Anda di halaman 1dari 1

d.

Bayan Nasakh
Nasakh berarti penghapusan atau pembatalan. Bayan Nasakh merupakan mengganti
suatu hukum atau menghapuskanya. Hadits atau Sunnah juga berfungsi menjelaskan
makna ayat yang menasakh (menghapus) dan mana ayat yang dimanasukh (dihapus).
Contoh QS. Al-Baqarah: 180

َ‫ف َحقًّا َعلَى ْال ُمتَّقِ ْين‬


ِ ْ‫صيَّةَ لِ ْل َوالِ َد ْي ِن َوااْل َ ْق َربِ ْينَ بِاْال َم ْعرُو‬
ِ ‫ك َخ ْيرًا ْال َو‬
َ ‫ض َر اَ َح َد ُك ُم ْال َموْ ةُ اَ ْن تَ َر‬
َ ‫ب َعلَ ْي ُك ْم اِ َذا َح‬
َ ِ‫ُكت‬

Artinya : Diwajibkan atas kamu, apabila maut hendak menjemput seseorang di antara
kamu, jika dia meninggalkan harta, berwasiat untuk kedua orangtua dan karib kerabat
dengan cara yang baik, (sebagai) kewajiban bagi orang-orang yang bertakwa.

Ayat diatas menjelaskan tentang berlakunya wasiat terhadap ahli waris. Namun
selanjutnya dating Hadits yang memansukhkan hukum tersebut, yaitu :

ِ ‫صيَّةَ لِ ْل َو‬
َ‫ارثِ ْين‬ ِ ‫الَ َو‬
Artinya : Tidak ada wasiat bagi ahli waris.

Para ulama berbeda pendapat tentang bayan nasakh ini. Sebagian diantara mereka
ada yang membenarkannya dengan alasan bahwa hal itu pernah terjadi. Mereka juga
sepakat bahwa hadis/Sunnah yang menjelaskan nasakh salah hukum dalam al-Quran itu
haruslah muutawatir. Bahkan ibn Hazmin berpendapat bahwa Hadits ahad pun boleh
menasakh al-Qur’an, ini sejalan dengan pendirinya bahwa setiap Hadits adalah Qath’y.
salah seorang ulama yang menolak adanya bayan nasakh ini adalah Imam Syafi’I, beliau
berpendapat bahwa al-Quran karena Allah mewajibkan kepada Nabi-nya agar mengikuti
apa yang diwahyukan kepadanya, dan bukan mengganti menurut kehendak sendiri.
Meskipun terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang keberadaan
nasakh Hadits terhadap al-quran, namun tidak dapat dipungkiri bahwa memang ada salah
satu syari’at dalam al-qur’an yang dimansuhkan oleh hadits, salah satunya adalah Hadits
yang menghapus hukum wasiat bagi ahli waris sebagaimana yang telah disebutkan di
atas.

Anda mungkin juga menyukai