Anda di halaman 1dari 6

BAB IV SALINITAS

4.1 PENDAHULUAN

Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-
partikel tak terlarut. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti:
densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana densitas menjadi maksimum)
beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (viskositas, daya serap cahaya)
tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah
garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis
(Ruwaida, 2000).

Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat
(8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari
bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama garam-garaman di
laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal
(hydrothermal vents) di laut dalam (Kasmaji, 2001).

Menurut teori, zat-zat garam tersebut berasal dari dalam dasar laut melalui proses outgassing,
yakni rembesan dari kulit bumi di dasar laut yang berbentuk gas ke permukaan dasar laut.
Bersama gas-gas ini, terlarut pula hasil kikisan kerak bumi dan bersama-sama garam-garam ini
merembes pula air, semua dalam perbandingan yang tetap sehingga terbentuk garam di laut.
Kadar garam ini tetap tidak berubah sepanjang masa. Artinya kita tidak menjumpai bahwa air
laut makin lama makin asin (Agus Setiawan, 2010).

Secara ideal, salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman dalam gram pada setiap
kilogram air laut. Secara praktis, adalah susah untuk mengukur salinitas di laut, oleh karena itu
penentuan harga salinitas dilakukan dengan meninjau komponen yang terpenting saja yaitu
klorida (Cl). Kandungan klorida ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah dalam gram ion
klorida pada satu kilogram air laut jika semua halogen digantikan oleh klorida. Penetapan ini
mencerminkan proses kimiawi titrasi untuk menentukan kandungan klorida (Anton, 2010).

Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil
sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air
ini, secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau
atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine
(Winardhi, 1999).

Air laut secara alami merupakan air saline dengan kandungan garam sekitar 3,5%. Beberapa
danau garam di daratan dan beberapa lautan memiliki kadar garam lebih tinggi dari air laut
umumnya. Sebagai contoh, Laut Mati memiliki kadar garam sekitar 30% (Safrizal, 1996).
Salinitas suatu kawasan menentukan dominansi makhluk hidup pada daerah tersebut. Suatu
kawasan dengan salinitas tertentu didominasi oleh suatu spesies tertentu terkait dengan tingkat
toleransi spesies tersebut terhadap salinitas yang ada. Tumbuhan merupakan salah satu makhluk
hidup tingkat tinggi

Salintas merupakan jumlah berat semua garam (dalam garam) yang terlarut dalam satu liter air.
Biasanya dinyatakan dengan satuan ppt. Di perairan pantai bokori yang kami teliti terdapat
pengaruh sampah pada sekitar perairan pantai sehinga salinitas bisa turun rendah. Salinitas
/keasinan adalah tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut dalam air. Namun besar
kecilnya salintas di pengaruhi oleh beberapa factor sebagai berikut:

a. Pola siklus air yang berbeda


b. Besar kecilnya penguapan
c. Jumlah curah hujnya sedang
d. Perairan pantai yang tergenanggi berbagai sampah

Pengaruh fluktuasi permukaan umumnya kecil untuk perairan di bawah 100 meter. Dimana
salinitas air di antara 34,5 ppt dan 35 ppt di semua lintang. Zona dimana salinitas berkurang
terhadap kedalan di temukan pada lintang rendah dan menengah , yaiu antara lapisan permukaan
campuran dan bgian atas lapisan dalam dimana salinitas konstan .

Menurut klasifikasi tinggi rendahnya salinitas, maka salinitas terbagi menjadi tiga bagian yaitu
air tawar, air payau dan air laut

Tabel 4.1 Klasifikasi air berdasarkan salinitas

Sebutan istilah Salinitas ppt


Air tawar Fresh water <0,5
oligohaline 0,5-3.0
Air payau Mesohaline 3.0-16.0
Air laut marine Marine 30.0-40.0

Tinggi rendahnya salinitas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu, penguapan, curah
hujan, banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, konsentrasi zat terlarut dan
pelarut. Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan maka semakin tinggi pula daya serap garam
tersebut untuk menyerap air. Salinitas juga berpengaruh terhadap tekanan osmotik air. Semakin
tinggi salinitas disuatu perairan, maka semakin besar pula tekanan osmotiknya. Biota yang hidup
di perairan yang asin, harus mampu menyesuaikan dirinya terhadap tekanan osmotik dari
lingkungannya.
4.2 TUJUAN

a. Untuk mengetahui alat yang digunakan dalam pengukuran salinitas

b. Agar mampu mengoperasikan alat yang digunakan untuk mengukur salinitas

c. Untuk mengetahui dan menganalisa hasil dari pengukuran salinitas.

4.3 ALAT DAN BAHAN

Alat yang dibutuhkan saat pengukuran salinitas perairan adalah salinometer, air sampel, tissue,
dan aquadest.

a. Salinometer

Penjelasan : Salinometer merupakan alat yang di gunakan


untuk mengukur tingkat keasinan atau kadar garam suatu
larutan.

Gambar 4.1

b. Air sampel

Penjalasan: Air sampel funsinya sebagai media atau bahan


untuk di jadikan landasan penelitian .

Gambar 4.2
c. Tissue

Penjelasan: Tissue fungsinya sebagai bahan untuk


membersihkan alat yang akan di gunakan saat penelitian.

Gambar 4.3

d. aqua dest
Penjelasan: Fungsinya sebagai media untuk pengambilan air
sampel .

Gambar 4.4

e. salt meter
Penjelasan: Saltmeter(alat digital), alat pengukur kadar
garam adalah sebuah alat eloktronik yang berfungsi untuk
mengukur kadar garam dalam sebuah larutan.

Gambar 4.5
4.4 PROSEDUR KERJA

Prosedur Kerja :

a. mempersiapkan botol mineral sebanyak 4 botol


b. menyiapkan alat yang di sebut saltmeter(alat digital) untuk mengukur kadar
keasinan air laut
c. menentukan masing masing botol dengan mengisikan air laut yang kemudian
di bagi bagi sesuai prosedurnya ,botol pertama berisi air tawar, botol kedua
berisi air laut yang berada dipingir laut, botol ketiga berisi air laut yang
tergenangi sampah dengan kedalaman 1 m,botol keempat berisikan air laut
dengan kedalaman 2 m.
d. kemudian masing masing botol tersebut akan di uji umtuk menentukan tingkat
keasinan dan kadar garam yang terlarut dalam air
e. menentukan kalibrasi:
Table 4.2

Kalibrasi sampel: Pengambian sampel: Angka yang di


hasilkan:
Kalibrasi 1 Air Tawar =0

Kalibrasi 2 Pingir Pantai =1

Kalibrasi 3 Kedalaman 1 m =1/2


Dengan tumpukan
sampah
Kalibrasi 4 Kedalaman 2 m =1

Alasan Menggapa pada bagian menentukan kalibirasi pada masing masing botol angka yang di
hasilkan dari botol kedua sampai botol keempat itu sama dan reaksi yang di tujukan hanya
perbedaan satu angka di karenakan curah hujan yang sifatnya homogen dan siklus air yang tidak
memungkinkan untuk mencapai kedalaman pada 4-5 meter , sehingga proses pengambilan yang
berdekatan memungkinkan tidak mengalami reaksi sama sekali atau bahkan reaksi yang di
tujukan hanya sedikt berbeda.
4.5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil pembahasan penelitian yang kami lakukan ,kami menemukan bahwa untuk
mengukur tingkat keasinan pada air laut ternyata kita harus memperhatikan langkah langkah
prosedurnya sebelum melakukan penelitian. seperti hasil yang kami dapatkan ternyata curah
hujan yang sifatnya homogen serta siklus dan kondisi yang tidak memungkinkan dan terlebih
lagi jarak unuk pengambilan sampel yang berdekatan memberikan hasil yang tidak memuaskan .
artinya apa? Karna jarak menentukan hasil keasinan air laut , semakin jauh perbedaan
jarakkedalaman pengambilan sampel semakin besar pula raksi yang di hasilkan, mungkin
logikanya begitu!

4.6 KESIMPULAN

Salinitas merupakan zat zat yang terlarut dalam air seperti Na dan CI. Ada beberapa metode
yang digunakan pada pengukuran salinitas yang perlu di ketahui yaitu salinitas metodetitrasi
klor, metode refraktormeter, dan metode induktif salinometer yang kita gunakan dalam
penelitian tersebut. Salinitas juga di pengaruhi oleh penguapan , curah hujan, dan aliran air
tawar.

DAFTAR PUSTAKA

Aninisa. 2008.blogspot.com/salinitas.di akses tanggal 2 oktober 20011 pukul 20: 00

Anton. 2003. Salinitas Ai Laut. http:/sediapayung.wordpress.com/ta/salinitas/di akses pada 29


september 20011 pukul 19:56 wib .

Anda mungkin juga menyukai