A
DENGAN DIAGNOSA MEDIS CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)
TANGGAL 8 JULI– 12 JULI 2021
DI RUANG BELIBIS RSUD X
OLEH
DEWA AYU MADE FEBRIARI
(193213009/ A-13A)
Nausea,Vomitrus
Defisit Nutrisi Payah
Hipertrofi Jantung Kiri
COP turun
Ventrikel Kiri
4. Manifestasi Klinis Gagal Ginjal Kronis
Menurut perjalanan klinis gagal ginjal kronik :
a. Menurunnya cadangan ginjal pasien asimtomatik, namun GFR
dapat menurun hingga 25% dari normal
b. Insufisiensi ginjal, selama keadaan ini pasien mengalami poliuria dan
nokturia, GFR 10% hingga 25% dari normal, kadar creatinin serum dan
BUN sedikit meningkat diatas normal.
c. Penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) atau sindrom uremik (lemah,
latergi, anoreksia, mual, muntah, nokturia, kelebihan volume cairan
(volume overload), neuropati perifer, pruritus, uremic frost, perikarditis,
kejang-kejang sampai koma), yang ditandai dengan GFR kurang dari
5-10 ml/ menit, kadar serum kreatinin dan BUN meningkat tajam, dan
terjadi perubahan biokimia dan gejala yang komplek.
Gejala komplikasinya antara lain, hipertensi, anemia, osteodistrofi
renal, payah jantung, asidosis metabolik, gangguan keseimbangan
elektrolit (sodium, kalium, khlorida) (Nurarif dan Kusuma, 2015).
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi
Ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan menilai derajat dari
komplikasi yang terjadi.
b. Foto polos abdomen untuk menilai bentuk dan besar ginjal (batu a/
obstruksi)
Dehidrasi akan memperburuk keadaan ginjal oleh sebab itu penderita
diharapkan tidak puasa.
c. IVP (Intra Vena Pielografi) untuk menilai sistem pelviokalises dan ureter
Pemeriksaan ini mempunyai resiko penurunan faal ginjal pada keadaan
tertentu, misalnya : usia lanjut, DM, dan Nefropati Asam Urat.
d. USG untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal,
kepadatan parenkim ginjal, antomi sistem pelviokalises, ureter
proksimal, kandung kemih serta prostat.
e. Renogram untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri, lokasi dari
gangguan (vaskuler, parenkim, ekskresi ), serta sisa fungsi ginjal.
f. Pemeriksaan radiologi jantung untuk mencari kardiomegali, efusi
perikardial.
g. Pemeriksaan Radiologi tulang untuk mencari osteodistrofi (terutama
untuk falanks jari), kalsifikasi metastasik.
h. Pemeriksaan radilogi paru untuk mencari uremik lung; yang terkhir ini
dianggap sebagai bendungan.
i. Pemeriksaan Pielografi Retrograd bila dicurigai obstruksi yang
reversibel.
j. EKG untuk melihat kemungkinan :hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda
perikarditis, aritmia, gangguan elektrolit (hiperkalemia).
k. Biopsi ginjal
l. Pemeriksaan Laboratorium yang umumnya dianggap menunjang,
kemungkinan adanya suatu Gagal Ginjal Kronik :
- Laju Endap Darah : Meninggi yang diperberat oleh adanya anemia,
dan hipoalbuminemia.
- Anemia normositer normokrom, dan jumlah retikulosit yang rendah.
- Ureum dan kreatinin : Meninggi, biasanya perbandingan antara
ureum dan kreatinin lebih kurang 20 : 1. Ingat perbandingan bisa
meninggi oleh karena perdarahan saluran cerna, demam, luka bakar
luas, pengobatan steroid, dan obstruksi saluran kemih.
Perbandingan ini berkurang : Ureum lebih kecil dari Kreatinin, pada
diet rendah protein, dan Tes Klirens Kreatinin yang menurun.
- Hiponatremi : umumnya karena kelebihan cairan.
- Hiperkalemia : biasanya terjadi pada gagal ginjal lanjut bersama
dengan menurunnya diuresis.
- Hipokalsemia dan Hiperfosfatemia : terjadi karena berkurangnya
sintesis 1,24 (OH)2 vit D3 pada GGK.
- Fosfatase lindi meninggi akibat gangguan metabolisme tulang,
terutama Isoenzim fosfatase lindi tulang.
- Hipoalbuminemis dan Hipokolesterolemia; umumnya disebabkan
gangguan metabolisme dan diet rendah protein.
- Peninggian Gula Darah, akibat gangguan metabolisme karbohidrat
pada gagal ginjal, (resistensi terhadap pengaruh insulin pada
jaringan perifer)
- Hipertrigliserida, akibat gangguan metabolisme lemak, disebabkan,
peninggian hiormon inslin, hormon somatotropik dan menurunnya
lipoprotein lipase.
- Asidosis metabolik dengan kompensasi respirasi menunjukan pH
yang menurun, BE yang menurun, HCO3 yang menurun, PCO2
yang menurun, semuanya disebabkan retensi asam-asam organik
pada gagal ginjal.
7. Komplikasi
Komplikasi dari gagal ginjal kronis menurut Smeltzer (2009) yaitu :
- Hiperkalemia: akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik,
katabolisme dan masukan diit berlebih.
- Perikarditis : Efusi pleura dan tamponade jantung akibat produk
sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
- Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem
reninangiotensin-aldosteron.
- Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel
darah merah.
- Penyakit tulang serta kalsifikasi akibat retensi fosfat, kadar kalsium
serum rendah, metabolisme vitamin D dan peningkatan kadar
aluminium.
- Asidosis metabolic, Osteodistropi ginjal & Sepsis, Neuropati
perifer, Hiperuremia
B. Asuhan Keperawatan
Pengkajian fokus yang disusun berdasarkan pada Gordon dan mengacu pada
Doenges (2001), serta Carpenito (2006) sebagai berikut :
1. Demografi
Penderita CKD kebanyakan berusia diantara 30 tahun, namun ada juga yang
mengalami CKD dibawah umur tersebut yang diakibatkan oleh berbagai hal seperti
proses pengobatan, penggunaan obat-obatan dan sebagainya. CKD dapat terjadi pada
siapapun, pekerjaan dan lingkungan juga mempunyai peranan penting sebagai
pemicu kejadian CKD. Karena kebiasaan kerja dengan duduk / rdiri yang terlalu
lama dan lingkungan yang tidak menyediakan cukup air minum / mengandung
banyak senyawa/ zat logam dan pola makan yang tidak sehat.
2. Riwayat penyakit yang diderita pasien sebelum CKD seperti DM, glomerulo nefritis,
hipertensi, rematik, hiperparatiroidisme, obstruksi saluran kemih, dan traktus
urinarius bagian bawah juga dapat memicu kemungkinan terjadinya CKD.
3. Pola nutrisi dan metabolik.
Gejalanya adalah pasien tampak lemah, terdapat penurunan BB dalam kurun waktu 6
bulan. Tandanya adalah anoreksia, mual, muntah, asupan nutrisi dan air naik atau
turun.
4. Pola eliminasi
Gejalanya adalah terjadi ketidak seimbangan antara output dan input. Tandanya
adalah penurunan BAK, pasien terjadi konstipasi, terjadi peningkatan suhu dan
tekanan darah atau tidak singkronnya antara tekanan darah dan suhu.
5. Pengkajian fisik
a. Penampilan / keadaan umum.
Lemah, aktifitas dibantu, terjadi penurunan sensifitas nyeri. Kesadaran pasien dari
compos mentis sampai coma.
b. Tanda-tanda vital.
Tekanan darah naik, respirasi riet naik, dan terjadi dispnea, nadi meningkat dan
reguler.
c. Antropometri.
Penurunan berat badan selama 6 bulan terahir karena kekurangan nutrisi, atau
terjadi peningkatan berat badan karena kelebihan cairan.
d. Kepala.
Rambut kotor, mata kuning / kotor, telinga kotor dan terdapat kotoran telinga,
hidung kotor dan terdapat kotoran hidung, mulut bau ureum, bibir kering dan
pecah-pecah, mukosa mulut pucat dan lidah kotor.
e. Leher dan tenggorok.
Peningkatan kelenjar tiroid, terdapat pembesaran tiroid pada leher.
f. Dada
Dispnea sampai pada edema pulmonal, dada berdebar-debar. Terdapat otot bantu
napas, pergerakan dada tidak simetris, terdengar suara tambahan pada paru
(rongkhi basah), terdapat pembesaran jantung, terdapat suara tambahan pada
jantung.
g. Abdomen.
Terjadi peningkatan nyeri, penurunan peristaltik, turgor jelek, perut buncit.
h. Genital.
Kelemahan dalam libido, genetalia kotor, ejakulasi dini, impotensi, terdapat
ulkus.
i. Ekstremitas.
Kelemahan fisik, aktifitas pasien dibantu, terjadi edema, pengeroposan tulang,
dan Capillary Refill lebih dari 2 detik.
j. Kulit.
Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan mengkilat/uremia,
dan terjadi perikarditis.
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada CKD adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan volume cairan b/d gangguan mekanisme pengaturan tubuh.
2. Kerusakan integritas kulit b/d pruritis.
3. Ketidakimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia.
4. Intoleransi aktivias b/d ketidakmampuan tubuh memenuhi metabolisme otot dan
rangka.
D. Rencana Asuhan Keperawatan
Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 2.
Jakarta: EGC
Carpenito, L.J., 2006, Rencana asuhan dan pendokumentasian keperawatan (Edisi 2), Alih.
Bahasa Monica Ester, Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilyn E, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk. Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, Jakarta: EGC
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.
Jakarta : Salemba Medika
Nahas, Meguid El & Adeera Levin.2010.Chronic Kidney Disease: A Practical Guide to
Understanding and Management. USA : Oxford University Press.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta
: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.A
DENGAN DIAGNOSA MEDIS CKD
DI RUANG BELIBIS RSUD X
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
Identitas Klien
Nama : Ny.A
Umur : 48 Th
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Suku Bangsa : Bali
Alamat : Jalan Tukad Batanghari,Panjer
Tanggal Masuk : 8 Juli 2021
Tanggal Pengkajian : 8 Juli 2021
No. Register : 100208.xx
Diagnosa Medis : CKD Stadium V
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.W
Umur : 27 Th
Hub. Dengan Klien : Anak
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jalan Tukad Batanghari, Pamjer
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Pasien mengeluh sesak napas karena kecapekan.
Genogram :
AYAH IBU
KLIEN
Keterangan
: Perempuan
: Laki-Laki
: Ny.A
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Pasien mengatakan ketika sakit nafsu makan hilang dan hanya menghabiskan
seperempat porsi makanan
c. Pola Eleminasi
Pola eliminasi pasien di rumah sakit pasien mengatakan BAK 6-8 kali /hari danBAB
1-2 kali/hari.
d. Pola Aktivitas dan Latihan
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidur 6-8 jam/hari namun setelah sakit
pasien kesulitan tidur dan istirahat karena terkadang nyeri pasien kambuh.
h. Pola Peran-Hubungan
i. Pola Seksual-Reproduksi
k. Pola Nilai-Kepercayaan
a. Keadaan Umum
Posisi klien supin 180o, terpasang sirimp-up furosemide 10mg/jam, dc, dan
nasal kaul 5 lpm. Tidak ada tanda klinis yang mencolok dan tergolong sakit sedang
Pasien dalam keadaan kompos mentis dan GCS E4 M6 V5
b. Tanda Vital
Kepala dan rambut : Finger print ditengah frontal terhidrasi. Kulit kepala
bersih tidak adaluka ataupun ketombe Penyebaran rambut merata Rambut
berwarna hitam Rambut tidak mudah patah Rambut tidak bercabang,
kelihatan kusam dan tidak ada kelainan lainnya
Mata : Mata lengkap, simetris kanan dan kiri Sklera berwarna putih, Konjungtiva
anemis Palpebra tidak ada edema Kornea mata jernih Adanya reflek cahaya dikedua
mata Pupil isokor kanan dan kiri. VOS 2/6 dan VOD 2/6
Mulut dan lidah : Keadaan mukosa bibir kering dan pucat.tonsil ukuran normal,
uvula terletak simetris ditengah
Leher : Inspeksi: Tidak tampak deformitas pada trakea, tidak tampak massa dan
lesi, tampak agak kekuningan, tidak tampak pembesaran pada vena jugularis dan
kelenjar limfe Palpasi: Trakea tepat berada di tengah dan tidak teraba deformitas,
tidak teraba massa, tidak teraba pembesaran pada vena jugularis dan kelenjar limfe,
kulit tidak terasa kasar
Dada :
Paru-paru
Inspeksi: Bentuk dada normal, kulit tampak sedikit kekuningan, kulit tampak
kering, pergerakan dada simetris antara kanan dan kiri, terpasang double lumen di
supraclavikula dekstra
Palpasi: Tidak tampak odem, tidak terdapat pitting edema, tidak terdapat nyeri
tekan, taktil fremitus teraba sama, tidak teraba massa
Perkusi: Terdengar resonan pada seluruh lapang paru
Auskultasi: terdengar suara nafas tambahan.
Abdomen :
Inspeksi: Persebaran warna kulit tidak merata, kulit tampak kering, tidak tampak
massa atau lesi, tidak tampak asites
Auskultasi: Bising usus 20 x/i
Perkusi: Tidak terasa adanya gelombang cairan, terdengar timpani
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba adanya massa
Ekstermitas :
Atas:
Inspeksi: Persebaran warna kulit tidak merata pada kedua tangan, kulit tampak
kering pada kedua tangan, sedikit mengelupas di area dekat siku tangan kanan, tidak
tampak massa dan lesi, tampak hiperpigmentasi pada kedua tangan, tidak tampak
odem, terpasang abocath infus no 22 pada ektermitas atas dekstra, kedua tangan
tampak simetris, tidak ada deformitas
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat piting edema, turgor kulit kembali
dalam 2 detik, tidak teraba massa, kulit teraba kasar pada, CRT 2 detik
Bawah:
Inspeksi: Persebaran warna kulit tidak merata, kulit tampak kering, sedikit
mengelupas pada area kaki kanan bagian bawah luar, tampak bekas luka bakar
terkena air panas pada kaki kanan sejak 1 tahun yang lalu, tampak hiperpigmentasi,
tidak tampak massa dan lesi, tidak tampak deformitas, kedua kaki tampak simetris,
tidak tampak odem
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, tidak teraba deformitas,
tidak terdapat pitting edema, turgor kulit kembali dalam 2 detik, CRT 2 det
5. DATA PENUNJANG (Pemeriksaan Diagnostik) :
B. ANALISA DATA
DO:
- Pasien mual muntah Nafsu makan turun
- Nafsu makan turun
- Pasien hanya
menghabiskan 1-2sendok
makan dari makanannya Penurunan Berat Badan
- Mengalami penurunan
BB 7 kg
BB sebelum sakit: 55
kg Defisit Nutrisi
BB sesudah sakit: 48 kg
Tinggi Badan: 160 cm
Pasien terlihat
kurus,mukosa bibir
kering pucat,
Tabel Daftar Masalah Kolaboratif / Diagnosa Keperawatan
NO TANGGAL / DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL, JAM
JAM LENYAP /
DITEMUKAN TERATASI
1. 8 JULI 2021 Pola napas tidak efektif b.d posisi 12 JULI 2021
10.00 Wita tubuh yang menghambat 08.00 Wita
ekspansi paru d.d terdengar suara
ronchi dan menggunakan otot
bantu nafas.
C. PERENCANAAN
Untuk
memudahkan
mengekuarkan
sputum
NIM:193213009