Anda di halaman 1dari 10

HARTA ANTARA AMANAH ILAHIYYAH

DAN KESENANGAN DUNIA


Dosen Pengampu : Mawaddah Irham, M.E.I
NAMA : NUR AINUN

NIM : 0502191010

KELAS : AKUNTANSI SYARIAH 4G (AKS 4G)

MATKUL: TEOLOGI EKONOMI (TI)

2
Urgensi Harta Dalam Kehidupan

Harta dalam bahasa arab adalah mal (jamaknya al-amwal) yang diambil dari kata mala-
yamulu-maulan yang berarti mengumpulkan, memiliki, dan mempunyai. Secara terminologis kata mal
berarti sesuatu yang dikumpulkan dan dimiliki, yaitu harta atau kekayaan yang mempunyai nilai dan
manfaat. Kata mal dalam Al-Qur’an disebut sebanyak 86 kali pada 79 ayat dalam 38 surah yang belum
termasuk adalah kata yang semakna seperti rizq, mata’, qintar, dan kanz (perbendaharaan).

Dalam perspektif ekonomi islam, kebutuhan terhadap harta termasuk salah satu unsur
didalam al-dharuriyat al-khams seperti hifz al-din (pemeliharaan terhadap agama), hifz al-nafs
(pemeliharaan terhadap jiwa), hifz al-nasl (pemeliharaan terhadap keturunan), dan hifz al-aql
(pemeliharaan terhadap akal).

3
Menurut penelitian Yahya bin Josoh M. Dalam disertasinya yang
berjudul Konsep Mal dalam Al-Qur’an, menyimpulkan bahwa konsep harta dalam
Al-Qur’an mencakup, harta adalah milik Allah, pengumpulan harta dapat dilakukan
dengan usaha mengeksplorasi SDA dan usaha perdagangan serta pemberian harta
dari orang lain dengan jalan yang telah ditentukan oleh aturan islam, pemilikan
harta individu terletak dalam batas-batas kepentingan anggota masyarakat,
kebebasan mengumpulkan dan memanfaatkan harta adalah pada barang-barang
yang halal dan baik dan tidak melanggar batas-batas ketentuan Allah, harta harus
dimanfaatkan untuk fungsi sosial dengan prioritas awal dimulai dari individu
anggota keluarga dan masyarakat, pemanfaatan harta haruslah berpegang pada
prinsip kesederhanaan, harta dapat dikembangkan dengan usaha-usaha yang telah
ditentukan syara’ dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan yang
terakhir adalah harta disisi Allah tidak akan ada manfaatnya apabila kewajiban
menaati perintah Allah dilalaikan.
Harta dapat mendekatkan diri kita kepada Allah

terdapat dalam Q. S. Al-Anfal/8:72, sebaliknya harta yang bersifat


negatif seperti mengikuti jalan syetan, riba dan lain-lain terdapat

dalam Q. S. Al- Isra’/17:64, Q. S. Al-Nisa’/4:38, Q. S. Al- Lail/92:8-

11, Q. S. Al-Hadid/57:20, Q. S. Al-Taubah/9:69, dan Q. S. Al-

Imran/3:14.

5
Harta Yang Halal, Haram dan Syubhat

Ditinjau dari kacamata Hukum Islam, harta itu ada yang

bendanya (a’in) halal (boleh dikumpulkan dan dimanfaatkan) dan

ada pula yang haram (dilarang mengumpulkannya, mengkonsumsi

dan memproduksinya). Diantara keduanya ada yang disebut

syubhat (tidak jelas kehalalannya dan keharamannya) disebut

kategori abu-abu.

6
Bermain-main dengan harta yang syubhat
dapat menjerumuskan manusia pada hal-hal yang
diharamkan. Dengan isyarat yang diberikan rasul,
seyogiyanya harta-harta yang syubhat (tidak jekas
kehalalan dan keharamannya) itu dihindari agar kita
tidak terjerumus pada harta-harta yang haram. Contoh
harta yang haram adalah harta suap, komisi yang
diharamkan, harta hasil tindak kezaliman, harta korupsi,
harta riba, harta dari wanprestasi, dan harta dari tindak
penipuan.

7
Kewajiban terhadap harta dapat berbentuk :

1. Pemanfaatan harta untuk kepentingan sosial atau masyarakat

2. Dalam tingkat tertentu yang memiliki harta berlebih harus

menginfakkan hartanya melalui zakat, infaq, sadaqah, waqf dan

sebagainya,

3. Harta harus dapat dijaga dan dijamin supaya tidak menimbulkan

kemudharatan bagi orang lain.

8
DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Azhari Akmal.


Pengantar Teologi Ekonomi.
Medan : FEBI UIN-SU Press,
2014.

9
Thanks!
10

Anda mungkin juga menyukai