Rumah Sakit Umum (RSU) adalah penyedia jasa pelayanan kesehatan yang didirikan
oleh pemerintah untuk melayani masyarakat terkait dengan kebutuhan jasa kesehatan. Tenaga
kesehatan di Rumah Sakit bertanggung jawab terhadap pasien sesuai dengan standar pelayanan
profesional dengan memegang teguh pada etika profesi.
Namun, pada kenyataannya masih banyak tenaga kesehatan di Rumah Sakit bekerja
secara tidak profesional bahkan melanggar etika profesi. Akibatnya, kepercayaan masyarakat
terhadap RSU mulai berkurang akibat perilaku kontraproduktif dari tenaga kesehatan. Perilaku
kontraproduktif adalah bentuk perilaku negatif yang dilakukan oleh individu dalam sebuah
organisasi, dalam hal ini adalah perilaku tenaga kesehatan di RSU Denpasar.
Salah satu faktor internal yang berkontribusi terhadap perilaku kontraproduktif adalah
faktor kepribadian. Tipe kepribadian tertentu menentukan gaya bekerja seseorang dan
menunjukkan kelemahan yang dimiliki saat bekerja. Salah satu alat yang digunakan untuk
mendeteksi jenis kepribadian yang dihubungkan dengan gaya bekerja adalah model kepribadian
DISC. DISC membagi kepribadian seseorang dalam 4 tipe kepribadian yaitu Dominance,
Influence, Steadiness dan Complience.
Subjek penelitian adalah tenaga kesehatan di RSU Denpasar yang diambil dari dua RSU
yaitu RSUP Sanglah dan RSUD Wangaya, 100 responden dari tenaga kesehatan baik medis
ataupun teknis yang telah bekerja minimal 3 tahun. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei
sampai Oktober 2015, penelitian ini mengambil sampel tenaga kesehatan yaitu Dokter dan
Perawat di dua Rumah Sakit Umum yaitu RSUP Sanglah dan RSUD Wangaya.
Hasil diskriptif yang ditemukan menunjukkan bahwa dari sebagian besar tenaga medis
ditemukan memiliki kepribadian Compliance dan Steadiness. Tipe kepribadian tersebut
memiliki pengaruh yang sinifikan terhadap perilaku kontraproduktif yang muncul.
Dari contoh kasus tersebut kemudian dikaitkan dengan materi yang telah dipaparkan (it’s
all about communication), kelompok kami menyimpulkan bahwa hampir semua orang dari
berbagai kalangan profesi mampu berbicara/berkomunikasi, tapi tidak semua orang mampu
berkomunikasi dengan baik atau menjadi pendengar yang baik. Pada prakteknya, tidak sedikit
orang yang kurang mampu menyadari kepribadiannya dan memaksimalkan kepribadian yang
dimilikinya (DISC), sehingga itulah kenapa didalam organisasi tujuan untuk mencapai efisiensi
dan efektifitas masih sulit terlaksana. Dibutuhkan kekompakan dan kesadaran masing-masing
untuk hal ini.
Oleh karena itu, dengan hadirnya profil DISC ini memiliki peranan penting dalam
membantu memecahkan permasalahan didalam organisasi seperti komunikasi, khususnya yang
menyangkut kepribadian para kandidat baik dari pemimpin sampailah yang dipimpin. Hasil dari
DISC tentunya diharapkan dapat berguna sebagai bahan evaluasi masing-masing kandidat untuk
menginstokpeksi diri, lalu memperbaiki kinerjanya supaya kinerja organisasi juga terdampak
menjadi lebih optimal pada masa mendatang.
Sumber: