Kelompok 2 Objek Kajian Ilmu Fiqih
Kelompok 2 Objek Kajian Ilmu Fiqih
KELAS A
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG
2021
Jl. Endro Suratmin, Sukarame, Kec. Sukarame, Kota Bandar Lampung, Lampung 35131
KATA PENGANTAR
Hormat Kami
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang......................................................................................1
II. Rumusan Masalah.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
I. Pengertian Ilmu Fiqih ..........................................................................3
II. Pengertian Dan Hukum apa saja Objek Kajian Ilmu Fiqih...................4
III. Ruang Lingkup Ilmu Fiqih....................................................................5
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
“Ilmu yang menerangkan segala hak dan kewajiban yang berhubungan amalan para
mukalaf”.
Sedangkan menurut pengikut Asy Syafi’i mengatakan bahwa fiqih (ilmu fiqih) itu ialah :
ِ ق بِأ َ ْف َعآ ِل ْال ُم َكلَّفِ ْينَ ْال ُم ْستَ ْنبِظَ ِة ِم ْن اَ ِدلَّتِهَآ التَّ ْف
ةkِ َّص ْيلِي ُ َّال ِع ْل ُم الَّ ِذي يُبَي ُِّن األَحْ َكا َم ال َّشرْ ِعيَّةَ الَّتِي تَتَ َعل
“ilmu yang menerangkan segala hukum agama yang berhubungan dengan pekerjaan para
mukallaf, yang dikeluarkan (diistimbatkan) dari dalil-dalil yang jelas (tafshili)”.
ِ األَحْ َكا ُم ال َّشرْ ِعيَّةُ ال َع َملِيَّةُ ال ُم ْكت َِسبَةُ ِم ْن اَ ِدلَّتِهَآ التَ ْف
ص ْيلِيَّ ِة
“ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara’ yang berhubungan dengan amaliyah yang
diusahakan memperolehnya dari dalil yang jelas (tafshili)”.
Jadi dapat disimpulkan dari difinisi-definisi di atas, fiqih adalah : ilmu yang
menjelaskan tentang hukum syar’iyah yang berhubungan dengan segala tindakan manusia,
baik berupa ucapan atau perbuatan, yang diambil dari nash-nash yang ada, atau dari
mengistinbath dalil-dalil syariat Islam.
Dilihat dari segi ilmu pengetahuan yangg berkembang dalam kalangan ulama Islam,
fiqih itu ialah ilmu pengetahuan yang membiacarakan/ membahas/ memuat hukum-hukum
Islam yang bersumber bersumber pada Al-Qur’an, Al-Sunnah dalil-dalil Syar’i yang lain;
setelah diformulasikan oleh para ulama dengan mempergunakan kaidah-kaidah Ushul Fiqih.
Dengan demikian berarti bahwa fiqih itu merupakan formulasi dari Al-Qur’an dan Al-Sunnah
yang berbentuk hukum amaliyah yang akan diamalkan oleh ummatnya. Hukum itu
berberntuk amaliyah yang akan diamalkan oleh setiap mukallaf (Mukallaf artinya orang yang
sudah dibebani/diberi tanggungjawab melaksanakan ajaran syari’at Islam dengan tanda-tanda
seperti baligh, berakal, sadar, sudah masuk Islam).
2.2 Pengertian Dan Hukum apa saja Objek Kajian Ilmu Fiqih
Objek kajian Fiqih dapat diartikan segala sesuatu yang menjadi sasaran syara’, yang
pada kenyataanya tersusun dari dua bagian. Yang pertama, hukum-hukum syara’ amaliah dan
kedua, dalil-dalil tafshiliyah (yang jelas) mengenai hukum itu.
Hukum yang diatur dalam fiqih Islam itu terdiri dari hukum wajib, sunat, mubah, makruh
dan haram; disamping itu ada pula dalam bentuk yang lain seperti sah, batal, benar, salah,
berpahala, berdosa dan sebagainya.
Meskipun ada perbedaan pendapat para ulama dalam menyusun urutan pembahasaan
dalam membicarakan topik-topik tersebut, namun mereka tidak berbeda dalam menjadikan
Al-Qur’an, Al-Sunnah dan Al-Ijtihad sebagai sumber hukum.Walaupun dalam
pengelompokkan materi pembicaraan mereka berbeda, namun mereka sama-sama mengambil
dari sumber yang sama.
Karena rumusan fiqih itu berbentuk hukum hasil formulasi para ulama yang bersumber
pada Al-Qur’an, Sunnah dan Ijtihad, maka urutan dan luas pembahasannya bermacam-
macam. Setelah kegiatan ijtihad itu berkembang, muncullah imam-imam madzhab yang
diikuti oleh murid-murid mereka pada mulanya, dan selanjutnya oleh para pendukung dan
penganutnya. Diantara kegiatan para tokoh-tokoh aliran madzhab itu, terdapat kegiatan
menerbitkan topik-topik (bab-bab) kajian fiqih. Menurut yang umum dikenal di kalangan
ulama fiqih secara awam, objek pembahasan fiqih itu adalah empat, yang sering disebut Rubu
diantaranya:
1. Rubu’ ibadat;
2. Rubu ‘ muamala;
3. Rubu’ munakaha, dan
4. Rubu’jinayat.
Ada lagi yang berpendapat tiga saja; yaitu: bab ibadah, bab mu’amalat, bab ’uqubat. Menurut
Prof. T.M. Hasbi Ashiddieqqi, bila kita perinci lebih lanjut, dapat dikembangkan menjadi 8
(delapan) objek kajian:
a) Ibadah
Dalam bab ini dibicarakan dan dibahas masalah masalah yang dapat dikelompokkan ke
dalam kelompok persoalan berikut ini:
1) Tharah (bersuci);
2) Ibadah (sembahyang);
3) Shiyam (puasa);
4) Zakat;
5) Haji, dan lain-lain.
b) Ahwalusy Syakhshiyyah
Dalam bab ini dibicarakan dan dibahas masalah-masalah yang dapat dikelompokkan ke
dalam kelompok persoalan pribadi (perorangan), kekeluargaan, harta warisan, yang meliputi
persoalan:
1) Nikah;
2) Khitbah;
3) Mu’asyarah;
4) Talak;
5) Fasakh, dan lain-lain.
c) Muamalah Madaniyah
Biasanya disebut muamalah saja, dalam bab ini dibicarakan dan dibahas masalah-masalah
yang dikelompokkan ke dalam kelompok persoalan harta kekayaan, harta milik, harta
kebutuhan, cara mendapatkan dan menggunakan, yang meliputi masalah:
1) Buyu’ (jual-beli);
2) Khiyar;
3) Riba’;
4) Sewa- menyewa;
5) Pinjam meminjam;
6) Waqaf, dan lain-lain.
Dari segi niat dan manfaat, waqaf ini kadang-kadang dimasukkan dalam kelompok ibadah,
tetapi dari segi barang/benda/harta dimasukkan ke dalam kelompok muamalah.
d) Muamalah Maliyah
Kadang-kadang disebut Baitul mal saja. Dalam bab ini dibicarakan dan dibahas masalah-
masalah yang dapat dikelompokkan ke dalam kelompok persoalan harta kekayaan milik
bersama, baik masyarakat kecil atau besar seperti negara (perbendaharaan negara = baitul
mal). Pembahasan di sini meliputi;
1) Status milik bersama baitul mal;
2) Sumber baitul mal;
3) Cara pengelolaan baitul mal, dan lain-lain.
4) Jinayah dan ‘Uqubah (pelanggaran dan hukum)
Biasanya dalam kitab-kitab fiqih ada yang menyebut jinayah saja, dalam bab ini dibicarakan
dan dibahas masalah-masalah yang dapat dikelompokkan ke dalam kelompok persoalan
pelanggaran, kejahatan, pembalasan, denda, hukuman dan sebagainya. Pembahasan ini
meliputi;
1) Pelanggaran;
2) Qishash;
3) Diyat;
4) Hukum pelanggaran, kejahatan, dan lain-lain.
f) Ahkamud Dusturiyyah
Dalam bab ini dibicarakan dan dibahas masalah-masalah yang dapat dikelompokkan ke
dalam kelompok persoalan ketatanegaraan. Pembahasan ini meliputi:
1) Kepala Negara dan waliyul amri;
2) Syarat menjadi kepala negara dan Waliyul amri;
3) Hak dan kewajiban Waliyul amri;
4) Hak dan kewajiban rakyat;
5) Musyawarah dan demokrasi;
6) Batas-batas toleransi dan persamaan, dan lain-lain.
Saran
Alhamdulillah akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini, segala koreksi dan
saran demi kesempurnaan makalah ini penyusun harapkan sebagai bentuk kepedulian
bagi yang ingin menambah khazanah, kekeliruan dan sebagai bahan untuk memperbaiki
apa yang telah disusunnya. Sehingga mudah-mudahan untuk waktu kedepannya,
penyusun bisa lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://niswarjournalis.blogspot.com/2017/06/pengertian-dan-obyek-kajian-ilmu-fikih.html
http://menzour.blogspot.com/2018/05/objek-kajian-fiqih-dan-ushul-fiqh.html
http://belajar-fiqih.blogspot.com/2019/09/objek-kajian-ilmu-fiqih.html
http://pai.ftk.uin-alauddin.ac.id/artikel/detail_artikel/226