Makalah Tentang Fail Maful Dan Naibul Fa
Makalah Tentang Fail Maful Dan Naibul Fa
com/vntqnspp0s8i
MAKALAH
Di Susun Oleh
Kelompok 8 :
➢ Septi Wulandari
➢ …………………………
➢ …………………………
➢ …………………………
➢ …………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Kita sebagai umat islam perlu memaklumi bahwa bahasa arab adalah bahasa Al-Qur’an, yang
harus kita kuasai selaku sebagai seorang muslim atau muslimat. Maka dari itu, kita sebagai
umat Islam perlu sekali mengenai tata bahasa (grammar) Arab, dimana jika kita menguasai
bahasa arab baik ilmu nahwu, shorof dan ilmu yang berkaiatn dengannya. Maka akan
mempermudah baginya untuk memahami islam secara utuh dengan memahami sumber-
sumber ajaran islam yang semuanya berasal dari Al-qur’an maupun hadists.
Didalam kalimat bahasa Indonesia kita mengenal dengan yang namanya subjek, predikat,
dan objek. Akan tetapi dalam bahasa arab kita mengenal dengan fiil (kata kerja/predikat), fail
Dalam makalah ini akan membahas tentang fa’il, maf’ul dan na’ibul fa’il.
A. Rumusan Masalah
✓ Sebab sebab ?
✓ Cara membuat ?
✓ Bagaimana pelafasannya?
Download versi doc nya : https://userscloud.com/vntqnspp0s8i
BAB II
PEMBAHASAN
1. FA’IL
A. Pengertian FAIL
Fail adalah isim marfu’ (yang dibaca rofa’) yang menjadi pelaku pekerjaan,
kedudukannya terletak setelah fiil[1]. Contoh Fa’il جاء زيدLafadz جاءitu fi’il
madhli dan زَ يْدmenjadi fa’ilnya جاءyang dibaca rafa’ tanda rafa’nya berupa
B. Macam-macam Al-Fail
C. Fail dibagi menjadi dua yaitu fail isim dhomir dan fail isim zhohir.
Fail isim zhohir ialah fail yang menyebutkan nama pelaku tanpa ikatan, atau
fail isim zhohir adalah fail yang tidak berupa kata ganti. contoh ; قام زيد
Fail isim dhomir adalah fail yang tersimpan berupa kata ganti baik orang
Jika failnya muannats (perempuan), maka fiilnya juga diberi tanda muannats[2].
Untuk fiil madhi ditambah ta’ ta’nis, conto قامت عائسهAisyah berdiri), dan untuk
fiil modhori menggunakan huruf mudhoro’ah ta’, contoh: ( تقوم عائسهaisyah sedang
berdiri).
Download versi doc nya : https://userscloud.com/vntqnspp0s8i
2. MAF’UL
A. Maf’ul Bih:
1. Dzahir, yaitu maf’ul bih yang bukan terdiri dari kata ganti contoh : ركبت الفرس
2. Dhamir, yaitu maf’ul bih yang terdiri dari kata ganti. Maf’ul bih yang dhomir
dalam contoh ini adalah karena fa’il mempunyai dhamir yang kembali kepada
maf’ul bih.
dalam contoh ini karena isim istifham ( )ايharus berada dipermulaan kalam.
Ada juga maf’ul bih yang ‘amilnya tersimpan atau dikira-kira dengan hokum
Download versi doc nya : https://userscloud.com/vntqnspp0s8i
✓ Jaiz, sepeti kalau ada yang bertanya ( )مدا نزل ربكمlalu dijawab ( )خبرmaka
Dzorof zaman (keterangan waktu), yaitu isim yang menunjukkan waktu yang
= غدوةpagi hari
= سحراwaktu sahur
Dzorof makan (keterangan tempat), yaitu isim yamg menunjukkan tempat yang
= امامdi depan
= خلفdi belakang
= قدامdi depan
= وراءdi belakang
Semua isim zaman dibaca nashob sebagai dzharaf (dzorfiyah), tidak ada
mubham()مبهم.
Mukhtash adalah lafadz yang dapat menjawab pertanyaan (متى: kapan?), seperti
Ma’dud adalah lafadz yang dapat menjawab pertanyaan (كم: berapa lama?),
Mubham adalah lafadz yang tidak menjadi jawab dari apapun: جاست حينا ووقتا.
Isim makan yang dibaca nashob sebagai dzaraf ada tiga macam, yaitu :
yaitu (فوق, تحت, يمين, شما ل, امام, )خلفdan lafadz yang serupa dengan mereka.
3) Musytaq ()مشتق, yaitu lafadz yang dicetak dari mashdar amilnya, seperti
Selain dari ketiga macam di atas, isim makan tidak boleh nashob sebagai dzaraf.
Tidak boleh dibaca(قمت الطريق, )صليت المسجد. Mereka hanya dijerkan dengan()في
seperti( سكن, )دخلت المسجد تالبيتadalah kelonggaran dengan membuang huruf jer.
Yaitu isim mashdar yang menguatkan amilnya atau yang menerangkan macam
1). lafdzi ()لفظي, yaitu apabila mashdar sesuai dengan lafadz fi’ilnya, seperti
contoh di depan.
2). maknawi ()معنوي, yaitu apabila mashdar hanya sesuai dalam makna dengan
* pengertian sederhana dari mashdar ialah lafadz yang jatuh pada urutan
Download versi doc nya : https://userscloud.com/vntqnspp0s8i
3). dari tashrif ishtilahi, seperti : ضرب- يضرب- ضربا- مضربا, lafadz ang
pekerjaan.
1. berupa mashdar
2. bersamaan waktunya
3. bersamaan pelakunya
karena telah adanya syarat diatas, maka tidak boleh mengucapkan, seumpama:
Kedua bentuk kalimat tersebut wajib jer dengan lam ()ل, sehingga terbentuk ( تا
D. Maf’ul Ma’ah
Yaitu isim yang dibaca nashob yang disebut setelah wawu ma’iyah (yang berarti
dilakukan pekerjaan.
Terkadang maf’ul ma’ah wajib dibaca nashob sebagai maf’ul seperti contoh di
atas, Karena bentuk tersebut tercegah dari athof. Kalau keduanya dijadikan athof,
maka makna keduanya akan kacau, contoh lain : التنه عن القبيح وإتيا نه, فاجمعو
امركموشركانكم
Terkadang maf’ul ma’ah diunggulkan atas athof, artinya boleh athof, tapi lebih
Download versi doc nya : https://userscloud.com/vntqnspp0s8i
baik menjadi maf’ul, seperti ()قمت وزيدا. Boleh dibaca ( )قمت وزيدsebagai athof,
tetapi dho’if (lemah). Terkadang athof lebih baik, sepertri contoh yang pertama
diatas ()جاءاالمروالجيش. Contoh lain ( )زيد حسن وجهه,Athof ialah lebih baik, karena
yang asal.
✓ Naibul Fail ialah isim yang di baca rofa’ yang menempati tempatnya fail yang
dibuang atas isim yang disandarkan pada fi’il mabni majhul atau yang
menyerupainya. Dan dalam pengertian lain naibul fail ialah maf’ul bih yang
hukumnya fa’il.[1] Dan di dalam pengertian naibul fail harus di ketahui bahwa
naibul fail di bagi dua yaitu naibul fail isim dlomir dan naibul fail isim dhohir
dan contoh dari isim dlomir adalah seperti lafadz نصرت، نصرناdan lain – lain
dan contoh – contoh naibul fail dari isim dhohir seperti lafadz نصر الجيشdan
1) Dlomir muttasil
2) Dlomir munfashil
1) Isim Mufrod
2) Isim Tasniyah
3) Isim Jamak[2]
✓ Di dalam pembuatan naibul fail itu karena dibuangnya fa’il dan diantara
dan merahasiakan)
11) ( لعدم تعلق الفئدة بذكرهKarena tidak ada gunanya untuk disebutkan)
Untuk membuat fi’il mabni majhul untuk fi’il madli yaitu huruf pertama harus di
baca dhomah dan huruf sebelum ahir dibaca kasroh dan untuk fi’il mudhori’ maka
huruf prtama dibaca dhomah dan huruf sebelum akhir dibaca fathah.
Contoh:
Dan dalam pembuatan fi’il mabni majhul jika fi’il madli yang disandarkan pada
naibul fail itu huruf pertama berupa ta’ muthowa’ah ) (تاءالطاوعةmaka huruf yang
Dan jika fi’il madli yang dimabnikan majhul itu, jika huruf pertama berupa hamzah
wasul, maka huruf yang ketiga juga dibaca dlomah seperti huruf pertama.[4]
Contoh: استحرج
Apabila fi’il madli yang dimabnikan majhul itu terdiri dari fi’il sulasi mu’tal ain
(fi’il yang a’in fi’ilnya berupa huruf ilat) maka fa’ilnya bisa dibaca tiga macam
bacaan yaitu:
Fi’il madli tsulasi binak mudloaf (yang ‘ain fi’ilnya dan lam fi’ilnya hurufnya
sama) yang mabnikan majhul itu fa’ilnya juga bisa dibaca tiga macam yaitu
Fi’il madhi tsulasi mazid khumasi yang ikut wazan افتعلdan انفعلyang terdiri dari
fi’il mu’tal ‘ain ) (معتل العينitu jika di mabnikan majhul tiga macam: dlomah, kasorh
dan isymam seperti fa’ fiilnya fiil tsulasi mu’tal ‘ain yang dimabnikan majhul.
Contoh:
Download versi doc nya : https://userscloud.com/vntqnspp0s8i
Lafaldz – lafadz yang bisa dijadikan naibul fail itu ada empat yaitu:
3) Masdar contoh:
5) Dhorof contoh:
Dhorof, masdar, jer majrur itu tidak bisa dijadikan naibul fa’il (sekalipun sudah
memenuhi syarat) jika dalam susunan atau kalimat itu ada maf’ul bih (jadi yang
berhak atau harus dijadikan naibul fa’il adalah maful bih) akan tetapi kadang –
kadang ada juga yang dijadikan naibul fail (padahal dalam kalimat tersebut
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari meteri fa‟il dan na‟ibul fa‟il yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpul
kan bahwa :
Ditinjau dari segi hukum, baik fa‟il maupun na‟ibul fa‟il adalah sama-sama
marfu‟atil asma‟. Lebih spesifiknya, bahwa hukum fa‟il (rofa‟) diambil alih
Ketentuan susunan na‟ibul fa‟il sama halnya dengan ketentuan fa‟il karena
adalah terletak pada fi‟ilnya. Fa‟il berada setelah fi‟il mabni fa‟il (ma‟lum),
Fa‟il terbagi menjadi : fa‟il isim dhohir dan fa‟il isim dhomir. Begitu juga
na‟ibul fa‟il.
Selain dari maf‟ul, na‟ibul fa‟il juga bisa terbentuk dari : dhorof, masdar,
dan jar majrur. Namun jika dalam suatu kalimat masih terdapat maf‟ul, maka
yang lebih utama membuat na‟ibul fa‟il dari maf‟ul tersebut sekalipun
B. Saran
Inilah yang dapat kami sampaikan tentang materi fa‟il dan na‟ibul fa‟il, kami
memohon kepada allah S.W.T. agar dimudahkan untuk mempelajari ilmu nahwu,
Saran kami, jangan patah semangat dalam tholab al-ilmi, termasuk dalam mengkaji
ilmu nahwu. Sebab dalam setiap kesukaran pasti terdapat jalan utuk mengatasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Sholeh, M. Mafthuhin, 1986. Terjemah Alfiyah Ibnu Malik juz 2, Surabaya: Putra Jaya
Sholeh, M. Mafthuhin, 1986. Terjemah Alfiyah Ibnu Malik juz 2 soal jawab, Surabaya: Putra Jaya
[1] Moch Anwar. Ilmu Nahwu. Bandung: Sinar Baru Algesindo. 2009.
[2] Syamsul Ma’arif. Nahwu Kilat, Perpaduan Antara Teori dan Praktek Ringkas dan jelas.