Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA DENGAN GANGGUAN PERAN KELUARGA PADA


PERAWATAN PASIEN DM
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Keluarga
Dosen pengampu : Nina Pamela Sari, M. Kep

Oleh :

Lisma Septiani (NIM C1814201024)


Hana Hemalina Sutarya (NIM C1814201025)
Rahmah Nur Janah (NIM C1814201026)
Hendi Permana (NIM C1814201027)
Afta Muhamad Zulfikar (NIM C1814201054)
Ahmad Sidiq (NIM C1814201059)
Rundy Budiana (NIM C1814201061)
Intan Karmila (NIM C1814201064)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan (ASKEP) Keluarga, mengenai Keperawatn Keluarga Dengan
Gangguan Peran Keluarga Pada Perawatan Pasien DM. Asuhan Keperawatan ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas dari mata kuliah Keperawatan Keluarga Jurusan S1 Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Tasikmalaya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nina Pamela Sari, M.
Kep selaku pembimbing dan semua pihak yang telah membantu sehingga Asuhan Keperawatan ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Asuhan Keperawatan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan Asuhan Keperawatan ini. Semoga Asuhan Keperawatan ini dapat
memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua..

Akhir kata penulis mengucapakan terima kasih.

Tasikmalaya, 21 Maret 2021

Penulis
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan
kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.Diabetes melitus merupakan peyakit
kronis yang berkaitan dengan defisiensi atau resistansi insulin relatif atau absolut dan
ditandai dengan ganguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.
Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetic dan klinis
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.Diabetes
melitus adalah penyakit gangguan metabolik terutama metabolisme karbohidrat yang
disebabkan berkurangnya atau ketiadaan hormon insulin dari sel benta prankeas, atau akibat
gangguan fungsi insulin, atau keduanya.
Berdasarkan tren statistik selama 10 tahun terakhir IDF memprediksi bahwa Indonesia akan
berada pada peringkat ke enam dengan jumlah penderita mencapai 12 juta jiwa pada tahun
2030 (IDF, 2011)

B. PENGERTIAN

Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetic dan klinis
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. ( Price
and Wilson, 2000 )Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi( Smeltzer and
Bare,2000)
Diabetes melitus merupakan peyakit kronis yang berkaitan denan defisiensi atau
resistansi insulin relatif atau absolut dan ditandai dengan ganguan metabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak. (Paramita, 2011)

C. ETIOLOGI
Etiologi secara umum tergantung dari tipe Diabetes, yaitu :

1. Diabetes Tipe I (  Insulin Dependent Diabetes Melitus / IDDM ) Diabet

2. yang tergantung insulin yang ditanda oleh


 penghancuran sel-sel beta pancreas disebabkan oleh :

a. Faktor genetic
Penderita DM tidak mewarisi DM tipe 1 itu sendiri tapi mewarisi suatu
predisposisi / kecenderungan genetic ke arah terjadinya DM tipe 1.

b. Fakto Imunologi
Respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap seolah-
olah sebagai jaringan asing.

c. . Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan
destruksi sel beta.

3. Diabetes Tipe II ( Non Insulin Dependent Diabetes Melitus / NIDDM


)

Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan


sekresi insulin pada diabetes tipe II belum diketahui .
Faktor genetic diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin .
Selain itu terdapat faktor-faktor resiko tertentu yang berhubungan yaitu
a. Usia
b.Obesitas
c.Riwayat keluarga
d.Kelompok etnik

D. KLASIFIKASI
Klasifikasi DM dan gangguan toleransi glukosa adalah sebagai berikut :

Diabetes mellitus

a. DM tipe 1 (tergantung insulin)

 b. DM tipe 2 (tidak tergantung insulin)

- Gemuk

- Tidak gemuk

c.DM tipe lain yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu

- Penyakit pancreas
- Hormonal
- Obat atau bahan kimia
- Kelainan reseptor

E. PATHOFISIOLOGI DAN PATHWAYS


Dalam keadaan normal, jika terdapat insulin, asupan glukosa / produksi glukosa yang
melebihi kebutuhan kalori akan di simpan sebagai glikogen dalam sel-sel hati dan sel-sel
otot. Proses glikogenesis ini mencegah hiperglikemia ( kadar glukosa darah > 110 mg /
dl ). Jika terdapat defisit insulin, empat perubahan metabolic terjadi menimbulkan
hiperglikemi.
Empat perubahan itu adalah :

1. Transport glukosa yang melintasi membran sel berkurang

2. Glikogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam darah


3. Glikolisis meningkat sehingga dadangan glikogen berkurang dan glukosa
hati dicurahkan ke dalam darah secara terus menerus melebihi kebutuhan.
4. Glukoneogenesis meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hati yang
tercurah ke dalam darah dari pemecahan asam amino dan lemak.

Pada DM tipe 1 terdapat ketidak mampuan menghasikan insulin karena sel-


sel beta telah dihancurkan oleh proses autoimun. Akibat produksi glukosa
tidak terukur oleh hati, maka terjadi hiperglikemia. Jika konsentrasi
klokosa dalam darah tinggi, ginjal tidak dapat menyerap semua glukosa,
akibatnya glukosa muncul dalam urine (glukosuria). Ketika glukosa
berlebihan diekskresikan dalam urine disertai

 pengeluaran cairan dan elektrolit (diuresis osmotik). Akibat kehilangan cairan


berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan berkemih (poli uri) dan rasa haus
(polidipsi). Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak
yang menyebabkan penurunan berat
 badan . pasien juga mengalami peningkatan selera makan (polifagi) akibat
penurunan simpanan kalori.gejala lainnya mencakup kelelahan dan kelemahan
Pada DM tipe 2 terdapat 2 masalah utama yang berhubungan dengan insulin yaitu
resistensi insulin dan ganguan sekresi insulin. Resistensi insulin ini disertai dengan
penurunan reaksi intra sel sehingga insulin menjadi tidak efektif untuk
menstimulasi pengambilan glukosa oleh
jaringan. Pada gangguan sekresi insulin berlebihan, kadar glukosa akan
dipertahankan pada tingkat normal atau sedikit meningkat. Namun jika sel beta
tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan insulin maka kadar glukosa
darah meningkat. Akibat intoleransi glukosa yang
 berlangsung lambat dan progresif maka awitan DM tipe 2 dapat berjalan tanpa
terdeteksi. Gejala yang dialami sering bersifat ringan seperti kelelahan, iritabilitas,
poliuri, polidipsi, luka pada kulit yang lama sembuh, infeksi vagina atau
pandangan yang kabur ( jika kadar glukosanya sangat tinggi )
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN GANGGUAN


PERAN KELUARGA PADA PERAWATAN PASIEN DM

A. Identitas kepala keluarga


1. Identitas
a. Nama kepala Keluarga (KK) : Tn. A
b. Umur (KK) : 8 tahun
c. Pekerjaan kepala Keluarga (KK) : Wiraswasta
d. Pendidikan kepala Keluarga (KK) : SMA
e. Alamat : kp. Gobras rt16 rw04 kec tamansari kota
tasikmalaya
f.
2. Komposisi anggota keluarga

Nama Umur Sex Hub Pendidika Pekerjaan Keterangan


dengan n
kk
Tn. A 28thn Laki-laki Suami SMA Wiraswasta
Ny. N 27thn Perempua Istri SMA Ibu rumah
n tangga
An. A 5tahun Perempua Anak
n

B. Tipe Keluarga

Keluarga inti (nucear family) adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan
anak-anak.
4. Suku bangsa :
Warga Negara Indonesia (WNI)
Bahasa Indonesia dan Sunda

5. Agama : Islam
C.. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga

Tahapan perkembangan keluarga saat ini :


a. Family With Preschoolers / Keluarga dengan Anak Pra-Sekolah
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
a. Keluarga dengan anak sekolah (families with children)
b. Keluarga dengan anak remaja (families with teenagers)
c. Keluarga dengan anak dewasa (launching center families)
Riwayat keluarga inti:
Terdiri dari 2 tahap yaitu Tahap I dan Tahap III
a. Tahap I : keluarga pemula perkawinan dari sepasang insan menandai
bermulanya sebuah keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal
atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
b. Tahap III : keluarga dengan anak usian pra sekolah dimulai ketika
anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir ketika anak
berusia lima tahun.
c. Pada saat diruang keluarga Ny. N mengeluh luka akibat terjatuh tidak
sembuh-sembuh.

Riwayat keluarga sebelum nya :

Biasanya keluarga dari pasiem bapak atau ibunya menderita penyakit yang
sama

D. Lingkungan

1. Karakteristik rumah
a. Ukuran rumah (luas rumah)
Rumah keluarga Tn. A berukuran 5x6meter.
b. Kondisi dalam dan luar rumah
Kondisi daalam rumah tersuaun rapih dan luar banyak pot tanaman.
c. Kebersihan rumah
Kondisi luar dan dalam rumah bersih dan rapih.
d. Ventilasi rumah
Keluarga mengatakan memiliki jendela diruang tamu, kamar mandi
mempunyai penerangan.
e. Saluran pembuangan air limbah (SPAL)
Ny. N mengatakan membuang limbah ke spiteng.
f. Air bersih
Sumber air dari PAM digunakan untuk minum, mandi. Karakteristik air
bersih, tidak berbau, tidak berasa.
g. Pengelolaan sampah
Ny. N mengatakan membuang sampah ke temapt yg audah diaediakan
h. Kepemilikan rumah
Rumah milik sendiri dan tidak ngontrak
i. Kamar mandi/wc
Mempunyai kamar mandi, dipakai juga untuk mencuci oiring dan pakaian.
j. Denah rumah

3. Karakteriktik tetangga dan komunitas tempat tinggal


Ny. N mengaatakan mayoritas tetangganya orang asli tasik dan berasal dari suku
sunda. Ny. N mengatakan ditempatnya sering diadakan pengajian rutin 2 kali
dalam seminggu.
4. Mobilitas geografis keluarga
Ny. N mengatakan sudah tinggal dirumahnya yang sekarang selamaa 7 tahun.
5. Perkumpulan keluarga dan iteraksi dengan masyarakat
Ny. N mengatakan jarang mengikuti pengajian yang diadakan didekat
rumahnya.
6. System pendukung keluarga
Ny. N mengatakan keluarganya mempunyai kartu bpjs

No Jenis Pemeriksaan Bapak A Ibu N An. A

1 Tanda – tanda vital Kesadaran Composmentis Kesadaran Composmentis Kesadaran Composmentis

TD : 120/80 mmHg. TD : 110/80 mmHg. TD : 110/80

Nadi : 80 x/menit. Nadi : 76 x/menit. Nadi : 80x/mnit

RR: 22 x/menit. RR : 22 x/menit. RR : 20x/mnit

Suhu : 360 C. Suhu 36,5 0 C. Suhu : 36,40 C

2 Kepala Kulit kepala tidak ada lesi Kulit kepala tidak ada lesi Kulit kepala tidak ada lesi
dan tidak ada benjolan. dan tidak ada benjolan. dan tidak ada benjolan.
Mata tidak anemis, telinga Mata tidak anemis, telinga Mata tidak anemis, telinga
tidak ada serumen, fungsi tidak ada serumen, fungsi tidak ada serumen, fungsi
pendengaran baik, hidung pendengaran baik, hidung pendengaran baik, hidung
tidak ada sekret, fungsi tidak ada sekret, fungsi tidak ada sekret, fungsi
penciuman baik, gigi penciuman baik, gigi penciuman baik, gigi
tampak kuning, mukosa tampak sedikit bersih, tampak bersih, mukosa
bibir lembab. mukosa bibir lembab bibir lembab

3 Thorax dan fungsi Dada simetris, frekuensi Dada simetris, frekuensi Dada simetris, bunyi dada
pernapasan napas 22x/menit, bunyi napas 22x/menit, bunyi vesikuler.
dada vesikuler. dada vesikuler.

4 Kulit Kulit teraba hangat, turgor Kulit teraba hangat, turgor Kulit teraba hangat, turgor
kulit elastic kulit elastis kulit
5 Ekstremitas atas Ekstremitas atas dan Ekstremitas atas dan Ekstremitas atas dan
dan bawah bawah tampak normal, bawah tampak normal, bawah tampak normal,
tidak ada edema, fungsi tidak ada edema, fungsi tidak ada edema, fungsi
pergerakan baik pergerakan baik pergerakan baik

Pemeriksaan fisik
Struktur Keluarga

1. Pola komunikasi keluarga


Ny. N mengatakan keluarga biasa berkomunikasi menggunakan bahasa
indonesia, jika ada masalah di dalam keluarga maka anggota keluarga berdiskusi
dan bermusyawarah untuk mencari pemecahannya.
2. Struktur kekuatan keluarga
Ny. N mengatakan bahwa yang mengambil keputusan dalam segala hal
adalah Tn. A , Tn. A ini jarang menyelesaikan masalah sebelumnya bersama Ny.
N.
3. Struktur peran
 Tn. A    : Sebagai kepala keluarga yaitu dalam mengambil
keputusan keluarga dan sebagai bapak dari kedua anaknya, membantu
mencari nafkah untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
 Ny. N : Sebagai ibu, mengatur dan mengurus rumah tangga dan
keuangan serta mengurus anak
 Anak A      :  Sebagai anak pertama adalah sebagai seorang pelajar.
4. Nilai norma budaya
Keluarga Tn. A dalam menghadapi maslaah kesehatan selain membawa ke
dokter, keluarga juga suka membawa nya ke Rumas Sakit terdekat. Dan
keluarga memegang teguh nilai – nilai agama Islam, keluarga juga ditekankan
untuk menjaga silaturahmi dengan saudara saudara dan tetangga setempat.

Fungsi Keluarga

1. Fungsi afektif
Ny. N selalu memberikan kasih sayang pada semua anaknya dan tidak
membeda-bedakan. Diantara anggota keluarga satu sama lainnya saling
menyayangi. Hubungan keluarga terlihat harmonis dan ikatan kekeluargaan
sangat erat.
2. Fungsi sosial
Seluruh anggota keluarga Tn. A dapat bersosialisasi dikeluarga dengan
akrab, juga sosialisasi dengan tetangga maupun dengan masyarakat yang ada di
wilayah tempat tinggal Tn. A.
3. Fungsi perawatan kesehatana. Mengenal Masalah Kesehatan
Ny. N mengatakan tidak mengetahui banyak tentang penyakit yang
dialaminya. Ny. N hanya mengetahui bahwa Diabetes Mellitus adalah sakit yang
tidak parah.
a. Mengambil Keputusan Untuk Mengatasi Masalah Kesehatan  Bila
ada masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga, anggota keluarga
yang lain mencoba mengobati dengan membeli obat di apotek, bila di
rasakan tidak mengalami perubahan keluarga segera membawa anggota
keluarga yang sakit ke dokter praktik yang ada di daerahnya atau
dibawa ke rumah sakit.
b. Kemampuan  Keluarga Merawat Anggota Keluarga Dengan Diabetes
mellitus  Keluarga mengatakan tidak mengetahui bagaimana cara
merawat Ny. N dengan Diabetes mellitus , selama ini hanya
memberikan perhatian dan dukungan saja serta berdo’a untuk
kesembuhan Ny. N.
c. Kemampuan keluarga Memodifikasi Lingkungan  Keluarga mampu
membuat suasana menjadi tenang, lingkungan rumah tertata rapi sesuai
tempatnya sehingga menurunkan resiko cedera dan kondisi rumah yang
cukup bersih.
d. Kemampuan Keluarga Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan  Ny. N
jarang memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
4. Fungsi Reproduksi
Ny. N mengatakan masih mnggunakan KB. KB yang digunakkan yaitu KB
pil. NY. N sudah menggunakan KB Pil selama 3 tahun, sebelumnya NY. N
menggunakan KB suntik namun karena tidak cocok akhirnya Ny. N memilih
menggunakan KB Pil. Ny. N mempunyai satu anak.
5. Fungsi Ekonomi
NY. N mengatakan dalam keluarga sumber penghasilan berasal dari Tn. A
sebagai kepala keluarga yang berkewajiban mencari nafkah.

Stress dan koping keluarga

1. Stressor jangka pendek


Ny. N mengatakan bila terasa sakit NY. N segera meminum obat yang dibeli di
apotek.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalahIbu W mengatakan khawatir
kepada anaknya yang bungsu karena anaknya baru berumur 16 bulan takut
rentang dengan penyakit.
3. Strategi koping yang digunakan
Ny. N mengatakan hanya berpasrah diri kepada Allah SWT, berdoa agar cepat
disembuhkan dari penyakit yang dideritanyusaha menjaga kesehatan
4. Strategi adaptasi disfungsional
Bila mendapatkan masalah keluarga Tn . A tidak ada angtgota keluarga yang
mempunyai kebiasaan marah-marah, mengamuk, dan sebagainya dalam
menghadapi masalah selalu menyelesaikan dengan musyawarah segera agar
masalah tidak bertumpuk.
Harapan Keluarga

Ny. N berharap bisa meningkatkan derajat hidup keluarganya dan derajat kesehatannya
sehingga dapat hidup bahagia.
BAB III
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Perencanaan
No. Diagnosa keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Manajemen Kesehatan Tujuan utama : 1. Manajemen Dukungan Koping 1. Untuk
Keluarga tidak efektif b.d  Manajemen kesehatan Keluarga mengetahui
kompleksitas perawatan kesehatan keluarga Tujuan  Memfasilitasi respons
keluarga teratasi peningkatan nilai – nilai emosional
Tujuan tambahan : 2. Ketahanan minat dan tujuan dalam terhadap kondisi
 Ketahanan keluarga keluarga. saat ini.
keluarga meningkat Observasi 2. Untuk
 Perilaku 3. Perilaku  Identifikasi mengetahui
Kesehatan kesehatan respon beban prognosis
 Status keluarga emosional secara
kesehatan membaik terhadap kondisi psikologis.
keluarga 4. Status saat ini 3. Untuk
 Tingkat kesehatan  Identifikasi mengetahui
pengetahuan keluarga beban prognosis pemahaman
teratasi dengan secara tentang
baik psikologis keputusan
5. Tingkat  Identifikasi perawatan
pengetahuan pemahaman setelah pulang.
keluarga yang tentang 4. Untuk
bertambah keputusan mengetahui
perawatan kesesuaian
setelah pulang antara harapan
 Identifikasi pasien, keluarga,
kesesuaian dan tenaga
antara harapan kesehatan.
pasien, keluarga, 5. Dengarkan
dan tenaga masalah,
kesehatan perasaan dan
Terapeutik pertanyaan
 Dengarkan keluarga
masalah, 6. Terima nilai –
perasaan , dan nilai keluarga
pertanyaan dengan cara
keluarga yang tidak
 Terima nilai – menghakimi
nilai keluarga 7. Diskusikan
dengan cara rencana medis
tidak dan perawatan
menghakimi 8. Fasilitasi
 Diskusikan pengungkapan
rencana medis perasaan antara
dan perawatan pasien dan
 Fasilitasi keluarga atau
pengungkapan antar anggota
perasaan antara keluarga
pasein dan 9. Fasilitasi
keluarga atau pengambilan
antar keluarga keputusan dalam
 Fasilitasi merencanakan
pengambilan perawatan
keputusan dalam jangka panjang,
merencanakan jika perlu
perawatan 10. Fasilitasi
jangka panjang, anggota
jika perlu keluarga dalam
 Fasilitasi mengidentifikasi
anggota dan
keluarga dalam menyelesaikan
mengidentifikasi konflik nilai
dan 11. Fasilitasi
menyelesaikan pemenuhan
konflik nilai kebutuhan dasar
 Fasilitasi keluarga (mis.
pemenuhan tempat tinggal,
kebutuhan dasar makanan,
keluarga (mis. pakaian)
tempat tinggal, 12. Fasilitasi
makanan, anggota
pakaian) keluarga melalui
 Fasilitasi proses kematian
anggota dan berduka,
keluarga melalui jika perlu
proses kematian 13. Fasilitasi
dan berduka, memperoleh
jika perlu pengetahuan
 Fasilitasi keterampilan
memperoleh dan peralatan
pengetahuan yang diperlukan
keterampilan untuk
dan peralatan mempertahanka
yang diperlukan n keputusan
untuk perawatan
mempertahanka pasien
n keputusan 14. Bersikap sebagai
perawatan pengganti
pasien keluarga untuk
 Bersikap sebagai menenangkan
pengganti pasien atau jika
keluarga untuk keluarga tidak
menenangkan dapat
pasien atau jika memberikan
keluarga tidak perawatan
dapat 15. Hargai dan
memberikan dukung
perawatan mekanisme
 Hargai dan koping adaptif
dukung yang digunakan
mekanisme 16. Berikan
koping adaptif kesempatan
yang digunakan berkunjung bagi
 Berikan anggota
kesempatan keluarga
berkunjung bagi 17. Informasikan
anggota kemajuan pasien
keluarga secara berkala
Edukasi 18. Informasikan
 Informasikan fasilitas
kemajuan pasien perawatan
secara berkala kesehatan yang
 Informasikan tersedia
fasilitas 19. Rujuk untuk
perawatan terapi keluarga,
kesehatan yang jika perlu.
tersedia
Kolaborasi
 Rujuk untuk
terapi keluarga,
jika perlu.
ANALISIS PICO JURNAL

P I C O
Judul Artikel Yang di Problem, Intervention, Prognostic Comparison atau Output, hasil penelitian
Review population, Factor, Exposure intervention
patients

PENINGKATAN Populasi pada Penelitian ini merupakan Pada jurnal ini terdapat Hasil menunjukkan bahwa
KEMAMPUAN penelitian ini penelitian kuantitatif perbandingan antara Supportive Group Therapy
KELUARGA DALAM adalah dengan desain penelitian kelompok pre test dan post memberikan pengaruh
MERAWAT KLIEN semua keluarga yang digunakan adalah test yang dibuktikan dengan terhadap peningkatan
DIABETES yang mempunyai quasi eksperimen dengan hasil Rata-rata kemampuan kemampuan keluarga dalam
MELLITUS anggota rancangan pre test – post keluarga sesudah terapi merawat anggota keluarga
MELALUI keluarga dengan test control supportive group (post test) dengan diabetes melitus
SUPPORTIVE diagnosis medis group. Tehnik pada kelompok intervensi dengan nilai p = 0,008.
GROUP THERAPHY DM Tipe II. pengambilan sampel sebesar 16,29 lebih besar Supportive Group Therapy
Jumlah responden dengan cara consecutive dibandingkan dengan berpengaruh terhadap
yang terlibat dalam sampling. Alat kelompok kontrol yaitu peningkatan kemampuan
penelitian ini ada pengumpulan data 8,71. Hasil uji statistik juga keluarga dalam
24 sampel. pada penelitian ini adalah menunjukkan adanya merawat anggota keluarga
kuesioner Family perbedaan kemampuan dengan diabetes melitus.
Assessment Device keluarga pasien DM
(FAD).. antara kelompok intervensi
dan kelompok
kontrol sesudah
mendapatkan terapi
supportive
group dengan (p value <
0,05).

PENGARUH TERAPI Subyek penelitian Penelitian ini Penelitian pada jurnal ini Hasil uji t dependen
KELUARGA ini adalah 2 menggunakan metode terdapat perbandingan antara menunjukkan perbedaan
TERHADAP keluarga yang intervensi semu (quasi kelompok yang sudah signifikan. Terapi edukasi
DUKUNGAN memenuhi kriteria experiment) dengan diberikan intervensi dan keluarga dapat
KELUARGA DALAM inklusi. rancangan pre-post test yang belum diberikan meningkatkan dukungan
MERAWAT KLIEN with control group intervensi yang dibuktikan keluarga dalam merawat
DENGAN MASALAH design untuk mengetahui dengan anggota keluarganya yang
DIABETES pengaruh terapi keluarga hasil uji t independent menderita DM tipe 2 di
MILLITUS terhadap dukungan terhadap variabel beda nilai desa Serut (p = 0,001).
(EFFECT OF FAMILY keluarga dalam merawat dukungan keluarga pada
THERAPY ON klien dengan masalah kelompok
FAMILY SUPPORT IN penyakit DM. Teknik perlakuan dan kelompok
CARING FOR sampel yang digunakan kontrol yaitu p=0,001 (p <
CLIENTS adalah consecutive 0,05) bahwa terdapat
WITH DIABETES sampling Variabel terikat perbedaan signifikan nilai
MILLITUS) yang diukur dukungan keluarga antara
adalah perbedaan kelompok perlakuan dan
dukungan keluarga dalam kelompok kontrol.
merawat klien dengan
masalah DM
PENGARUH Populasi penelitian Penelitian ini Terdapat perbedaan bahwa Ada penurunan kadar gula
KELUARGA ini dilakukan pada menggunakan jenis denganmembandingkan nilai darah
SEBAGAI 20 sampel berbeda penelitian quasy kadar gula darah antara lansia DM tipe 2 pada
KELOMPOK yang dipilih dalam eksperiment dengan sebelum dan setelah kelompok perlakuan
PENDUKUNG pengambilan menggunakan penelitian intervensi pada masing- dibandingkan dengan
TERHADAP sampel sistematis desain pretestposttest with masing responden, serta nilai kelompok kontrol, sehingga
PENURUNAN dibagi menjadi control group. ratarata kadar gula darah ada pengaruh keluarga
KADAR GULA dua; 10 orang responden yang mengalami sebagai
DARAH LANSIA dalam kelompok penurunan sebanyak 24,6 kelompok pendukung
DM TIPE 2 kontrol dan 10 mg/dl, pada hasil penelitian terhadap penurunan kadar
orang dalam tidak gula darah lansia DM tipe 2.
kelompok didapatkan nilai sebelum dan
perlakuan. setelah intervensi yang sama.

Anda mungkin juga menyukai