Anda di halaman 1dari 7

SKALA STRES KERJA PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

FAKULTAS PSIKOLOGI ANGKATAN 2019

Disusun Oleh:

Andre Oktavian Wicaksono

F.111.19.0028

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SEMARANG

2021
BAB I

IDENTIFIKASI TUJUAN UKUR

STRES KERJA

A. PENGERTIAN STRES KERJA


stres kerja menurut Vanchapo (2020: 37) adalah keadaan emosional yang timbul
karena adanya ketidaksesuaian beban kerja dengan kemampuan individu untuk
menghadapi tekanan tekanan yang dihadapinya.
Mangkunegara (2017: 157) mengartikan stres kerja sebagai suatu kondisi dimana
karyawan merasakan sebuah tekanan dalam menghadapi pekerjaan.
Stress pekerjaan adalah tanggapan orang-orang pada saat tuntutan dan tekanan
kerja tidak sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan mereka dalam mengatasinya
(Ekawarna, 2018: 142). Selain itu menurut definisi WHO, stres pekerjaan adalah
tanggapan orang-orang pada saat tuntutan dan tekanan kerja tidak sesuai dengan
pengetahuan dan kemampuan mereka dalam mengatasinya,(dalam Safitri & Astutik,
2019 : 15), Robbins menyatakan bahwa stres kerja adalah kondisi ketegangan yang
memengaruhi emosi, jalan pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Sementara itu,
Sinambela, Greenberg & Barton, Luthans (dalam Permatasari & Prasetio, 2018 : 89)
menjelaskan bahwa stres kerja adalah suatu keadaan ketika individu mendapat tekanan
atau ketegangan dalam pekerjaan serta lingkungan kerjanya sehingga individu merespon
secara negatif dan merasa terbebani dalam menyelesaikan kewajibannya.
Berdasarkan teori – teori yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa stres kerja adalah suatu reaksi psikologis dan fisik terhadap keadaan
atau kondisi yang diakibatkan oleh tekanan atau ketidaksesuaian beban kerja dengan
kemampuan karyawan.
B. Aspek – Aspek Stres Kerja

Menurut Luthans (dalam Setiyana, 2013 : 385) seseorang yang mengalami stres
pada pekerjaan aka menimbulkan gejala-gejala yang meliputi 3 aspek, yaitu: Physiology,
Psychology dan Behavior :
a) Physiology (fisiologi), masalah kesehatan fisik mencakup: masalah sistem kekebalan
tubuh seperti terdapat pengurangan kemampuan untuk melawan rasa sakit dan infeksi,
masalah sistem kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi dan penyakit jantung,
masalah sistem muskulosketal (otot dan rangka) seperti sakit kepala dan sakit punggung,
masalah sistem gastrointestinal (perut) seperti diare dan sembelit.
b) Psychology (psikologikal), ditandai dengan: ketidakpuasan hubungan kerja, tegang,
gelisah, cemas, depresi, kebosanan, mudah marah, hingga sampai pada tindakan agresif
seperti sabotase, agresi antar pribadi, permusuhan dan keluhan.
c) Behavior (tingkah laku) memiliki indikator yaitu: terdapat perubahan pada produktivitas,
ketidakhadiran dalam jadwal kerja, perubahan pada selera makan, meningkatnya
konsumsi rokok, alkohol dan obat-obatan, dan susah tidur.
Beehr dan Newman (dalam Waluyo, 2009: 164-165) menyebutkan gejala-gejala
stress yaitu:

a) Gejala psikologis
1) kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung
2) perasaan frustrasi, rasa marah, dan dendam (kebencian)
3) sensitive dan hyperreactivity
4) memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi
5) komunikasi yang tidak efektif
6) perasaan terkucil dan terasing
7) kebosanan dan ketidakpuasan kerja
8) kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan konsentrasi
9) kehilangan spontanitas dan kreativitas
10) menurunnya rasa percaya diri
b) Gejala Fisiologis
1) Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan mengalami penyakit
kardiovaskular
2) Meningkatnya sekresi dari hormon stress (seperti: adrenalin dan nonadrenalin)
3) Gangguan gastrointestinal (gangguan lambung)
4) Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan
5) Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom kelelahan yang kronis
6) Gangguan pernapasan, termasuk gangguan dari kondisi yang ada
7) Gangguan pada kulit
8) Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot
9) Gangguan tidur
10) Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi kemungkinan terkena kanker
c) Gejala Perilaku
1) Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan
2) Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas
3) Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan
4) Perilaku sabotase dalam pekerjaan
5) Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai pelampiasan, mengarah ke
obesitas. 6) Perilaku makan yang tidak normal (kekurangan) sebagai bentuk penarikan
diri dan kehilangan berat badan secara tiba-tiba, kemungkinan berkombinasi dengan
tanda-tanda depresi.
7) Meningkatnya kecenderungan perilaku beresiko tinggi, seperti menyetir dengan tidak
hati-hati dan berjudi
8) Meningkatnya agresivitas, vandalism, dan kriminalitas
9) Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman
10) Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri.
Robbins & Coulter (2010: 17) mengungkapkan tentang gejala-gejala stres sebagai
berikut:
a) Fisik
Perubahan dalam metabolisme, bertambahnya detak jantung dan napas, naiknya tekanan
darah, sakit kepala, dan potensi serangan jantung.
b) Perilaku
Perubahan dalam produktivitas, ketidakhadiran, perputaran kerja, perubahan pola makan,
peningkatan konsumsi alkohol atau rokok, berbicara cepat, gelisah, dan gangguan tidur.
c) Psikologis
Ketidakpuasan kerja, tekanan, kecemasan, lekas marah, kebosanan, dan penundaan.
Gejala lain juga disebutkan oleh Wirawan (2010: 159) mengungkapkan tentang gejala
stres kerja adalah sebagai berikut:
a) Fisik
Detak jantung meningkat, tekanan darah meningkat, mulut dan kerongkongan kering,
keringat dingin, sesak napas, sakit kepala, sakit perut, muka pucat, gemetar atau
insomnia, kelelahan atau kejenuhan, siklus menstruasi terganggu, nafsu makan turun.
b) Kognitif
Pikun, penilaian buruk, konsentrasi buruk, kreativitas menurun, menurunnya kinerja,
menurunnya kemampuan untuk memecahkan permasalahan, marah, depresi, gelisah,
kekhawatiran, berprasangka dan curiga, penarikan diri, teledor, gugup dan gelisah,
menggerutu, tidak toleran terhadap orang lain, pesimis, mimpi buruk, mudah tersinggung,
tidak kreatif dan inovatif
c) Afektif
Marah instabilitas emosi, menarik diri, depresi, berprasangka, kekhawatiran, frustrasi,
gelisah.
d) Perilaku
Pikun, penilaian buruk, konsentrasi buruk, kreativitas menurun, menurunnya kinerja,
menurunnya kemampuan untuk memecahkan permasalahan

Berdasarkan teori – teori yang dikemukakan oleh para ahli diatas maka dapat
disimpulkan bahwa aspek aspek yang mempengaruhi stres kerja pada karyawan adalah
aspek fisiologis, aspek psikologis, dan aspek perilaku.
C. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja

Faktor-Faktor Mempengaruhi Stres Kerja Terdapat 3 faktor yang menyebabkan


stres kerja yaitu menurut Cooper dan Payne (dalam Irkhami, 2015: 55) yaitu faktor
lingkungan, faktor organisasi dan faktor individual.

Faktor lain yang menyebabkan stres kerja menurut Utami, dkk (2017: 312) yaitu
ada beberapa faktor intrinsik pekerjaan di mana sangat potensial menjadi penyebab
terjadinya stres dan dapat mengakibatkan keadaan yang bubruk pada mental. Robbins dan
Judge (dalam Widhiastuti, 2013: 17) mengungkapkan bahwa karyawan yang tidak
memiliki job description yang jelas atau tidak memiliki job description yang lengkap
aspekaspeknya, akan mengalami stres kerja karena pekerjaannya menjadi terlalu banyak,
tidak punya waktu untuk menyelesaikan tugas, dan harus mengerjakan beberapa tugas
sekaligus.

Berdasarkan teori – teori yang dikemukakan oleh para ahli diatas maka dapat
disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah adanya berbagai macam
faktor diantaranya yaitu tekanan kerja, faktor lingkungan, dan hubungan dengan rekan
kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Gusti Yuliasih S.psi., M.si & dkk. (2018) STRES KERJA.


Penerbit SemarangUniversity Press Jl. Soekarno Hatta, Semarang.

Prof. Dr. Dra. Hardani Widhiastuti, MM, Psikolog & dkk. (2020)
MENGELOLA STRES PADA PEKERJA yang BERESIKO TINGGI.
Penerbit SemarangUniversity Press Jl. Soekarno Hatta, Semarang.

Dr. Umi Anugerah Izzati, M.Psi, Psikolog, & Olievia Prabandini Mulyana, M.Psi,
Psikolog. (2019) Bintang Surabaya Anggota IKAPI daerah Jawa Timur
No: 011/JTI/95.

Michael Teguh & dkk. (2020) Perilaku Agresi ditinjau dari Stres Kerja Pada Karyawan
Jurnal Psikologi Vol 9, No 2, Juli 2020, hlm. 127-133.

Dea Gitta Angwen. (2017) HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN FISIK DAN


BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PT PANGGUNG
ELECTRIC CITRABUANA. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya Vol.6 No.2 (2017) 577.

Mochamad Soelton dan Dian Yasinta. (2018) Pengaruh Kepemimpinan


Transformasional, Lingkungan Kerja Fisik Dan Stres Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara.
Jurnal Ekonomi/Volume XXIII, No. 01, Maret 2018: 20 -
32

Anda mungkin juga menyukai