Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK

KOLABORASI
Disusun untuk memenuhi tugas Manajemen Keperawatan
Dosen Pembimbing : Ns.Tuti Anggarawati, M.Kep

Disusun Oleh:

1. ANGGA DWI ARDHANA 20101440119009


2. ANGGUN PUSPITA DEWANTI 20101440119012
3. ANNISA SABILA LOVENI 20101440119016
4. AQILLA SALSA PERMATANINGAJI 20101440119019
5. BIMA PRIHATMOKO 20101440119023
6. EKA TRISTYANA 20101440119041
7. HERONA HEPPY KANARISTI 20101440119056
8. MAYA WULANDARI 20101440119070
9. MIYA NUR AZIZAH 20101440119072

PRODI D III KEPERWATAN


STIKES KESDAM IV/DIPONEGORO SEMARANG
T.A 2021/2022
DAFTAR ISI

A) DAFTAR ISI........................................................................................................2
B) PRAKATA...........................................................................................................3
C) BAB I....................................................................................................................4
D) PENDAHULUAN................................................................................................4
E) A. Latar Belakang..............................................................................................4
F) B.Rumusan Masalah...........................................................................................5
G) C. Tujuan............................................................................................................5
H) BAB II...................................................................................................................6
I) TINJAUAN TEORI.............................................................................................6
J) A. Definisi Kolaborasi........................................................................................6
K) B.Tujuan Kolaborasi...........................................................................................7
L) C. Manfaat Kolaborasi......................................................................................7
M) D. Dasar-Dasar Kompetensi Kolaborasi..........................................................8
N) E.Pihak-pihak yang terlibat dalam Kolaborasi................................................9
O) F.Elemen Kunci Kolaborasi.............................................................................10
P) BAB III...............................................................................................................11
Q) KASUS................................................................................................................11
R) A. Kasus............................................................................................................11
S) B.Pembahasan....................................................................................................12
T) BAB IV...............................................................................................................13
U) PENUTUP..........................................................................................................13
V) A. Kesimpulan..................................................................................................13
W) B.Saran...............................................................................................................13
X) DAFTAR PUSTAKA........................................................................................13
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memeberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan makalah dengan tema “Kolaborasi”.
Tak lupa kami sampaikan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing
yang telah membimbing kami dalam penyususnan makalah ini, serta semua pihak
yang turut berpartisipasi dalam proses penyusunan makalah ini, karena kami sadar
sebagai makhluk sosial tidak bisa berbuat banyak tanpa adanya interaksi dengan
orang lain dan tanpa adanya bimbingan, serta rahmat dan karunia-Nya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Makalah ini masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata kami berharap semoga
Makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan.

Semarang, 29 Juni 2020

penulis
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tim p
mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan keahlian berbeda. Tim akan
berjalan dengan baik apabila setiap anggota tim memberikan konstribusi yang
baik. Anggota tim kesehatan antara lain dokter, perawat, fisioterapis, radiologi,
laboran, ahli gizi, dan juga apoteker.

WHO mengakui kolaborasi antar profesi dalam pendidikan dan praktek sebagai
suatu strategi inovatif yang akan memaikan peran penting dalam mengurangi
krisis tenaga kerja kesehatan global. Kolaborasi memperkuat sistem kesehatan dan
memperbaiki hasil kesehatan (WHO, 2010). Kebutuha kesehatan yang tidak
terpenuhi dipengaruhi oleh latar belakang kesehatan dan sistem interprofesional
education di dunia.

Kolaborasi adalah hubungan timbal balik dimana pemberi pelayanan memegang


tanggung jawab paling besar untuk perawatan dalam kerangka kerja bidang
respektif mereka. Kolaboratif menekankan tanggung jawab bersama dalam
manajemen perawatan pasien, dengan proses pembuatan keputusan bilateral
didasarkan pada pendidikan dan kemampuan praktisi (Shortidge, 1986 dalam
Paryanto, 2006).

Kolaborasi adalah proses dimana dokter dan perawat merencanakan dan praktik
bersama sebagai kolega. Keberja saling ketergantungan dalam batasan-batasan
lingkup kerja mereka dengan berbagai nilai-nilai dan saling mengakui dan
menghargai terhadap setiap orang yang berkontribusi untuk merawat individu
keluarga dan masyarakat. Pemerintah Norwegia pada tahun 1995 mereka
merekomendasikan bahwa semua sarjana kesehatan untuk melakukan
interprofesional education memuat kurikulum inti umum yan tertutup, teori
ilmiah, etika, komunikasi, dan kolaborasi (WHO, 2010).
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan kolaborasi didalam keperawatan?
b. Apa saja tujuan dari kolaborasi itu sendiri?
c. Apa saja manfaat dari kolaborasi itu sendiri?
d. Apa saja dasar dari kolaborasi?
e. Siapa saja pihak yang terlibat dari kolaborasi?
f. Apa elemen kunci yang berpengaruh pada kolaborasi?

C. Tujuan
a) Tujuan Umum
Untuk lebih mengetahui dan memahami tentang bagaimana Konsep
Kolaborasi dalam Keperawatan.
b) Tujuan Khusus
Untuk mengetahui Konsep Kolaborasi dalam Keperawatan yang terdiri
dari :
a. Definisi Kolaborasi
b.  Tujuan Kolaborasi
c. Manfaat Kolaborasi
d.   Dasar – Dasar Kompetensi Kolaborasi
e. Pihak – Pihak yang Terlibat Dalam Kolaborasi
f. Elemen Kunci Kolaborasi

BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Definisi Kolaborasi
Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien/klien dalam melakukan diskusi tentang
diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau
komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya. Apapun
bentuk dan tempatnya, kolaborasi meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide
yang memberikan perspektif kepada seluruh kolaborator. Efektifitas hubungan
kolaborasi profesional membutuhkan mutual respek baik setuju atau
ketidaksetujuan yang dicapai dalam interaksi tersebut. Partnership kolaborasi
merupakan usaha yang baik sebeb mereka menghasilkan outcome yang lebih baik
bagi pasien dalam mencapai upaya penyembuhan dan memperbaiki kualitas
hidup.

Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau perawat


klinik bekerja dengan dokter dan tim medis lainnya untuk memberikan pelayanan
kesehatan dalam lingkup praktek profesional keperawatan, dengan pengawasan
dan supervisi sebagai pemberi petunjuk pengembangan kerjasama atau
mekanisme yang ditentukan oleh pertukaran suatu negara dimana pelayanan
diberikan. Perawat dan dokter merencanakan dan mempraktekan bersama sebagai
kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batas-batas lingkup praktek dengan
barbagai nilai-nilai dan pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang
berkontribusi terhadap perawatan individu, keluarga dan masyarakat.

B. Tujuan Kolaborasi
Tujuan kolaborasi perawat adalah untuk membahas masalah-masalah tentang
klien dan untuk meningkatkan pamahaman tentang kontrbusi setiap anggota tim
serta untuk mengidentifikasi cara-cara meningkatkan mutu asuhan klien. Agar
hubungan kolaborasi dapat optimal, semua anggota profesi harus mempunyai
keinginan untuk bekerjasama. Perawat dan tim medis lain merencanakan dan
mempraktekkan sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batas-batas
lingkup praktek dengan berbagai nilai-nilai dan pengetahuan serta respek terhadap
orang lain yang berkonstribusi terhadap perawatan individu, keluarga dan
masyarakat.
Tim satu disiplin ilmu meliputi : tim perawat, tim dokter, tim administrasi, dan
lain-lain.Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok
professional yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan berbeda
keahlian. Tim akan berfungsi baik, jika terjadi adanya konstribusi dari anggota
timdalam memberikan pelayanan kesehatan efektif, bertanggung jawab dan saling
menghargai sesama anggota tim. Perawat sebagai anggota membawa perspektif
yang unik dalam tim inter disiplin. Perawat memfasilitasi dan membantu pasien
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain.
Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan pemberi
pelayanan kesehatan.Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis,
mengobati dan mencegah penyakit.Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas
pengobatan seperti pemberian obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi
dengan anggota tim lain sebagai membuat relevan pemberian pengobatan. Tim
multi disiplin meliputi: tim operasi, tim infeksi nasokomial, dan lain-lain.

C. Manfaat Kolaborasi
Manfaat yang didapatkan dengan diterapkannya kolaborasi antar profesi
kesehatan, antara lain:
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan
menggabungkan keahlian unik profesional. 
b. Memaksimalkan produktivitas serta efektifitas dan efisiensi sumber
daya.
c. Meningkatkan profesionalisme, loyalitas, dan kepuasan kerja.
d. Meningkatkan kohesivitas antar tenaga kesehatan profesional.
e. Memberikan kejelasan peran dalam berinteraksi antar tenaga
kesehatan profesional. 

D. Dasar-Dasar Kompetensi Kolaborasi


a) Komunikasi
Komunikasi sangat dibutuhkan dalam berkolaborasi, karena kolaborasi
membutuhkan pemecahan masalah yang lebih komplek, dibutuhkan
komunikasi efektif yang dapat dimengerti oleh semua anggota tim
b) Respek dan kepercayaan
Respek dan kepercayaan dapat disampaikan secara verbal maupun non
verbal serta dapat dilihat dan dirasakan dalam penerapannya sehari-hari.
c) Memberikan dan menerima feed back
Feed back dipengaruhi oleh persepsi seseorang, pola hubungan, harga
diri, kepercayaan diri, emosi, lingkungan serta waktu, feed back juga
dapat bersifat negative maupun positif.
d) Pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan komunikasi untuk
mewujudkan kolaborasi yang efektif guna menyatukan data kesehatan
pasien secara komperensip sehingga menjadi sumber informasi bagi
semua anggota tim.
e) Manajemen konflik
Untuk menurunkan komplik maka masing-masing anggota harus
memahami peran dan fungsinya, melakukan klarifikasi persepsi dan
harapan, mengidentifikasi kompetensi, mengidentifikasi tumpang tindih
peran serta melakukan negosiasi peran dan tanggung jawabnya.
Otonomi akan ditekan dan koordinasi tidak akan terjadi. Dasar-dasar
kompetensi koaborasi :

- Komunikasi
- Respek dan kepercayaan
- Memberikan dan menerima feed back
- Pengambilan keputusan
- Manajemen konflik

E. Pihak-pihak yang terlibat dalam Kolaborasi


Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok profesional yang
mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum, dan berbeda keahlian. Tim akan
berfungsi baik jika terjadi adanya kontribusi dari anggota tim dalam memberikan
pelayanan kesehatan terbaik. Anggota tim kesehatan meliputi pasien, perawat,
dokter, fisioterapis, pekerja sosial, ahli gizi, manager, dan apoteker. Oleh karena
itu, tim kolaborasi hendaknya memiliki komunikasi yang efektif, bertanggung
jawab, dan saling menghargai antar sesama anggota tim.
Pasien secara integral adalah anggota tim yang penting. Partisipasi pasien dalam
pengambilan keputusan akan menambah kemungkinan suatu rencana menjadi
efektif. Tercapainya tujuan kesehatan pasien yang optimal hanya dapat dicapai
jika pasien sebagai pusat anggota tim. Perawat sebagai anggota membawa
perspektif yang unik dalam interdisiplin tim. Perawat memfasilitasi dan
membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktik profesi
kesehatan lain. Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan
pemberi pelayanan kesehatan.
Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati, dan mencegah
penyakit. Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti
pemberian obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan anggota
tim lainnya sebagaimana membuat referal pemberian pengobatan.
Selain itu, keluarga serta orang-orang lain yang berpengaruh bagi pasien juga
termasuk pihak-pihak yang terlibat dalam kolaborasi. Karena keluarga merupakan
orang terdekat dari pasien atau individu yang memiliki pengaruh sangat besar
terhadap individu. Melalui keluarga tenaga kesehatan bisa mendapatkan data-data
mengenai pasien yang dapat mempermudah dalam mendiagnosis penyakit dan
proses penyembuhan pasien.
Tim kerja di Rumah sakit :
a) Tim satu disiplin ilmu :
- Tim Perawat
- Tim Dokter
- Tim Administrasi
- Dll
b) Tim multi Disiplin :
- Tim Operasi
- Tim Nosokomial infeksi
- dll

F. Elemen Kunci Kolaborasi


Kunci kolbarosi dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien diantaranya
yaitu:
a) Kerjasama
Kerjasama adalah menghargai pendapat orang lain dan bersedia untuk
memeriksa beberapa alternatif pendapat dan perubahan kepercayaan.
Asertifitas penting ketika individu dalam tim mendukung pendapat mereka
dengan keyakinan. Tindakan asertif menjamin bahwa pendapatnya benar-
benar didengar dan konsensus untuk dicapai.Tanggung jawab, mendukung
suatu keputusan yang diperoleh dari hasil konsensus dan harus terlibat
dalam pelaksanaannya.
b) Komunikasi
Komunikasi artinya bahwa setiap anggota bertanggung jawab untuk
membagi informasi penting mengenai perawatan pasien dan issu yang
relevan untuk membuat keputusan klinis. Otonomi mencakup kemandirian
anggota tim dalam batas kompetensinya.
c) Koordinasi
Kordinasi adalah efisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam perawatan
pasien, mengurangi duplikasi dan menjamin orang yang berkualifikasi
dalam menyelesaikan permasalahan.
d) Kepercayaan
Kepercayaan adalah konsep umum untuk semua elemen kolaborasi. Tanpa
rasa pecaya, kerjasama tidak akan ada, asertif menjadi ancaman,
menghindar dari tanggung jawab, terganggunya komunikasi.

Selain itu, menggunakan catatan klien terintegrasi dapat merupakan


suatu alat untuk berkomunikasi anatar profesi secara formal tentang asuhan
klien. Kolaborasi dapat berjalan dengan baik jika :

- Semua profesi mempunyai visi dan misi yang sama


- Masing-masing profesi mengetahui batas-batas dari pekerjaannya
- Anggota profesi dapat bertukar informasi dengan baik
- Masing-masing profesi mengakui keahlian dari profesi lain yang
tergabung dalam tim
Model Praktek Kolaborasi :

- Interaksi Perawat-Dokter, dalam persetujuan pratek


- Kolaborasi Perawat – Dokter, dalam memberikan pelayanan
- Tim Interdisiplin atau komite
Pemahaman mengenai prinsip kolaborasi dapat menjadi kurang berdasar
jika hanya dipandang dari hasilnya saja. Pembahasan bagaimana proses kolaborasi
itu terjadi justru menjadi point penting yang harus disikapi.
BAB III

KASUS
A. Kasus
Perawat Ranti, S.Kp adalah lulusan fakultas ilmu keperawatan
yang bertugas di ruang ICU rumah sakit tipe B. dalam menjalankan
tugasnya, Ranti sangat berdisiplin dan teliti terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan pasien. Oleh karena itulah, Ranti sangat dipercaya oleh
dokter jaga yang bernama dr.Alex.
Bila Ranti bertugas dengan waktu yang bersamaan dengan dr.Alex,
Ranti sering mendapat pesan bahwa dr.Alex tidak dapat hadir dan diberi
petunjuk atau protocol bila terjadi perubahan pada kondisi pasiennya dan
Ranti diwajibkan melapor melalui telepon atau ponselnya.
Dalam hal ini, sebenarnya Ranti dan dr.Alex mempunyai tanggung
jawab yang berbeda baik dalam menjalankan tugas maupun tanggung
jawab terhadap pasien. Walaupun Ranti dapat menjalankan tugasnya
dengan baik, akan tetapi terjadi konflik dalam nilai-nilai pribadinya,
apakah ia perlu menjelaskan pada dr.Alex bahwa tanggung jawab tugas
mereka berbeda, dan tidak dapat dilimpahkan begitu saja padanya tanpa
alas an yang dapat dipertanggung jawabkan atau apakah ia perlu
melaporkan kepada pihak rumah sakit bahwa dr.Alex sering tidak hadir
untuk menjalankan tugasnya sebagai dokter jaga.
Hal ini perlu dipertimbangkan dengan matang agar hubungan kerja
perawat dan dokter tersebut dapat tetap terjalin dengan baik dan dapat
berperan sesuai dengan profesinya masing-masing.

B. Pembahasan
Perawat sebagai anggota membawa persfektif yang unik dalam interdisiplin tim.
Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai
penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan.
Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati dan mencegah
penyakit. Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti
pemberian obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan anggota
tim lainnya sebagaimana membuat referal pemberian pengobatan.

Kolaborasi menyatakan bahwa anggota tim kesehatan harus bekerja dengan


kompak dalam mencapai tujuan. Elemen penting untuk mencapai kolaborasi yang
efektif meliputi kerjasama, asertifitas, tanggung jawab, komunikasi, otonomi dan
kordinasi.
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan

Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau perawat klinik
bekerja dengan dokter dan tim medis lainnya untuk memberikan pelayanan
kesehatan dan tujuan kolaborasi adalah untuk membahas masalah-masalah
tentang klien dan untuk meningkatkan pamahaman tentang kontribusi setiap
anggota tim serta untuk mengidentifikasi cara-cara meningkatkan mutu asuhan
klien. Berdasarkan kasus di atas kolaborasi menyatakan bahwa anggota tim
kesehatan harus bekerja dengan kompak dalam mencapai tujuan. Elemen
penting untuk mencapai kolaborasi yang efektif meliputi kerjasama, asertifitas,
tanggung jawab, komunikasi, otonomi dan kordinasi.

B. Saran
Diharapkan bagi yang melakukan kolaborasi dan terjadikonflik dapat
melakukan negoisasi secara baik sehingga penyelesaian dapat berlangsung dengan
baik dan tidak menimbulkan masalah yang lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
https://e-journal.unair.ac.id/JNERS/article/download/3978/2694

http://rsupsoeradji.id/wp-content/uploads/2017/04/Terlampir-7.pdf

http://eprints.umm.ac.id/68059/2/BAB%20I.pdf

A.

Anda mungkin juga menyukai