Anda di halaman 1dari 23

Perbaikan Kelompok I

Tkt/ jur : II-D/ Teologi

Mata Kuliah : PAK Anak & Remaja

Dosen : Dr. Setia Ulina Tarigan

TUJUAN PAK ANAK & REMAJA

I. PENDAHULUAN

Pendidikan Agama Kristen adalah usaha sadar dan terencana untuk meletakkan dasar
Yesus Kristus (2 Kor. 3:13) dalam pertumbuhan iman Kristen dengan cara mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual, yaitu melandaskan: pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dalam
masyarakat. Maka dalam pembahasan ini menjelaskan bagaimana sebenarnya Pendidikan
Agama Kristen bagi Anak dan Remaja.

II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian PAK

Istilah Pendidikan Agama Kristen berasal dari bahasa Inggris, “ Christian


Education” yang berarti pendidikan yang berporos pada pribadi Tuhan Yesus dan Alkitab
(Firman Allah) sebagai dasar dan sumber acuannya. 1 Arti Pendidikan Agama Kristen
sebenarnya ialah bahwa dengan menerima pendidikan itu, segala pelajar, muda dan tua,
memasuki persekutuan iman yang hidup dengan Tuhan sendiri, dan oleh dalam Dia mereka
terhisap pula pada persekutuan jemaat-Nya yang mengakui dan mempermuliakan nama-Nya
di segala waktu dan tempat.2 Pendidikan Agama Kristen adalah kegiatan politis bersama para
peziarah dalam waktu yang secara sengaja bersama mereka memberi perhatian pada kegiatan
Allah di masa kini, pada cerita komunitas Kristen dan visi kerajaan Allah, benih-benih yang
telah hadir diantara kita.3 Oleh karena Kristen adalah pengikut kristus, Pendidikan Agama
Kristen meletakkan dasar pengajarannya pada pengajaran dan tindakan Yesus Kristus.4

1
Paulus Lilik Kristianto, Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen, (Yogyakarta: Andi, 2006), 4
2
E. G. Homrighausen & I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK-GM, 2009), 26
3
Thomas H. Groome, Christian Religius Education-Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2010), 37
4
Harianto GP, PAK dalam Alkitab & Dunia Pendidikan Masa Kini, (Yogyakarta: Andi, 2012), 52

1
2.2. Tujuan PAK

Tugas Pendidikan Agama Kristen adalah mengajar. Sebagaimana dalam (Mat 28:19-
20), “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, dan babtislah mereka dalam
nama Bapa dan Anak dan Roh kudus, dan ajarlah mereka melakukan sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu, dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa samapai kepada
akhir zaman”. Dengan kata lain ada tiga hal yang harus dilakukan para murid Kristus, yaitu
memberitakan injil, membabtis, dan mengajar dan menjadikan murid Kristus. 5 Tujuan
Pendidikan Agama Kristen adalah membawa para murid Kristus menjadi murid yang dewasa,
sehingga diperlengkapi bagi pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai semua
mencapai iman dan pengetahuan yang benar tentang anak Allah.

Ada beberapa tujuan PAK:


 Memimpin murid-murid selangkah demi selangkah kepada pengenalan yang
sempurna mengenai peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam Alkitab dan
pengajaran yang diberikannya.
 Membimbing murid dalam cara menggunakan kebenaran-kebenaran Alkitab
untuk keselamatan seluruh hidupnya.
 Mendorong murid mempraktekkan asas-asas Alkitab supaya membina suatu
Kristen yang kukuh.
 Meyakinkan murid supaya mengakui bahwa kebenaran-kebanaran dan asas-asas
untuk menunjukkan jalan pemecahan masalah-masalah kesulitan social dan politik
di dunia ini.6
2.3. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar”
yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut)  ditambah
dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan,
cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. Maka dari itu
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar
dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran

5
Paulus Lilik Kristianto, Pinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen, (Yogyakarta: Andi, 2008), 6
6
John M.Nainggolan, Pendidikan Berbasis Nilai-nilai Kristiani, (Bandung:Bina Media Informasi), 82-83

2
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses
pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan
kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun
mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta
didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang
ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta
keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya
sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga
menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.7
2.4. PAK Anak
2.4.1. Pengertian Anak

Dalam bahasa Yunani merupakan terjemahan dari kata Aram ( barnasha), dalam
bahasa Ibrani ben Aram jadi dapat dikatakan bahwa Anak merupakan gambar dan rupa
Allah.8 Tetapi menurut KBBI, anak merupakan keturunan ke dua dan anak juga dikatakan
sebagai manusia yang masih kecil, maksudnya bukan bentuk tubuh melainkan dalam usianya
serta anak dikatakan sebagai Individu yang masih polos yang dianugerahkan Tuhan kepada
manusia.9 Sejak dulu kala anak-anak merupakan suatu golongan yang penting dalam Gereja
Kristen, tetapi kenyataan itu tidak selalu diinsafinya dengan secukupnya.10

2.4.2. Pengertian Anak Menurut Tokoh


a. J. Oemar Brubaker
Anak adalah seorang yang peka terhadap keadaan sekitarnya dan mungkin akan takut
terhadap orang yang tidak dikenalnya dan lingkungan yang asing baginya.11

b. Singgih Gunarsa
Anak adalah seseorang yang harus bertumbuh dan berkembang menjadi manusia yang
dewasa yang bisa mengurus dirinya sendiri dan tidak bergantung dan menimbulkan masalah
pada orang lain, keluarga, dan masyarakat.12

c. Elizabeth B. Hurlock

7
http://fazan.web.id/pengertian-pembelajaran-dan-pengajaran.html diakses pada tanggal 01 Oktober
2016 Pukul 15.32 WIB
8
W.R.F. Browning, Kamus Alkitab, ( Jakarta: BPK-Gunung Mulia ), 22
9
…… KBBI, (Jakarta: Balai Pustaka 1991), 35
10
E. G. Homrighausen & I. H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: Gunung Mulia, 2008), 117
11
J. Oemar Brubaker & Robert E. Blank, Memahami Sesama Kita, (Malang: Gandum Mas, 1972), 215.
12
Singgih Gunarsa, Dasar Teori Perkembangan Anak, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1981), 15.

3
Anak adalah seorang yang meniru apa yang dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari
dan dengan berkembangnya usia mereka kemudian menciptakan konstruksi dengan
menggunakan benda dan situasi serta mengubahnya agar sesuai dengan khayalannya.13

d. Aristoteles
Anak adalah anak yang masa perkembangannya mempunyai kehidupan yang tidak
statis, melainkan dinamis dan pendidikan yang diberikan kepada mereka haruslah disesuaikan
dengan keadaan kejiwaan anak-anak didik pada masa tertentu dan dalam perkembangan
mereka.14

e. Elizabeth Capon
Anak adalah seorang pribadi yang unik dan pribadi yang matang dalam
pandangannya sendiri. Artinya anak memiliki potensi untuk mengerti dan memahami dan hal
itu sangat berhubungan dengan perkembangannya.15

2.4.3. Pandangan Alkitab Terhadap Anak


 Anugerah dan warisan Allah

Dalam (Mazmur 127 : 3), mereka merupakan generasi penerus dari sebuah Negara.
Kualitas sumber daya manusia di masa mendatang ditentukan pada masa pertumbuhan dan
perkembangannya sejak usia dini.16 Anak adalah anugerah dari sang pencipta untuk
dipelihara dan dibimbing oleh orangtua (Bnd. Kej. 29:31; 32:22; Rut, 4:13).17
 Sebagai Simbol Masuk ke dalam Kerajaan Sorga

Dalam hal ini terlihat bahwa seorang anak yang masih belum sepenuhnya mengerti
akan pribadi Yesus Kristus disebut sebagai pemilik kerajaan Allah (bdk. Markus 10: 13-16).
Dalam ayat ini Yesus memakai anak kecil sebagai contoh dan kiasan pengajaranNya tentang
kerajaan Allah. Sebagai manusia dapat menjadi warga kerajaan Allah apabila sama seperti
anak kecil, dimana anak-anak mempunyai dan memiliki sifat yang layak dicontoh orang
dewasa sehingga masuk ke dalam kerajaan Allah, yaitu sifat sederhana, rendah hati, beriman,
tidak menyimpan kesalahan dan kedengkian.18

13
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak jilid II, (Jakarta: Gelora Aksara Pertama, 1978), 15.
14
Sumadi Suryabrata, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rajawali, 2010), 186.
15
B. Samuel Sidjabat, Strategi Pendidikan Kristen, (Yogyakarta: Andi, 1996), 165.
16
Elisabeth, PAK Pada Anak Usia Dini, (Bandung: Bina Media Informasi, 2009), 1
17
E.P. Ginting, Konseling Pranikah, (Bandung: Jurnal Info Media, 2008), 90
18
B. J. Boland, Tafsiran Alkitab Injil Lukas, (Jakarta: BPK-GM, 1996), 429-450

4
Maka dengan hadirnya teologi ini anak-anak akan menjadi generasi yang akan
memiliki kerajaan Allah tersebut.
 Anak-anak yang dikasihi Yesus

Teologi anak dapat dilihat dari bentuk kasih Yesus terhadap anak-anak, sehingga
Yesus menyuruh anak-anak datang kehadapan-Nya untuk diberkati. Sebagai orang tua juga
diharapkan untuk mendidik dan mengasihi anak-anak seperti Yesus (bdk. Mat. 18:1-4, 19:
13-16; Mark. 9: 33-37,10: 13-16; Amsal: 29: 17)

 Alamat Pengajaran Firman Tuhan


Anak adalah alamat pengajaran Firman Tuhan (Ul. 6:1-9, 11:15).19
Sinagoge berperan sebagai pembelajaran anak-anak. Dimana tradisi bangsa Yahudi, anak
yang berusia enam atau tujuh tahun sudah dibawa oleh orangtuanya kesinagoge yang artinya
rumah sang kitab. Di sekolah inilah pengetahuan tentang Taurat diajarkan kepada anak-anak
Yahudi.20
2.4.4. Pembagian Fase Anak
a. Usia 0-2 tahun (tahap sensorik motorik)

Anak akan mengenal dunia sekitarnya dan akan berpikir melalui pengalaman
gerakan-gerakan fisik. Semua pengetahuan yang diperolehnya akan berdasarkan
pengalamannnya sendiri, bukan dari apa yang diberitahu. Tahap ini dikatakan sensori motor
karena anak-anak menunjukkkan kecerdasan melalui input sensorik dan aktivitas gerakan.
Kehidupan anak-anak bersifat egosentris (berfokus pada diri sendiri). Piaget menjelaskan
bahwa kebutuhan utama anak pada tahap ini adalah perhatian baik secara fisik dan emosi.
Anak-anak membutuhkan lingkungan yang aman. Keegoisan anak pada masa ini juga akan
berkembang saat mereka belajar bahwa ada orang-orang lain di dunia ini. Mereka akan
belajar bahwa tindakan-tindakan tertentu dapat menghasilkan akibat-akibat tertentu dan dapat
mempengaruhi kehidupan mereka.21

Pembelajaran PAK

 Menuntunnya untuk mengenali proses perkembangannnya mulai dari merangkak,


berjalan, bahkan berlari.

19
N. K. Admadja Hadinoto, Dialo dan Edukasi, (Jakarta: BPK-GM, 1992), 212-213
20
G. Riemer, Ajarlah Mereka, (Jakarta: YKBK/OMF, 1998), 34
21
Ronald Duska dan Marielln Whelan,Perkembangan Moral, Perkenalan dengan Pieget dan Kohlberg ,
(Yogyakarta: Kanisius,1982), 19

5
 Membawanya ke tempat-tempat yang luas untuk berekspresi dengan
perkembangannya, sehingga anak dapat merasakan setiap perkembangannya dengan
pesat. Serta memberikan perhatian yang lebih seiring dengan perkembangannya.
 Memberikan gambaran , sikap, tindakan yang positif saja kepada anak, karena anak
masih cenderung meniru apa yang dilakukan orang terdekatnya, terutama orang
tuanya. Orang tua lah yang paling bertanggung jawab untuk hal ini, sehinggga para
orang tua memiliki pengetahuan tentang bagaiman cara mendidik anak dan
memberikan rangsangan yang dapat memicu kecerdasandan seluruh aspek
perkembangannya.
 Karena anak masih cenderung meniru, maka perlu diajarkan dengan contoh-contoh,
sikap, dan tindakan. Misalnya : diajarkan dengan melipatkan kedua tangan,
memejamkan mata, dan menundukkkan kepala. Namun harus dimengerti bahwa
pengajaran rohani harus dilakukan secara pribadi. Berbagai cara yang dapat dilakukan
untuk memperkenalkan Tuhan kepada anak-anak seperti, berdoa, membawa anak ke
gereja, membina dengan mengadakan kebaktian keluarga. Terpenting ialah segala
sesuatu harus menjadi “Habit” sehingga menjadi suatu kedisiplinan baginya.
 Anak yang banyak dibekali dengan ajaran-ajaran agama, hidup dalam kepercayaan
dan kesetiaan kepada Tuhan, semua itu dapat menjadi dasar yang kuat untuk
perkembangan moral anak serta keseluruhan kehidupan di kemudian hari.22
 Diberikan kebebasan untuk berekspresi (bermain) agar dapat juga sebagai orang
dewasa dapat juga menemukan mental dari anak, kognitif, serta afektif dari anak itu
sendiri

Tujuan Pembelajaran PAK

Supaya anak dapat berkembang dengan normal, dapat meniru kata-kata singkat dari
orang dewasa terkhusus ibunya, dan anak dapat merasakan kenyamanan dan
kesenagan, karna mereka menginginkan semua orang untuk menjaga dan
memperhatikannya.

Usia 2-7 tahun (Pra Operasional)

Secara fisik mereka bertumbuh lebih cepat; badannya makin tinggi dan otot-otot
mulai besar. Secara mental mereka masih disebut anak yang mempunyai ketajaman dalam
berimajinasi, berfikir secara verbal, dan dapat berhitung dengan cepat. Secara emosional,
22
Singgih D. Gunarsa, Yulia Singggih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, 63

6
mereka sudah dapat mengendalikan emosinya, mereka sangat simpatik kepada umurnya
sendiri. Secara sosial, mereka tertarik pada aktivitas kelompok, untuk mendapatkan teman
dengan cepat bahkan dengan orang asing. Kegiatan bermain biasanya lebih selektif. Secara
spiritual, mereka akan berkembang bila diajari dengan kebenaran melalui pengetahuan
Alkitab dan mereka siap menerima pengajaran tentang keselamatan.23

Pengajaran PAK
1. Mereka memerlukan kestabilan dan lingkungan aman yang didukung orang
dewasa yang dapat dipercayai.
2. Pengajaran Rohani harus dilakukan secara konkrit, literal dan dihubungkan
dengan kehidupan sehari-hari, perlu diajarkan tentang Tuhan Yesus yang
mengasihinya doa-doa yang sederhana dan nyanyian Rohani untuk anak.
3. Mendorong dan membangun pribadi anak dalam konsep diri yang utuh.
4. Mereka perlu diajar untuk mengungkapkan dirinya dengan cara yang dapat
diterima sehingga tidak menyendiri dan tertekan. Dan mengembangkan minatnya
melalui kegiatan bermain yang selektif. 24
5. Peran orang tua ialah menyediakan waktu untuk menjalin hubungan yang
harmonis antara orang tua dan anak. Artinya menyediakan waktu untuk bersama-
sama dengan anak. Serta membina anak dengan tidak bersikap kasar, tetapi
mengadakan pendekatan dengan kesabaran dan kelemahlembutan.25
6. Pada tahap ini peran sekolah minggu sangat diperlukan karena anak dapat
melihat, mendengar dan merasakan setiap rangkaian ibadah sekolah minggu yang
merangsang otaknya sehingga terekamlah hal-hal yang positif.
7. Tidak hanya itu, dapat juga diberikan permainan yang menimbulkan rasa ingin
tahu, seperti permainan puzzle.
8. Mengajarkan dengan bahasa yang sederhana mengenai kebenaran Alkitab.
Tujuan pembelajaran PAK

Supaya anak-anak dapat peduli dengan lingkungan sekitarnya dan juga mampu
bergabung bersama teman-teman dalam suatu kelompok bermain dan mendorong mereka
untuk membangun hubungan antar pribadi yang positif, agar mereka bertumbuh bahkan
bersaksi bagi Tuhan.

23
Paulus Lilik Kristianto, Prinsip & Praktik PAK, (Yogyakarta: ANDI, 2006), 89-91
24
Paulus Lilik Kristianto, Prinsip & Praktik PAK, (Yogyakarta: ANDI, 2006), 89-91
25
Paus Lilik Kristanto, Prinsip dan Praktek PAK, (Yogyakarta:ANDI,2006), 11

7
b. Usia 7-12 tahun (Konkrit Operasional)

Secara fisik, energinya berlimpah, mereka aktif dan tidak pernah lelah, sehat, dan
senang di luar rumah. Secara mental, mereka bergairah untuk diajar dan berfikir tajam serta
kritis. Secara emosional, mereka mempunyai sedikit rasa takut. Secara sosial mereka ingin
menjadi bagian dari teman-teman sebayanya. Secara spiritual, mereka siap diajari ajaran
keselamatan dengan lebih lengkap.26

Pengajaran PAK

Diberi pandangan dunia dengan mempelajari peta geografi dan sejarah. Pada tahap
ini, anak diberikan dukungan untuk mengenali lingkungan dengan pantauan orang tuanya.
Sehingga anak tidak terkejut dan terheran-heran akan kehidupan di luar. Dengan mengenali
lingkungan sosial melalui cara bermain tersebut, menjadi bekal bagi anak untuk
perkembangan mentalnya saat melakukan pengenalan akan lingkungannnya.

Tujuan pembelajaran Pak

Supaya mereka menjadi mampu dan sanggup mengambil tanggung jawab yang lebih
besar atas tindakan dan perilaku mereka. Dengan bimbingan yang benar, mereka mampu
menyelidiki dan mencari sendiri kebenaran-kebenaran yang dinyatakan dalam Alkitab.
Mereka dapat mengambil keputusan menerima Tuhan Yesus Kristus dan mempersembahkan
diri mereka untuk melayani Tuhan Yesus.

2.4.5. Masalah-masalah disekitar PAK kepada anak-anak


a. Masalah rumah tangga (Broken home)
b. Orang tua Kristen banyak yang tidak perduli/ mengacuhkan perkembangan
batin anak-anak mereka, ada yang mengeluh karna anak mereka bertambah-
tambah saja banyaknya, sehingga merupakan suatu beban berat, semakin
berkurang pula minat dan pimpinan mereka terhadap nasib anak itu.
c. Tak sedikit juga orang tua yang bodoh yang belum insaf betapa pentingnya
pengaruh dan bimbingan mereka terhadap anak-anaknya. Dalam keluarga
semacam itu hamoir mustahil menanamkan asas-asas iman Kristen ke dalam
jiwa ana-anak, karna seorang anak muda lebih mudah dipengaruhi oleh segala

26
Paulus Lilik Kristianto, Prinsip & Praktik PAK, (Yogyakarta: ANDI, 2006), 92

8
sesuatu yang disaksikannya pada orang tuanya dari pada apa yang diajarkan
kepadanya oleh guru di sekolah atau gereja.27
2.4.6. Tantangan Gereja terhadap PAK Anak
1. gereja masih sangat kewalahan mencari guru sekolah minggu
2. adanya guru yang mengundurkan diri dari pelayanan setelah menikah atau pindah kota
setelah menyelesaikan kuliahnya
3. kualitas guru yang selalu junior karna terus berganti dengan orang baru sehingga
adaptasi dan pengenalan kepada anak masih kurang
4. sarana dan prasarana mengajar yang masih kurang
5. guru yang kurang kreatif dalm memilih metode mengajar dan alat bantu yang menarik
bagi anak namun murah/terjangkau. Ini terjadi karna banyak gereja kurang
memperhatikan pentingnya pembinaan bagi guru anak/sekolah minggu.28
6. belum adanya kurikulum yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pelayanan
anak-anak
7. jumlah tenaga pelayan anak sekola minggu yang tidak seimbang dengan jumlah murid
yang dilayani.29
Tujuan PAK bagi Anak Menurut Tokoh
Tujuan PAK untuk anak
1. Frendrich W.A Froebel (pendiri taman kanak-kanak)
Ia berpendapat bahwa tujuan PAK untuk anak ialah suatu proses pendidikan yang
memperhatikan pengalaman rohani, dan bimbingan yang memperhatikan sifat
rohani untuk mampu memperoleh gagasan dan proses untuk mengetahui.30
2. Johan heindrick Pestalozzi ( pendiri sekolah dasar modern)
Ia berpendapat bahwa tujuan PAK untuk anak ialah memperbaiki akhlak para
pelajar, mendidik untuk membaca, menulis, dan berhitung, hasil dari keterampilan
mereka digunakan untuk membiayai sekolah.31
3. Yohanes Calvin

27
E. G. Homrighausen & I. H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, 118

28
Andar Ismail, Ajarlah Mereka Melakukan: Kumpulan karangan seputar PAK, (Jakarta: BPK-GM,
1999), 127-128
29
Roberth R. Boehlke, OP. Cit.,hlm 804
30
Robert R. boehlke, Sejarah perkembangan pikiran dan praktek PAK, ( BPK Gunung mulia, Jakarta:
1997), 87
31
Robert R. boehlke, Sejarah perkembangan pikiran dan praktek PAK, ( BPK Gunung mulia, Jakarta:
2003), 188-191

9
Ia berpendapat bahwa tujuan PAK adalah untuk mendidik putra-putri gereja agar
mereka terlibat dalam penelaahan Alkitab secara cerdas sebagaimana dengan
bimbingan Roh Kudus. Dan juga bertujuan mendidik semua putra-putri gereja
agar mereka mengambil bagian dalam kebaktian dan memahami keesaan gereja
supaya mereka diperlengkapi untuk memilih cara-cara mengejahwantahkan
pengabdian diri kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus dalam pekerjaan sehari-hari
serta bertanggung jawab di bawah kedaulatan Allah demi kemuliaanNya sebagai
lambang ucapan syukur mereka yang dipilih dalam Yesus Kristus.32
4. Robert Raikes
Ia berpendapat bahwa tujuan PAK adalah untuk dapat menjadikan orang menjadi
saleh dan beriman dengan mengajarkan mereka tentang Firman Tuhan serta
menulis agar mereka dapat menjadi remaja sampai orang dewasa.33
2.5. PAK Remaja
2.5.1. Pengertian Remaja

Secara etimologi, kata remaja berasal dari bahasa aslinya adolenscence, berasal dari
bahasa Latin adolescere yang artinya “tumbuh untuk mencapai kematangan”. Perkembangan
lebih lanjut, istilah adolenscence sesungguhnya memilki arti lebih luas, mencakup
kematangan emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1991). Pandangan ini didukung oleh Piaget
(Hurlock, 1991) yang mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia dimana
individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak
merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua, melainkan merasa sama,
atau paling tidak sejajar. Memasuki masyarakat dewasa ini mengandung banyak aspek
efektif, lebih atau kurang dari masa pubertas.34

Selain itu, penggunaan istilah untuk menyebutkan masa peralihan dari masa anak
dengan masa dewasa, ada yang memberi istilah Puberty (Inggris), puberteit (Belanda),
Pubertas (Latin), yang berarti kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda-tanda kelaki-
lakian.35 Secara fisik, masa remaja adalah massa peralihan dari masa kanak-kanak menuju
masa dewasa baik secara fisik dan juga jiwa. Perubahan-perubahan fisik merupakan gejala

32
Robert R. boehlke, Sejarah perkembangan pikiran dan praktek PAK dari Plato sampai Lg. Loyola,
( BPK Gunung mulia, Jakarta: 2003), 342
33
Robert R. boehlke, Sejarah perkembangan pikiran dan praktek PAK, ( BPK Gunung mulia, Jakarta:
2003), 379-384
34
Muhammad Ali & Muhammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), 9
35
Sri Rumini & Siti Sundari, Perkembangan Anak dan Remaja, 53

10
primer dalam pertumbuhan dan perkembangan remaja. Diantara perubahan fisik yang sangat
mempengaruhi perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh yang semakin tinggi
dan cepat.36 Secara psikologis, masa remaja adalah masa perubahan psikologi yang cepat,
masa penyesuaian yang intensif dengan keluarga, sekolah, kehidupan sosial dan penyiapan
untuk peran-peran dewasa.37 Remaja secara kerohanian, bahkan cara berpikir dan daya nalar
di bidang iman . Menurut Fowler, bahwa iman berbeda dengan agama. Iman suatu komitmen
yang menuntut kehidupan dalam beragama.38 Remaja secara Alkitab, perintah yang paling
utama di dalam Alkitab adalah mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama manusia. Perintah itu
bukan saja diperhatikan baik-baik oleh setiap umat Allah tetapi perintah untuk mengasihi
Tuhan ini harus terus-menerus diajarkan kepada anak-anak dalam segala kesempatan yang
kemungkinan.39

2.5.2. Pengertian Remaja Menurut Para Tokoh


1. Papalia dan Olds (2001)

Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara
masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun
dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.

2. Mappiare (1982)

Masa Remaja, menurut Mappiare (1982), berlangsung antara umur 12 tahun sampai
dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia
remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18
tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja
akhir. Menurut hukum dismenore Amerika Serikat saat ini, individu dianggap telah dewasa
apabila telah mencapai usia 18 tahun dan bukan 21 tahun seperti ketentuan sebelumnya
(Hurlock,1991). Pada usia ini, umumnya anak sedang duduk dibangku sekolah mereka.

3. Dra. Ny. Singgih Gunarsa

Menurut Dra. Ny. Singgih Gunarsa remaja adalah anak yang dalam perkembangannya
menuju ke masa dewasanya, mengalami masa peralihan yang mencakup berbagai macam

36
H. Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2005), 137
37
Danusaya Asihwarji, Ensiklopedia Psikologi, (Jakarta: Arcan, 1996), 4
38
N.K. Atmaja, Hadinoto, Dialog dan Edukasi, ( Jakarta: BPK- Gunung Mulia, 2000), 231
39
Andar Ismail, Ajarlah Mereka Melakukan, (Jakarta: BPK- Gunung Mulia, 1998), 14 dan 1-142

11
perubahan.40 Remja berasal dari istilah atau bahasa Latin “Pubertas” dan perkataan “puber”
yang artinya anak yang memperhatikan perilaku yang menyulitkan oraang disekitarnya dan
pubertas juga berarti kelaki-lakian dan menunjukkan kedewasaan yang melandasi sifat-sifat
kematangan fisik.41

4. Mappiare (1982)

Menurut Mappiare pengertian Remaja adalah berlangsung antara umur 12 tahun samapi
dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun dengan 22 tahun bagi pria.

5. Hurlock (1991)

Menurut Hurlock remaja itu adalah sesungguhnya meniliki arti yang luas mencakup
kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.

6. Piaget

Remaja adalah suatu usaha dimana individu menjadi terintegrasi kedalam masyarakat
dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang
yang lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar.

7. Shaw & Costanzo (1985)

Remaja ingin mengalami perkembangan pesan dalam aspek intelektual. Transpormasi


intelektual dan cara berpikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu
mengintegrasikan diriya kedalam masyarakat yang paling menonjol dari semua periode
perkembangannya.

8. Monks (1989)

Remaja sudah tidak termasuk golongan anak-anak tetapi belum juga dapat diterima secara
penuh untuk masuk kegolongan orang dewasa. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa.
Oleh karena itu remaja sering kali dikenal fase “mencari jati diri” atau fase “topan dan
badai”. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi
fisik maupun psikisnya.42

9. Tri Astuti (1998)


40
Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga, (Jakarta: BPK-GM,Jakarta), 77
41
Singgih D. Gunarsa dan Yulia, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, 201
42
Moh. Ali & Moh. Asrori, Psikologi Remaja, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 9-10

12
Menurut Tri Astuti istilah yang dipakai adalah puber dan adolesen. Istilah puber dalam
bahasa Inggrisnya “puberty” atau “puberteit” dalam bahasa Belandanya dan dalam bahasa
Latin “pubertas”, pubertas mengandung arti kelaki-lakian, menunjukkan kedewasaan yang
dilaandasi oleh sifat-sifat dan tanda-tanda kelaki-lakian yang menandakan kematangan fisik.
Sementara istilah “adolesen” adalah yang berkaitan dengan tercapainya kematangan fisik,
dikaitkan dengan masa tercapainya tanda kematangan fisik, dikaitkan dengan masa yang
berbeda.

10. Elizabeth (1980)

Remaja menurut Elizabeth renaja adalah pubertas. Pubertas adalah periode dalam rentang
perkembangan ketika anak-anak berubah dari mahluk aseksual. Kata pubertas berasal dari
kata latin yang berarti “usia kedewasaan”. Kata ini lebih menunjuk kepada perubahan fisik
dari pada perubahan fisik dari pada perubahan perilaku yang terjadi pada saat individu secara
seksual menjadi matang dan mampu memberikan keturunan.43

2.5.3. Pandangan Alkitab Terhadap Remaja


 Suatu Ciptaan yang Berharga

Dalam perjanjian lama, pada kitab Amsal 5:9, yang isinya “supaya engkau jangan
menyerahkan keremajaanmu kepada orang lain, dan tahun-tahun umurmu kepada orang
kejam” yang berarti bahwa keremajaan itu berharga di mata Allah sebagai harta duniawi yang
harus dijaga kemurniannya dan memuliakan nama Allah sebagai sang Pencipta.

 Pelayan Tuhan

Sebagai orang tua dari remaja perlu mengajar mereka untuk melayani Tuhan (Ef. 2:8-
10; yeremia 1: 4-9). Karna itu adalah hal yang menggetarkan ketika orang tua melihat anak
remajanya bersukacita melayani Kristus.44

 Anak yang Menghormati Orang Tua

Dalam masa peralihan, remaja juga dituntut untuk selalu menghormati orang tuanya
(Efesus 6: 1-3). Hal ini juga mengarah pada hukum taurat Allah yang kelima, yang berbunyi

43
Dame Taruli Simamora & Rida Gultom, Pendidikan Agama Kristen Kepada Remaja dan Pemuda,
(Medan: Penerbit Mitra), 13-14
44
Ray Mossholder, Cara Mendidik Anak di Tengah Lingkungan Yang Makin Sekular,
(Yogyakarta : Andi, 1998), 153

13
“ Hormatilah orang tuamu supaya lanjut usiamu di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu
kepadamu”. Di mana sebagai remaja harus sadar bahwa dirinya juga merupakan titipan
Tuhan, yang harus menerima didikan dari orang tua.

 Orang yang Mengasihi

Tuhan memerintahkan agar manusia termasuk remaja untuk selalu mengasihi Allah (sebagai
pencipta), manusia (sesama) dan dirinya sendiri (pribadi) dengan segenap hati, jiwa, dan akal
budi (Matius 22: 37-39).

 Bait Roh Kudus

Dalam nats (1 Kor. 6: 19-20; Rm 12: 1-2; Mik 6: 8) sebagai hamba Tuhan, seorang
remaja dituntut untuk memuliakan Allah dengan tubuhnya sebagai persembahan yang hidup,
yang kudus, dan berkenan kepada Allah yaitu menjaga tubuh dari hal-hal yang najis, melalui
perilaku adil, mencintai kesetiaan, hidup dengan rendah hati, menjaga kebersihan dan
kesehatan tubuh, karna tubuh adalah gereja dan bait roh kudus Tuhan.

2.5.4. Pembagian Fase Masa Remaja


1. Remaja awal usia 11-15 tahun (Pra Puber)

Dalam masalah ini mereka mengalami suatu perubahan jasmaniah yang dampak dari luar
dan perubahan organis yang secara cepat menuju kematangan. Masa ini ditandai oleh sikap
negatif pada remaja sehingga sering masa ini disebut masa negatif. Gejala yang dianggap
sebagai gejala negatif misalnya: timbul rasa malu, aneh dan risau,bersalah, tetapi kemudian
dengan rasa bangga karena pertumbuhan atau perubahan ini memberikan kesadaran kepada
mereka bukan lagi anak-anak.45 Perkembangan tubuh mereka sangat cepat dan tidak wajar
sehingga menyebabkan kecanggungan. Postur tubuh mulai menunjukkan kedewasaan, tetapi
kesulitan jika pertumbuhan tubuh terlalu cepat atau lambat. Mereka bersifat kritis dan
menghakimi secara keras, dan memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar.46

Pembelajaran PAK

Diberikan pengarahan mengenai perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya.


Mengajarkan pra Puber agar dapat memfilter segala tanggapan, pendapat maupun asumsi
45
Sri Rumini,dkk, Perkembangan Anak Dan Remaja,(Jakarta: Anggota Ikapi,2004),64-65
46
Daniel Nurhara, Pembimbing Pendidikan Agama Kristen,(Jawa Barat:Jurnal Info Media,2007),16

14
yang diterimanya dari berbagai oknum. Sehingga Pra Puber tidak salah dalam mengambil
kesimpulan terhadap hal tertentu.47 Mengarahkan pra puber agar menemukan jati dirinya
sendiri (tidak ikut-ikutan). Perlu dibimbing, diingatkan, dan diperhatikan agar terbentuk
motivasi yang mendukungnya untuk mencapai tujuan hidupnya. Diberikan gambaran-
gambaran yang membuka wawasannya sehingga semakin termotivasi untuk meraih cita-
citanya.48 Sebagai orang dewasa harus berhati-hati dalam berlakon bajik dalam tuturkata
maupun tindakan, karena Pra Puber sangat cepat meniru apa yang dilihat dan didengarnya.49

Tujuan pembelajaran PAK

a. Agar pra puber memahami setiap perkembangan yang terjadi dalam dirinya.50
Dan tidak salah dalam mengambiil keputusan yang terkadang membuat mereka
tidak menerima apa yang terjadi dalam dirinya.
b. Supaya mereka tidak mudah terpengaruh atas hal-hal yang dilihat dan
didengarkan.
c. Supaya mereka tidak merasa canggung dan juga kebingungan atas perkembangan
tubuh yang sangat cepat dan yang dirasa tidak wajar.
d. Supaya mereka bisa membedakan antara kenyataan dan imajinasi yang masih
dibawa dari masa kanak-kanak.
e. Supaya mereka bersikap kritis namun tidak menghakimi secara keras dalam
bergaul
f. Supaya mereka tidak ragu-ragu untuk mengekspresikan diri sendiri atau
menjawab pertanyaan
g. Supaya mereka tidak kehilangan semangat dalam menghadapi kondisi rohani dan
juga pengetahuannya.51

2. Remaja menengah usia 15-18 tahun (Puber)

Pada masa ini remaja(madya) umumnya fisik persiapan fisik sudah selesai dijalani.
Kedewasaan tubuh dan kematangan seksual sudah tercapai. Akan tetapi kedewasaan dalam

47
Cavar Peursen, Strategi Kebudayaan, (Jakarta: BPK-GM, 1979), 66
48
Daniel Nuhamara, , PAK(Pendidikan Agama Kristen) Remaja, (Bandung: Jurnal Info Media, April
2008), 10
49
Mohammad Ali, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), 62-63
50
Sri Rumini dan Siti Sundari, Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta: Rineka Cipta,2004), 54
51
Dame dan Rida Pak Kepada Remaja dan Pemuda, (Medan: Mitra, 2011), 16-17

15
hal bertanggung jawab, pelaksanaan tugas belum sepenuhnya diperoleh karena masih perlu
bimbingan dari lingkungannya termasuk dari orang tua.52 Merindu puja dan mendewa-
dewakan merupakan gejala yang dampak pada masa ini. Disini remaja mulai memilih favorit
dan sinilah mulai tumbuh dorongan untuk mencari pedoman hidup, mencari sesuatu yang
dapat di pandang bernilai pantas dijungjung tinggi dan dipuja-puja. 53 Pada tahap ini juga
remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang
menyukainya.Ada kecenderungan “narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai
teman-teman yang punya sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu ia juga berada
dalam kondisi yang kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana: peka atau
tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis dan pesimis dan lain sebagainya54

Pembelajaran PAK

Dalam hal ini juga perlu pendekatan terhadap firman tuhan melalui P.A, dan pengajaran
katekisasi yang sangat dibutuhkan menjelang para puber menerima pengakuan gereja (angkat
sidi), dalam hal ini dibutuhkan pengajaran mengenai pentingnya ataupun kudusnya bait allah
(tubuh-nya) sehingga puber dapat menjaga kekudusan dirinya. Mengajarkan batasan-batasan
dalam bersikap, sehingga dirinya tidak menjadi batu sandungan untuk orang lain tetapi
menjadi berkat.55

Tujuan Pembelajaran PAK

a. Supaya mereka memiliki kemampuan dalam berfikir yang tajam dan abstrak.
b. Agar persahabatan yang erat dapat dikembangkan melalui proses keterikatan dalam
kelompok
c. Supaya mereka tidak merasa takut dan marah ketika ada hal yang mempengaruhi
emosinya
d. Supaya mereka tidak salah paham kebingungan dan juga prustasi dengan kata lain
menerima masukan dari orang sekitar
e. Supaya mereka memperhatikan perkara rohani dan kepemimpinan rohani yang
menunjukka pentingnya Agama Kristen. 56

52
Y. Singgih D. Gunarsa & Singgih D. Gunarsa, Psikologi Muda-mudi,(Jakarta:BPK-Gunung
Mulia,1989),16
53
Tri Astuti E. Relmarisa & Luis Ubra, Materi Pokok PAK Remaja,(Jakarta:Departemen Agama,1997),3
54
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja,(Jakarta: Rajawali Remaja,1989), 24-25
55
Sri Rumini dan Siti Sundari, Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta: Rineka Cipta,2004), 54
56
Dame dan Rida Pak Kepada Remaja dan Pemuda, (Medan: Mitra, 2011), 18-19

16
3. Kelompok dewasa muda 18-22 tahun (Pasca Puber)

Kedewasaan adalah proses kehidupan yang panjang dan tingkatan kehidupan yang khas
didalamnya terdapat cerita masa lalu dan segala akibatnya. Ciri kedewasaan adalah serius
dengan kegiatan yang di kerjakan, pribadinya semakin matang dan mengalami perpindahan
dari masa remaja ke masa muda.57 Jika digolongkan menurut usia maka masa remaja akhir
dapat dikatakan berada diantara sekitar 18 hingga 21-22 tahun. Dia mulai dapat menentukan
sistem nilai mana yang diikutinya, atau mulai dapat menentukan pendirian hidupnya.58
Karena hidup manusia itu dalam proses, maka masa ini mengalami penyempurnaan
kematangan secara fisik memang sudah mencapai perkembangan yang penuh namun
perkembangan psikis dan sosial terus menerus terjadi dewasa awal. Bila dibandingkan
dengan perkembangan pada masa remaja awal nampak ciri-ciri khas dalam masa remaja
akhir.59

Pembelajaran PAK

Memotivasi pasca puber untuk yang bersikap aktif dalam berperan di masyarakat. 60
Mengarahkan pasca Puber untuk tidak hanya memikirkan diri sendiri tetapi sebagai makhluk
sosial harus memperhatikan satu dengan yang lain. Berkembangnya intelektual dapat
disalurkan melalui bidangnya masing-masing.61 Perlu pengarahan agar kata-kata yang
dikeluarkan tidak menjadi tabuh untuk didengar, tetapi berbahasa dengan sopan.
Pengembangan dalam berbahasa dilihat menjadi suatu talentanya yang dapat menjadi cikal
bakal kedepannya. Sehingga tidak menjadi batu sandungan untuk orang lain. 62 Memotivasi
Pasca Puber agar tetap menjadi pribadi yang tangguh terhadap berbagai tantangan (dari Luar)
dan hambatan (dari dalam).63 Dukungan dibutuhkan agar spritualitas semakin bertumbuh dan
berbuah sehingga pasca puber dapat bertanggung jawab dalam hal-hal berkata-kata dan
bertingkah laku.64

57
Daniel Nurhara, Pembimbing Pendidikan Agama Kristen,(Jawa Barat:Jurnal Info Media,2007),20
58
Tri Astuti E. Relmarisa & Luis Ubra, Materi Pokok PAK Remaja,(Jakarta:Departemen Agama,1997),4
59
Sri Rumini,dkk, Perkembangan Anak Dan Remaja,(Jakarta: Anggota Ikapi,2004),71
60
Singgih D. Gunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, (Jakarta: BPK-GM, 1987), 200
61
Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: RajaWali Pers, 2010), 30
62
Mohammad Ali, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), 62-63
63
http://utamitamii.blogspot.co.id/2014/10/teori-kepribadian-erik-h-erikson.html
64
Homrighausen Enklaar, Pendidikan Agama Kriaten, (Jakarta: BPK-GM, 2005), 144

17
Tujuan pembelajaran PAK

a. Supaya mereka dapat mengambil keputusan yang benar dalam arti bijak karna akan
mempengaruhi gaya hidupnya kelak dan juga mempengaruhi nilai abadi seseorang atau
orang lain yang ada didekatnya.
b. Supaya keputusan tentang iman merupakan keputusan yang paling penting yang harus
dibuat karna berkaitan dengan komitmen iman dan hidup dijalan Tuhan.
c. Supaya mereka dapat menghasilkan perubahan, baik yang langsung tampak maupun yang
hanya dirasakan akibatnya oleh diri sendiri dan orang lain.

2.5.5. Hal-hal yang dihadapi Remaja


3. Ketidak puasan mengenai penampilan
4. Hubungan dengan orang tua yang sedang goncang
5. Cerita mengenai pacaran atau idaman mereka
6. Pelajaran di sekolah kurang menarik, karena ada hal-hal lain yang lebih memikat
perhatian.
6.1.1. Tantangan gereja terhadap Remaja

1.

2.

3.

4.

5.

6.1.2. Masalah Anak dan Remaja


a. Obesitas, jika asupan kalori yang masuk lebih besar disbanding yang keluar.
b. Penyalah gunaan obat, penyalah gunaan obat-obta terlarang atau narkoba pada anaka
dana remaja biasanya berawal dari coba-coba yang ia dapatkan dari teman-temannya.

18
c. Merokok, anak-anak memiliki rasa ingin tau yang besar sehingga ia cenderung ingin
mencoba sesuatu yang baru termasuk rokok. Padahal sebagian besar perokok dewasa
akibat sudah memulai kebiasaan ini sejak dini.
d. Keyamanan Internet, internet bisa membuat seseoang mendapatkan segala macam
informasi dengan lebih mudah, termasuk anak-anak. Tapi kenyamanan internet yang
lemah bisa membuat anak mendapatkan informasi yang salah, misalkan: tentang seks dan
pornografi, dan juga kekerasan.
e. Perilaku kekerasan, hal ini biasanya dialami anak bisa berasal dari teman-teman
sekolah, lingkungan, keluarga. Yang menyebabkan luka fisik dan juga trauma terhadap
mental anak yang bisa mempengaruhi perkembanagannya.
f. Kehamilan usia muda, menimbulkan resiko pada si perempuan, misalkan mengalami
luka parah dan kematian saat melahirkan karna organ reproduksinya belum siap untuk
mengandung.
g. Pelecehan dan pelantaran anak, pelecehan anak baik secara seksual maupun fisik dan
juga penelantaran akan menimbulkan trauma tersendiri bagi anak dan kondisi ini
mempengaruhi perkembangan mental maupun fisik, selain itu resiko kesehatan bisa
muncul pada korban pelecehan atau pelantaran seperti: makan berlebihan, penggunaan
alkohol dan merokok dan nantinya akan mempengaruhi kesehatan.

6.1.3. Cara PAK Menyikapi Masalah Anak dan Remaja


a. Mengisi pikiran mereka dengan nasehat positif.
b. Belajar memahami emosi mereka (saat mereka marah, kecewa, sedih, prustasi, takut),
melalui pertanyaan: “Kamu marah ya?, Kamu Takut Ya” dengan cara yang lembut dan
kasih sayang.
c. Mengajarkan anak untuk sabar dan mengerti akan keadaan anak dengan hati bukan
dengan ucapan semata.
d. Sering- seringlah berdua atau beraktivitas bersama, maka anak mudah dimengerti.

6.1.4. Tujuan PAK Menurut Tokoh

Tujuan PAK untuk Remaja


1. Yohanes Amos Comenius

19
Ia berpendapat Tujuan PAK bagi remaja ialah agar semua anak/remaja tanpa
terkecuali secara pesat, enak dan selengkapnya dan dijadikan terpelajar dalam ilmu, murni
dalam akhlak, terlebih dalam kesalehan supaya dengan demikian semua dididik dalam semua
hal yang perlu untuk hidup dimasa kini begitupun di dunia seberang.65

2. Jean Jecques Rousseau

Bertujuan untuk mengembangkan bakat para peserta didik dan tidak bergantung pada
orang lain sehingga peserta didik mampu menentukan pendidikan dan juga untuk
mengembangkan semua bakat murid agar dia diperlengkapi untuk hidup mereka, dan terlepas
dari ketergantungannya pada prakarsa orang lain, atau tempatnya yang khusus dalam
masyarakat.66

3. Ignatius Loyola

Bertujuan untuk melibatkan para warga muda khususnya dalam latihan-latihan rohani
dan intelektual yang memupuk kehidupan batiniah dan kognitif, untuk membimbing mereka
mengambil bagian dalam kebaktian gereja sehingga menaati setiap perintahnya dengan
dampaknya yang luas dalam urusan-urusan masyarakat, sampai akhirnya mereka memenuhi
alas an terakhir mengapa mereka diciptakan Allah.67

4. Harace Bushnell

Tujuan PAK adalah untuk menumbuhkan iman seorang muda dan mengajar dalam nilai-
nilai kepercayaan iman Kristen dalam kehidupan sehari-hari.68

III. KESIMPULAN

Jadi inti dari semua penjabaran yang sudah diuraikan diatas bahwa pembelajaran
anak dan remaja merupakan suatu hal yang sangat penting demi tercapainya anak yang
mandiri dan dapat menjadi pribadi yang berpendidikan. Maka dalam hal ini pembelajaran
65
Robert R. boehlke, Sejarah perkembangan pikiran dan praktek PAK, 87
66
Robert R. boehlke, Sejarah perkembangan pikiran dan praktek PAK, 110-118
67
Robert R. boehlke, Sejarah perkembangan pikiran dan praktek PAK dari Plato sampai Lg. Loyola,
452-472

68
Robert R. boehlke, Sejarah perkembangan pikiran dan praktek PAK, 501

20
yang dilakukan terhadap mereka tidak lain untuk mengenal dirinya, lingkungan dan bahkan
Penciptanya, karna mereka merupakan Individu yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia,
dan Yesus Kristus sebagai penebus, pemimpin dan penolong mereka”. Dengan pembelajaran
ini mereka dapat menumbuhkan kepribadiannya, belajar mengelola emosi, mengalami relasi
dekat dengan orang lain, dan mencapai kepribadian yang seutuhnya dimana rasa
keingintahuan sangat tinggi. Oleh karena itu Pendidikan Agama Kristen ini sangat berguna
untuk perkembangan serta membentuk karakter kepribadian yang baik untuk anak dan
remaja, melalui pengajaran yang diberikan oleh orang yang lebih tahu dan lebih dewasa dari
pada mereka, misalnya; orang tua, guru, dan teman-teman yang lain yang ada di sekitar
lingkungannya.

IV. DAFTAR PUSTAKA

…… KBBI, Jakarta: Balai Pustaka 1991


Ali Moh. & Moh. Asrori, Psikologi Remaja, Jakarta: Bumi Aksara, 2010
Ali Muhammad & Muhammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik,
Jakarta: Bumi Aksara, 2009
Asihwarji Danusaya, Ensiklopedia Psikologi, Jakarta: Arcan, 1996
Boehlke Robert R., Sejarah perkembangan pikiran dan praktek PAK dari Plato sampai Lg.
Loyola, BPK Gunung mulia, Jakarta: 2003
Boehlke Robert R., Sejarah perkembangan pikiran dan praktek PAK, BPK Gunung mulia,
Jakarta: 1997
Boland B. J., Tafsiran Alkitab Injil Lukas, Jakarta: BPK-GM, 1996
Browning W.R.F., Kamus Alkitab, Jakarta: BPK-Gunung Mulia
Brubaker J. Oemar & Robert E. Blank, Memahami Sesama Kita, Malang: Gandum Mas, 1972
Duska Ronald dan Marielln Whelan,Perkembangan Moral, Perkenalan dengan Pieget dan
Kohlberg ,Yogyakarta: Kanisius,1982
E Tri Astuti. Relmarisa & Luis Ubra, Materi Pokok PAK Remaja, Jakarta:Departemen
Agama,1997
Elisabeth, PAK Pada Anak Usia Dini, Bandung: Bina Media Informasi, 2009
Enklaar Homrighausen, Pendidikan Agama Kriaten, Jakarta: BPK-GM, 2005
Ginting E.P., Konseling Pranikah, Bandung: Jurnal Info Media, 2008
GP Harianto, PAK dalam Alkitab & Dunia Pendidikan Masa Kini, Yogyakarta: Andi, 2012
Groome, Thomas H. Christian Religius Education-Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2010

21
Gunarsa Singgih D., Dasar dan Teori Perkembangan Anak, Jakarta: BPK-GM, 1987
Gunarsa Singgih D., Psikologi Untuk Keluarga, Jakarta: BPK-GM,Jakarta
Gunarsa Singgih, Dasar Teori Perkembangan Anak, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1981
Gunarsa Y. Singgih D. & Singgih D. Gunarsa, Psikologi Muda-mudi, Jakarta:BPK-Gunung
Mulia,1989
Hadinoto N. K. Admadja, Dialo dan Edukasi, Jakarta: BPK-GM, 1992
Homrighausen E. G. & I. H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: Gunung Mulia,
2008
Hurlock Elizabeth B., Perkembangan Anak jilid II, Jakarta: Gelora Aksara Pertama, 1978
Ismail Andar, Ajarlah Mereka Melakukan, Jakarta: BPK- Gunung Mulia, 1998
Kristianto Paulus Lilik, Pinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen, Yogyakarta: Andi,
2008
Mossholder Ray, Cara Mendidik Anak di Tengah Lingkungan Yang Makin Sekular,
Nainggolan John M., Pendidikan Berbasis Nilai-nilai Kristiani, Bandung:Bina Media
Informasi
Nuhamara Daniel, PAK(Pendidikan Agama Kristen) Remaja, Bandung: Jurnal Info Media,
April 2008
Peursen Cavar, Strategi Kebudayaan, Jakarta: BPK-GM, 1979
Riemer G., Ajarlah Mereka, Jakarta: YKBK/OMF, 1998
Rumini Sri dan Siti Sundari, Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta: Rineka Cipta,2004
Sidjabat B. Samuel, Strategi Pendidikan Kristen, Yogyakarta: Andi, 1996
Simamora Dame Taruli & Rida Gultom, Pendidikan Agama Kristen Kepada Remaja dan
Pemuda, Medan: Penerbit Mitra
Suryabrata Sumadi, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Rajawali, 2010
W.Sarlito Sarwono, Psikologi Remaja, Jakarta: RajaWali Pers, 2010
Yusuf H. Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005

Sumber Lain
http://fazan.web.id/pengertian-pembelajaran-dan-pengajaran.html diakses pada tanggal 01
Oktober 2016 Pukul 15.32 WIB

22
Nama : Arnold Brahmana, Epi Dosniroha Sihombing, Januar Mamanda Sitepu,
Negista Saragih, Netti Pasaribu, Rio Laoli, Sulastri Putri, Susanto Marpaung, Tino
Sinaga, Tomy J. Sipayung, Wahyu Tarigan

23

Anda mungkin juga menyukai