Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas pada Stase Keperawatan Jiwa dalam Program
Pendidikan Profesi Ners

Disusun Oleh:
IMAN BUDIMAN
NIM. 191FK09045

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BAHKTI KENCANA TASIKMALYA
2020
1

A. Pengertian
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisis seberapa sesuai perilaku dengan ideal diri (Stuart, 2005)
Harga diri rendah adalah cenderung untuk memilih dirinya negative dan merasa lebih
rendah dari orang lain (Hamid Achir Yani, 2005)
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak
dapat bertanggung jawab pada kehidupannya sendiri (Yoeddhas, 2010)

B. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor yang memiliki harga diri meliputi pendataan orang lain, harapan orang tua
yang tidak realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran adalah peran seks, tuntutan peran
kerja, harapan peran kultural.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas personal, meliputi ketidak percayaan orang
tua tekanan dari kelompok sebaya, perubahan dalam stuktural sosial.

2. Faktor Presipitasi 
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian
yang mengancam kehidupannya.
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
individu  mengalaminya sebagai frustasi
c. Transisi Peran situasi adalah terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran dan kematian
d. Transisi peran sehat sakit akibat pergeseran dari keadaan sehat ke sakit dicetuskan
oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran bentuk, penampilan, fungsi
tubuh, perubahan fisik berhubungan dengan tumbang normal moral dan prosedur
medis keperawatan

C. Manifestasi Klinis
Menurut Suliswati, 2005 tanda dan gejala harga diri rendah yaitu :
1 Merasa dirinya lebih rendah dari orang lain
2 Mengkritik diri sendiri dan orang lain
2

3 Gangguan dalam berhubungan


4 Rasa diri penting yang berlebihan
5 Perasaan tidak mampu
6 Rasa bersalah
7 Pandangan hidup yang pesimis
8 Penolakan terhadap kemampuan personal
9 Menarik diri secara social
10 Khawatir dan menarik diri dari realitas

D. Akibat
Harga diri rendah dapat membuat klien menjdai tidak mau maupun tidak mampu bergaul
dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial : menarik diri. Isolasi sosial menarik diri
adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku yang maladaptive,
mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (DEPKES RI, 1998 : 336).

E. Pohon Masalah

Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri : HDR

Berduka disfungsional

F. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji

No Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji

1. Gangguan konsep diri : - Data Mayor :


HDR  DS    :
Klien hidup tidak bermakna, tidak
memiliki kelebihan           apapun,
merasa jelek
 DO   :
Kontak mata kurang, tidak
3

berinisiatif untuk berinteraksi dengan


orang lain.
- Data Minor :
 DS :
Klien mengatakan malas, putus asa,
ingin mati
 DO :
Klien malas-malasan, Produktivitas
menurun

2. Isolasi Sosial : Menarik diri - Data Mayor       :


 DS    :
Klien mengatakan malas berinteraksi,
mengatakan orang lain tidak mau
menerima dirinya, merasa orang lain
tidak selevel.
  DO   :
Menyendiri , mengurung diri, tidak
mau bercakap-cakap dengan orang
lain
- Data Minor       :
  DS   :
Curiga dengan orang lain, mendengar
suara/melihat bayangan, merasa tidak
berguna
 DO   :
Mematung, mondar-mandir tanpa
arah, tidak berinisiatif berhubungan
dengan orang lain.

3. Berduka disfungsional - Data Mayor       :


 DS    :
Mengungkapkan tak berdaya dan tak
ingin hidup lagi
 DO   :
Mengungkapkan sedih karena tidak
4

naik kelas/ kehilangan seseorang


- Data Minor         :
 DS      :
Ekspresi Wajah sedih
 DO     :
Tidak ada kontak mata ketika diajak
bicara

G. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan konsep diri : HDR
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Berduka disfungsional

H. Intervensi

Tujuan
Pasien mampu :
- Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
- Menilai kemampuan yang dapat digunakan
- Menetapkan / memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan
- Melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
- Merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya.
Keluarga mampu :
- Merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah dan menjadi sistem
pendukung yang efektif    bagi pasien

Kriteria Evaluasi Intervensi

Setelah ….x SP I
pertemuan klien - Identifikasi kemampuan positif yang dimiliki.
mampu: - Diskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah
- Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan pasien di
kemampuan aspek rumah adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
positif yang dimiliki - Beri pujian yang realistis dan hindarkan setiap kali bertemu
- Memiliki dengan pasien penilaian yang negatif.
kemampuan yang - Nilai kemampuan yang dapat dilakukan saat ini
5

dapat digunakan - Diskusikan dengan pasien kemampuan yang masih


- Memilih kegiatan digunakan saat ini
sesuai kemampuan - Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan
- Melakukan kegiatan terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien
yang sudah dipilih - Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar
- Merencanakan yang aktif
kegiatan yang sudah - Pilih kemampuan yang akan dilatih
dilatih - Diskusikan dengan pasien beberapa aktivitas yang dapat
dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien
lakukan sehari-hari.
- Bantu pasien menetapkan aktivitas mana yang dapat pasien
lakukan secara mandiri.
- Aktivitas yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga
- Aktivitas apa saja yang perlu bantuan penuh dari keluarga
atau lingkungan terdekat pasien.
- Beri contoh cara pelaksanaan aktivitas yang dapat
dilakukan pasien
- Susun bersama pasien aktivitas atau kegiatan sehari-hari
pasien
- Nilai kemampuan pertama yang telah dipilih
- Diskusikan dengan pasien untuk menetapkan urutan
kegiatan (yang sudah dipilih pasien) yang akan dilatihkan.
- Bersama pasien dan keluarga memperagakan beberapa
kegiatan yang akan dilakukan pasien.
- Berikan dukungan atau pujian yang nyata sesuai kemajuan
yang diperlihatkan pasien
- Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
- Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan.
- Beri pujian atas aktivitas / kegiatan yang dapat dilakukan
pasien setiap hari
- Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi dan perubahan
sikapSusun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama
pasien dan keluarga.
- Berikan kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah
pelaksanaan kegiatan.
- Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang
dilakukan pasien
6

SP 2
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
- Pilih kemampuan kedua yang dapat dilakukan
- Latih kemampuan yang dipilih
- Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 3
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 dan 2)
- Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan
- Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

Setelah ….x SP 1
pertemuan keluarga - Identifikasi masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
mampu : - Jelaskan proses terjadinya HDR
- Mengidentifikasi - Jelaskan tentang cara merawat pasien
kemampuan yang - Main peran dalam merawat pasien HDR
dimiliki pasien - Susun RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat
- Menyediakan pasien
fasilitas untuk SP 2
pasien melakukan - Evaluasi kemampuan SP 1
kegiatan - Latih keluarga langsung ke pasien
- Mendorong pasien - Menyusun RTL keluarga / jadwal keluarga untuk
melakukan kegiatan merawat pasien
- Memuji pasien saat SP 3
pasien dapat - Evaluasi kemampuan keluarga
melakukan kegiatan - Evaluasi kemampuan pasien
- Membantu melatih - RTL keluarga :
pasien         Follow Up
- Membantu         Rujukan
menyusun jadwal
kegiatan pasien
- Membantu
perkembangan
pasien
Daftar Pustaka

Keliat,Budi A. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC.

Purwaningsih, Wahyu. Karlina, Ina. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta: Nuha


Medika Press.

Fitria, N. 2009. Prinsip Dasar & Aplikasi Laporan Pendahuluan & Strategi Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan (LP & SP) untuk 7 Diagnosa. Jakarta : Salemba Medika

Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai