Anda di halaman 1dari 20

PRAKTIKUM

BIOLOGI

LAPORAN RESMI
Transpirasi

Regita Widya Pramesti

21033010013

Paralel A/ Kelompok B

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA


TIMUR

SURABAYA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Daun merupakan organ pada tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat


fotosintesis, transpirasi, dan sebagai alat pernapasan. Pada beberapa jenis tumbuhan,
daun berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetative (Saktiyono, 2006). Daun
merupakan bagian tumbuhan yang tumbuh dari batang. Daun adalah bagian tanaman
yang tumbuh berhelai-helai pada ranting sebagai alat bernapas dan mengolah zat
makanan. (Try Koryati, 2021)

Transpirasi adalah proses penguapan air dari jaringan komoditas pertanian.


Transpirasi pada dasarnya merupakan proses transfer massa berupa uap air dari
jaringan organ tanaman ke udara. Hal ini terjadi berdasarkan konsep uap air yang
bergerak dari bagian konsentrasi tinggi menuju konsentrasi rendah atau dari
kelembaban relative tinggi menuju kelembaban relative rendah. Air pada jaringan
tanamnan akan hilang dalam bentuk uap dan keluar melalui stomata, lentisel, kutikula,
atau sel-sel epidermis lainnya (Gardjito, 2015).

Transpirasi dari daun ditentukan oleh dua faktor utama yaitu: 1) selisih konsentrasi
uap air antara ruang udara dalam daun dan udara luar, dan, 2) hambatan difusi.
Volume ruang udara dalam daun sangat kecil, namun permukaan penguapan daun itu
sendiri relative besar. Berbeda dengan volume ruang udara dalam daun, luas
permukaan penguapan pada daun dapat mencapai 7 sampai 30 kali luas permukaan
daun. Ratio yang besar antara luas permukaan dan volume menyebabkan cepat
terjadinya kesetimbangan uap di dalam daun (Advinda, 2015).
1.1 Tujuan
1. Mempelajari transpirasi dan faktor penyebab terjadinya.
2. Mengidentifikasi pengaruh keadaan lingkungan terhadap proses transpirasi
tumbuhan.
1.2 Manfaat
1. Mengetahui mekanisme transpirasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya.
2. Memahami perbedaan laju transpirasi tiap tumbuhan terhadap lingkungan
sekitarnya.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Daun merupakan organ pokok pada tubuh tumbuhan. Pada umumnya berbentuk
pipih bilateral, berwarna hijau, dan merupakan tempat utama terjadinya fotosintesis.
Berkaitan dengan itu, daun memiliki struktur mulut daun yang berguna untuk
pertukaran gas O2, CO2, dan uap air dari daun ke alam sekitar dan sebaliknya
(Sumardi, 2010).

Daun merupakkan organ tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis,


transpirasi, dan sebagai alat pernapasan. Pada beberapa jenis tumbuhan, daun
berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif (Saktiyono, 2006)

Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup
tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula,
dan lentisel. Sekitar 80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata,
paling besar peranannya dalam transpirasi. Sebagian besar air yang diserap tanaman
ditranspirasikan (Indradewa, 2011).

Transpirasi penting bagi tumbuhan karena berperan dalam hal membantu


meningkatkan laju angkutan air dan garam mineral, mengatur suhu tubuh dan
mengatur turgor optimum di dalam sel (Feryanto, 2011)

Transpirasi mempunyai peran besar dalam mengatur berbagai kondisi dalam tubuh
tumbuhan dan lingkungan sekitarnya. Bagi tumbuhan transpirasi mempunyai pengaruh
besar terhadap :
1. Pengankutan air dan hara tanah
2. Pengaturan suhu lingkungan luar dan dalam tubuh tumbuhan
3. Proses absorbsi air dan hara tanah
(Nuri Handayani, 2010)

Transpirasi berperan dalam pengangkutan air/zat hara, membuang kelebihan air,


dan menjaga suhu daun. Daya hisap daun timbul dari peristiwa transpirasi. Transpirasi
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu lingkungan, stomata dan tanaman itu sendiri.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi laju transpirasi yaitu seperti suhu, kelembaban,
cahaya, kecepatan angin, tekanan udara, dan lain-lain. Sedangkan faktor stomata
seperti bentuk, jumlah tiap satuan luas, letak, waktu bukaan (Delayota, 2011).

Peran transpirasi pada tumbuhan sangat banyak namun yang terpenting adalah
untuk melepas energi yang diterima dari radiasi matahari. Energi matahari yang
digunakan untuk fotosintesis hanya 2% atau kurang, sehingga selebihnya harus
dilepaskan ke lingkungan, baik dengan pancaran, hantaran secara fisik dan sebagian
besar untuk menguapkan air. Ion K sangat berpengaruh terhadap kemungkinan keluar
masuknya bahan terlarut kesel penutup, sehingga terjadi perubahan permeabilitas
pada membrannya. Adanya faktor dalam tumbuhan maka penyerapan air hampir
setara denga transpirasi air cukup (Haryanti S. &., 2009).

Transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun luar. Faktor
dalam antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya
permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya
stomata, bentuk dan letak stomata. Sedangkan faktor luar antara lain kelembapan,
suhu, cahaya, angin, dan kandungan air. Semakin banyak jumlah daun maka semakin
banyak pula jumlah stomatanya, sehingga menyebabkan semakin besar pula
transpirasinya. Luas daun juga berpengaruh terhadap laju transpirasi. Hal ini
dikarenakan daun yang luas akan memiliki stomata yang banyak, sehingga
mengakibatkan tingginya laju transpirasi (Papuangan, 2014).

Stomata adalah lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan
yang berwarna hijau yang dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel penutup. Sel
penutup dikelilingi oleh sel-sel yang bentuknya sama atau berbeda dengan sel-sel
epidermi lainya yang disebut sel tetangga. Peran sel tetangga dalam perubahan
osmotik yaitu menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar celah. Letak sel
penutup sama tinggi dengan pemukaan epidermis yang disebut penerofor, atau lebih
rendah dari permukaan epidermis disebut kriptofor, sedangkan sel penutup yang lebih
tinggi dengan permukaan epidermis disebut tipe menonjol (A’yuningsih, 2017).

Perubahan tekanan turgor yang menyebabkan pembukaan dan penutupan stomata


terutama disebabkan oleh pengambilan dan kehilangan ion kalium (K+) secara
reversibel oleh penjaga.Stomata membuka ketika sel-sel penjaga secaraaktif
mengakumulasi K+ dari sel-sel epidermal di sekitarnya.Pengambilan zat terlarut ini
menyebabkan potensial air di dalam sel penjaga menjadi lebihnegatif.Kondisi
ini memungkinkan air mengalir ke dalam sel secara osmosissehingga sel
menjadi membengkak. Sebagian besar K+ dan air disimpan di dalamvakuola, dengan
demikian tonoplas juga memainkan peranan penting. Penigkatanmuatan positif sel
akibat masuknya K+ diturunkan dengan pengambilan ionklorida (Cl-) melalui
pemompaan ion hidrogen yang dibebaskan pada saat asamorganik keluar dari sel,
serta melalui muatan negatif asam oranik setelahkehilangan ion hidrogennya.
Penutupan stomata disebabkan oleh keluarnya K+dari sel penjaga, yang
menyebabkan kehilangan air secara osmotic (Simanjuntak, 2013).

Distribusi stomata sangat berhubungan dengan kecepatan dan intensitas


transpirasi pada daun, yaitu misalnya letak satu sama lain dengan jarak tertentu.
Dalam batas tertentu, maka makin banyak porinya makin cepat penguapan. Jika
lubang-lubang itu terlalu berdekatan, maka penguapan dari lubang yang satu akan
menghambat penguapan lubang dekatnya. Hal ini karena jalan yang ditempuh
molekul-molekul air yang lewat lubang itu tidak lurus melainkan membelok akibat
pengaruh sudut-sudut sel-sel penutup. Bentuk stomata yang oval lebih memudahkan
mengeluarkan air daripada bentuk bundar. Deretan molekul-molekul air yang lewat
lebih banyak jika keliling perimeter stomata lebih panjang.pengeluaran air yang
maksimal terjadi jika jarak antara stomata-stomata tersebut 20 kali diameternya
(Haryanti S. , 2010)

Mekanisme terjadinya transpirasi ditentukan oleh seberapa lebar celah diantara


dua sel penutup stoma, sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi membuka-
menutupnya stomata akan menentukan banyaknya transpirasi. Keluarnya uap air dari
celah stoma merupakan proses difusi gas, karena tekanan uap di sebelah dalam celah
lebih tinggi daripada tekanan uap di udara luar daun. Karena tekanan uap di ruang
udara di dalam celah daun selalu berkurang oleh terjadinya difusi gas keluar, maka
terjadinya penguapan air di dinding sel parenkim mesofil daun yang berbatasan
dengan ruang udara. Selanjutnya prosesini akan menarik air dari sel sebelah dalam
dan seterusnya (Lestari, 2006).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Bahan dan Alat

3.1.1 Bahan :

1) Daun Trembesi
2) Daun Kersen
3) Daun Belimbing Wuluh
4) Minyak
5) Aquades

3.1.2 Alat :
1) Stopwatch
2) Pipet
3) Gelas ukur 10 mL

3.2 Prosedur Kerja


1. Sampel Tumbuhan

Mempersiapkan alat dan bahan

Masukkan Mengisi gelas ukur dengan bahan


akuades 10 mL

Masukkan
Masukkan potongan tumbuhan ke dalam gelas
minyak goreng
ukur berisi akuades dan pastikan pangkal ujung
3 tetes dengan
terkena akuades
pipet tetes

Meletakkan sampel ke luar ruangan di bawah


sinar matahari

Mengamati sampel selama 60 menit dan


mencatat pengamatan setiap 10 menit.
2. Sampel Kontrol

Mempersiapkan alat dan bahan

Masukkan Mengisi gelas ukur dengan bahan


akuades 10 mL

Masukkan
Menambahkan bahan lain ke dalam gelas ukur
minyak goreng berisi akuades dengan pipet tetes
3 tetes

Meletakkan sampel ke luar ruangan di bawah


sinar matahari

Mengamati sampel selama 60 menit dan


mencatat pengamatan setiap 10 menit.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan dari Video Praktikum

No. Bahan Air Yang Hilang Luas


Permukaan
Daun
0 10 20 30 40 50 60 Cm Cm2
Menit Menit Menit Menit Menit Menit Menit

1. Air + 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Minyak
(Kontrol)
2. Air + 0 0 0 0 0,1 0,1 0,2 22,25 0,2225
Minyak + mL mL mL
Trembesi
3. Air + 0 0 0 0,1 0,2 0,2 0,3 105,25 1,0525
Minyak + mL mL mL mL
Kersen
4. Air + 0 0 0 0 0,1 0,2 0,2 24,5 0,245
Minyak + mL mL mL
Belimbing
Wuluh
4.2 Tabel Hasil Perhitungan Kecepatan Transpirasi

No. Bahan Air Yang Hilang


0 10 20 30 40 50 60
Menit Menit Menit Menit Menit Menit Menit
1. Air + Minyak 0 0 0 0 0 0 0
(Kontrol)
2. Air + Minyak + 0 0 0 0 0,449 0,449 0,899
Trembesi
3. Air + Minyak + 0 0 0 0,095 0,190 0,190 0,285
Kersen
4. Air + Minyak + 0 0 0 0 0,408 0,816 0,816
Belimbing
Wuluh

4.3 Gambar Hasil Pengamatan

Sumber Gambar : ( https://www.youtube.com/watch?v=PA5DKZZQokc&feature=youtu.be )


4.4 Gambar Luas Permukaan Daun

No. Luas Permukaan Daun Luas Permukaan Daun Luas Permukaan Daun
Trembesi Kersen Belimbing
1.

luas permukaan daun I luas permukaan daun I luas permukaan daun I


sebesar 5,75 cm sebesar 35 cm sebesar 8 cm
2.

luas permukaan daun II luas permukaan daun II luas permukaan daun II


sebesar 8,25 cm sebesar 35,25 cm sebesar 9,75 cm
3.

luas permukaan daun III luas permukaan daun III luas permukaan daun III
sebesar 8,25 cm sebesar 35 cm sebesar 6,75 cm

Sumber Gambar : ( https://www.youtube.com/watch?v=PA5DKZZQokc&feature=youtu.be )


4.5 Grafik Pengamatan Berdasarkan Hilangnya Volume Pada Daun

HASIL PENGAMATAN BERDASARKAN HILANGNYA


VOLUME AIR PADA DAUN
0,3

0,25
VOLUME (ml)

0,2

0,15

0,1

0,05

0
10 menit 20 menit 30 menit 40 menit 50 menit 60 menit
WAKTU

Daun Kersen Daun Trembesi Daun Belimbing Wuluh


BAB V

PEMBAHASAN

Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari tanaman melalui
stomata, lubang kutikula, dan lentisel. Transpirasi penting bagi tumbuhan karena
berperan dalam hal membantu meningkatkan laju angkutan air dan garam mineral,
mengatur suhu tubuh dan mengatur turgor optimum di dalam sel . Sekitar 80% air yang
ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata.

Distribusi stomata sangat berhubungan dengan kecepatan dan intensitas


transpirasi pada daun. Transpirasi ditentukan oleh seberapa lebar celah diantara dua
sel penutup stoma, sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi membuka-menutupnya
stomata akan menentukan banyaknya transpirasi. Keluarnya uap air dari celah stoma
merupakan proses difusi gas, karena tekanan uap di sebelah dalam celah lebih tinggi
daripada tekanan uap di udara luar daun.

Dari hasil percobaan daun trembesi, daun kersen, dan daun belimbing wuluh
dapat diamati bahwa terjadi pengurangan volume air dalam gelas ukur. Berbeda
dengan sampel kontrol yang tidak terjadi perubahan volume air sama sekali meskipun
diletakkan di tempat yang sama dan juga diberi cahaya yang sama dengan percobaan
ketiga sampel daun. Hal ini menunjukkan bahwa tumbuhan menterap isi dari gelas
ukur percobaan yaitu air dan minyak.. Namun air yang diserap tiap tumbuhan tersebut
akan menguap melalui stomata daun karena proses transpirasi hanya untuk
menurunkan suhu tumbuhan dari panasnya radiasi sinar matahari.

Pada tumbuhan trembesi, setiap 0,2225 cm 2 mampu menguapkan 0,1 mL isi


larutan dalam gelas ukur saat waktu sudah berjalan 40 menit. Saat 50 menit berlalu
tidak ada perubahan. Namun saat mencapai waktu 60 menit, larutan air dan minyak
dalam gelas ukur berkurang 0,2 mL dari jumlah awal. Sedangkan pada tumbuhan
kersen, setiap 1,0525 cm2, saat waktu sudah berjalan 30 menit, nampak larutan dalam
gelas ukur berkurang 0,1 mL. Lalu pada menit ke 40 dan 50, air dan minyak dalam
gelas ukur berkurang 0,2 mL, dan terakhir pada menit ke 60 larutan air dan minyak
berkurang sebanyak 0,3 mL dari volume mula-mula. Lalu pada percobaan daun
belimbing wuluh, setiap 0,245 cm2 mampu menguapkan 0,1 mL larutan air dan minyak
saat waktu sudah berjalan 40 menit. Pada saat waktu sudah berjalan 50 menit, air dan
minyak dalam gelas ukur berkurang 0,2 mL. Tetapi hingga di menit terakhir yaitu menit
ke 60, larutan air dan minyak tidak menunjukan adanya penguapan lagi karena volume
masih tetap seperti pada saat waktu 50 menit.

Banyaknya air yang diuapkan tiap-tiap tanaman mempunyai jumlah kehilangan air
dengan jumlah volume yang berbeda-beda. Hal itu dikarenakan tiap tanaman memiliki
struktur morfologi yang berbeda-beda baik bentuk daun, lebar daun, besar batang, dan
lain-lain. Faktor dari dalam maupun luar juga dapat mempengaruhi transpirasi dengan
berbeda di setiap tanaman.

Hal ini sesuai dengan pernyataan (Papuangan, 2014) bahwa transpirasi


dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun luar. Faktor dalam antara lain
besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun,
banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan
letak stomata. Sedangkan faktor luar antara lain kelembapan, suhu, cahaya, angin,
dan kandungan air. Semakin banyak jumlah daun maka semakin banyak pula jumlah
stomatanya, sehingga menyebabkan semakin besar pula transpirasinya. Luas daun
juga berpengaruh terhadap laju transpirasi. Hal ini dikarenakan daun yang luas akan
memiliki stomata yang banyak, sehingga mengakibatkan tingginya laju transpirasi.
BAB 6

KESIMPULAN

1. Transpirasi merupakan proses penguapan air pada tumbuhan yang berperan untuk
menjaga suhu tubuh, membantu meningkatkan laju angkutan air dan garam mineral,
dan mengatur turgor optimum di dalam sel.
2. Stomata sangat berpengaruh pada mekanisme transpirasi.
3. Luas penampang daun atau luas permukaan daun yang merupakan tempat dari
stomata tersebut sangat berpengaruh juga bagi transpirasi.
4. Transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun luar. Faktor dalam
antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya
permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya
stomata, bentuk dan letak stomata. Sedangkan faktor luar antara lain kelembapan,
suhu, cahaya, angin, dan kandungan air. Semakin banyak jumlah daun maka semakin
banyak pula jumlah stomatanya, sehingga menyebabkan semakin besar pula
transpirasinya. Luas daun juga berpengaruh terhadap laju transpirasi. Hal ini
dikarenakan daun yang luas akan memiliki stomata yang banyak, sehingga
mengakibatkan tingginya laju transpirasi.
DAFTAR PUSTAKA

A’yuningsih, D. (2017). Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Perubahan Struktur Anatomi


Daun. Biologi, B - 105.

Advinda, L. (2015). Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. Sleman: Deepublish.

Delayota. (2011). Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: DSC Biologi.

Feryanto, I. (2011). Panduan Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Universitas Bangka Belitung:


Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi .

Gardjito, M. (2015). Penanganan Segar Hortikultura Untuk Penyimpanan dan Pemasaran.


Jakarta: Prenada Media.

Haryanti, S. &. (2009). Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata Daun Kedelai (Glycine max (L)
Merril) Pada Pagi Hari dan Sore. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA Universitas
Diponegoro.

Haryanti, S. (2010). Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies Tanaman
Dikotil dan Monokotil . Buletin Anatomi dan Fisiologi, Vol. XVIII, No. 2 .

Indradewa. (2011). Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: UI-Press.

Lestari, E. G. (2006). Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan Ketahanan Kekeringan pada
Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti dan IR 64. Biodeversitas, Volume 7, Nomor 1,
Halaman: 44-48.

Nuri Handayani, S. (2010). Buku Kantong Biologi SMA. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Papuangan, N. N. (2014). Jumlah dan Distribusi Stomata Pada Tanaman Penghijauan Di Kota
Ternate. Jurnal Bioedukasi, Vol 3. No 1 : 287-292.

Saktiyono. (2006). IPA BIOLOGI : - Jilid 2. Erlangga.

Simanjuntak, E. T. (2013). Alat Pengukur Laju Transpirasi pada Daun Berbasis Mikrokontroler.
Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Sumardi, I. N. (2010). Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Try Koryati, D. W. (2021). Fisiologi Tumbuhan. Yayasan Kita Menulis.

Sumber Gambar : ( https://www.youtube.com/watch?v=PA5DKZZQokc&feature=youtu.be )


APPENDIX

Hasil perhitungan
𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝒂𝒊𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈 (𝒎𝒍)
𝑹𝒖𝒎𝒖𝒔 = = ⋯ 𝒎𝒍/𝒄𝒎𝟐
𝑳𝒖𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒎𝒖𝒌𝒂𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒖𝒏 (𝒄𝒎𝟐 )

1. Air yang hilang pada trembesi

0,1
= 0,449
0,2225

0,2
= 0,899
0,2225

2. Air yang hilang pada kersen

0,1
= 0,095
1,0525

0,2
= 0,190
1,0525

0,3
= 0,285
1,0525

3. Air yang hilang pada belimbing wuluh

0,1
= 0,408
0,245

0,2
= 0,816
0,245
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai