Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

IMAN KEPADA MALAIKAT ALLAH & PENJELASAN


TENTANG JIN, IBLIS DAN SETAN

Dosen Pengampu :
Abdul Hamid Aly, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Shahihul Islam (22001082171)
2. Abdine Gusti Ar-Rasyid (22001082162)
3. Ika insiatul iftitah (22011082047)
4. Sri Rahmawati (22001082168)
5. Siam Kelirey (22001082155)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020

1
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ……………………………………………………. 1


Daftar Isi ……………………………………………………………. 2
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ……………………………………………………… 3
Rumusan Masalah …………………………………………………... 4
Tujuan Pembahasan ………………………………………………….4
BAB II ISI
Pengertian Makhluk Ghaib …………………………...……………...5
Pengertian , Keistimewaan, Dan Tugas
Malaikat……………………………….………………………7

Pengertian , Keistimewaan, Dan Tugas


Malaikat……………………………………………………………...9
Karakteristik Malaikat………………………...……………………...9
Pengejawantahan Iman Kepada Malaikat , Hubungan Spiritual Yg
Normatif, Dan Negatif Dengan
Malaikat……………………………………………………………..11
Pengertian Jin, Iblis Dan Syaithon…………………………..………13
Hizbu Syaithon …..…………………………………………………15
BAB III PENUTUP
Saran ………………………………………………………………..18
Daftar Pustaka ………………………………………………………18

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Alam semesta merupakan ciptaan Tuhan sebagai tempat hidup bagi makhluk-
makhluk ciptaan-Nya. Dunia yang ditempati manusia dan makhluk hidup
lainnya, biasa disebut dengan alam fisik atau alam materi. Dikatakan demikian
karena semua yang ada di dunia bisa ditangkap oleh panca indera. Namun
disisi lain, manusia mengenal dunia yang berbeda dengan dunianya yaitu sering
disebut dengan alam metafisik, alam supranatural atau alam ghaib yang dipercaya
dihuni oleh makhluk-makhluk yang tak bisa ditangkap oleh panca indera.
Agama dianggapsebagaisistem nilai dan pola dari tindakan yang terkait
dengan sistem pengetahuan manusia. Agama adalah pola universal di dalam
hidup manusia yang berkaitan dengan realitas sekelilingnya. Ini berarti keberagamaan
seseorang selalu berasal dari lingkungan dan kulturnya.1Kebudayaan
setempat dimana seseorang dibesarkan sangat mempengaruhi akulturasi
keberagamaan seseorang. Agama dengan demikian identik dengan tradisi atau
ekspresi budaya tentang keyakinan seseorang terhadap unsur kepercayaan kepada
yang ghaib.
Dalam agama dan ajaran kepercayaan sudah tentu meyakini adanya sesuatu
yang metafisik. Bahkan, sebetulnya kepercayaan kepada sesuatu yang metafisik
adalah suatu fitrah bagi manusia yang memang sudah ada semenjak manusia
diciptakan di dunia. Ini dapat dibuktikan melalui literatur-literaturmaupun
peninggalanbudaya masa lalu, contoh realitanya Langgar Bubrah3yang berada di
Desa Demangan RT. 03/RW. 01 Kecamatan Kota, KabupatenKudus, ini dipercaya
warga sekitar sebagai musala yang belum terbangun sempurna.
Penyebabnya, makhluk ghaib yang ikut membangun musala ini kepergok
warga, sehingga proses pembangunannya ditinggalkan begitu saja. Langgar
tersebutdiyakini dibangun oleh kehendak Raden Pangen Pantjowari sekitar tahun 953
H atau sekitar tahun 533 M. Saat itu, Masjid Menara Kudus belum terbangun. Hal
itu dituturkan oleh Fahmi Yusron, sang juru pelihara Langgar Bubrah. Menurut
dia, bangunan tua langgar itu memang terkesan belum jadi secara sempurna.
Manusia juga tidak terlepas dari satu jalinan kehidupan yang
menghubungkan antara dirinya dengan Tuhan, dengan alam sekeliling beserta isinya,
dan dengan sesama manusia itu sendiri. Jalinan tersebut wujud secara vertikaldan
horizontal. Dalam hubungan yang vertikal, yaitu dengan Tuhannya,
mengetahui hal-hal alam ghaib, apa lagi mengenal dan mencoba mendekati
Tuhannya. Kewujudan manusia yangberhubungan dengan Tuhannyadiperoleh
jawaban dari agama dan kepercayaan yang tertulis dikitab-kitab agama.

3
Segala persoalan kepercayaan dan agama selalu berpusat kepada masalah
fundamental kehidupan manusia. Lingkaran kehidupan manusia tradisional
dipenuhi dengan ritual keagamaan dan kepercayaan. Alam bagi mereka tidak
hanya bersifat natural, melainkan naturaldan supernatural. Alam supernatural
merupakan manifestasi kekuatan-kekuatan yang sakral atau kudus sekaligus
transendental. Manusia tradisional hidup dalam kekuasaan yang sakral, mereka
memiliki kerinduan yang mendalam terhadap yang sakral, dan berusaha untuk berada
sedekat mungkin dengan yang kudus. Mircea Eliade menjelaskan manusia
tradisional ialah manusia yang religius, yang memiliki sikap tertentu terhadap
kehidupan dunia, terhadap manusia sendiri, dan juga terhadap apa yang
dianggapnya kudus

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, maka
rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Apa Pengertian makhluk ghoib ?
2. Apa Pengertian, Keistimewaan, dan tugas malaikat ?
3. Apa Karakteristik malaikat ?
4. Bagaimana Pengejawantahan iman kepada malaikat , hubungan spiritual yg
normatif, dan negatif dengan Malaikat ?
5. Apa Pengertian jin, iblis dan syaithon ?
6. Apa Hizbu Syaithon ?

C. TUJUAN PEMBAHASAN

Berdasarkan rumusan masalah yang disebutkan diatas, maka tujuan


pembahasannya adalah sebagai berikut :
1. Untuk menjelaskan Pengertian Makhluk Ghoib
2. Untuk menjelaskan Pengertian Keistimewaan dan tugas Malaikat
3. Untuk menjelaskan Karakteristik Malaikat
4. Untuk menjelaskan Pengejawantahan iman kepada malaikat , hubungan spiritual
yg normatif, dan negatif dengan Malaikat
5. Untuk menjelaskan Pengertian jin, iblis dan syaithon
6. Untuk menjelaskan Hizbu Syaithon

4
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN MAKHLUK GHAIB

Secara etimologi kata ghaib berasal bahasa Arab ghaba – yaghîbu –ghaiban –
ghiyâban – ghiyâbatan - wamughîban yang berarti tidak tampak (ghaib), dan
persamaan katanya ‫ المـستتر‬yang artinya: yang tersembunyi, tertutup dan lawan katanya
‫ حـضر‬yang artinya hadir, dan tajalli artinya nampak nyata. Di dalam al-Mu’jam al-
Wasith kata ghaib berasal dari kata “al-ghâibu” yang berarti khilâf as syahâdati yaitu
lawan dari yang terlihat atau maj-mû’u yudroku bilhissi yaitu kumpulan dari yang
terlihat dengan indera perasa.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia ghaib diartikan sebagai sesuatu yang
tersembunyi, tidak kelihatan, abstrak, lenyap dan tidak diketahui sebab-sebabnya.
Jika dilihat dengan pendekatan semantik kata ghaib berarti yang tak terlihat dan
lawan katanya adalah shahâdah yang berarti yang terlihat.

Murthadha Muthahari mendefinisikan kata ghaib berarti tersembunyi, dari


tangkapan panca indera, penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman dan
rasa.

Quraish Shihab dalam mengartikan kata ghaib adalah sesuatu yang tak diketahui,
tidak nyata atau tersembunyi. Ghaib adalah antonim dari syahâdah,yang berarti hadir
atau kesaksian, baik dengan mata kepala maupun mata hati. Jika demikian yang
tidak hadir adalah ghaib, dan sesuatu yang disaksikan adalah ghaib, bahkan
sesuatu yang tidak dijangkau oleh panca indra juga merupakan ghaib, baik
disebabkan oleh kurangnya kemampuan maupun oleh sebab-sebab lainnya.

Dari pendapat para ahli bahasa dan ahli tafsir dapat di kategorikan keghaiban
itu sesungguhnya adalah hal-hal yang tidak dapat diindera oleh panca indera
manusia, yang tidak dapat diketahui oleh ilmu dan fikirannya atau hal-hal yang
tak berada di bawah panca indera dan tak dapat pula diharapkan dari fikiran
sederhana, akan tetapi ia diketahui melalui pemberitaan para nabi.

Menurut Aliya Harb dalam bukunya yang berjudul “Relatifitas Kebenaran


Agama Kritik dan Dialog”, 8 mengatakan bahwa kata ghaib (metafisik)
hampir sama dengan al-majhul (misteri), misteri merupaklan konsep
epistimologi, sedangkan metafisika merupakan konsep ontologi. Misteri
adalah sesuatu yang tidak kita ketahui sedangkan metafisika mencakup
keberadaan sesuatu yang tak tampak, sesuatu yang rahasia dan memiliki
kemampuan yang tak dapat diungkapkan oleh apapun.

Al-Habib Faridhol at-Tras al-Kindy menyatakan di dalam internet bahwa ghaib


adalah sesuatu yang tak diketahui, tidak nyata atau tersembunyi. Dan keghaiban di
dalam Islam adalah pengejawantahan visual dari kristalisasi

5
realitas-realitas spiritual (al haqâ’iq) yang terkandung di dalam wahyu Islam.9Imron
A. Manan memberi definisi tentang perkara ghaib adalah segala perkara yang
tertutup dari indera dan ilmu manusia dan tidak mungkin dicapai melainkan dengan
melalui berita (wahyu) dari Tuhan

Sedangkan Ahmad Mudjab Mahalli di dalam bukunya yang berjudul


“Menyingkap Kebenaran Alam Ghaib” 11 memberi definisi terhadap kata ghaib
adalah setiap hakekat yang tak dapat dicerna dan dijumpai oleh manusia dengan indra
perasanya.

Dari berbagai pengertian yang disampaikan oleh beberapa pendapat maka


dapat diambil pengertian bahwa ghaib adalah segala sesuatu yang tersembunyi
yang tertutup dari indra dan ilmu manusia dan tidak diketahui hakekatnya dan
hanya diketahui oleh Allah dan tidak diketahui oleh siapapun kecuali orang yang telah
dipilih-Nya dengan melalui pemberitaan-Nya.

Keberadaan Makhluk Ghaib


Wujudnya makhluk ghaib jin, makhluk ciptaan Allah. Al-Quran ada
menyatakan wujud makhluk ghaib jin, malah ia amat jelas dengan adanya
Surah ke 72, yaitu Surah Al Jin. Allah berfirman dalam al-Qur’an surat Adz-
Dzariat ayat 56 yang artinya:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku”.
Begitu juga dalam hadits Rasulullah ‫ ﷺ‬:
“Malaikat diciptakan dari cahaya dan jin diciptakan dari nyala api
Dan Adam diciptakan dari apa yang telah dijelaskan kepada kalian (tanah)”.
(HR. Muslim)
Merujuk ayat dan hadits di atas dijelaskan bahwa Allah telah
menciptakan jin sebagaimana Dia telah menciptakan manusia dan malaikat.
Berarti wujudnya jin tidak boleh kita ingkari, walaupun kita tidak melihat
wujud dan adanya hal ghaib itu.

6
B. PENGERTIAN , KEISTIMEWAAN, DAN TUGAS MALAIKAT

1. PENGERTIAN
Pengertian iman kepada malaikat adalah mengimani keberadaan malaikat sebagai
makhluk ciptaan Allah SWT. Pengertian iman kepada malaikat juga berarti
mengimani tugas dan amalan yang diberikan Allah pada malaikat.

Malaikat adalah bentuk jamak dari kata malakun yang artinya pengutusan. Dalam
Islam disebutkan bahwa malaikat diciptakan dari cahaya. Malaikat merupakan ciptaan
Allah SWT yang tidak memiliki keistimewaan rububiyah dan uluhiyah. Meski begitu
Allah menciptakan malaikat untuk selalu taat kepada-Nya. Malaikat adalah satu-
satunya mahluk yang paling yang taat kepada Allah.

Pengertian iman kepada malaikat adalah meyakini jika malaikat itu ada yang
senantiasa mengawasi perbuatan baik dan buruk setiap manusia.

2. KEISTIMEWAAN
Malaikat diciptakan Allah dari nur atau cahaya dan karenanya malaikat termasuk
makhluk ghaib. Hal ini didasarkan atas hadits berikut.

“Malaikat diciptakan dari cahaya, jin dari api yang berkobar, dan Adam
(manusia) dari tanah sebagaimana telah dijelaskan kepadamu.” (HR. Ahmad,
Muslim, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dari Aisyah r.a)

Malaikat merupakan makhluk yang hanya berfungsi untuk selalu mematuhi dan
menaati perintah Allah. Dalam surat At-Tahriim ayat 6 Allah berfirman,

“ … Mereka (malaikat) tidak dapat durhaka kepada Allah dalam hal apa saja
yang Ia perintahkan kepada mereka, dan mereka mengerjakan apa saja yang
diperintahkan kepada mereka.” (QS. At-Tahriim : 6)

Dalam surat Al-Kahfi ayat 50 Allah berfirman,

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat : “Sujudlah kamu
kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin,
maka ia mendurhakai perintah Tuhannya.” (QS. Al-Kahfi : 50)

3. TUGAS
Pengetahuan manusia tentang malaikat terbatas pada keterangan yang
diungkapakan dalam Alquan dan Hadist Rasul. Iman kepada malaikat akan
memberikan pengaruh kejiwaan yang cukup besar, seperti kejujuran, ketabahan, dan
keberanian. Adapun tugas-tugas malaikat sebagaimana di jelaskan dalam
Alquran.Jumlah malaikat sangat banyak, tidak terhingga dan hanya Allah yang

7
mengetahuinya.Allah Ta`ala berfirman yang artinya: “Dan tidak ada yang
mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri.” (QS. Al-Muddatstsir: 31).
Mereka memiliki tugas dan pangkat yang berbeda satu sama lain. Sebagian dari
mereka disebut namanya, dan sebagian lainnya disebutkan tugasnya saja.

Diantara nama-nama dan tugas-tugas malaikat adalah sebagai berikut:

Malaikat Jibril: bertugas menyampaikan wahyu kepda para nabi dan rasul,
sejak nabi Adam sampai dengan Rasul Nabi Mmuhammad. Nama lain dari Jibril
adalah Ruhul Quds (Q.S. An-Nahl:102) dan Ruh al-Amin (Q.S. Asy-Syuara:193).
Malaikat Mikail: mengatur pembagian rizki kepada seluruh mahluk, seperti:
makanan, minuman, dan menurunkan hujan.
Malaikat Israfil: bertugas meniup sangkakala pada hari kiamat dan hai
kebangkitan (Q.S. Al-Haqqah:13-16, Q.S. Az-Zumar:68, Q.S. Ibrahim:48).
Malaikat Izrail: malaikat maut bertugas mencabut nyawa manusia dan seluruh
mahluk hidup lainnya.
Malaikat Raqib dan Atid: bertugas mencatat seluruh tingkah laku, perbuatan
manusia. Raqib untuk yang baik, dan Atid untuk yang jahat (Q.S. Qaf: 16-18).
Malaikat Munkar dan Nakir: bertugas memberikan pertanyaan-pertanyaan
pada setiap manusia, di alam kubur.
Malaikat Malik: bertugas sebagai penjaga neraka dan meminpin para malaikat
menyiksa penghuni neraka (Q.S. At-Tahrim:6, Q.S. Al-Zukhruf: 77).
Malaikat Ridwan: bertugas sebagai penjaga surga(Q.S. Ar-Ra’d:23-24).

Di bawah ini di antara malaikat yang tidak di ketahui nama-namanya


namun diketahui tugas-tugasnya sebagai berikut:
1. Ada Malaikat yang menurunkan wahyu kepada abdi-abdi Allah yang
dikehendaki-Nya.
2. Ada Malaikat yang bertugas meneguhkan hati mukminin atau Rasul.
3. Ada Malaikat yang mendoakan kaum muslimin.
4. Ada Malaikat yang menjadi kawan atau penjaga orang-orang mukmin.
5. Ada Malaikat yang bertugas melaksanakan hukuman Allah bagi manusia.
6. Ada malaikat yang memohonkan ampunan bagi manusia.
7. Ada malaikat yang membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw.
8. Ada Malaikat yang bertugas memberi salam dan keselamatan kepada ahli surga.

8
C. KARAKTERISTIK MALAIKAT

Malaikat merupakan salah satu makhluk ciptaan Allah yang bersifat ghaib. Maksudnya ialah
makhluk yang tidak bisa dilihat oleh kasat mata. Banyak orang penasaran seperti apa
karekteristik dari malaikat tersebut. Hanya sebagian orang saja yang baru mengetahui, itupun
belum tentu keasliannya. Oleh karena itu, kita kembali lagi kepada pedoman hidup yakni
kitab suci al-Qur’an.

Di beberapa ayat disebutkan sifat dan wujud malaikat, di antaranya:

1. Mulia, seperti dalam surat Abasa: 15-16, “di tangan para penulis (malaikat), yang mulia
lagi berbakti.”

2. Bukan laki-laki/ perempuan, atau pun bukan pula anak Allah. QS Shaffat 149-151,
“Tanyakanlah (ya Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah): ‘Apakah untuk
Tuhanmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak laki-laki, atau apakah Kami
menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan(nya)?’
Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan:
‘Allah beranak,’ dan Sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta.”

3. Wajahnya menawan, seperti yang terdapat dalam surat al-Najm 5-6, “Yang diajarkan
kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai akal yang cerdas dan (Jibril itu)
menampakkan diri dengan rupa yang asli (rupa yang bagus dan perkasa).”

4. Mempunyai sayap. QS. Fathir (35): 1, “Segala puji bagi Allah pencipta langit dan bumi,
yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan)
yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan
pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.”

5. Tidak makan dan juga tidak minum. QS. adz-Dzariyat (51): 24-28, “Sudahkah sampai
kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (Yaitu malaikat-malaikat) yang
dimuliakan? (ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: ‘Salaaman.
Ibrahim menjawab: ‘Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal.’ Maka dia
pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi
gemuk. Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: ‘Silahkan anda makan.’
(Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka
berkata: ‘Janganlah kamu takut’, dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan
(kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).”

6. Tidak punya lelah. QS. al-Anbiya: 20, “Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada
henti-hentinya.”

7. Dapat berubah wujud, seperti yang dikisahkan al-Qur’an tentang Maryam, ibu Nabi Isa,
dalam surat Maryam: 16-19, “Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam al-Qur’an, yaitu
ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia
mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami
kepadanya. Maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.

9
Maryam berkata: ‘Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan yang Maha
pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa.’ Ia (Jibril) berkata: ‘Sesungguhnya aku ini
hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci’.”

8. Selalu takut kepada Allah SWT. QS. Ali Imran: 18, “Allah menyatakan bahwasanya tidak
ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para malaikat
dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan
melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

9. Mereka dikenal sebagai makhluk yang paling taat beribadah. QS. Al-Anbiya: 27, “Mereka
itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.”

Di antara ibadah-ibadah malaikat adalah sebagai berikut:

a. Bertasbih. QS. Al-Syura: 5, “Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atas (karena
kebesaran Tuhan) dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhan-nya dan memohonkan
ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah Dia-lah yang
Maha Pengampun lagi Penyayang.”

b. Shalat, QS. Shaffat: 165, “Dan sesungguhnya Kami benar-benar bershaf-shaf (dalam
menunaikan perintah Allah).”

D. PENGEJAWANTAHAN IMAN KEPADA MALAIKAT , HUBUNGAN


SPIRITUAL YG NORMATIF, DAN NEGATIF DENGAN MALAIKAT

10
1. PENGEJAWANTAHAN IMAN KEPADA MALAIKAT

Beriman kepada malaikat ialah mempercayai bahwa Allah SWT mempunyai


makhluk yang gaib bernama Malaikat yang tidak pernah durhaka kepadanya,
yangsenantiasa melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baik dan secermat-
cermatnya.Untuk mengetahui dan mengimani wujud malaikat, seseorang dapat
menempuh duacara, Pertama melalui akhbar yang disampaikan oleh Rasulullah
‫ﷺ‬baik berupa Al-Qur’an maupun Sunnah. Banyak sekali ayat-ayat Al-
Qur’an dan Sunnah Rasulullah‫ﷺ‬yang menjelaskan perihal Malaikat.
Karena kita mengimani kebenaran duasumber tersebut, tentu dengan sendirinya kita
mengimani isi berita dari kedua sumbertersebut. Dan kedua, kita dapat mengetahui
dan mengimani wujud Malaikat lewatbukti-bukti nyata yang ada dalam alam semesta
yang menunjukkan bahwa Malaikatitu ada.
Misalnya, Malaikat Maut yang ditugaskan Allah ‫ﷻ‬untuk mencabut
nyawamanusia, dapat kita buktikan wujudnya lewat bukti nyata peristiwa kematian
yangdialami oleh umat manusia. Begitu juga Malaikat Jibril yang bertugas
menyampaikanwahyu kepada Rasul, di antaranya kepada Nabi Muhammad ‫ﷻ‬,
dapat kita buktikanwujudnya dengan melihat bukti nyata wahyu yang diturunkan itu,
yaitu kitab suci Al-Qur’anul Karim.
Jumlah malaikat itu banyak sekali dan tidak diketahui secara pasti. Hal iniseperti
yang terjadi pada Perang Badr ketika Allah ‫ﷻ‬menurunkan beribu-ribumalaikat
yang membantu kaum Muslimin untuk melawan musuh Islam, yaitu bangsaQuraisy
(Q.S. Al-Anfal/8: 9).
Akan tetapi, dari jumlah mereka yang banyak itu yang wajib diimani hanya sepuluh
malaikat seperti yang telah penulis kemukakan di atas tadi.
1. Meyakini dengan sepenuh hati bahwa malaikat merupakan salah satu makhluk
gaibyang lebih dahulu diciptakan oleh Allah daripada manusia.
2. Meyakini di dalam hati bahwa malaikat merupakan makhluk yang memiliki
sifatseperti hidup pada alam gaib, maksum, tidak berjenis kelamin, tidak makan
danminum dan selalu senantiasa bertasbih kepada Allah SWT.
3. Meyakini bahwa Allah telah memberikan tugas yang berbeda untuk setiap
malaikat.
4. Meyakini bahwa segala amal perbuatan yang kita lakukan sehari-hari tidak akan
lepasdari pengawasan Allah, maka hendaknya kita harus selalu berhati-
hati dalambertindak atau melakukan sesuatu.
5. Melakukan perbuatan yang dapat mencerminkan beriman kepada malaikat
yaknidengan melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.

2. HUBUNGAN SPIRITUAL NORMATIF DAN NEGATIF DENGAN


MALAIKAT

11
Dengan mengetahui tugas-tugas dari para malaikat sebagaimana yang
telahdijelaskan diatas, khususnya yang berhubungan dengan kehidupan
manusia,mendorong manusia untuk berusaha meningkatkan terus amal-amal baik
yang akandilakukannya, dengan jalan mensucikan jiwa, membersihkan hati,
beribadat kepadaAllah ‫ﷻ‬dengan khusyu, dan mengerjakan amal kebaikan
lainnya. Do’a malaikattidak pernah ditolak Tuhan, karenanya orang amat
beruntung jika termasuk golonganmereka yang didoakan para malaikat.
Cinta kepada malaikat karena kedekatanibadahnya kepada Allah ‫ﷻ‬,
dan karena mereka selalu membantu dan selalumendoakan kita.

Hubungan spiritual malaikat dengan manusia juga akan memberikan


dampakyang positif kedalam diri manusia itu sendiri, diantaranya :

1. Semakin beriman kepada Allah


Malaikat adalah salah satu makhluk Allah ‫ﷻ‬yang tidak dapat dilihat
oleh matamanusia namun dengan mempercayai adanya malaikat yang
mencatat segalaperbuatan kita baik dan buruk maka kita akan semakin
beriman kepada Allah ‫ﷻ‬danberusaha untuk selalu isriqamah menjalankan
ibadah.

2. Memunculkan rasa syukur kepada Allah


Para malaikat senantiasa berdoa kepada Allah dan mendoakan orang
mukmin yangmendoakan saudaranya. Tidak hanya itu malaikat memiliki tugas
dan pekerjaannyasendiri untuk membantu manusia misalnya mengatur rizki
dan menurunkan hujan.Semua hal yang dilakukan malaikat tersebut tentunya
bermanfaat bagi manusia danmampu menimbulkan rasa syukur kepada Allah

3. Berhati-hati dalam bertindak


Karena seorang muslim selalu ingat dan tahu bahwa malaikat senantiasa
mengawasidan mencatat segala perbuatan kita baik perbuatan yang baik
maupun yang salah.Untuk itulah keberadaan malaikat dan mempercayainya
mampu membuat manusiasenantiasa berhati-hati dalam bertindak dan
berbicara serta takut untuk melakukanperbuatan maksiat.
Iman kepada malaikat juga mendorong manusia untuk tidak mengikuti hawa
nafsuyang akan menuju kesesatan dan juga membuat manusia meniru
kesetiaan malaikatkepada Allah.

4. Yakin akan pertolongan Allah


Karena malaikat senantiasa mendoakan orang yang beriman maka ia tidak
perlu takutjika ia memerlukan bantuan kepada Allah dan doa malaikat selalu
dikabulkan Allah.

12
E. PENGERTIAN JIN, IBLIS DAN SYAITHON

1. Setan

Para Ulama berbeda tentang asal kata setan, terbagi menjadi dua pendapat:
ْ ُ‫ ن‬yang artinya jauh, karena setan jauh dari kebenaran
kata setan berasal dari kata ُ‫ نَ ش‬- ‫ط َش َی‬
atau jauh dari rahmat Allah.

Menurut Quraish Shihab sebagaimana yang ditulis oleh Ahmad bin Muhammad Ali Al-
Fayyumi dalam bukunya “Al-Misbah Al-Munir” dijelaskan, bahwa kata setan boleh jadi
terambil dari kata َ‫ نَ ش‬yang berarti
jauh, karena setan menjauh dari kebenaran atau menjauh dari rahmat Allah. Boleh juga
terambil dari kata َ‫ اطَ ش‬dalam arti melakukan kebatilan atau terbakar. Setan adalah sifat untuk
menyebut setiap makhluk yang jahat, membangkang, tidak taat, suka membelot, suka
maksiat, suka melawan aturan, atau semacamnya. Dalam tafsir Ibnu Katsir, Setan itu sendiri
berarti segala sesuatu yang menyimpang dari tabiatnya berupa kejahatan, baik dari jenis
manusia maupun jin.

2. Jin

Kata jin secara bahasa adalah nama jenis kelompok, kata tunggalnya ‫ نِّيٌِّج‬diambil dari kata
ْ ِ‫ انِن‬,artinya menutup diri dan bersembunyi. Mereka dinamakan demikian karena
‫ت ِجاإل‬
menutup diri dan tersembunyi dari pandangan mata manusia sehingga tidak terlihat. Secara
istilah, jin adalah jenis ruh yang berakal dan memiliki keinginan, yang diberikan beban
(taklif) sama seperti manusia. Mereka tidak bersifat materi, tertutup dari panca indera, tidak
terlihat dalam tabi’at dan rupa asli mereka. Mereka makan, minum, menikah, dan memiliki
keturunan. Amal-amal mereka kelak di akhirat juga akan dihisab.Dari Ibnu Abbas, dia
berkata, “Jin merupakan penghuni bumi dan malaikat penghuni langit. Merekalah yang
memakmurkannya. Di setiap langit ada para malaikat yang mendirikan shalat, bertasbih dan
berdoa. Para malaikat di setiap tingktan langit yang lebih tinggi memiliki ibadah, tasbih, dan
doa yang lebih banyak dari pada tingkatan di bawahnya. Jadi, para malaikat merupakan
penghuni langit dan jin penghuni bumi.

3. Iblis

Siapakah iblis? Iblis adalah nama salah satu jin yang menjadi gembongnya para
pembangkang. Dalil bahwa iblis dari golongan jin adalah firman Allah,

‫ق ع َْن أَ ْم ِر َربِّ ِه‬


َ ‫يس َكانَ ِمنَ ْال ِجنِّ فَفَ َس‬
َ ِ‫َوإِ ْذ قُ ْلنَا لِ ْل َماَل ئِ َك ِة ا ْس ُجدُوا آِل َد َم فَ َس َجدُوا إِاَّل إِ ْبل‬

“Ingatlah ketika Kami berkata kepada para maialakt, ‘Sujudlah kallian kepada Adam!’ maka
mereka semua-pun sujud kecuali Iblis. Dia dari golongan jin dan membangkang dari
perintah Allah.” (QS. Al-Kahfi: 50)

13
Iblis juga memiliki keturunan, sebagaimana umumnya jin lainnya. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman,

‫ق ع َْن أَ ْم ِر َربِّ ِه أَفَتَتَّ ِخ ُذونَهُ َو ُذرِّ يَّتَهُ أَوْ لِيَا َء ِم ْن دُونِي َوهُ ْم لَ ُك ْم َعد ٌُّو‬
َ ‫َكانَ ِمنَ ْال ِجنِّ فَفَ َس‬

“Iblis itu dari golongan jin, dan dia membangkang terhadap perintah Rab-nya. Akankah
kalian menjadikan dia dan keturunannya sebagai kekasih selain Aku, padahal mereka
adalah musuh bagi kalian…” (QS. Al-Kahfi: 50)

Jadi, dapat diambil kesimpulan terkait istilah jin, iblis, dan setan.Jin adalah sebutan untuk
makhluk yang secara umum tercipta dari api. Iblis adalah bapak dari jin yang mendurhakai
Tuhannya. Setan adalah sifat untuk menyebut setiap makhluk yang jahat, membangkang,
tidak taat, suka membelot, suka maksiat, suka melawan aturan, atau semacamnya, baik dari
golongan jin maupun manusia.

F. HIZBU SYAITHON

Menjadikan Syaithan Sebagai Musuh

Allah Ta’ala telah menciptakan berbagai makhluk dari asal kejadian


yang berbeda-beda. Dia menciptakan manusia berasal dari tanah,

14
ٍ ُ‫ال ِم ْن َح َمإ ٍ َم ْسن‬
‫ون‬ ٍ ‫ص‬َ ‫ص ْل‬
َ ‫َولَقَ ْد خَ لَ ْقنَا اإْل ِ ْنسَانَ ِم ْن‬
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari
tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.”
(QS. Al-Hijr, 15: 26)

Deklarasi Perang dan Permusuhan

Dia—Iblis la’natullah ‘alaih—sesungguhnya telah mengumumkan


perang dan permusuhan terhadap manusia—anak cucu Adam,
‫طكَ ْال ُم ْستَقِي َم‬ َ ‫ص َرا‬ ِ ‫ال فَ ِب َما َأ ْغ َو ْيتَنِي أَل َ ْق ُع َدنَّ لَهُ ْم‬
َ َ‫ق‬
ْ ‫اَ ْكثَ َرهُ ْم ٰش ِك ِر ْينَثُ َّم اَل ٰ ِتيَنَّهُ ْـم ِّم ۢ ْن بَي ِْن اَ ْي ِد ْي ِه ْم َو ِم ْن‬
‫خَل ِف ِه ْم َوع َْن اَ ْي َما ِن ِه ْم َوع َْن َش َم ۤا ِِٕـٕى ِل ِه ۗ ْم َواَل ت َِج ُد‬
“Iblis menjawab: ‘Karena Engkau telah menghukum saya tersesat,
saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan
Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari
muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan
Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).”
(QS. Al-A’raf, 7: 16-17)

Maka, sudah sepantasnya kita selalu bersikap waspada dan bersiap


siaga menghadapi tipu daya golongan/kelompok syaithan ini, serta
menjadikannya sebagai musuh sejati dalam kehidupan. Allah Ta’ala
berfirman,
‫ير‬ ِ ‫إِنَّ ال َّش ْيطَانَ لَ ُك ْم َع ُدوٌّ فَاتَّ ِخ ُذوهُ َعد ًُّوا ۚ إِنَّ َما يَ ْدعُو ِح ْزبَهُ لِيَ ُكونُوا ِم ْن أَصْ َحا‬
ِ ‫ب الس َِّع‬
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia
musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak
golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-
nyala.” (QS. Fathir, 35: 6)

Ingatlah, serangan yang dilancarkan oleh hizbus syaithan ini bisa


datang kapan saja dari berbagai penjuru. Perhatikanlah sekali lagi
kalimat: “…saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari
belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka….” (QS. Al-A’raf,
7: 16-17).

‘Serangan’ dari arah depan maknanya menurut Ibnu Abbas adalah


menanamkan keraguan tentang akhirat; atau menurut Qatadah
maknanya adalah menyampaikan informasi bahwa tidak mungkin
akan ada kebangkitan, surga dan neraka.

15
‘Serangan’ dari arah belakang maknanya menurut Ibnu Abbas adalah
merangsang kepada cinta dunia; atau menurut Qatadah maknanya
adalah memperhias dunia dan mendorong manusia cenderung kesana.
‘Serangan’ dari arah sebelah kanan maknanya menurut Ibnu Abbas
adalah meragukan perintah agama; atau menurut Qatadah maknanya
adalah memperlambat untuk melakukan kebaikan.‘Serangan’ dari arah
sebelah kiri maknanya menurut Ibnu Abbas dan Qatadah adalah
merangsang berbuat dosa atau maksiat.
Strategi Perang Hizbus Syaithan:
1. waswasah (bisikan).
2. membuat lupa (insaa-un)
3. memanjangkan angan-angan kosong (tamanniyyun)
4. memperindah dosa (tazyiin)
5. janji-janji palsu (wa’dun)
6. tipu daya (kaidun).
7. menghalangi jalan Allah (shaddun)
8. menimbulkan permusuhan (‘adaawatun)

Target Hizbus Syaithan


Pertama, penyesatan (tadhlil).
Mereka menghendaki kebenaran menjadi tersamarkan (ghumuudul-
haq), atau bercampur baur dengan kebatilan (labsul-haq bil-bathil),
sehingga bergelimpanganlah korban-korban penyesatan (dhohiyyatut-
tadhlil).
ُ ‫فَلَ ْن ت َِج َد لَهُ َسبِياًل ُم َذ ْب َذبِينَ بَيْنَ ٰ َذلِكَ اَل إِلَ ٰى ٰهَؤُاَل ِء َواَل إِلَ ٰى ٰهَؤُاَل ِء ۚ َو َم ْن يُضْ لِ ِل هَّللا‬
“Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau
kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan
tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir), maka kamu
sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk)
baginya.” (QS. An-Nisa, 4: 143).
Kedua, intimidasi/menakut-nakuti manusia (takhwif).
Dengan strategi dan langkah-langkah mereka, akan bermunculanlah
orang-orang yang kehilangan keberaniannya (‘adamus syaja’ah);
mereka menyembunyikan kebenaran (kitmanul haq) karena takut
terhadap resiko perjuangan. Maka bergelimpanganlah korban-korban
intimidasi (dhohiyyatut-takhwif). Padahal Allah Ta’ala menghendaki
hamba-hamba-Nya mampu berdiri tegar di hadapan kebatilan.
ِّ ‫ُم ْؤ ِمنِينَ إِنَّ َما ٰ َذلِ ُك ُم ال َّش ْيطَانُ ي‬
ِ ُ‫ُخَوفُ أَوْ لِيَا َءهُ فَاَل تَخَ افُوهُ ْم َوخَ اف‬
‫ون إِ ْن ُك ْنتُ ْم‬

16
“Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-
nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya, karena itu janganlah kamu
takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-
benar orang yang beriman.” (QS. Ali Imran, 3: 175).

Dengan kata lain, adanya tadhlil (penyesatan) dan takhwif (intimidasi)


akan memunculkan
pribadi yang tidak lurus (syakhshiyyah ghoiri rasyiidah), yaitu pribadi
yang suka berkhianat dan tidak bertanggung jawab (al-khiyaanah),
seperti Bani Israil yang enggan berjihad sebagaimana dikisahkan
dalam Al-Qur’an (lihat: QS. Al-Maidah, 5:24); pribadi beku yang
tidak mau melakukan perubahan (al-jumuud), dan pribadi pengecut
(al-jubnu), yang takut terhadap resiko perjuangan.

BAB III
PENUTUP

A. SARAN

17
Dengan makalah ini diharapkan masyarakat islam khususnya kita sebagai
generasi muda penerus bangsa agar dapat mengetahui tentang seluk beluk malaikat
Allah baik pengertian, macam-macam, tugas-tugas, serta lebih meningkatkan kadar
keimanan kita kepada malaikat Allah. Dan Marilah kita bersama-sama menjaga
keimanan kita terhadap enam rukun iman yang ada untuk kelanjutan hidup kita dan
selama hayat masih di kandung badan agar kita selamat dunia dan akhirat.

B. DAFTAR PUSTAKA

https://yusrilsamalanga.blogspot.com/2016/08/pengertian-
malaikatnamatugassifat-dan.html
https://123dok.com/document/z1e5vddy-beriman-kepada-malaikat-
sebagai-makhluk.html
jtptiain-gdl-s1-2005-dinapurnam-89-Bab-2.pdf
https://dalamislam.com/landasan-agama/aqidah/keistimewaan-malaikat
https://hot.liputan6.com/read/4460028/pengertian-iman-kepada-malaikat-
ketahui-tugas-dan-sifat-sifatnya
https://www.dream.co.id/your-story/menyingkap-pengertian-iman-
kepada-malaikat-sifat-tugas-hikmahnya-200814v.html
https://www.w-islam.com/2014/05/2080/karakteristik-malaikat-dalam-al-
quran/

18

Anda mungkin juga menyukai