Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG GANGGUAN POLA TIDUR

Topik : Gangguan Pola tidur pada Lansia


Hari / Tanggal : Selasa, 28 September 2021
Tempat : Rumah Ny. D
Sasaran : Ny.D
Waktu : 1x30 menit

Berdasarkan hasil pengkajian pada Kamis, 23 September 2021 didapatkan data bahwa
Ny. “D” 65 tahun mengeluh kesulitan tidur terutama di malam hari, merasatidur tidak puas,
sering merasa tidak tenang, sering bangun tiba-tiba,. Klien baru saja di tinggal suaminya satu
minggu yang lalu, biasanya klien tidur dengan suaminya, saat ini klien sering merasa kesepian
walaupun ada anak-anak nya yang menemani, sehingga klien sulit untuk memulai tidur. Klien
mengatakan malas beraktivitas, badan merasa sakit dan kepala sering pusing. TTV : TD 160/95
mmHg; N : 56x/menit; P : 20x/menit; S : 36,8 0C; klien tidak memilki riwayat penyakit hipertensi
sebelumnya.

I. Tujuan Instruksional Umum :


Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit tentang gangguan pola tidur pada
lansia diharapkan Ny. S dapat menyebutkan cara mengatasi gangguan pola tidur dan dapat
mempraktekkannya.

II. Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan klien dapat :
1. Memahami pengertian dan fungsi tidur
2. Mengetahui penyebab gangguan pola tidur
3. Memahami tanda dan gejala pada gangguan pola tidur
4. Memahami dampak yang terjadi akibat gangguan pola tidur
5. Menjelaskan cara mengatasi gangguan pola tidur

III. Materi penyuluhan ( Terlampir )


IV. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

V. Media
1. Leaflet
2. Pulpen
3. Power Point

VI. Kegiatan Penyuluhan


No Tahap Penyuluh Peserta Waktu Media
Kegiatan
1. Pembukaan Memberi salam Menjawab salam 5 menit

Memperkenalkan diri Mendengarkan dan


Leaflet
dan menjelaskan tujuan memperhatikan
penyuluhan

2. Kegiatan Bertanya tentang Menjawab 15 menit Leaflet dan


Power
jadwal tidur pada pertanyaan
Point
malam hari

Menjelaskan Mendengarkan dan


pengertian dan memperhatikan
fungsi tidur

Menjelaskan tentang Mendengarkan


penyebab gangguan dan
pola tidur memperhatikan

Memberi kesempatan Bertanya


bertanya

Menjawab pertanyaan Mendengarkan dan


memperhatikan

Menjelaskan tanda,
Mendengarkan dan
gejala dan dampak
memperhatikan
gangguan pola tidur
Memberi kesempatan Bertanya
bertanya

Menjawab pertanyaan Mendengarkan dan


memperhatikan
Mendengarkan dan
Menjelaskan cara
memperhatikan
mengatasi gangguan
pola tidur

Bertanya
Memberi kesempatan
bertanya
Mendengarkan dan
Menjawab pertanyaan memperhatikan

3. Penutup Membuat kesimpulan Mendengarkan dan 5 menit Leaflet dan


materi yang telah memperhatikan Power
disampaikan Point

Memberikan leaflet Menerima Leaflet

Mengakhiri penyuluhan Menjawab Salam


dan mengucapkan salam

VII. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Klien menyepakati kontrak yang telah disepakati, dan tersedianya media penyuluhan
2. Evaluasi Proses
Klien berpartisipasi selama kegiatan, lingkungan tidak bising dan pelaksanaan sesuai dengan rencana.
3. Evaluasi Hasil
Klien mampu menyebutkan :
- Pengertian dan fungsi tidur dengan bahasa sendiri
- Tanda dan gejala gangguan tidur dengan bahasa sendiri
- Penyebab dan dampak gangguan tidur dengan bahasa sendiri
- Cara mengatasi gangguan tidur dengan bahasa sendiri

MATERI PENYULUHAN
A. DEFINISI
Istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari
perasaan gelisah. Jadi, beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali.
Terkadang, berjalan-jalandi taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat.
Sedangkan pengertian tidur adalah suatu keadaan tidak sadar yang dialami seseorang yang
dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup. Tidur
dikarakteristikan dengan aktivitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi,
perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan respon terhadap stimulus eksternal.
Tidur bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, dan kesehatan.
Secara umum terdapat dua efek fisiologis tidur, pertama efek terhadap sistem saraf yang
diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara berbagai
susunan syaraf, kedua yaitu efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan
berbagai organ dalam tubuh, mengingat terjadinya penurunan aktivitas organ-organ tubuh
tersebut selama tidur. Gangguan dalam tidur bisa dialami oleh siapa saja. Gangguan pola
tidur adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan jumlah atau kualitas pola
tidur dan istirahat sehubungan dengan keadaan biologis atau kebutuhan emosi. Gangguan
tidur bisa berupa insomnia, narkolepsi, somnabolisme (tidur berjalan), enuresa (ngompol),
dan delirium (mengigau).

B. ETIOLOGI
Beberapa penyebab yang dapat menyebabkan gangguan pola tidur, yaitu :
1. Psikologis
- Perubahan tidur yang berhubungan dengan proses penuaan
- Ansietas
- Suhu tubuh

2. Lingkungan
- Suhu, kelembaban yang berubah-ubah
- Stimulasi yang berlebih
- Kegaduhan
- Pengobatan

3. Fisiologis
- Demam
- Hipertiodisme
- Ulkus gastrik
- Gangguan hati
- Nafas pendek
- Urgensi berkemih
- Mual
- Gangguan ketidaknymanan

FaktorPredisposisi :
Menurut Potter and Perry (2015), faktor-faktor yang mempengaruh itidur antara lain:
a. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur yang lebih banyak dari
normal.Namun demikian, keadaan sakit menjadikan seseorang kurang tidur bahkan tidak
dapat tidur.
b. Kelelahan
Kelelahan dapat mempengaruhi pol tidur seseorang.Seseorang dengan kelelahan tingkat
menengahdapat tidur nyeyak, sedangkan pada kelelahan yang berlebihan akan
menyebabkan periode tidur REM lebih pendek.
c. StresPsikologi
Depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini disebabkan oleh
kondisi cemas yang meningkatkan norepirefin darah melalui system saraf simpatis dan
akan mengurangi tahap REM dan NREM.
d. Obat-Obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur yaitu,
1) Diuretik
2) Anti depresan
3) Kafein
4) Betabloker
5) Narkotika
6) Amfetamin
e. Nutrisi
Makanan seperti keju, susu, daging dan ikan tuna dapat mempercepat tidur.
f. Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur. Pada
lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur nyenyak dan sebaliknya.
g. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun
dan menahan tidak tidur sehingga dapat menimbulkan gangguan proses tidur.

C. TANDA DAN GEJALA


1. Ketidakpuasan Tidur
2. Keluhan verbal tentang kesulitan-kesulitan tidur
3. Keluhan verbal tentang perasaan tidak dapat beristirahat dengan baik
4. Tidak dapat tidur (insomnia)
5. Total waktu tidur kurang dari usia yang normal
6. Memiliki kebiasaan buruk atau aneh saat tidur (mengorok, berhenti nafas, menggerakan
anggota keluarga)
7. Bangun 3 kali atau lebih di malam hari

D. DAMPAK ATAU AKIBAT DARI GANGGUAN POLA TIDUR


 Menurunnya vitalitas kerja
 Daya ingat dan konsentrasi menurun
 Tidak ada tenaga / malas
 Keterampilan berkomunikasi yang tidak bagus
 Badan lemah / kelelahan / sakit kepala

E. CARA MENGATASI GANGGUAN POLA TIDUR


12 aturan tidur yang sehat (menurut WHO):
1. Berbaring di tempat tidur ketika benar-benar ingin tidur. Tetapi usahakan pada waktu
yang sama ketika akan pergi tidur.
2. Jangan menggunakan ranjang untuk aktivitas lain selain untuk tidur. Aktivitas lain
seperti membaca, nonton TV, makan, telepon. Kebiasaan menggunakan ranjang untuk
aktivitas lain membuat kebiasaan untuk terjaga ketika berbaring di ranjang.
3. Pasang alarm untuk bangun pada waktu yang sama. Tanpa memandang lama waku tidur
malam.
4. Usahakan untuk tidak tidur siang.

5. Jangan minum alkohol beberapa jam sebelum tidur. Alkohol dapat membuat tidur
gelisah.
6. Jangan mengkonsumsi kafein atau obat mengandung kafein beberapa jam sebelum waktu
tidur. Karena kafein sebagai stimulan, dapat meningkatkan denyut jantung sehingga
tubuh dapat terjaga sepanjang malam.
7. Jangan merokok beberapa jam sebelum tidur. Rokok mengandung nikotin yang dapat
meningkatkan semangat karena berefek sebagai neurostimulan.
8. Olahraga pada sore hari (6 jam sebelum tidur). Latihan peregangan otot, jalan kaki
secukupnya selama 20 menit. Hal ini akan meningkatkan metabolisme dan suhu badan,
lalu akan menurun sekitar 6 jam kemudian yang berefek pada tidur yang nyenyak.
9. Sediakan waktu transisi untuk tidur degan mengurangi tingkat aktivitas sebelum tidur,
hilangkan rasa cemas akan pekerjaan yang belum selesai, hari esok dan pikiran lainnya.
Melakukan akivitas dengan tenang dan santai.
10. Membersihkan diri sebelum tidur, memastikan pintu telah terkunci, dan menyesuaikan
pencahayaan lampu, supaya merasa aman dan nyaman pada saat tidur.
11. Memastikan tidak ada cahaya terang atau suara yang dapat mengganggu dan pastikan
suhu ruang tidur nyaman.
12. Keadaan lapar atau setelah makan banyak dapat menghambat tidur. Bagaimanapun jika
merasa lapar sebaiknya makan makanan kecil atau minum segelas susu hangat sangat
tepat untuk mengatasi masalah ini.

Selain itu, kebutuhan magnesium dan kalsium sebaiknya dipenuhi, karena kekurangan
keduanya dapat meyebabkan tidur tidak nyenyak. Magnesium dapat merelaksasikan otot dan
kalsium berefek sebagai penenang pikiran. Kedua zat ini dapat diperoleh salah satunya pada
susu. Karbohidrat kompleks yang terdapat pada roti dapat memacu pengeluaran serotin yang
dapat merangsang rasa kantuk. Serotin juga dapat dipicu oleh asam amino triptofan yang
terdapat pada susu, selain itu triptofan juga memicu pengeluaran hormon melatonin yang
memerintahkan tubuh untuk untuk istirahat. Hormon ini akan dikeluarkan ketika sinar
matahari mulai redup. Dengan tidur yang berkualitas dan cukup, kita dapat lebih siap dan
berkonsentrasi penuh untuk melakukan aktivitas esok harinya.
DAFTAR PUSTAKA

Ernawati. 2008. Buku Saku Asuhan KeperawatanGeriatrik. Jakarta: EGC


Kushariyadi. 2010. Asuhan Keperawatan Pada L iniansia. Jakarta: Salemba Medika
Prajitno. 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta: EGC
Saparinah. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika
Soejono. 2007. Keperawatan Gerontik dan Gerontrik Edisi 3. Jakarta: EGC
Alimul, H. Aziz. (2006) Pengantar KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta: SalembaMedika.
NANDA.(2011). DiagnosaKeperawatan 2011-2014. Jakarta: EGC.
Potter, P. A. & Perry, A. G. (2015). Buku Ajar Fundamental Keperawatan vol.2. Jakarta:
EGC.
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta.
PPNI. (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SLKI). Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai