Anda di halaman 1dari 3

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

M DENGAN HIDROSEFALUS POST PASANG


SHUNTING DI RUANG RAWAT INAP ANAK RSUD DR. ACHMAD MOCHTAR
BUKITTINGGI

DISUSUN OLEH :

TRISNA WIDYA SARI (P1813044)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES GRAHA EDUKASI MAKASSAR

2021
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Hydrocephalus telah dikenal sajak zaman Hipocrates, saat itu hydrocephalus dikenal
sebagai penyebab penyakit ayan. Di saat ini dengan teknologi yang semakin berkembang
maka mengakibatkan polusi didunia semakin meningkat pula yang pada akhirnya menjadi
factor penyebab suatu penyakit, yang mana kehamilan merupakan keadaan yang sangat
rentan terhadap penyakit yang dapat mempengaruhi janinnya, salah satunya adalah
Hydrocephalus. Saat ini secara umum insidennya dapat dilaporkan sebesar tiga kasus per
seribu kehamilan hidup menderita hydrocephalus. Dan hydrocephalus merupakan penyakit
yang sangat memerlukan pelayanan keperawatan yang khusus. Hydrocephalus itu sendiri
adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikel serebral, ruang subaracnoid, ruang
subdural (Suriadi dan Yuliani, 2010).
Hydrocephalus dapat terjadi pada semua umur tetapi paling banyak pada bayi yang
ditandai dengan membesarnya kepala melebihi ukuran normal. Meskipun banyak ditemukan
pada bayi dan anak, sebenarnya hydrosephalus juga biasa terjadi pada oaran dewasa,
hanya saja pada bayi gejala klinisnya tampak lebih jelas sehingga lebih mudah dideteksi
dan diagnosis. Hal ini dikarenakan pada bayi ubun-ubunnya masih terbuka, sehingga
adanya penumpukan cairan otak dapat dikompensasi dengan melebarnya tulang-tulang
tengkorak. Sedang pada orang dewasa tulang tengkorak tidak mampu lagi melebar.
Hidrosefalus adalah suatu penyakit dengan ciri-ciri pembesaran pada sefal atau kepala
yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal (CSS) dengan atau karena
tekanan intrakranial yang meningkat sehingga terjadi pelebaran ruang tempat mengalirnya
cairan serebrospinal (CSS) (Ngastiah). Bila masalah ini tidak segera ditanggulangi dapat
mengakibatkan kematian dan dapat menurunkan angka kelahiran di suatu wilayah atau
negara tertentu sehingga pertumbuhan populasi di suatu daerah menjadi kecil. Menurut
penelitian WHO untuk wilayah ASEAN jumlah penderita Hidrosefalus di beberapa negara
adalah sebagai berikut, di Singapura pada anak 0-9 th : 0,5%, Malaysia: anak 5-12 th 15%,
India: anak 2-4 th 4%, di Indonesia berdasarkan penelitian dari Fakultas Ilmu Kedokteran
Universitas Indonesia terdapat 3%. Berdasarkan pencatatan dan pelaporan yang diperoleh
dari catatan register dari ruangan perawatan IKA 1 RSPAD Gatot Soebroto dari bulan
oktober-desember tahun 2015 jumlah anak yang menderita dengan gangguan serebral
berjumlah 159 anak dan yang mengalami Hidrosefalus berjumlah 69 anak dengan
persentase 43,39%.
Dari data yang didapat di ruang rawat inap Anak RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
Dari awal bulan Januari sampai dengan bulan Juni Tahun 2018. angka kejadian kasus
Hidrosefalus sebanyak 7 orang anak terdiagnosa hidrosefalus angka tertimggi terletak pada
bulan maret sebanyak 2 anak.
Berdasarkan latar belakang itulah penulis tertarik untuk membuat Laporan Studi Kasus
dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Klien An.M Dengan Hidrosefalus post pasang
shunt Di Ruang Rawat Inap Anak RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2018”.
BAB II TINJAUAN TEORI

2. HIDROSEFALUS

Hidrosefalus merupakan penumpukan CSS yang secara aktif dan berlebihan pada satu
atau lebih ventrikel otak atau ruang subrachnoid yang dapat menyebakan dilatasi sistem
ventrikel otak dimana keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan
serebrospinal, disebabkan baik oleh produksi yang berlebihan maupun gangguan
absorpsi, dengan atau pernah disertai tekanan intracranial yang meninggi sehingga
terjadi pelebaran di ruangan – ruangan tempat aliran cairan serebrospinal.

3. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Anda mungkin juga menyukai