Anda di halaman 1dari 14

Download versi doc nya : https://userscloud.

com/vntqnspp0s8i

MAKALAH

TENTANG : FA’IL, MAF’UL DAN NA’IBUL FA’IL

Dosen pengampu : Ibu Nur Istiqomah

Mata Kuliah : Bahasa Arab

Di Susun Oleh
Kelompok 8 :
➢ Septi Wulandari

➢ Muhamad Abdul Haris

➢ …………………………

➢ …………………………

➢ …………………………

➢ …………………………

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
IAI AN NUR LAMPUNG
2019 / 2020
Download versi doc nya : https://userscloud.com/vntqnspp0s8i

BAB I

PENDAHULUAN

Kita sebagai umat islam perlu memaklumi bahwa bahasa arab adalah bahasa Al-Qur’an, yang

harus kita kuasai selaku sebagai seorang muslim atau muslimat. Maka dari itu, kita sebagai

umat Islam perlu sekali mengenai tata bahasa (grammar) Arab, dimana jika kita menguasai

bahasa arab baik ilmu nahwu, shorof dan ilmu yang berkaiatn dengannya. Maka akan

mempermudah baginya untuk memahami islam secara utuh dengan memahami sumber-

sumber ajaran islam yang semuanya berasal dari Al-qur’an maupun hadists.

Didalam kalimat bahasa Indonesia kita mengenal dengan yang namanya subjek, predikat,

dan objek. Akan tetapi dalam bahasa arab kita mengenal dengan fiil (kata kerja/predikat), fail

(pelaku/subjek) dan maf’ul (objek).

Dalam makalah ini akan membahas tentang fa’il, maf’ul dan na’ibul fa’il.

A. Rumusan Masalah

✓ Bagaimana pengertian Al-Fail ?

✓ Apa saja pembagian dari Al-Fail ?

✓ Bagaimana ketentuan dalam Al-Fail?

✓ Apa saja Macam – macam maf’ul ?

✓ Bagaimana pengertian na’ibul fa’il ?

✓ Sebab sebab ?

✓ Cara membuat ?

✓ Bagaimana pelafasannya?
Download versi doc nya : https://userscloud.com/vntqnspp0s8i

BAB II

PEMBAHASAN

1. FA’IL

A. Pengertian FAIL

Fail adalah isim marfu’ (yang dibaca rofa’) yang menjadi pelaku pekerjaan,

kedudukannya terletak setelah fiil[1]. Contoh Fa’il ‫ جاء زيد‬Lafadz ‫ جاء‬itu fi’il

madhli dan ‫ زَ يْد‬menjadi fa’ilnya ‫ جاء‬yang dibaca rafa’ tanda rafa’nya berupa

dhammah sebab isim mufrad.

B. Macam-macam Al-Fail

C. Fail dibagi menjadi dua yaitu fail isim dhomir dan fail isim zhohir.

1. Fail isim zhohir

Fail isim zhohir ialah fail yang menyebutkan nama pelaku tanpa ikatan, atau

fail isim zhohir adalah fail yang tidak berupa kata ganti. contoh ; ‫قام زيد‬

2. Fail isim dhomir

Fail isim dhomir adalah fail yang tersimpan berupa kata ganti baik orang

pertama, kedua ataupun ketiga. Contoh ‫( يقوم‬lafadz tersebut mengandung

dhomir ‫هو‬/dia seorang laki-laki)

D. Ketentuan dalam fail

Jika failnya muannats (perempuan), maka fiilnya juga diberi tanda muannats[2].

Untuk fiil madhi ditambah ta’ ta’nis, conto ‫ قامت عائسه‬Aisyah berdiri), dan untuk

fiil modhori menggunakan huruf mudhoro’ah ta’, contoh: ‫( تقوم عائسه‬aisyah sedang

berdiri).
Download versi doc nya : https://userscloud.com/vntqnspp0s8i

2. MAF’UL

Macam – macam maf’ul

A. Maf’ul Bih:

Maf’ul Bih adalah isim yang menjadi sasaran perbuatan (objek)

Contoh : ‫ضربت زيد ا‬

Maf’ul bih terbagi atas dua bagian :

1. Dzahir, yaitu maf’ul bih yang bukan terdiri dari kata ganti contoh : ‫ركبت الفرس‬

2. Dhamir, yaitu maf’ul bih yang terdiri dari kata ganti. Maf’ul bih yang dhomir

ini terbagi menjadi dua :

✓ Dhamir muttashil. Contoh : ‫اكرمني‬, ‫اكرمنا‬

✓ Dhamir muttashil. Contoh : ‫اياي‬, ‫اياهما‬, ‫اياك‬

Hukum-hukum maf’ul bih

Yang asal maf’ul bih diakhirkan dari fi;il dan fa’il,

seperti : ‫وورث سليمان داود‬

Terkadang ia mendaului fa’il secara:

✓ Jaiz (boleh), seperti : ‫ضرب سعرى موسى‬

✓ Wajib, seperti : ‫ زات الشجرة نوره‬.

dalam contoh ini adalah karena fa’il mempunyai dhamir yang kembali kepada

maf’ul bih.

Terkadang ia mendahului fi’il dan fa’il dengan hukum:

✓ Jaiz, seperti : ‫فريق كدبوا وفريقا يقتلون‬

✓ Wajib, seperti : ‫ فاي ايات هللا تنكرون‬.

dalam contoh ini karena isim istifham (‫ )اي‬harus berada dipermulaan kalam.

Ada juga maf’ul bih yang ‘amilnya tersimpan atau dikira-kira dengan hokum
Download versi doc nya : https://userscloud.com/vntqnspp0s8i

✓ Jaiz, sepeti kalau ada yang bertanya (‫ )مدا نزل ربكم‬lalu dijawab (‫ )خبر‬maka

maksudnya adalah (‫)انزل خير‬

1) Maf’ul Fihi (Dzaraf Makan/Zaman)

‫ظرف الزمان هواسم الزمان المنصوب بتقديرفي نحواليوم‬

Dzorof zaman (keterangan waktu), yaitu isim yang menunjukkan waktu yang

dibaca nashob dengan mangira fi (‫)في‬, seperti :

‫ = اليوم‬pada hari ini

‫ = الليلة‬pada malam ini

‫ = غدوة‬pagi hari

‫ = سحرا‬waktu sahur

‫ظرف المكان هواسم المكان المنصوب بتقديرفي نحوامام‬

Dzorof makan (keterangan tempat), yaitu isim yamg menunjukkan tempat yang

dibaca nashob dengan mengira-ngira fi (‫)في‬, seperti :

‫ = امام‬di depan

‫ = خلف‬di belakang

‫ = قدام‬di depan

‫ = وراء‬di belakang

Semua isim zaman dibaca nashob sebagai dzharaf (dzorfiyah), tidak ada

perbedaan antara yang mukhtash (‫)مختص‬, yang ma’dud (‫ )معدود‬maupun yang

mubham(‫)مبهم‬.

Mukhtash adalah lafadz yang dapat menjawab pertanyaan (‫متى‬: kapan?), seperti

:‫ الجمعة يوم‬dan lain-lain.

Ma’dud adalah lafadz yang dapat menjawab pertanyaan (‫كم‬: berapa lama?),

seperti : ‫الشهر‬, ‫ االسبوع‬dan lain-lain,

pada contoh : ‫اعتكفت اشهر‬, ‫اعتكفت اسبوعا‬


Download versi doc nya : https://userscloud.com/vntqnspp0s8i

Mubham adalah lafadz yang tidak menjadi jawab dari apapun: ‫جاست حينا ووقتا‬.

Isim makan yang dibaca nashob sebagai dzaraf ada tiga macam, yaitu :

1)Mubham (‫)مبهم‬, seperti isim arah yang enam,

yaitu (‫فوق‬, ‫تحت‬, ‫يمين‬, ‫شما ل‬, ‫امام‬, ‫ )خلف‬dan lafadz yang serupa dengan mereka.

2) Isim ukuran (‫)اسم المقدار‬, seperti : ‫البريد‬, ‫الفرشخ‬, ‫ الميل‬.

seperti dalam contoh : ‫سرت ميال‬

3) Musytaq (‫)مشتق‬, yaitu lafadz yang dicetak dari mashdar amilnya, seperti

contoh : ‫ان كان نقعدمنها مقاعدللسمع‬, ‫جلست مجلس زيد‬.

Selain dari ketiga macam di atas, isim makan tidak boleh nashob sebagai dzaraf.

Tidak boleh dibaca(‫قمت الطريق‬, ‫)صليت المسجد‬. Mereka hanya dijerkan dengan(‫)في‬

seperti(‫قمت‬, ‫)صليت قي المسجد في الطريق‬. Adapun ucapannya orang arab

seperti( ‫سكن‬, ‫ )دخلت المسجد تالبيت‬adalah kelonggaran dengan membuang huruf jer.

B. Maf’ul Muthlak (Mashdar)

Yaitu isim mashdar yang menguatkan amilnya atau yang menerangkan macam

amilnya atau juga yang menerangkan hitungan amilnya.

Yang memperkuat amilnya seperti ‫وكلم هللا موسى تكليما‬

Yang menerangkan macam amilnya seperti ‫العمرو ضربت زيد ضرب‬

Yang menerangkan hitungan amilnya seperti ‫ضربت ضربتين‬

Masdar ada dua macam :

1). lafdzi (‫)لفظي‬, yaitu apabila mashdar sesuai dengan lafadz fi’ilnya, seperti

contoh di depan.

2). maknawi (‫)معنوي‬, yaitu apabila mashdar hanya sesuai dalam makna dengan

fi’ilnya, seperti : ‫جلست قعودا‬, ‫قمت وقوفا‬

* pengertian sederhana dari mashdar ialah lafadz yang jatuh pada urutan
Download versi doc nya : https://userscloud.com/vntqnspp0s8i

3). dari tashrif ishtilahi, seperti : ‫ضرب‬- ‫يضرب‬- ‫ضربا‬- ‫ مضربا‬, lafadz ang

ketiga (‫ )ضربا‬itulah mashdar.

C. Maf’ul Min Ajlih /Maf’ul Li’ajlih

Yaitu lafadz/isim yang dibaca nashob yang menerangkan sebab terjadinya

pekerjaan.

Syarat dari maf’ul min ajlih adalah :

1. berupa mashdar

2. bersamaan waktunya

3. bersamaan pelakunya

seperti : ‫قام زيد اجالاللعمر‬, ‫والتقتلوااولدكم خشية امالق‬

karena telah adanya syarat diatas, maka tidak boleh mengucapkan, seumpama:

‫ ( ) تا صبت السفر‬karena tidk bersamaan masa dengan amilnya.

(‫ )جئتك محبتك اياي‬Karena tidak bersamaan dengan amilnya.

Kedua bentuk kalimat tersebut wajib jer dengan lam (‫)ل‬, sehingga terbentuk ( ‫تا‬

‫)صبت السفر جئت لمحبتك اياي‬.

D. Maf’ul Ma’ah

Yaitu isim yang dibaca nashob yang disebut setelah wawu ma’iyah (yang berarti

beserta/ bersamaan) untuk menjelaskan sesuatu yang bersamanya/ besertanya

dilakukan pekerjaan.

Contoh : ‫جاء االمروالجيش‬, ‫انا سائروالنيل‬

Terkadang maf’ul ma’ah wajib dibaca nashob sebagai maf’ul seperti contoh di

atas, Karena bentuk tersebut tercegah dari athof. Kalau keduanya dijadikan athof,

maka makna keduanya akan kacau, contoh lain : ‫التنه عن القبيح وإتيا نه‬, ‫فاجمعو‬

‫امركموشركانكم‬

Terkadang maf’ul ma’ah diunggulkan atas athof, artinya boleh athof, tapi lebih
Download versi doc nya : https://userscloud.com/vntqnspp0s8i

baik menjadi maf’ul, seperti (‫)قمت وزيدا‬. Boleh dibaca (‫ )قمت وزيد‬sebagai athof,

tetapi dho’if (lemah). Terkadang athof lebih baik, sepertri contoh yang pertama

diatas (‫)جاءاالمروالجيش‬. Contoh lain ( ‫)زيد حسن وجهه‬,Athof ialah lebih baik, karena

yang asal.

E. Pengertian Naibul Fail

✓ Naibul Fail ialah isim yang di baca rofa’ yang menempati tempatnya fail yang

dibuang atas isim yang disandarkan pada fi’il mabni majhul atau yang

menyerupainya. Dan dalam pengertian lain naibul fail ialah maf’ul bih yang

ditempatkan pada tempat fa’il setelah membuangnya dan di beri semua

hukumnya fa’il.[1] Dan di dalam pengertian naibul fail harus di ketahui bahwa

naibul fail di bagi dua yaitu naibul fail isim dlomir dan naibul fail isim dhohir

dan contoh dari isim dlomir adalah seperti lafadz ‫ نصرت‬،‫ نصرنا‬dan lain – lain

dan contoh – contoh naibul fail dari isim dhohir seperti lafadz ‫ نصر الجيش‬dan

isim dlohir itu di bagi dua yaitu:

1) Dlomir muttasil

2) Dlomir munfashil

F. Isim dhohir di bagi menjadi tiga yaitu:

1) Isim Mufrod

2) Isim Tasniyah

3) Isim Jamak[2]

G. Sebab – sebab membuang Fa’il

✓ Di dalam pembuatan naibul fail itu karena dibuangnya fa’il dan diantara

sebab – sebab membuang, fa’il adalah:

1. ‫( للعلم به‬Karena sudah di ketahui)

✓ Contoh: ‫وحلق االنسان ضعيفا‬


Download versi doc nya : https://userscloud.com/vntqnspp0s8i

2) ‫( للجهل به‬Karena tidak di ketahui, jadi tidak bisa menyebutkan)

3) Contoh: ‫سرق االمتعة البارخة‬

4) ‫( للخوف عليه‬Karena mengawatirkan fa’il)

5) Contoh: ‫ضرب ابن احيك مساء‬

6) ‫( للحوف منه‬Karena takut padanya)

7) Contoh: ‫اختطفت طائرة جارودا المتو جهة الهند‬

8) ‫( للرغبة فى اخفاءه لالبهام‬Karena ingin atau bermaksud untuk menyelamatkan

dan merahasiakan)

✓ Contoh: ‫ركب الحصن امام ساحة المدرسة‬

9) ‫ لبشر فه‬/ ‫( لتعظيمه‬Karena kemuliaannya atau karena mengagungkannya)

✓ Contoh: ‫علملت الفاحشة فى اليلة المنصرمة‬

10) ‫( لتحقيره‬Karena meremehkannya)

✓ Contoh: ‫ئظم المعهد تنظيما رصينا معجبا‬

11) ‫( لعدم تعلق الفئدة بذكره‬Karena tidak ada gunanya untuk disebutkan)

✓ Contoh: ‫[ وادا حبيتم بتحية فحية فحيوا باحسن منها اوردواها‬3]

H. Cara membuat fi’il mabni majhul

Untuk membuat fi’il mabni majhul untuk fi’il madli yaitu huruf pertama harus di

baca dhomah dan huruf sebelum ahir dibaca kasroh dan untuk fi’il mudhori’ maka

huruf prtama dibaca dhomah dan huruf sebelum akhir dibaca fathah.

Contoh:

1) Fi’il madli : ‫قرئ القران‬

2) Fi’il Mudhori: ‫ينصر الجيش‬


Download versi doc nya : https://userscloud.com/vntqnspp0s8i

Dan dalam pembuatan fi’il mabni majhul jika fi’il madli yang disandarkan pada

naibul fail itu huruf pertama berupa ta’ muthowa’ah )‫ (تاءالطاوعة‬maka huruf yang

kedua juga dibaca dlomah seperti huruf pertama contoh: ‫تعلمت‬

Dan jika fi’il madli yang dimabnikan majhul itu, jika huruf pertama berupa hamzah

wasul, maka huruf yang ketiga juga dibaca dlomah seperti huruf pertama.[4]

Contoh: ‫استحرج‬

Apabila fi’il madli yang dimabnikan majhul itu terdiri dari fi’il sulasi mu’tal ain

(fi’il yang a’in fi’ilnya berupa huruf ilat) maka fa’ilnya bisa dibaca tiga macam

bacaan yaitu:

1. Di baca kasroh dan mengganti huruf ilat (alif) dengan ya’

✓ Contoh: ‫ بيعت‬asalnya ‫باع‬

2. di baca dlomah dan mengganti alif dengan wawu

✓ Contoh: ‫ بوع‬asalnya ‫باع‬

3. di baca isymam (membaca)

Fi’il madli tsulasi binak mudloaf (yang ‘ain fi’ilnya dan lam fi’ilnya hurufnya

sama) yang mabnikan majhul itu fa’ilnya juga bisa dibaca tiga macam yaitu

dlomah, isymam, kasroh. [5]

Contoh: ‫ مدالحبل‬،‫ مدالحبل‬،‫مدالحبل‬

Fi’il madhi tsulasi mazid khumasi yang ikut wazan ‫ افتعل‬dan ‫ انفعل‬yang terdiri dari

fi’il mu’tal ‘ain )‫ (معتل العين‬itu jika di mabnikan majhul tiga macam: dlomah, kasorh

dan isymam seperti fa’ fiilnya fiil tsulasi mu’tal ‘ain yang dimabnikan majhul.

Contoh:
Download versi doc nya : https://userscloud.com/vntqnspp0s8i

a. yang ikut wazan ‫ افتعل‬: ‫احتور‬

b. yang ikut wazan ‫ انفعل‬:‫انقيد‬

I. Lafadz – lafadz yang bisa dijadikan naibul fa’il

Lafaldz – lafadz yang bisa dijadikan naibul fail itu ada empat yaitu:

1) Maf’ul bih contoh:

2) ‫قرئ القران‬Asalnya ‫قرأ محمد القران‬

3) Masdar contoh:

✓ ‫فرح زيد فرحا شديد‬Asalnya ‫فرح فرح شديد‬

4) Jer majrur contoh:

✓ ‫جلس على الكرسى‬Asalnya ‫جلس حالد على الكرسى‬

5) Dhorof contoh:

✓ ‫صيم رمضان‬Asalnya ‫[ صام المسلمون رمضان‬6]

Dhorof, masdar, jer majrur itu tidak bisa dijadikan naibul fa’il (sekalipun sudah

memenuhi syarat) jika dalam susunan atau kalimat itu ada maf’ul bih (jadi yang

berhak atau harus dijadikan naibul fa’il adalah maful bih) akan tetapi kadang –

kadang ada juga yang dijadikan naibul fail (padahal dalam kalimat tersebut

terdapat maf’ul bih)


Download versi doc nya : https://userscloud.com/vntqnspp0s8i

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari meteri fa‟il dan na‟ibul fa‟il yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpul

kan bahwa :

Fa‟il merupakan subjek atau pelaku dari fi‟il (pekerjaan). Sedangkan

na‟ibul fa‟il merupakan pengganti fa‟il yang dibuang.

Ditinjau dari segi hukum, baik fa‟il maupun na‟ibul fa‟il adalah sama-sama

menyandang hukum rofa‟. Karena keduanya merupakan bagian dari

marfu‟atil asma‟. Lebih spesifiknya, bahwa hukum fa‟il (rofa‟) diambil alih

oleh na‟ibul fa‟il yang menggantikan posisinya.

Ketentuan susunan na‟ibul fa‟il sama halnya dengan ketentuan fa‟il karena

sama-sama ada dalam konteks jumlah fi‟liyah. Perbedaan antara keduanya

adalah terletak pada fi‟ilnya. Fa‟il berada setelah fi‟il mabni fa‟il (ma‟lum),

sedangkan na‟ibul fa‟il berada setelah fi‟il mabni maf‟ul (majhul).

Fa‟il terbagi menjadi : fa‟il isim dhohir dan fa‟il isim dhomir. Begitu juga

na‟ibul fa‟il.

Selain dari maf‟ul, na‟ibul fa‟il juga bisa terbentuk dari : dhorof, masdar,

dan jar majrur. Namun jika dalam suatu kalimat masih terdapat maf‟ul, maka

yang lebih utama membuat na‟ibul fa‟il dari maf‟ul tersebut sekalipun

terdapat yang tiga tadi.


Download versi doc nya : https://userscloud.com/vntqnspp0s8i

B. Saran

Inilah yang dapat kami sampaikan tentang materi fa‟il dan na‟ibul fa‟il, kami

mengharapkan semuanya dapat dipahami dengan baik. Dan tetntunya kami

memohon kepada allah S.W.T. agar dimudahkan untuk mempelajari ilmu nahwu,

sehingga kita semua lebih mudah mempelajari ilmu agama.

Saran kami, jangan patah semangat dalam tholab al-ilmi, termasuk dalam mengkaji

ilmu nahwu. Sebab dalam setiap kesukaran pasti terdapat jalan utuk mengatasinya.

Selalu optimis dan semangat!.


Download versi doc nya : https://userscloud.com/vntqnspp0s8i

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Moch. Ilmu Nahwu. Bandung: Sinar Baru Algesindo. 2009.

Ma’arif, Syamsul. Nahwu Kilat, Perpaduan Antara Teori dan Praktek

Ringkas dan jelas. Bandung: Nuansa Aulia. 2008.

Sholeh, M. Mafthuhin, 1986. Terjemah Alfiyah Ibnu Malik juz 2, Surabaya: Putra Jaya

Sholeh, M. Mafthuhin, 1986. Terjemah Alfiyah Ibnu Malik juz 2 soal jawab, Surabaya: Putra Jaya

Kasurif Leo, 2008, Nahwu ibnu kasurif.

[1] Moch Anwar. Ilmu Nahwu. Bandung: Sinar Baru Algesindo. 2009.

[2] Syamsul Ma’arif. Nahwu Kilat, Perpaduan Antara Teori dan Praktek Ringkas dan jelas.

Bandung: Nuansa Aulia. 2008.

Anda mungkin juga menyukai