Anda di halaman 1dari 53

TATALAKSANA

PENYAKIT PARU
(ASMA)
Bagan. Gejala gangguan pernapasan
BUAT DUGAAN BERDASARKAN
HAL-HAL BERIKUT:

MENDIAGNOSIS Tanyakan: Beratnya sesak napas (saat berjalan, naik tangga, berbicara atau
saat istirahat), bercak/batuk berdarah, nyeri dada, riwayat TB/Asma/PPOK,
SUATU PENYAKIT gagal jantung, merokok (ya/tidak)

BERDASARKAN SESAK
NAPAS DAN BATUK Jika sesak napas ringan Jika sesak napas berat (sesak
Curiga TB atau kanker
paru-paru, jika:
dan sedang dengan: saat beristirahat atau saat
berjalan) dengan:
 Batuk > 2 minggu
 Mengi atau dada rasa
Terdapat berat, dahak banyak  Frekuensi napas > 30 kali
per menit
atau sering atau
 Ada riwayat TB atau
 Penurunan berat
beberapa  Frekuensi napas 20-
30 kali per menit
 Gelisah
 Menggunaan otot bantu
badan tanpa alasan
yang jelas
pernapasan (otot leher, otot
penyakit pada  Riwayat kekambuhan perut)
 APE < 50%
 Menderita HIV atau
 Nyeri dada saat
bernapas
paru yang  Gejala kronis  Saturasi O2 (oximetry < 90%)
 Batuk darah

menimbulkan
gejala yang  Mengi
APE >80% APE 50- 80% ada/  Suhu >38 ºC Edema Pemeriksaan
sama, seperti Asma/PPOK
eksaserbasi
Asma /PPOK
eksaserbasi
tidak
sama
 Dengan/tanpa
nyeri
kedua
tungkai
lanjutan untuk TB
atau kanker paru
sesak dan batuk, ringan sedang sekali
(silent
 Dahak
berwarna
(pitting
oedema)
chest)
sehingga  Ronki Foto toraks dan

membutuhkan kering sputum BTA

pemeriksaan
Asma/
lebih lanjut Alur Tatalaksana
Asma/PPOK
PPOK
berat
Infeksi saluran
napas bagian
Kemungkina
n gagal Jika TB, sesuai
bawah sesuai jantung tatalaksanaTB
alur infeksi sesuai alur
saluran napas gagal jantung
Diagnosis Asma
Diagnosis asma yang tepat sangatlah penting,
sehingga penyakit ini dapat ditangani dengan baik dan
benar.

Diagnosis klinis berdasarkan gejala, riwayat penyakit


dan pemeriksaan fisis sangat berarti dalam
menegakkan diagnosis asma.
Anamnesis
Gejala asma bervariasi yaitu batuk berulang,
sesak napas, rasa berat di dada, napas berbunyi
(mengi).

Berbagai gejala tersebut diatas juga dapat


ditemukan pada kondisi gangguan/penyakit
pernapasan lainnya seperti bronkhitis,
bronkiolitis (croup)pada anak, PPOK pada orang
tua dan lain-lain.
Gejala tipikal asma
a. Episodisitas
serangan yang berulang (hilang timbul), yang diantaranya terdapat periode bebas
serangan.
b. Variabilitas
bervariasinya kondisi asma pada waktu2 tertentu bahkan dalam satu hari terjadi
variabilitas dengan perburukan pada malam atau dini hari.
c. Reversibilitas
meredanya gejala asma dengan atau tanpa obat bronkodilator agonis β2 kerja singkat
/ SABA,terjadi karena mekanisme obstruksi jalan napas pada asma terutama
didominasi oleh kontraksi otot polos bronkus.
d. Faktor Pencetus
seperti perubahan cuaca, alergen, iritan, dll
e. Riwayat Alergi
pada pasien atau keluarganya seperti rinitis alergik, dermatitis atopi dan ada riwayat
asma.
Pemeriksaan Fisis

Temuan pemeriksaan fisis pada asma bervariasi dari normal pada


saat stabil (tidak eksaserbasi), sampai didapatkan gambaran klinis
yang berat yaitu pada eksaserbasi akut berat.
Kelainan pemeriksaan fisis yang paling sering ditemukan adalah
mengi pada auskultasi, yang merupakan tanda terdapatnya
obstruksi jalan napas. Wheezing pada umumnya bilateral,
polifonik dan lebih terdengar pada fase ekspirasi.
Pemeriksaan Penunjang
Penunjang standar Penunjang tambahan

Pemeriksaan faal • Pemeriksaan penunjang


paru standar tambahan yang
dengan spirometri dibutuhkan sesuai
(Jika tersedia) kondisi pasien adalah uji
provokasi
Pemeriksaan dan
penilaian faal paru • Uji alergi untuk menilai
secara sederhana status alergi (uji tusuk
dengan alat peak kulit dan pemeriksaan
flow meter serum IgE Atopi
Diagnosis Banding
Anak
Dewasa 1) Rhinosinusitis
1) Penyakit Paru Obstruksi Kronik 2) Refluks gastroeosofageal
(PPOK) 3) Bronkitis akut berulang
2) Gagal jantung kongestif 4) Displasia bronkopulmonal
3) Batuk kronik akibat keadaan 5) Tuberkulosis
6) Malformasi kongenital yang
yang lain
menyebabkan penyempitan saluran
4) Disfungsi larings
intratorakal dan trakeomalasia
5) Obstruksi mekanis
7) Aspirasi benda asing
6) Emboli paru 8) Sindroma diskinesia silier primer
7) Disfungsi pita suara 9) Defisiensi imun
10) Penyakit jantung bawaan
Tujuan Pengobatan Asma
 Tujuan pengobatan asma adalah mencapai asma terkendali/terkontrol.

Dibuat klasifikasi berdasar kondisi terkendalinya asma untuk memudahkan


penilaian asma didalam keadaan tidak serangan menggunakan Asma Control
Test (ACT).
Contoh Nilai ACT
1

2 9

2
Nilai ACT & Level Kontrol, sebagai berikut :
•Tidak Terkontrol = < 19
•Terkontrol = 20-24
•Terkontrol Penuh = 25

Nilai/ Artinya Apa yang harus Strategi pelaksanaan


Skor dilakukan

<19 Tidak Tingkatkan tahapan Cari faktor penyebab tidak terkontrol:


terkon-trol pengobatan sampai - Pengobatan yang digunakan
mencapai terkontrol - Cara menggunakan obat inhalasi
- Kepatuhan menggunakan obat pengontrol
- Kendala bila ada penyakit penyerta
- Upayakan mencapai terkontrol dengan mengatasi
masalah diatas
- Tingkatkan tahapan pengobatan
20-24 Terko-ntrol Upayakan mencapai - Sama dengan strategi diatas
sebagian terkontrol total atau - Teruskan penggunaan pelega dan evaluasi setelah 3
paling tidak bulan
pertahankan tetap
terkontrol
25 Terkontrol Pertahankan kondisi ini - Pertahankan pengobatan sampai kondisi stabil
total agar tetap stabil - Kemudian turunkan pengobatan secara bertahap dengan
tetap mempertahankan kondisi terkontrol
Tingkatan Asma Terkontrol
berdasarkan GINA 2010 updated

Terkontrol total Terkontrol sebagian


Karakteristik (muncul salah satu pada Tidak terkontrol
(semua di bawah ini) minggu tertentu)

Gejala siang hari ≤ 2 kali / minggu > 2 kali / minggu

Keterbatasan 3 atau lebih fitur


Tidak ada Ada
aktivitas “asma
Gejala / terbangun terkontrol
Tidak ada Ada sebagian”
Malam hari
muncul pada
Kebutuhan obat minggu tertentu
≤ 2 kali / minggu > 2 kali / minggu
pelega

Fungsi paru < 80% prediksi atau nilai


Normal
(APE or VEP1) terbaik pasien tersebut
DEFINISI KONTROL TOTAL
Tidak ada Gejala

Tidak ada Pemakaian salbutamol

Tiap hari APE pagi 80%

Tidak ada Terbangun malam hari

Tidak ada Eksaserbasi

Tidak ada Kunjungan ke IGD

Tidak ada Efek samping obat

Bateman et al. ARJCCM 2004


Klasifikasi Asma Anak

Tatalaksana Jangka panjang


Keberhasilan tatalaksana asma pada anak tidak hanya dalam hal
mengatasi serangan akut (tatalaksana asma jangka pendek), tetapi juga
pada aspek pencegahan muncul atau berulangnya serangan.

Tujuan tatalaksana asma anak secara umum


mencapai kendali asma sehingga menjamin tercapainya potensi
tumbuh kembang anak secara optimal
Keterangan:
1. Klasifikasi berdasarkan kekerapan gejaia dibuat setelah dibuat diagnosis kerja
asma dan dilakukan tata Iaksana umum (pengendalian Iingkungan, penghindaran
pencetus) selama 6 minggu.
2. Jika sudah yakin diagnosis asma dan klasifikasi sejak kunjungan awal, tata
laksana dapat dilakukan sesuai klasifikasi.
3. Klasifikasi kekerapan ditujukan sebagai acuan awal penetapan jenjang tata
Iaksana jangka panjang.
4. Jika ada keraguan dalam menentukan kiasifikasi kekerapon, masukkan ke dalam
klasifikasi Iebih berat.
Tahapan penegakan diagnosis asma pada anak

1. Diagnosis kerja asma


Dibuat sesuai alur diagnosis asma anak, kemudian diberi tatalaksana
umum yaitu penghindaran pencetus, pereda, dan tata laksana penyakit
penyulit.
2. Diagnosis klasifikasi kekerapan
Dibuat dalam waktu 6 minggu, dapat kurang dari 6 minggu bila informasi
klinis sudah kuat.
3. Diagnosis derajat kendali
Dibuat setelah 6 minggu menjalani tatalaksana jangka panjang awal sesuai
klasifikasi kekerapan.
Labelisasi Pasien Asma
KOMPLIKASI ASMA
•Pneumotoraks,
•pneumomediastinum dan emfisema subkutis,
•asma resisten terhadap steroid,
•atelektasis,
•gagal napas
4 Komponen Penatalaksaan Asma

1. KIE dan hubungan dokter-pasien.


2. Identifikasi dan menurunkan pajanan terhadap faktor risiko.
3. Penilaian, pengobatan dan monitor asma.
4. Penatalaksanaan asma eksaserbasi akut.
Prinsip Tata Laksana
Asma
Tatalaksana asma jangka panjang

Tatalaksana asma akut /saat serangan


1. Tatalaksana Asma Jangka Panjang
Prinsip utama
edukasi, obat asma (pengendali / pengontrol dan pelega) dan
menjaga kebugaran.
a. Edukasi:
1. Kapan pasien berobat / mencari pertolongan.
2. Mengenali gejala serangan asma secara dini.
3. Mengetahui obat-obat pelega dan pengontrol serta cara
dan waktu penggunaannya.
4. Mengenali dan menghindari factor pencetus.
5. Kontrol (kunjungan ulang) teratur.
MENGHINDARI FAKTOR

PENCETUS
Pencetus Serangan ASMA
 Sangat bervariasi
 Bersifat individual

Alergen
Perubahan cuaca
Makanan
Aktivitas berlebihan
Polusi udara
Infeksi saluran napas
Emosi yg berlebihan
Zat kimia/obat-obatan
TUNGAU (House dust mite)
Polusi Udara & Asap Rokok
Bulu binatang Jamur

Kecoa Debu
Tepung sari

Bau zat kimia


Asthma medication
Controller Reliever
drug to control asthma drug to relieve asthma
Therefore attack or attack or symptoms
symptom not easily
emerge

-agonist
Inhaled steroid Xanthine
LABA anticholinergic
Obat mana yang jadi pilihan:

INHALASI atau ORAL?


Obat Inhalasi vs Obat Oral
Obat minum Obat inhalasi
(tablet, sirup) (hirupan)

Dosis obat besar kecil


Contoh : salbutamol 2 mg 0,1 mg
Mula kerja obat > 30 menit ≤ 5 menit

Kepraktisan kurang praktis lebih praktis

Efek samping lebih sering minimal

Lebih mahal pada Lebih murah pada


Harga pemakaian jangka pemakaian jangka
panjang panjang
Perbedaan obat
pengontrol dengan pelega

Gejala akut asma: Penyebab dasar asma:


sesak napas, mengi, batuk peradangan

Obat Pelega Obat Pengontrol


dipakai hanya pada saat • dipakai rutin setiap hari
serangan • berfungsi mengatasi
berfungsi melebarkan saluran peradangan
napas (mengendalikan asma),
mencegah/ mengurangi
pemakaian yang sering  frekuensi dan berat
asma tidak terkontrol
serangan
Tatalaksana Asma Akut Pada Anak dan
Dewasa.
a. Tujuan tatalaksana serangan asma akut :
Mengatasi gejala serangan asma.
Mengembalikan fungsi paru kekeadaan sebelum
serangan.
Mencegah terjadinya kekambuhan.
Mencegah kematian karena serangan asma.
Tata laksana serangan asma (GINA)

1. Tata laksana di rumah dan


2. Tatalaksana di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan(Fasyankes) /RS.
Tata laksana di rumah
dilakukan oleh pasien (atau orang tuanya) sendiri di
rumah.

Dapat diberikan jika anak tidak dalam keadaan sesak berat dan
tidak termasuk kelompok risiko tinggi, yaitu memiliki riwayat:
1. Serangan asma yang mengancam nyawa.
2. Intubasi karena serangan asma.
3. pneumotoraks atau pneumomediastinum.
4. Serangan asma berlangsung dalam waktu Iama.
5. Penggunaan steroid sistemik (saat ini atau baru berhenti).
6. Kunjungan ke unit gawat darurat (UGD) atau perawatan
rumah sakit karena asma dalam setahun terakhir.
7. Tidak teratur berobat sesuai rencana terapi.
8. Berkurangnya persepsi tentang sesak napas.
9. Penyakit psikiatrik atau masalah psikososial.
10. Alergi makanan.
Tata laksana di rumah
dilakukan oleh pasien (atau orang tuanya) sendiri di rumah.

anak dapat diberikan inhalasi agonis β2 kerja pendek menggunakan


nebulizer atau dengan MDI + spacer.

Jika diberikan via nebulizer


1.Berikan agonis β2 kerja pendek, lihat responsnya. Bila gejala (sesak
napas dan wheezing) menghilang, cukup diberikan satu kali.
2.Jika gejala belum membaik dalam 30 menit, ulangi pemberian sekali
Iagi.
3.Jika dengan 2 kali pemberian agonis beta2 kerja pendek via nebuliser
belum membaik, segera bawa ke fasiilitas pelayanan kesehatan
(fasyankes).
Metered dose inhalers (MDIs)

 Penggunaan alat yang benar akan


memberikan dosis obat yang
tepat ke jalan napas
 Pentingnya Teknik yang benar.
 Penggunaan alat bantu (spacer)
diperlukan untuk memperbaiki
penghantaran obat ke paru
 Praktis dan Mudah dibawa
Penggunaan MDIs
dengan alat bantu (spacer) pada anak

BabyhalerTM
Penggunaan MDIs
dengan alat bantu (spacer)
VolumaticTM
Pemberian obat via MDI + spacer

1. Berikan agonis β2 kerja pendek serial via spacer


dengan dosis: 6-8 semprot. Berikan satu semprot
obat ke dalam spacer diikut 6-8 tarikan napas
melalui antar muka (inter face spacer) berupa
masker atau mouth piece. Bila belum ada respons
berikan semprot berikutnya dengan siklus yang
sama.
2. Jika membaik dengan dosis <4 semprot, inhalasi
dihentikan.
3. Jika gejala tidak membaik dengan dosis 4 semprot,
segera bawa ke fasyankes.
Jet Nebulizer
Tatalaksana Jangka Panjang Asma pada Anak

Tujuan
untuk mencapai dan mempertahankan kendali asma serta menjamin
tercapainya tumbuh kembang anak secara optimal.

Obat pengendali, digunakan untuk mencegah serangan asma,


Obat ini untuk mengatasi masalah dasar asma yaitu inflamasi
respirator kronik, sehingga tidak timbul serangan atau gejala
asma.
Pemakaian obat ini secara terus-menerus dalam jangka waktu
yang relatif lama, bergantung pada kekerapan gejala asma dan
responsnya terhadap pengobatan / penanggulangan,
Obat pengendali asma terdiri dari steroid anti-inflamasi inhalasi
atau sistemik, anti leukotrien, kombinasi steroid-agonis β2 kerja
panjang, teofilin lepas lambat, dan anti-imunoglobulin E.

Anda mungkin juga menyukai