Anda di halaman 1dari 17

FARMASI FISIKA

KELARUTAN & KOEFISIEN DISTRIBUSI

LAPORAN

Diajukan Untuk Memenuhi Nilai Praktikum Farmasi Fisika

Oleh :

NI WAYAN VEBBYANI
821 419 032

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
2020
Lembar Pengesahan

FARMASI FISIKA
“KELARUTAN & KOEFISIEN DISTRIBUSI”

OLEH

NAMA : NI WAYAN VEBBYANI


NIM : 821419033
KELAS : A-S1 FARMASI 2019
KELOMPOK : V (LIMA)

Gorontalo, November 2020 NILAI


Mengetahui

SANTI
i
iii
1
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Universitas Indonesia


Press: Jakarta.

Ansel, H.C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi keempat.


Universitas Indonesia Press: Jakarta.

Day R.A. dan Underwood A.L., 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi 6. Jakarta:
Erlangga.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Departemen Kesehatan


RI: Jakarta.

Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi Keempat. Departemen Kesehatan


RI: Jakarta.

Effendi,Idris.2003.Materi Kuliah Farmasi Fisika. Jurusan Farmasi Universitas


Hasanuddin: Makassar.

Ernest. 1999. Dinamika Obat. Institut Teknologi Bandung : Bandung.

Fogler, H. S. 1999. Element Of Chemical Reaction Engineering. Third Edition.


Prentice-Hall Inc. New Jersey.

Gennaro, Alfonso R., 1990, Remington’s Pharmaceutical Sciences,18th Edition,


Mack Publishing Company, Easton Pennsylvania.

Henry Louis Le Chatelier. 1884. Pengaruh Kesetimbangan Dalam Suatu Azas


Yang Dikenal Dengan Azas Le Chatelier.

Ibid. 2009. Analisis Titrasi Asam Basa. Skripsi UPI Bandung, Bandung

Iskandar, Yusuf. 2007. Karakteristik Zat Metabolit Sekunder dalan Ekstrak


Sekunder Bunga Krisan Sebagai Bahan Pembuatan Biopestisida.
Semarang: FMIPA.

Jung, H. C, and Wells, W. W. 1997. Spontaneous Conversion of L-


Dehydroascorbic Acid to L-Erythroascorbic Acid. Biochemistry and
Biophysic article.

Khopkar, S.M. 2003. Kimia Analitis. Jakarta : UI-Press., S.

Khopkar, S.M. 1984. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press.


Lund, W., 1994, The Pharmaceutical Codex Principles and Practice of
Pharmaceutics, The Pharmaceutical Press, London.

Martin, 1990, Farmasi Fisik, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Martin, Alfred. 1993. Farmasi Fisik jilid I Edisi III. Universitas Indonesia Press:
Jakarta.
Oxtoby. 2016. Solid/Liquid Separation: Equitment election and Process Design.
Elsivier

Pratiwi, Slyvia. 2013. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga. Bandung.

Rowe, R.C. et Al. (2009). Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed, The
Pharmaceutical Press, London.

Rhaca Rhiatra. 2013. Pembuatan NaOH 0,1 N Dan Standarisasi.

Sardjoko. 1987. Pedoman Kuliah Rancangan Obat. PAU Bioteknologi


Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.

Suwardi, dkk., 2009. Panduan Pembelajaran kimia. Departemen Pendidikan


Nasional : Jakarta Pusat

Scott, R.P.W. 2008. Thin Layer Chromatography. Library4science. Letcworth


Garden City, UK.

Schroeder, E.D. 1977.Water and Wastewater Treatment. New York.


Tietjen, B.M. 2004. Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirodiharjo
Tungadi, Robert. 2009. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika. Jurusan Farmasi.
Universitas Negeri Gorontalo.

Voight, R. 1994. Buku Pengantar Teknologi Farmasi. Edisi V. Yogyakarta,


Universitas Gadjah Mada Press. Diterjemahkan oleh Soedani
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Alat dan Bahan
1. Alat
No. Nama Fungsi
Gambar

Untuk
1. Batang pengaduk mengaduk
larutan

Sebagai alat
bantu untuk
2. Corong memindahkan
larutan kewadah
lain

Untuk
memisahkan
komponen
3. Corong Pisah
dalam suatu
campuran antara
dua fase.

Sebagai tempat
untuk
4. Erlenmeyer
mereaksikan
larutan
Sebagai wadah
5. Gelas Kimia
larutan

Untuk
mengukur
6. Gelas Kimia
banyaknya
larutan

Untuk
7. Neraca analitik menimbang
bahan

Untuk
8. Oven mengeringkan
sampel

Untuk
9. Penangas memanaskan
Air
Sebagai tempat
10. Pot salep menyalin hasil
residu

Untuk
11. Spatula mengambil
objek/sampel

2. Bahan
No Nama Gambar Fungsi
.
Untuk
1. Alkohol 70% membersihkan
Alat

Untuk menutupi
2. Aluminium Foil
sampel

3. Asam Salisilat Sebagai sampel

4. Aquadest Sebagai pelarut

5. Corn Oil Sebagai sampel


Sebagai
6. Fenoftalein
indikator

Sebagai
Kertas
7. ditempatkannya
perkamen
sampel

Untuk
memisahkan
8. Kertas saring
residu dengan
larutan

Larutan baku Sebagai larutan


9.
NaOH baku

10. Paracetamol Sebagai sampel

Untuk
11. Tisu membersihkan
alat

Lampiran 2 : Diagram Alir


A. Penentuan Kelarutan
1. Penentuan kelarutan dengan air dalam suhu normal

Asam Salisilat

- Disiapkan alat dan bahan


- Dibersihkan alat menggunakan alkohol 70%
- Ditimbang asam salisilat sebanyak 2 g
- Diukur aquadest pada gelas ukur sebanak 25 ml,
kemudian dimasukan kedalam gelas kimia
- Dimasukan asam salisilat ke dalam 25 ml air tadi, lalu
diaduk hingga homogen
- Ditimbang kertas saring kosong lalu dicatat beratnya,
kemudian jenuhkan
- Disaring asam salisilat pada kertas saring dengan
menggunakan corong
- Diambil residu
- Dimasukan ke dalam oven sampai kering agar tidak ada
kadar air
- Ditimbang kertas saring yang berisi residu asam
salisilat tersebut

HASIL
Residu dengan
berat 1,41 gram

2. Penentuan kelarutan dengan air suhu panas


Asam Salisilat

- Disiapkan alat dan bahan


- Dibersihkan alat dengan menggunakan alkohol 70%
- Ditimbang asam salisilat sebanyak 2 g
- Dipanaskan aquadest menggunakan penangas
- Diukur air panas 25 ml, kemudian dimasukan pada
gelas kimia
- Dimasukan asam salisilat kedalam 25 ml air panas
tadi, lalu diaduk hingga homogen
- Ditimbang asam salisilat pada kertas saring dengan
menggunakan corong
- Diambil residu
- Dimasukan kedalam oven sampai kering agar tidak
ada kadar air
- Ditimbang kertas saring yang berisi residu asam
salisilat tersebut

HASIL
Residu dengan
beerat 1,34 gram

Lampiran 3
Skema Kerja
A. Penentuan kelarutan
1. Penentuan kelarutan dengan air dalam suhu normal

Dibersihkan alat Ditimbang


Disiapkan alat
dengan alkohol asam salisilat
dan bahan
70% sebanyak 2 gr

Ditimbang Dimasukan asam


Diukur air 25
kertas saring salisilat kedalam
ml, dimasukan
kosong 25 ml air, diaduk
pada gelas
hingga homogen
kimia
Disaring asam Diambil residu Dimasukan
salisilat pada kedalam oven
kertas saring sampai kering
dengan corong

Ditimbang
kertas saring
yang berisi
residu asam
salisilat

2. Penentuan kelarutan dengan air dalam suhu panas

Dibersihkan alat Dipanaskan air


Disiapkan alat
dengan alkohol dengan
dan bahan
70% menggunakan
penangas
Dimasukan as. Diukur air panas
Ditimbang
salisilat kedalam 25 ml,
asam salisilat
25 ml air panas, dimasukan gelas
sebanyak 2 gr
aduk hmoogen kimia

Ditimbang Disaring asam Diambil residu


kertas saring salisilat pada
kosong kertas saring
dengan corong

Ditimbang kertas
Dimasukan
saring yang
kedalam oven
berisi residu
sampai kering
asam salisilat

Anda mungkin juga menyukai