Anda di halaman 1dari 9

ASBAB AN-NUZUL

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Ulumul Qu’an
Dosen Pengampu: Nur Asiyah, Hj.M.SI.

Disusun Oleh:
1. Efit Dwi Fitanto (NIM: 103311006)
2. Etika Thoyibatul (NIM: 103311007)
3. Faisal Abidin (NIM: 103311008)
4. Iis Apriani (NIM: 103311010)
5. Ilyana Rosyida (NIM; 103311011)
6. M. Thariq Majd (NIM: 073211052)

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
WALISONGO SEMARANG

1
2010

ASBAB AN-NUZUL

I. Pendahuluan
Allah menjadikan segala sesuatu melalui sebab akibat dan menurut suatu ukuran
tidak seorang pun lahir dan melihat cahaya kehidupan tanpa melalui sebab akibat dan
berbagai tahapan perkembangan. Tidak suatu pun terjadi di dalam wujud ini kecuali
melewati pendahuluan dan perencanaan, begitu juga perubahan pada cakrawala
pemikiran manusia terjadi setelag melalui persiapan dan pengarahan, itulah sunatullah.
Tidak ada bukti yang menyingkap kebenaran sunatullah itu selain sejarah.
Demikian pula penerapannya dalam kehidupan, mengungkapkan sebab turunnya ayat
Al-Qur’an melalui kisah adalah suatu cara menerangkan yang jelas mengenai segala
sesuatu yang bernilai tinggi.Namun, kenyatannya banyak orang yang tidak mengetahui
asbabun nuzul, sehingga terperosok kedalam kebingungan dan keraguan akan maksud
sebenarnya dari ayat Al-Qur’an itu sendiri. Untuk itu, penulis akan membahas
mengenai asbabun nuzul agar dapat lebih mudah untuk dipahami.

II. Permasalahan
Karena masing-masing surat maupun ayat memiliki asbab an-nuzul sendiri,
muncul beberapa masalah yang perlu untuk dibahas, diantaranya:
1. Apa pengertian Asbab an-nuzul?
2. Apa saja macam-macam asbab an-nuzul?
3. Apa urgensi asbab an-nuzul dalam menafsirkan Alqur’an?
4. Bagaimana kaidah-kaidah penetapan hukum yang berkaitan dengan asbab an-
nuzul?

III. Pembahasan
A. Pengertian Asbab an-nuzul

2
Ungkapan asbab an-nuzul terdiri dari dua kata, yaitu asbab dan an-nuzul.
Secara harfiah, sabab berarti sebab atau latar belakang. Sedangkan an-nuzul
berarti turun. Maka asbab an-nuzul bermakna beberapa latar belakang atau sebab
yang membuat turunnya ayat-ayat Alqur’an.
Secara terminologis, ada beberapa definisi yang berkembang dikalangan
ulama, diantaranya:1
1. Menurut Az-zarqani:
“Asbab An-nuzul “ adalah khusus atau sesuatu yang terjadi serta ada
hubungannya dengan turunnya ayat Al qur’an sebagai penjelas hukum pada
saat peristiwa itu terjadi.”
2. Menurut Ash-shabuni:
“Asbab An-nuzul “ adalah istilah atau kejadian yang menyebabkan
turunnya satu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa
dan kejadian tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada nabi atau
kejadian yang berkaitan dengan urusan agama.”
3. Shubhi Shalih

‫ما نزلت اآلية اواآيات بسببه متضمنة له او جميبة عنه او مبينة حلكمه زمن وقوعه‬
“Asbab An-nuzul “ adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya satu atau
beberapa ayat Al qur’an (ayat-ayat) terkadang menyiratkan peristiwa itu
sebagai respons atasnya atau sebagai penjelas tehadap hukum-hukum saat
peristiwa itu terjadi.”

4. Mana’ al-Qathan

‫مانزل قرآن بشأنه وقت وقوعه كحادثة او سؤال‬

“Asbab an-Nuzul adalah peristiwa yang menyebabkan turunnya al-Qur’an


berkenaan dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa satu kejadian
atau berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi.”

1
Rosihun Anwar, Ulum Al-Qur’an (Bandung: Pustak Setia: 2007) hlm. 60.

3
B. Macam-macam sebab An-nuzul
1.Dilihat dari Sudut Pandang Redaksi-Redaksi yang Dipergunakan dalam Riwayat
Asbab An-Nuzul
Ada dua jenis redaksi yang digunakan oleh perawi dalam mengungkapkan
riwayat asbab an-nuzul, yaitu:2
a.Sharih(visionable/jelas)
Redaksi sharih artinya riwayat yang sudah jelas menunjukkan asbab an-
nuzul, dan tidak mungkin pula menunjukkan yang lainnya.
Redaksi yang digunakan termasuk sharih bila perawi mengatakan

...‫سبب نزول هذه اآلية هذا‬

Artinya: “sebab turunnya ayat ini adalah…”

‫ فنزلت اآلية‬...‫حدث هذا‬

Artinya: “telah terjadi…,maka turunlah ayat… “

‫ فنزلت اآلية‬...‫سئل رسول اهلل عن كذا‬

Artinya: “Rasulullah pernah kiranya tentang …… maka turunlah ayat”

b. Muhtamilah (masih kemungkinan atau belum pasti)

Riwayat belum dipastikan sebagai asbab an-Nuzul karena masih


terdapat keraguan.

...‫نزلت هذه اآلية ىف كذا‬

“ayat ini diturunkan berkenaan dengan…”


2
Ibid, hlm. 67.

4
...‫احسب هذه اآلية نزلت فىكذا‬

“saya kira ayat ini diturunkan berkenaan dengan …”

...‫ما احسب نزلت هذه اآلية اال فىكذا‬

“saya kira ayat ini tidak diturunkan kecuali berkenaan dengan …”

2. Dilihat dari sudut pandang berbilangnya asbabun nuzul untuk satu ayat atau
berbilangnya ayat untuk asbab an-nuzul

a. Beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat

b. Satu sebab yang melatarbelakangi turunnya beberapa ayat.

C. Urgensi Asbab An-nuzul


1. Menegaskan kalau Al-Qur’an benar-benar dari Allah SWT.
2. Membantu dalam memahami sekaligus mengatasi ketidakpastian dalam
menangkap pesan ayat-ayat Al-Qur’an. Diantaranya dalam Al-qur’an surat
Al-Baqarah ayat 115 dinyatakan bahwa timur dan barat merupakan
kepunyaan Allah. Dalam kasus shalat, dengan melihat Zahir ayat di atas,
seseorang boleh menghadap kearah mana saja sesuai dengan kehendak
hatinya. Ia seakan-akan tidak berkewajiban untuk menghadap kiblat ketika
shalat. Akan tetapi setelah melihat asbab an-nuzulnya, tahap bahwa
interpretasi tersebut keliru. Sebab, ayat di atas berkaitan dengan seseorang
yang berada dalam perjalanan dan melakukan shalat di atas kendaraan, atau
berkaitan dengan orang yang berjihad salama menentukan arah kiblat.3
3. Sarana untuk memahami ayat Al-Qur’an secara cepat.
4. Mengidentifikasikan pelaku yang menyebabkan turunnya ayat al-Qur’an
5. Mengetahui makna serta rahasia-rahasia yang terkandung dalam al-Qur’an.

3
Ibid., hlm. 63.

5
6. Memudahkan untuk menghafal dan memahami ayat, serta untuk
memantapakan wahyu ke dalam hati orang yang mendengarnya. Sebab,
hubungan sebab akibat (musabab), hukum, peristiwa, dan pelaku, masa, dan
tempat merupakan satu jalinan yang bisa mengikat hati.4
7. Dapat menolong dalam memahami ayat dan menafsirkannya, serta
menghilangkan kesulitan yang ditimbulkan ayat tersebut. Oleh sebab itu,
maka dengan mengetahui sebab turunnya, maka ia adalah sebaik-baik jalan
untuk memahami pengertian Alqur’an.5
8. Mengetahui hikmah dan rahasia diundangkannya suatu hukum dan perhatian
syara’ terhadap kepentingan umum, tanpa membedakan etnik, jenis kelamin
dan agama. Jika dianalisa secara cermat, proses penetapan hukum
berlangsung secara manusiawi, seperti penghapusan minuman keras,
misalnya: ayat-ayat Al-qur’an turun dalam 4 kali tahapan, yaitu QS. An-
Nahl/16:67, QS. Al-Baqarah/2:219, QSAn-nisa’/4:43 dan QS. Al-
Maidah/5:90-91.6
9. Mengetahui asbab an-nuzul dapat membantu memberikan kejelasan
terhadap beberapa ayat.
10. Asbabun nuzul menjelaskan kepada siapa ayat itu diturunkan.
Selain itu, menurut sebagian ulama ada beberapa manfaat mengetahui dan
memahami dan memahami Asbab An-Nuzul. Diantara ulama yang berpendapat
adalah:7
1. Ibnu Al daqiq (w. 702 H)
Ibnu Al-Daqiq menyatakan bahwa mengetahui Asbab An-Nuzul ayat merupakan
metode yang utama dalam memahami pesan yang terkandung dalam Alquran.
2. Ibnu Taimiyah (w. 726 H)
Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa mengetahui Asbab An-Nuzul akan membantu
dalam memahami ayat Alquran, karena mengetahui sebab juga mengetahui
musabab.
3. Al-Wahidi (w. 427 H)
4
Rosihun Anwar, op. Cit, hlm. 65.
5
Kahar Manyur, Pokok-pokok Ulumul Qur’an (Jakarta Timur: Rineka Cipta: 1992) hlm. 92.
6
Mohammad Nor Ichwan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an (Semarang: Rasail: 2008) hlm. 103.
7
Abu Anwar, Ulumul Qur’an ( Pekanbaru: Amzah: 2002) hlm. 35.

6
Al-Wahidi menyatakan sebagaimana dikutip oleh As-Suyuthi bahwa tidak
mungkin seseorang dapat menafsirkan suatu ayat tanpa mengetahui sejarah
turunnya dan latar belakang masalahnya.

E.Kaidah hubungan Penetapan Hukum Dikaitkan dengan Asbab An-nuzul


Asbabun Nuzul berkaitan erat dengan kaidah penetapan hukum. Seringkali
terdapat kebingungan dan keraguan dalam mengartikan ayat-ayat al-Qur’an karena
tidak mengetahui sebab turunnya ayat.

Contohnya firman Allah dalam surat al-Lail: 17-18:

       

“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, yang
menafkahkan hartanya (ke jalan Allah) untuk membersihkannya.”

Berdasarkan kesepakatan, ayat tersebut diturunkan khusus untuk Abu Bakar


Ash-Shiddiq. Kelirulah dugaan jika sebagian orang mengira kalau ayat ini berlaku
secara umum bagi setiap orang yang melakukan perbuatan baik seperti di atas. Sebab,
tidak ada sesuatu pun pada ayat diatas yang menunjukkan redaksi umum.
Contoh lain pada surat Al-Baqarah: 232:
         
   
“Apabila kamu menalak istrimu lalu habis iddahnya, maka janganlah kamu (para
wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan (bakal) suaminya, apabila mereka telah
saling rela dengan yang makruf.”

Dalam suatu riwayat, ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa Mu’aqqal bin
Yasar. Dia menghalangi bekas suami adiknya menikah kembali dengan adiknya itu.
Allah melalui ayat ini melarang Mu’aqqal menghalangi laki-laki tersebut rujuk
kepada adinya. Berdasarkan Asbabun nuzul ini, maka khithab (perintah) yang
terdapat dalam kata thallaqtum berbeda dengan khithab yang terdapat pada kata falata
dhuluhunna; yang pertama ditujukan kepada suami dan yang terakhir ditujukan

7
kepada wali. Maka dengan demikian, ayat itu berarti “aapabila suami telah
menceraikan isterinya, kemudian dia ingin rujuk kembali, maka wali tidak boleh
menghalanginya “. Berdasarkan ini pula maka wali merupakan salah satu rukun yang
mesti ada dalam sistem perkawinan islam. Tidak sah nikah tanpa wali.8
III. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa asbabun nuzul adalah sebab
turunnya al-Qur’an (berupa peristiwa/pertanyaan) yang melatarbelakangi turunnya
ayat al-Qur’an dalam rangka menjawab, menjelaskan dan menyelesaikan masalah-
masalah yang timbul dari kejadian tersebut.
Ilmu Asbabun nuzul sangat besar pengaruhnya dalam memahami makna ayat-
ayat Al-Qur’an yang mulia. Selain itu, dengan adanya asbab an-nuzul dapat
mempermudah kaidah hukum yang belum jelas dalam al-qur’an, sehingga mudah
untuk dipahami.

IV. Penutup
Demikianlah makalah ini kami buat, kami sadar dalam makalah ini masih
banyak kesalahan dalam penulisan maupun dalam penyampaiannya. Untuk itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami perlukan guna memperbaiki
makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin.

Daftar Pustaka
Anwar, Abu, Ulumul Qur’an, Pekanbaru: Amzah, 2009.
Anwar, Rosihun, Ulum Al-Qur’an, Bandung: Pustaka Setia, 2007.
Ichwan, Mohammad Nor, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Semarang: Rasail, 2008.
8
Kadar M. Yusuf, Studi Alqur’an (Pekanbaru: Amzah:2009) hlm. 99.

8
Masyhur, Kahar, Pokok-Pokok Ulumul Qur’an, Jakarta Timur:Rineka Cipta, 1992.
Yusuf, Kadar M., Studi Al-Qur’an, Pekanbaru: Amzah, 2009.

Anda mungkin juga menyukai