Proposal Pemberdayaan Masyarakatdocx 5 PDF Free

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PENYULUHAN HIPERTENSI PADA LANSIA


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pemberdayaan masyarakat yang diampu oleh :
Ibu Sugih Wijayanti, S.Kep, Ns. M.Kep

Disusun oleh :
Adinda Dwi Elsa Mellia
P1337420617020

PRODI S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul : Penyuluhan hipertensi pada lansia


2. Ketua tim pengusul :
a. Nama : Adinda Dwi Elsa Mellia
b. NIM : P1337420617020
c. Kelas : 3A3 Reguler
d. Disiplin ilmu : Keperawatan
e. Jabatan : Mahasiswa
f. Jurusan/prodi : Keperawatan/S1 Terapan Keperawatan Semarang
g. Alamat : Jl.Banjarsari Gang Iwenisari Timur 1
h. Telp/fax/E-mail : Adindaelsa12@gmail.com
3. Jumlah anggota
a. Nama anggota I : Inna Nur Hayati
b. Nama anggota II : Nur Indah P
c. Nama anggota III : Erika Aditya

4. Lokasi kegiatan
a. Lokasi kegiatan/mitra (1)
Wilayah mitra ( Desa/kecamatan ) : Tembalang
b. Kabupaten/Kota Provinsi : Kota semarang/ Provinsi jawa tengah
c. Jarak PT ke lokasi mitra (km) : 5 km
d. Jumlah dana yang diusulkan : Rp 700.000,-

Semarang, 26 Oktober 2019

Dosen Pembimbing Ketua Tim Pengusul

Sugih Wijayanti, S.Kep, Ns. M.Kes Adinda Dwi Elsa Mellia


NIP. 197508171998032001 NIM.P1337420617020

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Lansia (Lanjut Usia) adalah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Statistik
Indonesia, 2010). Penggolongan lansia menurut Depkes dibagi menjadi tiga kelompok
yakni kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), kelompok lansia (65 tahun ke atas),dan
lansia resiko tinggi (lebih dari 70 tahun). Indonesia adalah termasuk negara yang
memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena
jumlah penduduk yang berusia 60 tahun keatas sekitar 7,18%. Badan Perencanaan dan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) memperkirakan pada 2025, lebih dari seperlima
penduduk Indonesia adalah orang lanjut usia (Megarani, 2007). Lansia merupakan
kelompok penduduk yang menjadi fokus perhatian para ilmuwan, masyarakat, dan
pemerintah karena membawa berbagai permasalahan yang harus diantisipasi dan
dicarikan jalan keluarnya, termasuk bidang kesehatan

(Cunha, 2001). WARTA, Vol .13, No.1, Maret 2010: 28 – 36 ISSN 1410-
934429.

Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang hampir diderita sekitar 25%


penduduk dunia dewasa (Adrogué &Madias,2007). Hipertensi didefinisikan sebagai
tekanan darah sistolik > 140 mmHg atau tekanan diastolic > 90 mmHg (National Heart
Lung & Blood Insitute, 2003). Prevalensi utama hipertensi pada kulit hitam, pria dan
pada orang tua (August, 2003). Insidensi hipertensi meningkat seiring bertambahnya
usia, sekitar 60 % dari semua kematian prematur diakibatkan oleh hipertensi terjadi di
antara pasien dengan hipertensi ringan

(Fisher dan Gordon, 2005).

Prevalensi hipertensi diprediksi meningkat 60% pada tahun 2025, yaitu sekitar 1.56
juta orang penderita. Hal ini merupakan faktor risiko dari penyakit kardiovaskuler dan
bertanggung jawab terhadap kebanyakan kematian di dunia. Hipertensi primer atau
yang dikenal dengan hipertensi essensial atau idiopatik merupakan kasus hipertensi
terbanyak, yaitu sekitar 95% dari kejadian hipertensi secara keseluruhan

(Adrogué & Madias, 2007).

2
Berdasarkan penelitian WHO-Comunity Study of the Elderly Central Java
menemukan bahwa hipertensi dan penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit kedua
terbanyak yang diderita lansia setelah artritis, yaitu sebesar 15,2% dari 1203 sampel
(Nugroho, 2000). Tingkat pendidikan, komunikasi dan informasi, kebudayaan, dan
pengalaman pribadi seseorang akan mempengaruhi pengetahuan dan sikap tentang
kesehatan Dengan mendapatkan infomasi yang benar,diharapkan lansia mendapat
bekal pengetahuan yang cukup untuk dapat melaksanakan pola hidup sehat dan dapat
menurunkan risiko penyakit degeneratif terutama hipertensi dan penyakit
kardiovaskular

(Notoatmodjo, 2003).

1.2 RUMUSAN MASALAH


Permasalahan tentang hipertensi di usia lansia sudah merupakan permasalahan
yang sukar di kendalikan. Hal tersebut yang melandasi perlu diadakanya sosialisai pada
lansia mengenai hipertensi sehingga para peserta dapat menghindari makanan yang
dapat memicu terjadinya hipertensi.

1.3 PEMECAHAN MASALAH


Untuk turut membantu memecahkan masalah-masalah hipertensi pada lansia, langkah-
langkah yang diambil adalah :
1. Memberikan penyuluhan tentang hipertensi pada lansia dan dapat memberdayakan
lansia dalam aspek kesehatan pada umumnya untuk senantiasa melakukan pola
hidup sehat.
Diharapkan dengan melakukan kegiatan ini, tingkat pengetahuan lansia mengenai
hipertensi dapat ditingkatkan.
1.4 TUJUAN KEGIATAN
1. Meningkatkan pengetahuan lansia tentang hipertensi.
2. Meningkatkan pengetahuan lansia akan bahaya hipertensi serta cara pencegahannya

1.5 TARGET LUARAN


1. Peserta mampu memahami tentang definisi hipertensi
2. Peserta mengetahui makanan apa yang harus dihindari penderita hipertensi
3. Peserta mengetahui pola hidup sehat agar mencegah hipertensi
4. Peserta mengetahui apa yang harus dilakukan saat mengalami hipertensi

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Daerah yang akan menjadi binaan kami adalah di Banyumanik. Daerah ini
memiliki (warga yang berusia diatas 65 tahun) yang mencapai 30 orang dan
termasuk menjadi salah satu desa dengan populasi lansia yang cukup tinggi. Selain
itu, disana juga belum terbentuk komunitas lansia yang berjala dengan lancar
sebagai forum untuk berbagi satu dengan yang lainnya, mayoritas dari warga lansia
di desa ini merupakan pensiunan yang tidak lagi melakukan aktivitas yang
produktif.
Berdasarkan pertimbangan yang terdapat pada pendahuluan usulan ini, maka
sasaran pengabdian masyarakat tentang hipertensi pada lansia yaitu para lansia di
kota Semarang khususnya di panti lansia. Fenomena lainya adalah maraknya
kejadian hipertensi pada lansia yang dapat menyebabkan gejala penyakit lainya
seperti stroke, kardiovaskuler, dll.
2.2 METODE KEGIATAN

1) Macam Metode

Metode yang dilakukan pada kegiatan ini adalah dengan pemberian ceramah,
diskusi, simulasi serta demonstrasi.

2) Kegiatan di lakukan selama satu hari pada tanggal 2 November 2019 pukul 08.00
WIB – 10.00 WIB

3) Jumlah dan Segmen masyarakat yang dilibatkan

Sasaran : 30 Lansia

4) Narasumber

Mahasiwa

5) Peralatan yang di butuhkan

- Laptop

- LCD

- Leaflet

6) Alat ukur keberhasilan kegiatan

Untuk mengetahui pengetahun mahasiswa tentang pengaruh pemakaian gadget

4
untuk kesehatan dan bagaimana cara menggunakan gadget yang lebih aman.

2.3 JADWAL KEGIATAN PROGRAM


Kegiatan pengabdian ini akan dilaksanakan mengikuti jadwal kegiatan di
bawah ini :

No Waktu Kegiatan Respon


Pembukaan : - Menjawab salam
1. 5 Menit
- Mengucapkan salam - Mendengarkan
- Menjelaskan nama dan - Mendengarkan
akademi
- Menjawab
- Menjelaskan topik dan
tujuan pendidikan
kesehatan
- Menanyakan kesiapan
lansia
Pelaksanaan : - Mendengarkan
2. 25 Menit
- Penyampaian materi - Bertanya

- Pengertian hipertensi

- Tanda dan gejala


hipertensi

- Penyebab hipertensi

- Pengobatan hipertensi

- Pencegahan hipertensi

- Makanan yang
dihindari

- Makanan yang
dianjurkan

- Pengobatan tradisional
untuk hipertensi

5
- Memberikan
kesempatan para
lansia untuk
bertanya
mengenai materi
yang
disampaikan
Evaluasi: - Menjawab
3. 10 Menit
- Menanyakan kembali
- Meredemonstarasi
hal-hal yang sudah
dijelaskan mengenai
Hipertensi

- Memberikan
kesempatan para
lansia
meredemontrasikan
pembuatan obat
tradisional
Penutup
4. 20 Menit - Mendengarkan
- Menutup pertemuan
- Menjawab salam
dengan menyimpulk
an materi yang telah
dibahas
- Memberikan salam
penutup

- Pemeriksaan Tekanan
Darah

6
2.4 RENCANA BIAYA

NO URAIAN JML(Rp..,-) TOTAL(Rp.,-)


1. Proposal 25.000,- 25.000,-
2. Pengadaan alat publikasi : 225.000,- 225.000,-
- Leaflet
- Spanduk 1 buah
- Poster
3. Peralatan dan Bahan : 300.000,-
Perijinan 100.000,-
Konsumsi 200.000,-
4. Transportasi 50.000,- 50.000,-
5 Dokumentasi 50.000,- 50.000,-
6. Penyusunan laporan 50.000,- 50.000,-
TOTAL ANGGARAN 700.000,-

2.5 RANCANGAN EVALUASI

Rancangan penelitian dalam kegiatan ini dilakukan secara sistematis. Sebelum


diberikan informasi dilakukan tanya jawab terlebih dahulu kepada lansia untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan lansia tentang hipertensi pada lansia. Kemudia
setelah rangkaian kegiatan selesai , subjek sasaran kegiatan ini diharapkan mampu
memahami, membentuk sikap dan perilaku yang tepat dan bertanggung jawab dalam
menjaga kesehatanya, serta mengaplikasikan pengetahuna yang didapat dalam
kehidupan sehari hari. Tolak ukur keberhasilan kegiatan ini adalah meningkatnya
pengetahuan subjek terhadap kesehatanya dan adanya respon positif dari pihak terkait
yang mengharapkan keberlanjutan kegiatan di waktu mendatang.

7
2.6 NAMA DAN BIODATA KETUA DAN ANGGOTA

a. Identitas Ketua
1. Nama Lengkap Adinda Dwi Elsa Mellia
2. Jenis Kelamin P
3. Program Studi Keperawatan
4. NIM P1337420617020
5. Tempat dan Tanggal Lahir Blora, 30 Januari 2000
6. Email adindaelsa@gmail.com

7. Status Mahasiswa keperawatan


8. Institusi Poltekkes Kemenkes Semarang
b. Identitas anggota
1. Nama Lengkap Inna Nur Hayati
2. Jenis Kelamin P
3. Program Studi Keperawatan
4. NIM P1337420617015
5. Tempat dan Tanggal Lahir Lamongan, 27 Januari 2000
7. Status Mahasiswa keperawatan
8. Institusi Poltekkes Kemenkes Semarang

1. Nama Lengkap Nur Indah P


2. Jenis Kelamin P
3. Program Studi Keperawatan
4. NIM P1337420617017
5. Tempat dan Tanggal Lahir Semarang, 9 April 1999
7. Status Mahasiswa keperawatan
8. Institusi Poltekkes Kemenkes Semarang

1. Nama Lengkap Erika Aditya N


2. Jenis Kelamin P
3. Program Studi Keperawatan
4. NIM P1337420617020
5. Tempat dan Tanggal Lahir Temanggung, 14 April 1999
7. Status Mahasiswa keperawatan
8. Institusi Poltekkes Kemenkes Semarang

8
2.7 NAMA DAN BIODATA DOSEN PEMBIMBING

Nama : Sugih Wijayanti, S.Kep, Ns. M.Kes

NIP/NIK : 197508171998032001

Tempat dan Tanggal Lahir : Grobogan,17 Agustus 1975

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Golongan / Pangkat : Penata Tk I / IIId

Jabatan Akademik : Dosen

Perguruan Tinggi : Poltekes Kemenkes Semarang

Alamat : Jl.Tirto Agung Pedalangan,Banyumanik,Semarang 50268

9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pihak yang terlibat dalam pemenuhan proses keperawatan pada lansia dengan hipertensi
antara lain, keluarga, dimana keluarga merupakan salah satu kekuatan terpenting bagi
lansia, oleh sebab itu selain harus memenuhi kebutuhan material kepada lansia, keluarga
juga harus memenuhami kebutuhan dasar psikologis lansia seperti perhatian, kasih sayang,
reward. Pskiater membantu lansia dan keluarga untuk memecahkan masalah psikologis
maupun kognitif yang dialami lansia, dan kosultasi. Dokter menangani penyakit fisik yang
dialami lansia. Perawat membantu dalam memenuhi kebutuhan bio-psko-sosio-spiritual
lansia dan keluarga. Serta pembimbing spiritual : memotivasi lansia untuk meningkatkan
keimanan/keyakinan terhadap Tuhan YME.

Melihat permasalahan dunia dan Indonesia terhadap kaum lansia, kami merasa perlu
untuk mengadakan peningkatan kualitas hidup lansia melalui promosi kesehatan untuk
meningkatkan produktivitas lansia khususnya di kota Semarang. Sehingga, harapan kami
lansia dapat menjadi lebih produktif dan dapat menginspirasi masyarakat sekitar.

10
DAFTAR PUSTAKA

Adrogué H J dan Madias Nicolaos E. 2007. Sodium and Potassium in the Pathogenesis
of Hypertension NEJM; 356:1966-1978 August, Phyllis. 2007 Initial Treatment of
Hypertension. NEJM; 348; 610-617

Braunwald, E., A. S. Fauci., D.L.,Kasper., S.L.Hauser., D.L.Longo., J.L.Jameson.


2001.“Harrison’s Mannual of Medicine 15th edition”. USA: Mc Draw-Hill
Profesional Cunha, Maria G. 2001. Usia Lanjut di Indonesia: Potensi, Masalah,
Kebutuhan (Suatu Kajian Literatur)

Disitasi dari www. atmajaya.ac.id/content asp. Diakses tanggal 2 Oktober 2009 36

Peningkatan Pengetahuan tentang Hipertensi pada Lansia di Posyandu Lansia Dukuh


Gantungan desa Makamhaji Kartasura Sukoharjo oleh : Domas Fitria Widyasari,
dkk.

Data Statistik Indonesia. 2010. Disitasi dari http://www.datastatistik-indonesia.com


Diakses tanggal 2 Oktober 2009

Fisher, NDL dan Gordon, H William. 2005. Hypertensive Vascular Disease dalam
Harrison’s principles of Internal Medicine 16th edition. USA: Mc Graw-Hill
Profesional

Kementrian Koordinator Bidang Kesehatan Rakyat Kedeputian I Bidang Kesejahteraan


Sosial. 2009. Lansia Masa Kini dan Mendatang

www. Situs resmi kemetrian coordinator bidang kesejajtaraan rakyat. Diakses tanggal
2 October 2009 Kiger, Alice M. 2004. Teaching for Health London: Churchill
Livingstone Maulana, Heri DJ. 2009.

Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Megarani, AM. 2007.
Pada 2025, Seperlima Penduduk Indonesia Lansia. www. Tempointeraktif.com.
Diakses tanggal 2 Oktober 2009National Heart Lung & Blood Insitute. 2003.

The seventh report of Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation,


and Treatment of High Blood Pressure dalam The JNC VII report. Disitasi dari:
http://www .nhlbi.nih.gov/guidelines/hipertensi/ JNC 7 full / htm. Diakses tanggal
2 Oktober 2009.Notoatmodjo, S. 2003.

11
Lampiran Materi

1. Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling
tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi sesuai
usia, sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat spesifik usia. Namun, secara
umum seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih
tinggi daripada 160mmHg sistolik atau 90mmHg diastolik. (Elizabeth J.Corwin,2000)

2. Penyebab

Penyebab hipertensi terdiri dari factor genetic (keturunan), bertambahnya usia dan
lingkungan. Paling sedikit ada 3 faktor lingkungan yang dapat menyebabkan
hipertensi, yakni makan garam (natrium) berlebihan, stress psikis, dan obesitas.

Hipertensi sekunder, dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, Penyakit endokrin


(hipertensi endokrin), obat, dan alkohol, serta kehamilan

3. Jenis-jenis hipertensi

Jenis-jenis hipertensi adalah:

a) Hipertensi ringan: Jika tekanan darah sistolik antara 140 – 159 mmHg dan atau
tekanan diastolik antara 90 – 95 mmHg

b) Hipertensi sedang: Jika tekanan darah sistolik antara 160 – 179 mmHg dan
atau tekanan diastolik antara 100 – 109 mmHg

c) Hipertensi berat: Jika tekanan darah sistolik antara 180 – 209 mmHg dan atau
tekanan diastolik antara 110 – 120 mmHg

4. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala yang biasanya terjadi :

a) Pusing

b) Rasa berat di tengkuk

c) Mudah marah

d) Telinga berdenging

e) Sukar tidur

12
f) Sesak nafas

g) Mudah lelah

h) Mata berkunang-kunang
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:

a) Sakit kepala

b) Kelelahan

c) Mual

d) Muntah

e) Sesak nafas

f) Gelisah

g) Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.

5. Komplikasi

Komplikasi hipertensi antara lain:

a) Penyakit jantung (gagal jantung)

b) Penyakit ginjal (gagal ginjal)

c) Penyakit otak (stroke)

6. Pengobatan

Pengobatan hipertensi untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut:

a) Pengobatan farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan atas ijin dokter

b) Pengobatan non farmakologis yaitu dengan

c) Mengurangi asupan garam dan lemak

d) Mengurangi atau menghilangkan kebiasaan minum alcohol

e) Berhenti merokok bagi yang merokok

f) Menurunkan berta badan bagi yang kegemukan

g) Olah raga teratur seperti joging, jalan cepat, bersepeda, berenang

13
h) Menghindari ketegangan

i) Istirahat cukup

j) Hidup tenang

k) Pencegahan agar tidak terjadi komplikasi dari hipertensi

l) Kontrol teratur

m) Minum obat teratur

n) Diit rendah garam dan lemak

7. Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi antara lain:

a) Sayur-sayuran hijau kecuali daun singkong, daun melinjo dan melinjonya

b) Buah-buahan keculi buah durian

c) Ikan laut tidak asin terutama ikan laut air dalam seperti kakap dan tuna

d) Telur boleh dikonsumsi maksimal 2 butir dalam 1 minggu dan diutamakan putih
telurnya saja

e) Daging ayam (kecuali kulit, jerohan dan otak karena banyak mengandung lemak)

8. Makanan yang perlu dihindari

a) Makanan yang di awetkan seperti makanan kaleng, mie instant, minuman kaleng

b) Daging merah segar seperti hati ayam, sosis sapi, daging kambing

c) Makanan berlemak dan bersantan tinggi serta makanan yang terlalu asin

9. Pengobatan tradisional

Pengobatan tradisional yang dapat dibuat dirumah antara lain dengan mengkonsumsi
secara teratur jus:

a. Buah mentimun

b. Buah belimbing

c. Daun seledri

14
Sedangkan cara membuat obat tradisional seperti jus mentimun adalah

a. ½ kg buah mentimun dicuci bersih

b. Dikupas kulitnya kemudian diparut

c. Saring airnya menggunakan penyaring/kain bersih

d. Diminum setiap hari ± 1 kg untuk 2 kali minum pagi dan sore hari

15

Anda mungkin juga menyukai