) : hemm. jangan panik ibu, orang tua ibu sedang mengurus
administrasi ibu, sebentar lagi pasti menemuin ibu, ibu yang sabar iya.

8
Pasien (mertisa) : iya sus terimakasih.

Ners (harnika) : sama-sama ibu.

Ners (era) : Baik ibu setelah ini akanada ners yang menggantikan
kami, disini ibu bisa memanggil ners yahya atau ners meka jika ibu ingin
membutuhkan sesuatu. Ners yahya dan ners meka kami percayakan pasien
mertisa kepada anda.

Ners (yahya&meka) : baik terima kasih.

Ners (era) : Cepat sembuh iya ibu.

--------------------------------------------------------------------------------------------------

Ners (yahya) : Assalamu’laikum ibu

Pasien (mertisa) : Wa’alaikumsalam ners

Ners (yahya) : Perkenalkan saya ners yahya biasa di panggil ners yahya

Ners (meka) : Dan saya ners meka biasa di panggil ners meka

Ners (yahya) : Baik la ibu kami bertugas seet pagi sampe siang dari jam
07.00 sampe jam 14.00 jika ibu butuh bantuan ibu bisa menghubungi kami, baik
ibu sekarang rekan saya ners meka akan memeriksa keadaan ibu, silahkan ners
meka.

Ners (meka) : baik ibu, apa kabar ibu hari ini?

Pasien (mertisa) : agak sedikit buruk ners

Ners (meka) : baiklah ibu saya disini akan memeriksa keadaan


ibu,yang mana saya akan memeriksa tekanan darah ibu ,suhu badan ibu, sama
deyutan nadi ibu.

Pasien (mertisa) : Iya ners

9
Ners (meka) : oke, ibu mertisa lebih nyaman di periksa posisi
berbaring atau posisi duduk ibu?

Pasien (mertisa) : Duduk aja ners.(ners meka pun menaikkan


sandaran pada ibu mertisa)

Ners (meka) : Baik ibu maaf ya ibu (ners meka memeriksa tekanan
darah,suhu tubuh, dan detakan jantung pasien)

Ners (meka) : Alhamdulillah pemeriksaan nya udah selesai bu.(ners


meka mengembalikan posisi pasien mertisa dengan posisi berbaring)

Pasien (mertisa) : Terima kasih ners meka

Ners (meka) : Iya ibu, sekarang saya akan menyebutkan hasil


pemeriksaannya,

Tekanan darah : (normal) 110/80

Suhu tubuh : 36℃

Denyut nadi : 70x /menit

Pasien (mertisa) : Alhamdulillah terimakasih ners.

Ners (meka) : sama-sama ibu ini telah menjadi kewajiban dan tugas
kami sebagai ners,

Pasien (mertisa) : iya ners

Ners (yahya) : baiklah ibu tugas kami sudah selesai,apa bila ibu
membutuhkan sesuatu ibu bisa menghubungi kami dengan cara memencet tombol
yang berwana hijau tepat di atas kepala ibu,terimakasih ibu.

Pasien (mertisa) : Iya terima kasih ners

Ners (yahya) : oke ibu,setelah ini ada ners yang menggantikan saya
(ners yahya) dan rekan (ners meka) mudah-mudahan ibu cepat sembuh,amin,

10
Pasien(mertisa) : Amin.

Ners (yahya&meka) : Assalamu’alaikum ibu

Pasien (mertisa) : Wa’alaikumsalam wr. wb.

Setelah pergantian waktu ners yahya menemuin ners nadia untuk memberi
tau hasil pemeriksaan nya.

Ners (yahya) : ners nadia dari hasil diagnosa pasien yang bernama
Mertisa dengan:

Riwayat penyakit : Praktur pada kaki bagian betis

Tekanan darah : (normal) 110/ 80

Suhu tubuh : 36℃

Denyut nadi : 70x /menit

Untuk tindakan selanjutnya saya serahkan kepada ners nadia.

Ners (nadia) : Baik terimakasi ners silvi

Ners (yahya) : sama-sama ners.

SETTING 4: Diruang Rawat Inap Malam hari

Dan ners nadia bersama ners fiqri pun segera keruang inap pasien
mertisa,dan sesampainya di ruang pasien mertisa

Ners (nadia) : Assalamu’alaikum ibu

Pasien,Ibu,Ayah : Wa’alaikum salam ners,

Ners (nadia) : Perkenalkan saya ners nadia rifelda biasa di panggil ners
nadia.

11
Ners (fiqri ) : Saya ners fiqri gumilang biasa di panggil ners fiqri.

Ners (nadia) : Baik la ibu dan bapak disini kami ners yang bertugas
seet sore – malam dari jam 14.00 -20.00 jadi jika ibu membutuhkan sesuatu kami
siap untuk membantu ibu. Gimana ibu keadaan atau perasaan ibu pada sore hari
ini ?

Pasien (mertisa) : Lumayan membaik ners.

Ners (nadia) : Baik la ibu sekarang ners fiqri akan memeriksa keadaan
ibu, silahkan ners fiqri.

Ners (fiqri) : iya terimakasih ners nadia, baiklah ibu saya akan
memeriksa keadaan ibu,yang mana saya akan memeriksa tekanan darah ibu, suhu
badan ibu, sama deyutan nadi ibu.

Pasien (mertisa) : Iya ners silahkan

Ners (fiqrri) : oke ibu lebih nyaman di periksa posisi berbaring atau
posisi duduk ibu?

Pasien (mertisa) : Berbaring aja ners.

Ibu (nadiah) : berbaring aja ners karna betisnya masih lumayan ngilu
ners.

Ners (fiqri) : Baik ibu maaf ya ibu.(ners fiqri memeriksa tekanan


darah,suhu tubuh,detakan jantung pasien).

Ners (fiqri) : Alhamdulillah pemeriksaan nya udah selesai ibu.(ners


fiqri mengembalikan posisi pasien mertisa dengan posisi berbaring)

Pasien (mertisa) : Terimakasih ners fiqri.

Ners (fiqri) : Iya sama-sama ibu

Ibu (nadiah) : bagaimana hasil pemeriksaannya ners?

12
Ners (fiqri) :baiklah sekarang saya akan menyebutkan hasil
pemeriksaannya,

Tekanan darah : (normal) 110/80

Suhu tubuh : 36℃

Denyut nadi : 70x /menit

Ibu (nadiah) : Alhamdulillah terimakasih ya ners.

Ners (fiqri) : iya ibu

Ners (nadia): sama-sama ibu ini telah menjadi kewajiban dan tugas kami sebagai
ners.

Ibu & pasien : iya ners.

Ners (nadia) : baikla ibu tugas kami sudah selesai,apa bila ibu
membutuhkan sesuatu ibu bisa menghubungi kami dengan cara memencet tombol
yang berwana hijau tepat di atas kepala ibu,terimakasih ibu.

Ibu & pasien : Iya terimakasih ners

Ners (nadia) : mudah-mudahan cepat sembuh ya ibu. Aamiin

Ibu & pasien : Iya, Aamiin ya robbal alamin

Ners (nadia&fiqri) : Assalamu’alaikum ibu bapak

Ibu,bapak,pasien : Wa’alaikum salam wr. wb.

13
BAB III
ANALISA KASUS

Alasan mengangkat kasus inikarena dalam contoh kasus itu sudah


terdapat percakapan antara perawat dengan kelaurga pasien dan dari konsep
tema kasus yang diangkat ini adalah penerapan komunikasi terapeutik dengan
keluarga dimana terapeutik ini adalah penerapan komunikasi antara perawat
dengan pasien tetapi konsep dari contoh kasus ini adalah penerapan terapeutik
dengan keluarga walaupun hanya sedikit percakapan antara perawat dengan
keluarga pasien dan saya hanya dapat mencotohkan gambaran umum saja dalam
kasus ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Chitty. 1997. Professional Nursing Practice. St. Louis: Mosby.


DeVito, J.A. 1997. Komunikasi Antarmanusia, penj. Agus Maulana. Jakarta:
ProfessionalBook..
Kozier dan Erb. 1999. Fundamental of Nursing: Concept and Practice. St.
Louis: Mosby.
Lestari, Sri. 2012. Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan
Konflik dalamKeluarga.
Mulyana, D. 2005. Komunikasi Efektif: Suatu Pendekatan Lintas Budaya.
Bandung:PT.Remaja Rosdakarya.
Taylor, C.; C. Lillis, dan P. LeMone. 1989. Fundamental of Nursing : The Art
and Science of Nursing Care. Philadelphia: J.B. Lippincott.

15

Anda mungkin juga menyukai