Anda di halaman 1dari 2

Nama : Syahrul Rivaldy Irwan

NPM : 10220073
Kelas : C2 Akuntansi
Kewirausahaan

Mengidentifikasi pemborosan di Usaha kecil pedagang Nasi Kuning


1. Kelebihan produksi
Tentunya dalam berdagang Nasi kuning tentu penghasilan perharinya tidak tetap.
Kadang hari ini sangat ramai pembeli tapi keesokan harinya tidak menutup
kemungkinan akan kurang pembelinya. Di kasus ini pedagang nasi kuning meraup
untung yang sangat besar di hari Senin dengan menjual nasi kuningnya sebanyak 3
liter dan akan meningkatkan produksi pembuatan nasi kuningnya itu sebannyak 1 liter
untuk hari selasa. Namun dihari Selasa ternyata pembelinya agak menurun dengan
menyisakan nasi kuning sekitar 2 liter hal ini menyebabkan sisa nasi kuning yang
tidak terjual dan akhirnya bias saja terbuang.
Dalam penyelesaian kasus ini seharusnya pedagang itu memprediksi dimana dalam 1
minggu itu di hari apa saja dagangannya akan habis terjual dan hari apa saja
dagangannya kurang laku untuk di jual. Kalau dihari senin dagangannya habis terjual
maka di hari selasa sebaiknya jumlah produksinya di tetapkan sama dengan hari
senin.

2. Persediaan barang
Di sebuah perusahaan online shop produksi baju terdapat penumpukan persediaan
baju yang sangat banyak, hal ini dikarenakan sedang trennya baju tersebut dan
banyaknya permintaan pembelian, sehingga perusahaan tersebut men stok baju itu
sangat banyak, namun beberapa minggu kemudian baju yang sedang tren itu menurun
drastis dan terjadinya penumpukan baju yang tidak terjual di gudang.
Dalam penyelesaian kasus ini perusahaan harus bisa mempertimbangkan seberapa
banyak jumlah produksi dengan permintaan pembeli, yaitu dengan cara menampung
pesanan pembeli dan membatasinya agar tidak terjadi penumpukan produk di gudang.

3. Transportasi yang tidak perlu


Dalam kasus ini perusahaan retail kedatangan bahan berupa minyak, gula, dan beras.
Namun sangat sulit untuk bisa membereskan barang itu karena barang itu harus
dibawa dalam troli ke dalam gudang, masalah yang ada disini letak gudang itu agak
tinggi dan jalannya agak menanjak sehingga para karyawan memerlukan tenaga agar
bisa membawa barang itu ke gudang.
Penyelesaian dari kasus ini, perusahaan harus bisa menyediakan escalator barang
sehingga dalam membawa barang dari bawah hanya menempatkan barang itu di
escalator tersebut dan barang akan dibawa oleh karyawan yang ada diatas menunggu
barang dan merapihkanya.
4. Gerakan yang tidak perlu
Masih dalam kasus retail tadi, penggunaan escalator tadi memungkin barang yang
disusun di atas escalator itu posisinya teracak. Missal yang pertama dinaikan ke
escalator itu gula stelah itu lalu minyak tentunya akan menyebabkan barang itu
berantakan dan dalam penyimpanannya pun kedalam gudang harus satu demi satu.
Penyelesaiaan adalah orang yang berada di bawah escalator itu harus memilah
terlebih dahulu barang sehingga menikannya pun akan tersusun dan memudahkan
orang yang ada diatas itu untuk membereskannya kedalam gudang.

5. Produk Cacat
Dalam pembelian sebuah produk untuk kita jual kembali tentunya kita harus periksa
terlebih dahulu apa produk itu dalam keadaan baik atau cacat. Kasus ini sering
dialami oleh pedagang grosir maupun perusahaan retail. Terkadang ada suplayer
barang yang hanya memperlihatkan keadaan barang yang ada di depan saja, namun
tidak dengan barang yang didalam nya.
Penyelesaiaan, apabila kita membeli barang dengan jumlah banyak pada suplayer kita
hanya di perlihatkan bagian yang mudah dijangkau nya saja tetapi bagian yang ada di
dalam tidak di perliatkan. Apabila terdapat barang yang cacat tentunya kita bisa
meretur barang tersebut kepada suplayer yaitu dengan memisahkan barang itu dan
mengembalikannya pada suplayer dan suplayer pun akan mengganti baru barang
tersebut atau bisa saja dengan pemotongan harga barang.

6. Poses berlebihan
Proses ini dikarenakan barang yang dibuat oleh perusahaan baju untuk dikirim ke toko
baju terlalu banyak atau tidak sesuai pesanan yang dipesan sehingga menumpuknya
barang yang ada di gudang.
Dalam penyelesaian masalah ini perusahaan seharunya mencatat terlebih dahulu
pesanan yang akan di buat, sehingga tidak terjadi penumpukan atau pengembalian
sebuah barang dari konsumen.

7. Menunggu
Masalah ini umum nya tejadi dalam perusahaan besar atau retail, sebain besar ada
para pekerja yang hanya diam menunggu pekerjaannya atau setelah beres
pekerjaannya dia hanya diam.
Dalam menyelesaikan masalah ini sebagai seorang pimpinan atau staff harus bisa
mengarahkan para karyawannya agar bisa lebih gesit lagi, dan apabila ada pekerjaan
yang telah terselaikan karyawan itu bisa menyelesaikan pekerjaan lainnya sehingga
waktu dan biaya produksi tidak terbuang sia-sia.

Anda mungkin juga menyukai