Oleh :
1. Heriyati P07120721021
2. Moh. Asrul P07120721005
3. Budiyono P07120721027
4. Setyono Hidayat P07120721004
5. Udhiyati P07120721026
6. Fauzi Nur Cahyo P07120721011
7. Yessi Rositasari P07120721010
2021
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat
menyelesaikan tugas Asuhan Keperawatan dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu proses pembuatan makalah ini pada khususnya anggota
kelompok, yang telah memberikan kesempatan dan member fasilitas sehingga makalah ini
dapat selesai dengan lancer dan cepat. Semuapihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu yang membantu pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Laporan pendahuluan
A. Konsep dasar bersihan jalan nafas tidak efektif ………………………...... 4
B. Konsep dasar asuhan keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif …..... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes tahun 2001, penyakit infeksi
saluran napas bawah menempati urutan ke-2 sebagai penyebab kematian di
Indonesia. Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya didapatkan data sekitar 180 pneumonia
komuniti dengan angka kematian antara 20 - 35 %. Pneumonia komuniti menduduki
peringkat keempat dan sepuluh penyakit terbanyak yang dirawat per tahun.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan bersihan jalan
nafas?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. MANFAAT
PEMBAHASAN
- Masalah Keperawatan
Kita dapat hidup tanpa makan dan minum selama beberapa hari, tetapi kita
tidak dapat hidup tanpa bernafas. Kita perlu bernafas untuk memenuhi kebutuhan
oksigen dalam tubuh setiap waktu.
Payah jantung
(Sumber : Repository.usu.ac.id)
- Pengertian
Oksigenasi merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolism untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel-sel tubuh. Secara
normal elemen ini memperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernafas.
Masuknya oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh system respirasi kardiovaskuler
dan keadaan hematologi (Wartanah dan Tarwoto 2003).
Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan oksigen di atmosfer. Konsentrasi oksigen dalam udara ruangan
21%. Tujuan terapi oksigen adalah memberikan transport oksigen yang adekuat
dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stress pada
miokardium (Mutaqqin,2005)
Batas Karakteristik
Mayor :
Minor :
Batas Karakteristik
Mayor :
a. Perubahan frekuensi atau pola pernafasan ( dari nilai dasar)
b. Perubahan nadi (frekuensi , irama , kualitas)
Minor :
a. Ortopnea
b. Takipnea, hiperpnea, hiperventilasi
c. Pernafasan distrimik
d. Pernafasan sukar/berhati-hati
Batas Karakteristik
Mayor:
Minor :
Kebersihan jalan
napas tidak efektif
- Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostic (potter and perry,2006)
1. Pemeriksaan untuk menentukan keadekuatan system konduksi jantung,
a. Elektrokardiogram (EKG): menghasilkan rekaman grafik aktifitas listrik jantung,
mendeteksi tranmisi impuls dan posisi listrik jantung (aksis jantung)
b. Monitor holter merupakan peralatan yang dapat dibawa (portable) dan berfungsi
merekam aktifitas listrik jantung dan menghasilkan EKG yang terus menerus selama
periode tertentu, misalnya selama 12 jam atau lebih lama.
c. Pemeriksaan stress latihan : digunakan untuk mengevaluasi respon jantung terhadap
stress fisik
d. Pemeriksaan elektrofisiologis (PEF) merupakan pengukuran invasive aktifitas listrik
2. Pemeriksaan untuk menentukan kontraksi miokard dan aliran darah
a. Ekokardiografi merupakan pengukuran noninvasive untuk mengevaluasi struktur
internal jantung dan gerakan dinding jantung.
b. Skintigrafi atau angiografi radionuklida merupakan teknik noninvasive yang
menggunakan radioisotope untuk mengevaluasi struktur jantung, perfusi miokard,
dan kontraktilitas (canabbio,1990)
c. Kateterisasi jantung dan angiografi adalah prosedur invasif yang digunakan untuk
memvisualisasi ruang-ruang jantung, katup, pembuluh-pembuluh darah besar dan
arteri coroner, serta mengukur tekanan dan volume di dalam empat ruang.
3. Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi
a. Pemeriksaan fungsi paru: menentukan kemampuan paru-paru untuk melakukan
pertukaran oksigen dan karbon dioksida secara efisien.
b. Kecepatan aliran ekspirasi puncak / peak expiratory flow rate (PEPR) adalah titik
aliran tertinggi yang dicapai selama ekspirasi maksimal dan titik ini mencerminkan
terjadinya perubahan ukuran jalan nafas menjadi besar.
c. Pemeriksaan gas darah arteri : dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan fungsi paru
untuk menentukan konsintrasi ion hydrogen, tekanan parsial oksigen dan karbon
dioksida, dan saturasi oksi-hemoglobin.
d. Oksimetri : pengukuran saturasi oksigen kapiler. Oksimetri tidak menimbulkan
nyeri, jika dibandingkan dengan fungsi arteri. Oksimetri yang paling umum
digunakan adalah oksimetri nadi (Ahrens dan Rutherford, 1993)
e. Hitung darah lengkap : menentukan jumlah serta tipe sel darah merah dan sel darah
putih per mm3 darah.
4. Pemeriksaan untuk Memvisualiasi Struktur Sistem Pernapasan
a. Pemeriksaan sinar-X dada : terdiri dari radiografi thoraks, yang memungkinkan
perawat dan dokter mengobservasi lapangan paru untuk mendeteksi adanya cairan
(mis. seperti yang terjadi pada pneumonia), massa (miss. kanker paru), fraktur (mis.
fraktur klavikula dan tulang iga) dan proses abnormal lainnya.
b. Bronkoskopi adalah pemeriksaan visual pada pohon trakeobronkial melalui
bronkoskop serat-optik yang fleksibel, dan sempit. Bronkoskopi dilakukan untuk
memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum dan untuk mengangkat
plak lendir atau benda asing yang menghambat jalan napas.
c. Pemindaian paru. Pemidaian paru yang paling umum adalah computed tomografi
(CT) yaitu mengkobinasikan sinar-X dan teknologi computer.
5. Pemeriksaan untuk Menentukan Sel-Sel Abnormal atau Infeksi dalam Sakuran Napas
a. Kultur tenggorok : menentukan adanya mikroorganisme patogenik dengan mengusap
daerah tonsil dan daerah orofaring menggunakan swab steril.
b. Specimen sputum : untuk mengidentifikasi tipe organime yang berkembang dalam
sputum
c. Pemeriksaan kulit : untuk menentukan adanya bakteri, jamur, atau penyakit paru
vital.
d. Torasenteris merupakan perforasi bedah dinding dada dan ruang pleura dengan jarum
untuk mengaspirasi cairan untuk tujuan diagnostic atau tujuan terapeutik untuk
mengangkat specimen biopsy.
- Penatalaksanaan Medis
1. Pemantauan hemodinamika
2. Pengobatan bronkodilator
3. Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter, missal :
nebulizer, kanula nasal, masker untuk membantu pemberian oksigen jika
diperlukan.
4. Penggunaan ventilator mekanik
5. Fisioterapi dada
Penatalaksanaan Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
a. Pembersihan jalan nafas
b. Latihan batuk efektif
c. Pengisapan lender
d. Jalan nafas buatan
2. Pola nafas tidak efektif
a. Atur posisi pasien ( semi fowler )
b. Pemberian oksigen
c. Teknik bernafas dan relakasi
- Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan tentang fungsi kardiopulmonar harus mencakupi data yang
dkumpulkan dari sumber-sumber berikut :
1. Riwayat keperawatan fungsi kardiopulmonal normal klien dan fungsi kardiopulmonal
saat ini, kerusakan fungsi sirkulasi dan fungi pernafasan pada masa lalu, serta
tindakan klien yang digunakan untuk mengoptimalkan oksigenasi.
2. Pemeriksaan fisik status kardiopulmonal klien, termasuk inspeksi, palpasi, perkusi,
dan auskutasi.
3. Peninjauan kembali hasil pemeriksaan laboratorium dan hasil pemeriksaan diagnostic,
termasuk perhitungan darah lengkap, EKG, dan pemeriksaan fungsi pulmonary,
sputum, serta oksigenasi seperti arteri gas darah (AGD) atau oksimetri nadi.
a. Riwayat Keperawatan
Riwayat keperawatan untuk mengkaji fungsi jantung yang meliputi :
nyeri dan karakteristik nyeri, dispenea ( tanda klinis hipoksia dan termanifestasi
dengan sesak nafas ), keletihan (kehilangan daya tahan tubuh), sirkulasi ferifer,
factor risiko penyakit jantung, dan adanya kondisi-kondisi jantung pada masa lalu
dan kondisi jantung yang menyertai. Riwayat keperawatan mengenai fungsi
jantung meliputi pengkajian adanya batuk, sesak nafas, mengi, nyeri, pemaparan
lingkugan, frekuensi ifeksi saluran pernafasan, factor risiko pulmonary, masalah
pernafasan yang lalu, penggunaan obat-obatan saat ini, dan riwayat merokok atau
terpapar asap rokok.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksan fisik dilakukan untuk mengkaji tingkat oksigenasi jaringan
klien yang meliputi evaluasi keseluruhan system kardiopulmonar. Teknik inseksi,
palpasi, auskultasi, dan perkusi digunakan dalam pemeriksaan fisik ini.
Inspeksi, saat melakukan teknik ini perawat melakukan bservasi dari
kepala sampai ke ujung kaki klien untuk mengkaji kuliat dan warna membrane
mukosa, penampilan umum, tingkata kesadaran, keadekuatan sistemik, pola
pernafaasn dan gerakan dinding dada.
Palpasi, dilakukan untuk mengkaji bberapa daerah. Dengan palpasi,
jenis dan jumlah kerja thoraks, daerah nyeri tekan dapat diketahui dan perawat
dapat mengidentifikasi taktil fremitus, getaran pada dada (thrill), angkatan dada
(heaves) dan titik impuls jantung maksimal. Palpasi juga memungkinkan untuk
meraba adanya massa atau tongkolan diaksila dan jaringan payudara. Palpasi pada
ekstermitaas menghasilkan data tentang sirkulasi perifer, adanya nadi perifer,
temperature kulit, warna dan pengisian kapiler.
Perkusi tindakan mengetuk-ngetuk suatu objek untuk mengetahui
adanya udara, cairan atau benda padat yang berada di bawah jaringan tersebut .
perkusi menimbulkan getaran dari daerah di bawah area yang diketuk dengan
kedalaman 4-6 cm. lima nada perkusi yaitu, resonasi, hipersonansi, redup, datar,
dan timpani.
Auskultasi, utnuk mengidentifikasi bunyi paru, dan jantung yang
normal maupun tidak normal. Auskultasi system kardiovaskuler harus meliputi
pengkajian, dalam mendeteksi bunyi, S1 dan S2 normal, mendeteksi adanya suara
S3 dan S4 yang tidak normal, bunyi murmur, serta bunyi gesekan, pemeriksaan
harus mengidentifikasi lokasi, radiasi ntensitas, nada dan kualitas bunyi murmur.
Auskultasi bunyi paru dilakukan untuk mendengarkan gerakan udara di sepanjang
jlapang paru. Suara nafas tambahan, terdapatnya cairan di suatu lapangan paru,
atau terjadinya obstruksi. Auskultasi juga untuk mengevaluasi meningkanya status
pernafasan.
Ditandai dengan :
Ditandai dengan :
---Rencana Keperawatan
Kriteria hasil :
---Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan keseluruhan kegiatan yang di lakukan sesuai dengan rencana
tindakan keperawatan yang telah dibuat sebelumnya (Lynda Juall, Cerpenito 2006).
---Evaluasi
2. Moorhed, (et al). 2013. Nursing Outcomes Classifications (NOC) 5th Edition.
Missouri: Mosby Elsevier
4. Repository.usu.ac.id