Makalah Hadist Qudsi Kelompok 3
Makalah Hadist Qudsi Kelompok 3
HADIST QUDSI
Dosen Pengampu :
FAKULTAS USHULUDDIN
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar belakang...........................................................................................4
B. Tujuan Penulisan.......................................................................................4
C. Rumusan masalah......................................................................................4
D. Tujuan Pembahasan...................................................................................5
E. Manfaat Pembahasan.................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP..............................................................................................................12
A. Kesimpulan..............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya, kami tidak akan mungkin menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat beserta salam tak lupa pula diucapkan kepada
Nabi Muhammad Saw. yang nantinya insyallah akan memberikan syafaat kepada
kita nanti.
Kami menyadari bahwa makalah ini tentulah tidak sempurna. Kami yakin
masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Maka dari itu, saran
dan kritik sangatlah kami harapkan dari pembaca sekalian. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hadits, oleh umat islam diyakini sebagai sumber pokok ajaran islam sesudah
Al-Qur’an. Dalam tataran aplikasinya, hadits dapat dijadikan hujjah keagamaan
dalam kehidupan dan menempati posisi yang sangat penting dalam kajian
keislaman. Secara struktural hadits merupakan sumber ajaran islam setelah Al-
Qur’an yang bersifat global. Artinya, jika kita tidak menemukan penjelasan
tentang berbagai problematika kehidupan di dalam Al-Qur’an, maka kita harus
dan wajib merujuk pada hadits. Oleh karena itu, hadits merupakan hal terpenting
dan memiliki kewenangan dalam menetapkan suatu hukum yang tidak termaktub
dalam Al-Qur’an.
Ditinjau dari segi kualitasnya, hadits terbagi menjadi dua yaitu, hadits
Maqbul (hadits yang dapat diterima sebagai dalil) dan haditst Mardud (hadits
yang tertolak sebagai dalil). Hadits Maqbul terbagi menjadi dua yaitu hadits
Shahih dan Hasan, sedangkan yang termasuk dalam hadits Mardud salah satunya
adalah hadits Dha’if. Semuanya memiliki ciri dan kriteria yang berbeda.
Penulis menulis makalah ini agar bisa menjadi rujukan bagi umat Islam untuk
mempelajari mengenai Hadis Qudsi Namun, makalah ini masih memiliki
beberapa kekurangan dan kesalahan. Karena hal itu, saran dan kritik sangatlah
diperlukan. Penulis berharap makalah ini bisa memberikan dampak baik bagi
umat Islam.
B. Tujuan Penulisan
Pemakalah ingin menjelaskan pengertian Hadist Qudsi
C. Rumusan masalah
1. Jelaskan definisi dari Hadist Qudsi.
2. Bagaimana cara mengetahui Hadist Qudsi.
3. Sebutkan contoh-contoh dari Hadist Qudsi.
4. Jelaskan kandungan dari contoh Hadist Qudsi tersebut.
5. Jelaskan bagaimana ciri-ciri dari Hadist Qudsi.
6. Jelaskan pemahaman pemaknaan Hadits Qudsi.
D. Tujuan Pembahasan
1. Mendeskripsikan pengertian Hadist Qudsi.
2. Agar bisa membedakan antara Hadist Qudsi dan Hadist lainnya.
3. Memahami dan mengetahui contoh-contoh dari Hadist Qudsi.
4. Mendeskripsikan kandungan Hadist Qudsi.
5. Mengetahui ciri-ciri Hadist Qudsi.
6. Mengetahui pemahaman Hadits Qudsi.
E. Manfaat Pembahasan
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat sebagai berikut :
1. Untuk memberikan pengertian kepada pembaca tentang Hadist Qudsi.
2. Untuk mengajak pembaca agar mengenal Hadist Qudsi secara lebih
mendalam
3. Untuk mengajak pembaca agar mampu mengimplementasikan isi dari
Hadist Qudsi
BAB II
PEMBAHASAN
a) Sahih al-Bukhari
1
https://konsultasisyariah.com/22149-apa-itu-hadis-qudsi.html
Kitab : Tauhid
Bab : Firman Allah Ta’ala: {Dan tiadalah berguna syafa’at di sisi Allah
melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa’at itu}
Nomor : 6929
َ ِِم ْن ُذ ِّريَّت
ِ َّك بَ ْعثًا إِلَى الن
ار
Telah menceritakan kepada kami Umar bin Hafs bin Ghiyats telah
A’masy telah menceritakan kepada kami Abu Shalih dari Abu Said Al
b) Sahih al-Bukhari
Kitab : Tauhid
Bab : Firman Allah Ta’ala: {mereka hendak merubah janji Allah}.
Nomor : 6937
َلOْ ُر أُقَلِّبُ اللَّيO ِدي اأْل َ ْمOَ َّد ْه ُر بِيOا الOOَصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل هَّللا ُ تَ َعالَى ي ُْؤ ِذينِي ابْنُ آ َد َم يَسُبُّ ال َّد ْه َر َوأَن
َ ال النَّبِ ُّي
َ َق
َوالنَّهَا َر
2
Kumpulan hadis qudsi
Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi telah menceritakan kepada
kami Sufyan telah menceritakan kepada kami Azzuhri dari Sa’id bin
mencela masa, padahal Aku adalah masa, di tangan-Ku lah segala urusan,
ِ ازنِ ِّي ع َْن أَبِي ِه ع َْن أَبِي َس ِعي ٍد ْال ُخ ْد ِريِّ َر
ُض َي هَّللا ُ َع ْنه ِ ك ع َْن َع ْم ِرو ْب ِن يَحْ يَى ْال َم
ٌ ِاعي ُل قَا َل َح َّدثَنِي َمال
ِ َح َّدثَنَا إِ ْس َم
ار ثُ َّم يَقُو ُل هَّللا ُ تَ َعالَى أَ ْخ ِرجُوا ِم ْن ِ َّال يَ ْد ُخ ُل أَ ْه ُل ْال َجنَّ ِة ْال َجنَّةَ َوأَ ْه ُل الن
َ َّار الن َ َصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق
َ ع َْن النَّبِ ِّي
ْار َم ْن َكانَ فِي قَ ْلبِ ِه ِم ْثقَا ُل َحبَّ ٍة ِم ْن َخرْ د ٍَل ِم ْن ِإي َما ٍن فَي ُْخ َرجُونَ ِم ْنهَا قَ ْد اس َْو ُّدوا فَي ُْلقَوْ نَ فِي نَهَ ِر ْال َحيَا أَو
ِ َّالن
ًص ْف َرا َء ُم ْلت َِويَة
َ ب ال َّس ْي ِل أَلَ ْم تَ َر أَنَّهَا ت َْخ ُر ُج
ِ ُِت ْال ِحبَّةُ فِي َجان
ُ ك فَيَ ْنبُتُونَ َك َما تَ ْنب َّ ْال َحيَا ِة َش
ٌ ِك َمال
kepada kami Malik dari ‘Amru bin Yahya Al Mazani dari bapaknya dari
bersabda: “Ahlu surga telah masuk ke surga dan Ahlu neraka telah masuk
neraka. Lalu Allah Ta’ala berfirman: “Keluarkan dari neraka siapa yang
didalam hatinya ada iman sebesar biji sawi”. Maka mereka keluar dari
Sahih al-Bukhari
Kitab : Adab
Bab : Jangan kalian mencela masa
Nomor : 5713
ُهَّللا ُ َع ْنه
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل هَّللا ُ يَسُبُّ بَنُو آ َد َم ال َّد ْه َر َوأَنَا ال َّد ْه ُر بِيَ ِدي اللَّ ْي ُل َوالنَّهَا ُر
َ ِ قَا َل َرسُو ُل هَّللا
kepada kami Al Laits dari Yunus dari Ibnu Syihab telah mengabarkan
mencela masa, padahal Aku adalah masa, di tangan-Ku lah siang dan
malam berada.”
Untuk mengetahui apakah hadist ini adalah hadist qudsi, kita perlu mengetahui
ciri-ciri dari hadist qudsi. Berikut adalah ciri-ciri hadist qudsi :
قال رسول هللا صلي هللا عليه وسلم فيما يرويه عن ربه عز وجل
فيما رواه عنه رسول هللا صلي هللا عليه وسلم، قال هللا تعالى3
:سلَّ َم
َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو ُ قَا َل َر:عَنْ أَبِي ُه َر ْي َرةَ قَا َل
َ ِ سو ُل هَّللا
َ ب َغ
” ضب ُ فَ ُه َو َم ْو،س ِه
ُ ِ إِنَّ َر ْح َمتِي تَ ْغل:ُضو ٌع ِع ْن َده ِ َكت ََب فِي ِكتَابِ ِه َعلَى نَ ْف،َضى هَّللا ُ ا ْل َخ ْلق
َ َلَ َّما ق
Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a, dia berkata; telah bersabda Rasulullah SAW,
“Ketika Allah menetapkan penciptaan makhluk, Dia menuliskan dalam kitab-Nya
ketetapan untuk diri-Nya sendiri: Sesungguhnya rahmat-Ku (kasih sayangku)
mengalahkan murka-Ku” (diriwayatkan oleh Muslim (begitu juga oleh al-
Bukhari, an-Nasa-i dan Ibnu Majah).
Hadist Kedua :
:سلَّ َم قَا َل
َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو ِ عَنْ أَبِي ُه َر ْي َرةَ َر
َ عَنْ النَّبِ ِّي،ُض َي هَّللا ُ َع ْنه
لَنْ يُ ِعي َدنِي:ُي فَقَ ْولُه َ فَأ َ َّما تَ ْك ِذيبُهُ إِيَّا،َشتَ َمنِي َولَ ْم يَ ُكنْ لَهُ َذلِك َ َو، َ َك َّذبَنِي ابْنُ آ َد َم َولَ ْم يَ ُكنْ لَهُ َذلِك:قَا َل هَّللا ُ تَ َعالَى
َوأَنَا اأْل َ َح ُد، ات ََّخ َذ هَّللا ُ َولَدًا:ُاي فَقَ ْولُه َ َوأَ َّما،ق بِأ َ ْه َونَ َعلَ َّي ِمنْ إِعَا َدتِ ِه
َ َّش ْت ُمهُ إِي ِ س أَ َّو ُل ا ْل َخ ْل
َ َولَ ْي،َك َما بَدَأَنِي
َولَ ْم يَ ُكنْ لِي ُكفُ ًوا أَ َح ٌد،ْ لَ ْم أَلِ ْد َولَ ْم أُولَد،ُص َمد
َّ ال
Hadits ketiga:
Hadits Qudsi yang diriwayatkan dari Abu Sa’id Alkhudry r.a. dari Nabi
saw, beliau bersabda:
“Allah SWT berfirman: ‘siapa saja yang disibukan dengan al-Qur’an dan berzikir
kepada-Ku sehingga tidak sempat meminta kepada-Ku, niscaya Aku akan berikan
kepadanya sesuatu yang lebih utama daripada yang Aku berikan kepada orang
yang berdo’a kepada-Ku.’ Keutamaan firman Allah SWT dibandingkan dengan
pembicaraan yang lain bagaikan keutamaan Allah SWT terhadap makhluk-
makhluk-Nya.” (H.R. Tirmidzi).
Dari contoh hadits di atas, maka isi daripada kandungan hadits tersebut yaitu:
Hadits ini termasuk kedalam kategori Hadits Qudsi. Makna hadits qudsi
secara istilah adalah suatu hadits yang oleh Nabi Muhammad saw
disandarkan kepada Allah. Maksudnya Nabi meriwayatkannya dalam
posisi bahwa yang disampaikannya adalah Kalamullah, tetapi redaksi
lafadznya dari Nabi sendiri.
Dalam hadits qudsi terdapat besarnya garansi dari Allah SWT terhadap
mereka yang menyibukan dirinya dengan al-Qur’an. Seperti membacanya,
mengkajinya, mengaplikasikannya dalan kehidupan sehari-hari,
mengajarkan kepada orang-orang, menyampaikan amar ma’ruf dan nahi
munkar yang terdapat di dalam al-Qur’an, dsb.
Allah SWT menyatakan bahwa kedudukan firman Allah SWT
dibandingkan dengan perkataan manusia bagaikan kedudukan Allah SWT
terhadap makhluk-Nya, itu artinya kita harus mengutamakan membaca al-
Qur’an dalam setiap kesempatan dan meninggalkan pembicaraan atau
obrolan-obrolan yang tidak bermanfaat apalagi yang mengandung dosa.
Kehidupan sehari-hari yang dibingkai dengan interaksi al-Qur’an, dengan
keistimewaan al-Qur’an Allah SWT memecahkan solusi dari problem
kehidupan manusia yang keseharian terdapat kebersamaan al-Qur’an.
Kebersamaan yang dimaksud adalah secara zhahir dan batin. Sehingga
tawazzun antara urusan dunia dan akhirat.
Posisi mulia dari Allah SWT bagi mereka yang tetap menjaga dan
mengamalkan al-Qur’an meski dalam keadaan sulit. Allah SWT
memotivasi hamba-Nya agar siapapun bisa berinteraksi dengan al-Qur’an
baik ia muda ataupun tua, kaya atau miskin, sehat atau sakit, lelaki atau
perempuan, waktu lapang waktu sempit, dsb.
Menanamkan ghibthoh pada diri setiap muslim, yaitu menginginkan untuk
memperoleh kebaikan seperti yang diperoleh orang lain, tanpa
berkeinginan nikmat tersebu yang diperoleh orang lain itu hilang darinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bertumpu pada pemasalahan dan penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa hadis Qudsi jumlahnya tidak sebanyak hadis Nabi
pada umumnya. Hadis Qudsi terdapat diberbagai kitab hadis, termasuk ada
sebagian yang ditulis dalam kitab al-Bukhari. Imam Bukhari memasukan
hadis Qudsi dalam kitabnya, tidak dikelompokkan pada satu kitab (bab)
tersendiri. Tetapi ditulis di berbagai bab dan masuk pada bagian-
bagiannya. Di antara buku yang paling masyhur mengenai Hadits Qudsi
adalah kitab “Al-Ittihâfât as-Suniyyah bi al-Ahâdîts al-Qudsiyyah” karya
‘Abdur Ra`uf al- Munawiy. Kitab ini terdapat sekitar 7 hadis Qudsi yang
diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam kitab al-jami’u as-Sahīhnya dan
terdapat 14 hadis yang diulang-ulang serta diberi syarah dan dimasukan
karena ada kesamaan maksud dan pengertiannya. Dalam kitab al-jami’u
as-Sahīh al-Bukhari juga tidak membedakan mana hadis yang Qudsi dan
mana yang hadis Nabi pada umumnya.
Hanya saja yang dapat membedakan adalah dari segi lafal- lafal.
Para ulama dalam menjelaskan perbedaan al-Qur’an dengan hadis Qudsi,
mereka masing-masing mempunyai pandangan yang berbeda dalam
merinci banyak dan sedikitnya. Namun mereka tetap menonjolkan
keistimewaan al-Qur’an daripada hadis Qudsi. Lebih-lebih penonjolan itu
pada konsep pewahyuan al-Qur’an yang digambarkan bahwa al-Qur’an
disampaikan kepada Nabi melalui dua konsep metodologi. Pertama,
melalui konsep metodologi internal, yaitu pewahyuan yang digambarkan
Abduh, sebagai pengetahuan yang didapatkan seseorang dari dalam
dirinya dengan keyakinan bahwa itu datangnya dari Allah, baik dengan
perantara maupun tanpa perantara tanpa suara. Dan kedua, konsep
metodologi eksternal yang memposisikan al-Qur’an sebagai wahyu Tuhan
yang telah berubah menjadi teks manusiawi sejak pertama kali turun
kepada Nabi Muhammad saw. Karena jika tidak demikian, maka Kalam
Ilahi tersebut tidak akan dimengerti.
DAFTAR PUSTAKA
Ammi nur baits. (n.d.). Apa itu hadist qudsi. hadisqudsi , 1.
HADIST QUDSI .