Anda di halaman 1dari 43

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN
Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
Pengadilan Negeri Kalianda yang mengadili perkara pidana dengan
acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan sebagai

do
gu berikut dalam perkara Terdakwa :
1. Nama lengkap : Punel Setiaki Bin Sumeto
2. Tempat lahir : Karang Sari (Kabupaten Lampung Selatan)

In
A
3. Umur/Tanggal lahir : 19 tahun/26 September 2002
4. Jenis kelamin : Laki-laki
ah

lik
5. Kebangsaan : Indonesia
6. Tempat tinggal : Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten
am

Lampung Selatan

ub
7. Agama : Islam
8. Pekerjaan : Pelajar
ep
k

Terdakwa ditangkap pada tanggal 12 Juni 2021 berdasarkan Surat Perintah


ah

R
Penangkapan Nomor : Sp.Kap/61/VI/2021/Reskrim tanggal 12 Juni 2021;

si
Terdakwa Punel Setiaki Bin Sumeto ditahan dalam tahanan rutan oleh:

ne
ng

1. Penyidik sejak tanggal 13 Juni 2021 sampai dengan tanggal 2 Juli 2021;
2. Penyidik Perpanjangan Oleh Penuntut Umum sejak tanggal 3 Juli 2021
sampai dengan tanggal 11 Agustus 2021;

do
gu

3. Penuntut Umum sejak tanggal 10 Agustus 2021 sampai dengan tanggal 29


Agustus 2021;
In
A

4. Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 23 Agustus 2021 sampai dengan


tanggal 21 September 2021;
5. Hakim Pengadilan Negeri Perpanjangan Pertama Oleh Ketua Pengadilan
ah

lik

Negeri sejak tanggal 22 September 2021 sampai dengan tanggal 20


November 2021;
m

ub

6. Hakim Pengadilan Negeri Perpanjangan Pertama Oleh Ketua Pengadilan


Tinggi sejak tanggal 21 November 2021 sampai dengan tanggal 20
ka

ep

Desember 2021;
Terdakwa didampingi Penasihat Hukumnya yaitu Hasanuddin, SH.,
ah

Merik Havit, S.H., Zamroni, S.H, Deny Galih Riazy, S.H, Pantra Agung O.R,
R

S.H.,M.H, Santoso, S.H dan Roliyansyah, S.H. Advokat pada Kantor Lembaga
es
M

Bantuan Hukum (LBH SABU-SEL), berkantor di Jalan Kol. Makmun Rasyid No.5
ng

on

Halaman 1 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kel. Way Urang Kec. Kalianda Kab. Lampung Selatan, berdasarkan Surat

R
Kuasa Khusus Nomor : /LBH-SBS/LS/Pdn/LS/VI/2021 tanggal 16 Juni 2021;

si
Pengadilan Negeri tersebut;

ne
ng
Setelah membaca:
- Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Kalianda Nomor
331/Pid.Sus/2021/PN Kla tanggal 23 Agustus 2021 tentang penunjukan

do
gu Majelis Hakim;
- Penetapan Majelis Hakim Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla tanggal 23

In
A
Agustus 2021 tentang penetapan hari sidang;
- Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan;
ah

Setelah mendengar keterangan Saksi-saksi, dan Terdakwa serta

lik
memperhatikan bukti surat dan barang bukti yang diajukan di persidangan;
Setelah mendengar pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh
am

ub
Penuntut Umum yang pada pokoknya sebagai berikut:
1. Menyatakan terdakwa Punel Setiaki Bin Sumeto terbukti secara sah dan
ep
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “persetubuhan terhadap
k

anak” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 81 ayat (1)
ah

UU RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah


R

si
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

ne
ng

Anak Menjadi Undang-Undang sebagaimana dalam surat dakwaan


alternatif kesatu kami.

do
gu

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Punel Setiaki Bin Sumeto


berupa pidana penjara selama 6 (enam) tahun dikurangi selama Terdakwa
berada dalam tahanan sementara dengan perintah Terdakwa tetap ditahan
In
A

dan denda sebesar Rp1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) apabila tidak


mampu membayar denda maka diganti dengan pidana penjara selama 3
ah

lik

(tiga) bulan.
3. Membayar restitusi sebesar Rp18.859.000,- (delapan belas juta delapan
m

ub

ratus lima puluh sembilan ribu rupiah) sebagaimana Surat dari LPSK
(Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban) Nomor: R-
ka

1181/5.2.HSKR/LPSK/09/2021 tanggal 2 September 2021 perihal


ep

Pengajuan Permohonan Restitusi.


ah

4. Menetapkan barang bukti berupa :


R

- 1 (satu) potong kaos pendek warna kuning gambar perahu layar;


es

- 1 (satu) potong celana panjang selutut warna hijau muda;


M

ng

- 1 (satu) potong celana dalam wanita warna ungu;


on

Halaman 2 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- 1 (satu) potong bra wanita bra warna merah dengan tali warna putih

R
motif tulisan.

si
Dirampas untuk dimusnahkan.

ne
ng
5. Menetapkan agar terdakwa Punel Setiaki Bin Sumeto membayar biaya
perkara sebesar Rp2.000,- (dua ribu rupiah).
Setelah mendengar permohonan Terdakwa dan Penasihat Hukum

do
gu Terdakwa yang pada pokoknya memohon Majelis Hakim berkenan memberikan
putusan yang seringan-ringannya dengan alasan Terdakwa mengakui dan

In
A
menyesali serta Terdakwa tidak akan mengulangi lagi perbuatannya;
Setelah mendengar tanggapan Penuntut Umum terhadap permohonan
ah

Terdakwa dan Penasihat Hukum Terdakwa yang pada pokoknya menyatakan

lik
tetap pada tuntutannya;
Setelah mendengar tanggapan Terdakwa dan Penasihat Hukum
am

ub
Terdakwa terhadap tanggapan Penuntut Umum yang pada pokoknya
menyatakan tetap pada permohonannya;
ep
Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut
k

Umum didakwa berdasarkan surat dakwaan sebagai berikut:


ah

KESATU
R

si
----- Bahwa Terdakwa PUNEL SETIAKI Bin SUMETO pada hari Kamis tanggal
11 Februari 2021 sekira pukul 11.00 WIB, atau setidak-tidaknya pada waktu

ne
ng

dalam bulan Februari 2021, atau setidak-tidaknya pada waktu dalam tahun
2021, bertempat di rumah Terdakwa PUNEL SETIAKI bin SUMETO yang

do
gu

terletak di Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung


Selatan, atau setidak-tidaknya pada tempat yang masih termasuk dalam daerah
Hukum Pengadilan Negeri Kalianda yang berwenang memeriksa dan mengadili
In
A

perkaranya, melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak


melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain. Perbuatan
ah

lik

tersebut dilakukan Terdakwa dengan cara - cara antara lain sebagai berikut:
- Bermula pada hari Kamis tanggal 11 Februari 2021 sekitar pukul 11.00
m

ub

WIB Anak korban MARITZA ADESTYA binti WAHYU yang masih berusia
17 tahun (berdasarkan Akta Kelahiran Nomor: 3675/2003 tanggal 29 Juli
ka

2003) sedang main ke rumah Terdakwa PUNEL SETIAKI bin SUMETO


ep

yang terletak Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten


ah

Lampung Selatan lalu terdakwa mengajak berhubungan badan kepada


R

Anak Korban MARITZA dengan mengatakan “Ayo ngewe” lalu Anak


es

Korban MARITZA menjawab “Gak mau” lalu terdakwa mengatakan “Kamu


M

ng

gak usah macem-macem sama saya! Karena foto aib kamu ada sama
on

Halaman 3 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
saya, jangan macem-macem kalo foto itu gak mau saya sebar!” lalu Anak

R
Korban MARITZA menjawab “Foto yang mana?” lalu terdakwa

si
menunjukkan foto Anak Korban MARITZA sedang tiduran diatas paha

ne
ng
terdakwa dengan payudara Anak Korban MARITZA dipegang oleh
terdakwa yang mana dalam foto tersebut terlihat payudara sebelah kiri
Anak Korban MARITZA namun tidak terlihat wajahnya dan terlihat baju

do
gu yang Anak Korban MARITZA gunakan berupa 1 (satu) potong kaos pendek
warna kuning gambar perahu layar, 1 (satu) potong celana panjang selutut

In
A
warna hijau muda, 1 (satu) potong celana dalam wanita warna ungu, 1
(satu) potong bra wanita bra warna merah dengan tali warna putih motif
ah

tulisan lalu Anak Korban MARITZA bertanya “Kok bisa ada foto itu?” lalu

lik
terdakwa menjawab “Ya aku foto itu untuk takut-takutin kamu, makanya
kamu jangan macem-macem sama aku” sehingga Anak Korban MARITZA
am

ub
takut foto tersebut tersebar dan pasrah, kemudian terdakwa dan Anak
Korban MARITZA yang sedang dalam posisi duduk diatas sofa lalu
ep
terdakwa menurunkan celana dan celana dalam yang Anak Korban
k

MARITZA gunakan sampai lutut lalu terdakwa membuka celana dan


ah

celana dalam yang terdakwa gunakan sampai terlepas lalu terdakwa


R

si
memasukkan kemaluannya ke dalam kemaluan Anak Korban MARITZA
yang mana saat itu kemaluan terdakwa masuk dengan mudahnya kedalam

ne
ng

kemaluan Anak Korban MARITZA lalu terdakwa melepaskan kemaluannya


dari kemaluan Anak Korban MARITZA, setelah itu Anak Korban MARITZA

do
gu

memakai kembali celana yang digunakannya dan terdakwa juga


menggunakan celana yang digunakannya kembali, kemudian Anak Korban
MARITZA kembali ke rumahnya yang terletak di Desa Karang Sari
In
A

Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan;


- Bahwa sebelumnya pada hari dan tanggal sudah tidak diingat lagi
ah

lik

sekitar bulan Desember 2020 terdakwa dan Anak Korban MARITZA sering
berpelukan dan berciuman di rumah terdakwa, kemudian pada hari dan
m

ub

tanggal sudah tidak diingat lagi sekitar bulan Februari 2021 Anak Korban
MARITZA sedang berada di rumah terdakwa lalu terdakwa bertanya
ka

kepada Anak Korban MARITZA “boleh pegang-pegang yang atas gak?”


ep

lalu Anak Korban MARITZA menjawab “buat apa?” lalu terdakwa


ah

mengatakan “masa pacaran cuma peluk cium doang, teman aku aja
R

pegang payudara pacar gapapa” lalu Anak Korban MARITZA menjawab


es

“yaudah gapapa, asalkan ga ngewe” sehingga terdakwa melepaskan


M

ng

kaitan bra yang Anak Korban MARITZA gunakan lalu payudara Anak
on

Halaman 4 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Korban MARITZA dipegang dan diremas menggunakan kedua tangan

R
terdakwa, setelah itu terdakwa menjadi sering memegang payudara Anak

si
Korban MARITZA yang mana sudah ± 4 (empat) kali, kemudian pada hari

ne
ng
dan tanggal sudah tidak diingat lagi sekitar bulan Februari 2021 di rumah
terdakwa Anak Korban MARITZA juga sering kemaluannya dimasuki jari
tangan terdakwa dengan cara terdakwa mengusap-usap dan

do
gu menggesekkan jarinya di bibir kemaluan Anak Korban MARITZA yang
mana ± 4 (empat) kali terdakwa melakukan hal tersebut kepada Anak

In
A
Korban MARITZA dengan alasan terdakwa ingin membersihkan kemaluan
Anak Korban MARITZA;
ah

- Bahwa pada hari Rabu tanggal 28 April 2021 sekira pukul 21.00 WIB

lik
saksi SUMILAH yang merupakan ibu Anak Korban MARITZA mendapat
kabar dari SUMI bahwa terdapat foto Anak Korban MARITZA yang
am

ub
disebarkan oleh terdakwa, lalu pada hari Jumat tanggal 30 April 2021 saksi
SUMILAH menanyakan perihal foto tersebut kepada Anak Korban
ep
MARITZA dan Anak Korban MARITZA mengakui bahwa foto tersebut
k

adalah memang fotonya, sehingga saksi SUMILAH melaporkan kejadian


ah

tersebut ke Polres Lampung Selatan;


R

si
- Akibat perbuatan Terdakwa PUNEL SETIAKI mengakibatkan Anak
Korban MARITZA menjadi takut dan mengurung diri di kamar;

ne
ng

- Berdasarkan hasil Visum Et Repertum Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.


Bob Bazar, SKM Nomor: 460/93.E.VER/VI.04/V/2021 tanggal 03 Mei 2021

do
gu

yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Liestya Risnawati, dokter


pemeriksa pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Bob Bazar, SKM
dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut :
In
A

I. Pemeriksaan Fisik
I.1 Keadaan Umum :
ah

lik

- Kesadaran sadar (tingkat kesadaran lima belas). Skala nyeri :


tidak ada nyeri.
m

ub

- Tanda-tanda vital : dalam batas normal.


I.2 Kepala : bentuk simetris, tidak tampak kelainan.
ka

I.3 Dada : bentuk dan gerak simetris, tidak terdengar kelainan pada
ep

pernapasan.
ah

I.4 Perut : tidak tampak kelainan.


R

I.5 Alat kelamin dan dubur : tidak tampak kelainan.


es

 Rambut pubis distribusi lebat yang sudah tercukur rapi,


M

ng

bibir bagian luar kemaluan tampak berwarna merah muda, tampak


on

Halaman 5 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bercak warna keputihan. Bibir bagian dalam terdapat selaput dara,

R
terdapat celah arah jarum jam pukul 3, 6, 9, dan 11 hingga

si
kedasar, ukuran celah 1 cm, warna tampak kemerahan, tidak

ne
ng
terdapat pembengkakan, tidak terdapat nyeri tekan, dan tampak
cairan warna putih kental.
I.6 Ekstremitas atas: tidak tampak kelainan.

do
gu I.7 Ekstremitas bawah: tidak tampak kelainan.
II. Pemeriksaan Penunjang :

In
A
- Dilakukan pemeriksaan tes kehamilan hasil menunjukan negatif.
- Dilakukan pemeriksaan tes laboratorium mikrobiologi forensik
ah

berupa sekret cairan yang diambil dari bibir kemaluan bagian luar dan bagian

lik
dalam, hasil menunjukan terdapat peningkatan bakteri dalam ambang batas
normal.
am

ub
III. Penatalaksanaan dan tindakan : tidak dilakukan.
IV. Kesimpulan :
ep
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap korban, seorang perempuan,
k

berusia sekitar tujuh belas tahunan datang dalam keadaan sadar.


ah

Tampak celah pada selaput dara yang disertai dengan tanda-tanda


R

si
peradangan lama akibat trauma tumpul.
----- Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam

ne
ng

Pasal 81 ayat (1) UU RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan


Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang

do
gu

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang


Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang. -----------------------------------------
ATAU
In
A

KEDUA
----- Bahwa Terdakwa PUNEL SETIAKI bin SUMETO pada hari Kamis tanggal
ah

lik

11 Februari 2021 sekira pukul 11.00 WIB, atau setidak-tidaknya pada waktu
dalam bulan Februari 2021, atau setidak-tidaknya pada waktu dalam tahun
m

ub

2021, bertempat di rumah Terdakwa PUNEL SETIAKI bin SUMETO yang


terletak di Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung
ka

Selatan, atau setidak-tidaknya pada tempat yang masih termasuk dalam daerah
ep

Hukum Pengadilan Negeri Kalianda yang berwenang memeriksa dan mengadili


ah

perkaranya, dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian


R

kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau


es

dengan orang lain. Perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa dengan cara - cara
M

ng

antara lain sebagai berikut:


on

Halaman 6 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bermula pada hari Kamis tanggal 11 Februari 2021 sekitar pukul 11.00

R
WIB Anak korban MARITZA ADESTYA binti WAHYU yang masih berusia

si
17 tahun (berdasarkan Akta Kelahiran Nomor: 3675/2003 tanggal 29 Juli

ne
ng
2003) sedang main ke rumah Terdakwa PUNEL SETIAKI bin SUMETO
yang terletak Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten
Lampung Selatan lalu terdakwa mengajak berhubungan badan kepada

do
gu Anak Korban MARITZA dengan mengatakan “Ayo ngewe” lalu Anak
Korban MARITZA menjawab “Gak mau” lalu terdakwa mengatakan “Kamu

In
A
gak usah macem-macem sama saya! Karena foto aib kamu ada sama
saya, jangan macem-macem kalo foto itu gak mau saya sebar!” lalu Anak
ah

Korban MARITZA menjawab “Foto yang mana?” lalu terdakwa

lik
menunjukkan foto Anak Korban MARITZA sedang tiduran diatas paha
terdakwa dengan payudara Anak Korban MARITZA dipegang oleh
am

ub
terdakwa yang mana dalam foto tersebut terlihat payudara sebelah kiri
Anak Korban MARITZA namun tidak terlihat wajahnya dan terlihat baju
ep
yang Anak Korban MARITZA gunakan berupa 1 (satu) potong kaos pendek
k

warna kuning gambar perahu layar, 1 (satu) potong celana panjang selutut
ah

warna hijau muda, 1 (satu) potong celana dalam wanita warna ungu, 1
R

si
(satu) potong bra wanita bra warna merah dengan tali warna putih motif
tulisan lalu Anak Korban MARITZA bertanya “Kok bisa ada foto itu?” lalu

ne
ng

terdakwa menjawab “Ya aku foto itu untuk takut-takutin kamu, makanya
kamu jangan macem-macem sama aku” sehingga Anak Korban MARITZA

do
gu

takut foto tersebut tersebar dan pasrah, kemudian terdakwa dan Anak
Korban MARITZA yang sedang dalam posisi duduk diatas sofa lalu
terdakwa menurunkan celana dan celana dalam yang Anak Korban
In
A

MARITZA gunakan sampai lutut lalu terdakwa membuka celana dan


celana dalam yang terdakwa gunakan sampai terlepas lalu terdakwa
ah

lik

memasukkan kemaluannya ke dalam kemaluan Anak Korban MARITZA


yang mana saat itu kemaluan terdakwa masuk dengan mudahnya kedalam
m

ub

kemaluan Anak Korban MARITZA lalu terdakwa melepaskan kemaluannya


dari kemaluan Anak Korban MARITZA, setelah itu Anak Korban MARITZA
ka

memakai kembali celana yang digunakannya dan terdakwa juga


ep

menggunakan celana yang digunakannya kembali, kemudian Anak Korban


ah

MARITZA kembali ke rumahnya yang terletak di Desa Karang Sari


R

Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan;


es

- Bahwa sebelumnya pada hari dan tanggal sudah tidak diingat lagi
M

ng

sekitar bulan Desember 2020 terdakwa dan Anak Korban MARITZA sering
on

Halaman 7 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berpelukan dan berciuman di rumah terdakwa, kemudian pada hari dan

R
tanggal sudah tidak diingat lagi sekitar bulan Februari 2021 Anak Korban

si
MARITZA sedang berada di rumah terdakwa lalu terdakwa bertanya

ne
ng
kepada Anak Korban MARITZA “boleh pegang-pegang yang atas gak?”
lalu Anak Korban MARITZA menjawab “buat apa?” lalu terdakwa
mengatakan “masa pacaran cuma peluk cium doang, teman aku aja

do
gu pegang payudara pacar gapapa” lalu Anak Korban MARITZA menjawab
“yaudah gapapa, asalkan ga ngewe” sehingga terdakwa melepaskan

In
A
kaitan bra yang Anak Korban MARITZA gunakan lalu payudara Anak
Korban MARITZA dipegang dan diremas menggunakan kedua tangan
ah

terdakwa, setelah itu terdakwa menjadi sering memegang payudara Anak

lik
Korban MARITZA yang mana sudah ± 4 (empat) kali, kemudian pada hari
dan tanggal sudah tidak diingat lagi sekitar bulan Februari 2021 di rumah
am

ub
terdakwa Anak Korban MARITZA juga sering kemaluannya dimasuki jari
tangan terdakwa dengan cara terdakwa mengusap-usap dan
ep
menggesekkan jarinya di bibir kemaluan Anak Korban MARITZA yang
k

mana ± 4 (empat) kali terdakwa melakukan hal tersebut kepada Anak


ah

Korban MARITZA dengan alasan terdakwa ingin membersihkan kemaluan


R

si
Anak Korban MARITZA;
- Bahwa pada hari Rabu tanggal 28 April 2021 sekira pukul 21.00 WIB

ne
ng

saksi SUMILAH yang merupakan ibu Anak Korban MARITZA mendapat


kabar dari SUMI bahwa terdapat foto Anak Korban MARITZA yang

do
gu

disebarkan oleh terdakwa, lalu pada hari Jumat tanggal 30 April 2021 saksi
SUMILAH menanyakan perihal foto tersebut kepada Anak Korban
MARITZA dan Anak Korban MARITZA mengakui bahwa foto tersebut
In
A

adalah memang fotonya, sehingga saksi SUMILAH melaporkan kejadian


tersebut ke Polres Lampung Selatan;
ah

lik

- Akibat perbuatan Terdakwa PUNEL SETIAKI mengakibatkan Anak


Korban MARITZA menjadi takut dan mengurung diri di kamar;
m

ub

- Berdasarkan hasil Visum Et Repertum Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.


Bob Bazar, SKM Nomor: 460/93.E.VER/VI.04/V/2021 tanggal 03 Mei 2021
ka

yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Liestya Risnawati, dokter


ep

pemeriksa pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Bob Bazar, SKM
ah

dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut :


R

I. Pemeriksaan Fisik
es

I.1 Keadaan Umum :


M

ng

on

Halaman 8 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Kesadaran sadar (tingkat kesadaran lima belas). Skala nyeri :

R
tidak ada nyeri.

si
- Tanda-tanda vital : dalam batas normal.

ne
ng
I.2 Kepala : bentuk simetris, tidak tampak kelainan.
I.3 Dada : bentuk dan gerak simetris, tidak terdengar kelainan pada
pernapasan.

do
gu I.4 Perut : tidak tampak kelainan.
I.5 Alat kelamin dan dubur : tidak tampak kelainan.

In
A
 Rambut pubis distribusi lebat yang sudah tercukur rapi,
bibir bagian luar kemaluan tampak berwarna merah muda, tampak
ah

bercak warna keputihan. Bibir bagian dalam terdapat selaput dara,

lik
terdapat celah arah jarum jam pukul 3, 6, 9, dan 11 hingga
kedasar, ukuran celah 1 cm, warna tampak kemerahan, tidak
am

ub
terdapat pembengkakan, tidak terdapat nyeri tekan, dan tampak
cairan warna putih kental.
ep
I.6 Ekstremitas atas: tidak tampak kelainan.
k

I.7 Ekstremitas bawah: tidak tampak kelainan.


ah

II. Pemeriksaan Penunjang :


R

si
- Dilakukan pemeriksaan tes kehamilan hasil menunjukan negatif.
- Dilakukan pemeriksaan tes laboratorium mikrobiologi forensik

ne
ng

berupa sekret cairan yang diambil dari bibir kemaluan bagian luar dan bagian
dalam, hasil menunjukan terdapat peningkatan bakteri dalam ambang batas

do
gu

normal.
III. Penatalaksanaan dan tindakan : tidak dilakukan.
IV. Kesimpulan :
In
A

Telah dilakukan pemeriksaan terhadap korban, seorang perempuan,


berusia sekitar tujuh belas tahunan datang dalam keadaan sadar.
ah

lik

Tampak celah pada selaput dara yang disertai dengan tanda-tanda


peradangan lama akibat trauma tumpul.
m

ub

----- Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam


Pasal 81 ayat (2) UU RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan
ka

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang


ep

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang


ah

Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang. -----------------------------------------


R

es

ATAU
M

ng

KETIGA
on

Halaman 9 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
----- Bahwa Terdakwa PUNEL SETIAKI bin SUMETO pada hari Kamis tanggal

R
11 Februari 2021 sekira pukul 11.00 WIB, atau setidak-tidaknya pada waktu

si
dalam bulan Februari 2021, atau setidak-tidaknya pada waktu dalam tahun

ne
ng
2021, bertempat di rumah Terdakwa PUNEL SETIAKI bin SUMETO yang
terletak di Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung
Selatan, atau setidak-tidaknya pada tempat yang masih termasuk dalam daerah

do
gu Hukum Pengadilan Negeri Kalianda yang berwenang memeriksa dan mengadili
perkaranya, melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa,

In
A
melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk
melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul. Perbuatan tersebut
ah

dilakukan Terdakwa dengan cara - cara antara lain sebagai berikut:

lik
- Bermula pada hari Kamis tanggal 11 Februari 2021 sekitar pukul 11.00
WIB Anak korban MARITZA ADESTYA binti WAHYU yang masih berusia
am

ub
17 tahun (berdasarkan Akta Kelahiran Nomor: 3675/2003 tanggal 29 Juli
2003) sedang main ke rumah Terdakwa PUNEL SETIAKI bin SUMETO
ep
yang terletak Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten
k

Lampung Selatan lalu terdakwa mengajak berhubungan badan kepada


ah

Anak Korban MARITZA dengan mengatakan “Ayo ngewe” lalu Anak


R

si
Korban MARITZA menjawab “Gak mau” lalu terdakwa mengatakan “Kamu
gak usah macem-macem sama saya! Karena foto aib kamu ada sama

ne
ng

saya, jangan macem-macem kalo foto itu gak mau saya sebar!” lalu Anak
Korban MARITZA menjawab “Foto yang mana?” lalu terdakwa

do
gu

menunjukkan foto Anak Korban MARITZA sedang tiduran diatas paha


terdakwa dengan payudara Anak Korban MARITZA dipegang oleh
terdakwa yang mana dalam foto tersebut terlihat payudara sebelah kiri
In
A

Anak Korban MARITZA namun tidak terlihat wajahnya dan terlihat baju
yang Anak Korban MARITZA gunakan berupa 1 (satu) potong kaos pendek
ah

lik

warna kuning gambar perahu layar, 1 (satu) potong celana panjang selutut
warna hijau muda, 1 (satu) potong celana dalam wanita warna ungu, 1
m

ub

(satu) potong bra wanita bra warna merah dengan tali warna putih motif
tulisan lalu Anak Korban MARITZA bertanya “Kok bisa ada foto itu?” lalu
ka

terdakwa menjawab “Ya aku foto itu untuk takut-takutin kamu, makanya
ep

kamu jangan macem-macem sama aku” sehingga Anak Korban MARITZA


ah

takut foto tersebut tersebar dan pasrah, kemudian terdakwa dan Anak
R

Korban MARITZA yang sedang dalam posisi duduk diatas sofa lalu
es

terdakwa menurunkan celana dan celana dalam yang Anak Korban


M

ng

MARITZA gunakan sampai lutut lalu terdakwa membuka celana dan


on

Halaman 10 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
celana dalam yang terdakwa gunakan sampai terlepas lalu terdakwa

R
memasukkan kemaluannya ke dalam kemaluan Anak Korban MARITZA

si
yang mana saat itu kemaluan terdakwa masuk dengan mudahnya kedalam

ne
ng
kemaluan Anak Korban MARITZA lalu terdakwa melepaskan kemaluannya
dari kemaluan Anak Korban MARITZA, setelah itu Anak Korban MARITZA
memakai kembali celana yang digunakannya dan terdakwa juga

do
gu menggunakan celana yang digunakannya kembali, kemudian Anak Korban
MARITZA kembali ke rumahnya yang terletak di Desa Karang Sari

In
A
Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan;
- Bahwa sebelumnya pada hari dan tanggal sudah tidak diingat lagi
ah

sekitar bulan Desember 2020 terdakwa dan Anak Korban MARITZA sering

lik
berpelukan dan berciuman di rumah terdakwa, kemudian pada hari dan
tanggal sudah tidak diingat lagi sekitar bulan Februari 2021 Anak Korban
am

ub
MARITZA sedang berada di rumah terdakwa lalu terdakwa bertanya
kepada Anak Korban MARITZA “boleh pegang-pegang yang atas gak?”
ep
lalu Anak Korban MARITZA menjawab “buat apa?” lalu terdakwa
k

mengatakan “masa pacaran cuma peluk cium doang, teman aku aja
ah

pegang payudara pacar gapapa” lalu Anak Korban MARITZA menjawab


R

si
“yaudah gapapa, asalkan ga ngewe” sehingga terdakwa melepaskan
kaitan bra yang Anak Korban MARITZA gunakan lalu payudara Anak

ne
ng

Korban MARITZA dipegang dan diremas menggunakan kedua tangan


terdakwa, setelah itu terdakwa menjadi sering memegang payudara Anak

do
gu

Korban MARITZA yang mana sudah ± 4 (empat) kali, kemudian pada hari
dan tanggal sudah tidak diingat lagi sekitar bulan Februari 2021 di rumah
terdakwa Anak Korban MARITZA juga sering kemaluannya dimasuki jari
In
A

tangan terdakwa dengan cara terdakwa mengusap-usap dan


menggesekkan jarinya di bibir kemaluan Anak Korban MARITZA yang
ah

lik

mana ± 4 (empat) kali terdakwa melakukan hal tersebut kepada Anak


Korban MARITZA dengan alasan terdakwa ingin membersihkan kemaluan
m

ub

Anak Korban MARITZA;


- Bahwa pada hari Rabu tanggal 28 April 2021 sekira pukul 21.00 WIB
ka

saksi SUMILAH yang merupakan ibu Anak Korban MARITZA mendapat


ep

kabar dari SUMI bahwa terdapat foto Anak Korban MARITZA yang
ah

disebarkan oleh terdakwa, lalu pada hari Jumat tanggal 30 April 2021 saksi
R

SUMILAH menanyakan perihal foto tersebut kepada Anak Korban


es

MARITZA dan Anak Korban MARITZA mengakui bahwa foto tersebut


M

ng

on

Halaman 11 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
adalah memang fotonya, sehingga saksi SUMILAH melaporkan kejadian

R
tersebut ke Polres Lampung Selatan;

si
- Akibat perbuatan Terdakwa PUNEL SETIAKI mengakibatkan Anak

ne
ng
Korban MARITZA menjadi takut dan mengurung diri di kamar;
- Berdasarkan hasil Visum Et Repertum Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.
Bob Bazar, SKM Nomor: 460/93.E.VER/VI.04/V/2021 tanggal 03 Mei 2021

do
gu yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Liestya Risnawati, dokter
pemeriksa pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Bob Bazar, SKM

In
A
dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut :
I. Pemeriksaan Fisik
ah

I.1 Keadaan Umum :

lik
- Kesadaran sadar (tingkat kesadaran lima belas). Skala nyeri :
tidak ada nyeri.
am

ub
- Tanda-tanda vital : dalam batas normal.
I.2 Kepala : bentuk simetris, tidak tampak kelainan.
ep
I.3 Dada : bentuk dan gerak simetris, tidak terdengar kelainan pada
k

pernapasan.
ah

I.4 Perut : tidak tampak kelainan.


R

si
I.5 Alat kelamin dan dubur : tidak tampak kelainan.
 Rambut pubis distribusi lebat yang sudah tercukur rapi, bibir

ne
ng

bagian luar kemaluan tampak berwarna merah muda, tampak


bercak warna keputihan. Bibir bagian dalam terdapat selaput dara,

do
gu

terdapat celah arah jarum jam pukul 3, 6, 9, dan 11 hingga


kedasar, ukuran celah 1 cm, warna tampak kemerahan, tidak
terdapat pembengkakan, tidak terdapat nyeri tekan, dan tampak
In
A

cairan warna putih kental.


I.6 Ekstremitas atas: tidak tampak kelainan.
ah

lik

I.7 Ekstremitas bawah: tidak tampak kelainan.


II. Pemeriksaan Penunjang :
m

ub

- Dilakukan pemeriksaan tes kehamilan hasil menunjukan negatif.


- Dilakukan pemeriksaan tes laboratorium mikrobiologi forensik
ka

berupa sekret cairan yang diambil dari bibir kemaluan bagian luar dan
ep

bagian dalam, hasil menunjukan terdapat peningkatan bakteri dalam


ah

ambang batas normal.


R

III. Penatalaksanaan dan tindakan : tidak dilakukan.


es

IV. Kesimpulan :
M

ng

on

Halaman 12 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap korban, seorang perempuan,

R
berusia sekitar tujuh belas tahunan datang dalam keadaan sadar.

si
Tampak celah pada selaput dara yang disertai dengan tanda-tanda

ne
ng
peradangan lama akibat trauma tumpul.

----- Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam

do
gu Pasal 82 ayat (1) UU RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang

In
A
Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang. -----------------------------------------
Menimbang, bahwa atas dakwaan penuntut umum tersebut, Terdakwa
ah

lik
di persidangan menyatakan telah mengerti isi dan maksud surat dakwaan
tersebut, selanjutnya Terdakwa menyatakan tidak mengajukan keberatan
am

ub
(eksepsi) terhadap surat dakwaan Penuntut Umum;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum
telah mengajukan Saksi-saksi sebagai berikut:
ep
k

1. Maritza Adestya Binti Wahyu Nur Wastika Adestyan, dibawah sumpah


ah

pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:


R

si
- Bahwa saksi telah menjadi korban tindak pidana pencabulan;
- Bahwa yang telah melakukan tindak pidana pencabulan tersebut adalah

ne
ng

terdakwa Punel Setiaki;


- Bahwa tindak pidana pencabulan tersebut terjadi pada hari Kamis

do
tanggal 11 Februari 2021 sekira pukul 11.00 WIB diruang tamu rumah
gu

terdakwa yang beralamatkan di Dusun II RT. 002/002 Desa Karang Sari Kec.
Ketapang Kab. Lampung Selatan;
In
A

- Bahwa hubungan saksi dengan terdakwa yaitu berpacaran sejak


tanggal 3 Oktober 2020;
ah

lik

- Bahwa saksi sering main kerumah Terdakwa karena bertetangga atau


bersebelahan rumah;
- Bahwa yang saksi lakukan di rumah terdakwa saat saksi belum
m

ub

berpacaran, saksi biasa bermain game, main handphone, dan terkadang


ka

ngobrol-ngobrol bersama teman-teman yang lain, setelah saksi berpacaran


ep

dengan Terdakwa selain bermain handphone, pernah sekali saksi dan


terdakwa menonton video porno bersama, lalu saksi dan Terdakwa saling
ah

berpelukkan, berciuman, payudara saksi juga sering dipegang-pegang,


R

es

terdakwa juga sering memasukkan jarinya dan memainkan jarinya di


M

kemaluan saksi, pernah saksi sekali disuruh terdakwa untuk memegang


ng

on

Halaman 13 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kemaluannya dan diajak berhubungan badan dengan Terdakwa, karena saksi

R
diancam oleh Terdakwa;

si
- Bahwa cara Terdakwa melakukan pencabulan tersebut dengan cara

ne
ng
saat saksi berada diruang tamu rumah Terdakwa, Terdakwa mengajak saksi
berhubungan badan dengan mengatakan “ayo berhubungan badan“, saksi
menjawab “gak mau”, kemudian terdakwa mengatakan kepada saksi bahwa

do
gu “kamu gak usah macam-macam sama saya, karena foto aib kamu ada sama
saya, jangan macam-macam kalo foto itu gak mau saya sebar!”, sambil

In
A
menunjukkan foto saksi yang terlihat payudara saksi sebelah kiri saksi namun
tidak terlihat wajah saksi, setelah itu karena takut saksi hanya pasrah
ah

kemudian saksi hanya mengatakan “ya udah”. Dengan keadaan posisi saksi

lik
dan Terdakwa masih dalam keadaan duduk di sofa ruang tamu kemudian
terdakwa langsung menurunkan celana yang saksi pakai dan celana dalam
am

ub
saksi hingga lutut dan kemudian Terdakwa membuka celana yang dipakainya
berikut celana dalamnya hingga terlepas dan lalu Terdakwa memasukkan
ep
kemaluannya kedalam kemaluan saksi dengan mudah dan langsung
k

mengeluarkan kemaluannya dari kemaluan saksi dan setelah itu saksi


ah

langsung memakai celana yang saksi pakai dan Terdakwa juga langsung
R

si
memakai celana yang terdakwa pakai dan kemudian saksi langsung pamit
pulang ke rumah saksi;

ne
ng

- Bahwa saat Terdakwa memasukkan kemaluannya ke kemaluan saksi,


saksi merasakan sakit pada kemaluan saksi namun kemaluan saksi tidak

do
gu

mengeluarkan darah;
- Bahwa pada saat Terdakwa melakukan perbuatan cabul tersebut saksi
tidak berontak dan melakukan perlawanan karena saksi takut atas ancaman
In
A

Terdakwa;
- Bahwa Terdakwa tidak pernah memberikan uang atau sesuatu
ah

lik

benda/barang apapun kepada saksi;


- Bahwa akibat dari perbuatan cabul yang dilakukan oleh Terdakwa saksi
m

ub

menjadi takut dan mengurung diri dikamar, setelah kejadian perbuatan cabul
tersebut Terdakwa masih menyuruh saksi untuk kerumahnya sambil
ka

mengancam akan menyebarkan foto saksi dengan alasan terdakwa belum


ep

puas dengan perbuatan cabul tersebut dengan saksi;


ah

- Bahwa kronologis terjadinya pencabulan tersebut bermula pada hari


R

Kamis tanggal 11 Februari 2021 sekitar pukul 11.00 WIB Anak korban
es

Maritza Adestya Binti Wahyu sedang main ke rumah Terdakwa Punel Setiaki
M

ng

Bin Sumeto yang terletak Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten
on

Halaman 14 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Lampung Selatan lalu terdakwa mengajak berhubungan badan kepada saksi

R
dengan mengatakan “ayo ngewe” lalu saksi menjawab “gak mau” lalu

si
terdakwa mengatakan “kamu gak usah macem-macem sama saya! karena

ne
ng
foto aib kamu ada sama saya, jangan macem-macem kalo foto itu gak mau
saya sebar!” lalu saksi menjawab “foto yang mana?” lalu terdakwa
menunjukkan foto saksi sedang tiduran diatas paha terdakwa dengan

do
gu payudara saksi dipegang oleh terdakwa yang mana dalam foto tersebut
terlihat payudara sebelah kiri saksi namun tidak terlihat wajahnya dan terlihat

In
A
baju yang saksi gunakan berupa 1 (satu) potong kaos pendek warna kuning
gambar perahu layar, 1 (satu) potong celana panjang selutut warna hijau
ah

muda, 1 (satu) potong celana dalam wanita warna ungu, 1 (satu) potong bra

lik
wanita bra warna merah dengan tali warna putih motif tulisan, lalu saksi
bertanya “kok bisa ada foto itu?” lalu terdakwa menjawab “ya aku foto itu
am

ub
untuk takut-takutin kamu, makanya kamu jangan macem-macem sama aku”
sehingga saksi takut foto tersebut tersebar dan pasrah, kemudian terdakwa
ep
dan saksi yang sedang dalam posisi duduk diatas sofa lalu terdakwa
k

menurunkan celana dan celana dalam yang saksi gunakan sampai lutut lalu
ah

terdakwa membuka celana dan celana dalam yang terdakwa gunakan


R

si
sampai terlepas lalu terdakwa memasukkan kemaluannya ke dalam
kemaluan saksi yang mana saat itu kemaluan terdakwa masuk dengan

ne
ng

mudahnya kedalam kemaluan saksi lalu terdakwa melepaskan kemaluannya


dari kemaluan saksi, setelah itu saksi memakai kembali celana yang

do
gu

digunakannya dan terdakwa juga menggunakan celana yang digunakannya


kembali, kemudian saksi kembali ke rumahnya yang terletak di Desa Karang
Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan. Bahwa sebelumnya
In
A

pada hari dan tanggal sudah tidak diingat lagi sekitar bulan Desember 2020
terdakwa dan saksi sering berpelukan dan berciuman di rumah terdakwa,
ah

lik

kemudian pada hari dan tanggal sudah tidak diingat lagi sekitar bulan
Februari 2021 saksi sedang berada di rumah terdakwa lalu terdakwa
m

ub

bertanya kepada saksi “boleh pegang-pegang yang atas gak?” lalu saksi
menjawab “buat apa?” lalu terdakwa mengatakan “masa pacaran cuma peluk
ka

cium doang, teman aku aja pegang payudara pacar gapapa” lalu saksi
ep

menjawab “ya udah gapapa, asalkan ga ngewe” sehingga terdakwa


ah

melepaskan kaitan bra yang saksi gunakan lalu payudara saksi dipegang dan
R

diremas menggunakan kedua tangan terdakwa, setelah itu terdakwa menjadi


es

sering memegang payudara saksi sudah ± 4 (empat) kali, kemudian pada


M

ng

hari dan tanggal sudah tidak diingat lagi sekitar bulan Februari 2021 di rumah
on

Halaman 15 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
terdakwa saksi juga sering kemaluannya dimasuki jari tangan terdakwa

R
dengan cara terdakwa mengusap-usap dan menggesekkan jarinya di bibir

si
kemaluan saksi sekitar ± 4 (empat) kali terdakwa melakukan hal tersebut

ne
ng
kepada saksi dengan alasan terdakwa ingin membersihkan kemaluan saksi.
Bahwa pada hari Rabu tanggal 28 April 2021 sekira pukul 21.00 WIB saksi
Sumilah yang merupakan ibu saksi mendapat kabar dari Sumi bahwa

do
gu terdapat foto saksi yang disebarkan oleh terdakwa, lalu pada hari Jumat
tanggal 30 April 2021 saksi Sumilah menanyakan perihal foto tersebut

In
A
kepada saksi dan saksi mengakui bahwa foto tersebut adalah memang
fotonya, sehingga saksi Sumilah melaporkan kejadian tersebut ke Polres
ah

Lampung Selatan;

lik
- Terhadap keterangan saksi, Terdakwa memberikan pendapat tidak
keberatan dan membenarkannya;
am

ub
2. Anggun Putri Kinanti Binti Supono (Alm), dibawah sumpah pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut :
ep
- Bahwa saksi hadir dipersidangan untuk menjadi saksi karena telah
k

terjadi tindak pidana pencabulan;


ah

- Bahwa yang melakukan tindak pidana perbuatan cabul tersebut adalah


R

si
terdakwa Punel Setiaki, dan yang menjadi korbannya sepupu saksi yang
bernama Maritza Adestya Binti Wahyu Nur Wastika Adestyan;

ne
ng

- Bahwa tindak pidana perbuatan cabul tersebut tersebut terjadi pada hari
Kamis tanggal 11 Februari 2021 sekira pukul 11.00 WIB diruang tamu rumah

do
gu

terdakwa yang beralamatkan di Dusun II RT. 002/002 Desa Karang Sari Kec.
Ketapang Kab. Lampung Selatan;
- Bahwa saksi mengenal terdakwa karena saksi sudah lama berteman
In
A

sejak kecil dengan terdakwa karena jarak rumah saksi dengan terdakwa
berdekatan hanya berjarak sekira 3 (tiga) rumah dari rumah saksi;
ah

lik

- Bahwa Terdakwa telah melakukan perbuatan cabul sudah sering dan


lebih dari 1 (satu) kali;
m

ub

- Bahwa menurut pengakuan cerita dari korban, Terdakwa sebelum


melakukan tindak perbuatan cabul sering mengatakan kepada korban “Sekali
ka

lagi abis itu gak ada lagi” namun Terdakwa selalu melakukan perbuatannya
ep

kepada Korban, lalu Terdakwa sering menyuruh korban memegang dan


ah

mengocok kemaluan Terdakwa, Terdakwa juga sering memegang payudara


R

korban, dan korban juga mengatakan bahwa kemaluan Terdakwa pernah


es

masuk kedalam kemaluan korban namun tidak merasakan sakit saat


M

ng

kemaluannya masuk;
on

Halaman 16 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa saksi tidak mengetahui Terdakwa melakukan perbuatan cabul

R
tersebut, namu korban pernah bercerita sebelum Terdakwa melakukan

si
perbuatan cabul Terdakwa mengancam “Jika Korban tidak kerumah

ne
ng
Terdakwa nanti video dan foto korban akan disebar”;
- Bahwa alasan Terdakwa menceritakan perbuatan cabulnya terhadap
saksi adalah karena saksi saudara sekaligus teman dekat korban dan agar

do
gu saksi menjauhi korban dan tidak memiliki teman lagi;
- Bahwa kronologis terjadinya perbuatan cabul tersebut berawal sekira

In
A
bulan Februari 2021 Terdakwa mengirim pesan Whatsapp dan bercerita
kepada saksi bahwa Terdakwa telah melakukan hubungan melewati batas
ah

dengan pacarnya, dan Terdakwa mengatakan pacaranya adalah korban,

lik
kemudian Terdakwa mengatakan sering dan sudah lebih dari 1 (satu) kali
Terdakwa telah memegang payudara korban dan Terdakwa juga mengatakan
am

ub
sering dan lebih dari 1 (satu) kali Terdakwa memasukkan jarinya dan
mengocok jarinya dalam kemaluan korban;
ep
- Bahwa akibat dari tindakan perbuatan cabul yang dilakukan oleh
k

Terdakwa, korban sempat menangis, mengalamai depresi, korban juga malas


ah

keluar rumah dan sudah jarang main dengan saksi, korban juga sekarang jika
R

si
tertawa suka berlebihan dan tidak seperti biasanya;
- Terhadap keterangan saksi, Terdakwa memberikan pendapat tidak

ne
ng

keberatan dan membenarkannya;


3. Sumilah Binti Surani (Alm), dibawah sumpah pada pokoknya

do
gu

menerangkan sebagai berikut :


- Bahwa saksi hadir dipersidangan untuk menjadi saksi karena telah
terjadi tindak pidana pencabulan;
In
A

- Bahwa yang melakukan tindak pidana perbuatan cabul tersebut adalah


terdakwa Punel Setiaki, dan yang menjadi korbannya anak kandung saksi
ah

lik

yang bernama Maritza Adestya Binti Wahyu Nur Wastika Adestyan;


- Bahwa tindak pidana perbuatan cabul tersebut terjadi pada hari Kamis
m

ub

tanggal 11 Februari 2021 sekira pukul 11.00 WIB diruang tamu rumah
terdakwa yang beralamatkan di Dusun II RT. 002/002 Desa Karang Sari Kec.
ka

Ketapang Kab. Lampung Selatan;


ep

- Bahwa saksi mengenal terdakwa karena rumah saksi bersebelahan


ah

dengan rumah terdakwa, dan sudah lama berteman sejak kecil dengan anak
R

saksi;
es

- Bahwa saksi tidak mengetahui mengenai hubungan Terdakwa dengan


M

ng

korban;
on

Halaman 17 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa saksi tidak melihat pada saat Terdakwa melakukan perbuatan

R
cabul terhadap korban, tetapi yang saksi ketahui didalam rumah Terdakwa

si
ada orang tuanya;

ne
ng
- Bahwa Terdakwa telah melakukan perbuatan cabul dengan korban
sudah 1 (satu) kali;
- Bahwa dari cerita korban kepada saksi, Terdakwa melakukan perbuatan

do
gu cabul dengan cara Terdakwa, Terdakwa mengajak korban berhubungan
badan dengan mengatakan “Ayo berhubungan badan“, korban menjawab

In
A
“gak mau”, kemudian Terdakwa mengatakan kepada korban bahwa “Kamu
gak usah macam-macam sama saya, karena foto aib kamu ada sama saya,
ah

jangan macam-macam kalo foto itu gak mau saya sebar!”, sambil

lik
menunjukkan foto korban yang terlihat payudaranya sebelah kiri korban
namun tidak terlihat wajah korban, setelah itu karena takut korban hanya
am

ub
pasrah kemudian korban hanya bilang “ya udah”, dengan keadaan posisi
korban dan Terdakwa masih dalam keadaan duduk di sofa ruang tamu
ep
kemudian Terdakwa langsung menurunkan celana yang korban pakai dan
k

celana dalam korban hingga lutut dan kemudian Terdakwa membuka celana
ah

yang dipakainya berikut celana dalamnya hingga terlepas dan lalu Terdakwa
R

si
memasukkan kemaluannya kedalam kemaluan korban dengan mudah dan
langsung mengeluarkan kemaluannya dari kemaluan korban dan setelah itu

ne
ng

korban langsung memakai celana yang dia pakai dan Terdakwa juga
langsung memakai celana yang dia pakai dan kemudian korban langsung

do
gu

pamit pulang kerumah;


- Bahwa Terdakwa menyebarkan foto yang bagian dada terbuka dengan
cara mengirim pesan whatsapp ke teman korban yang bernama Sisri, setelah
In
A

itu Terdakwa membuat grup whatsapp dan menyebarkan foto korban;


- Bahwa saksi baru melaporkan perbuatan cabul terhadap korban karena
ah

lik

saksi baru mengetahui pada hari Rabu tanggal 28 April 2021 pukul 21.00
WIB ibu Sumi datang kerumah saksi memberitahu foto korban yang
m

ub

disebarkan Terdakwa, lalu pada hari Jumat, 30 April 2021 saksi tanyakan
kepada korban kebenaran foto tersebut apakah itu benar foto korban dan
ka

korban mengakui bahwa itu benar foto dirinya;


ep

- Bahwa akibat dari tindakan perbuatan cabul yang dilakukan oleh


ah

Terdakwa, korban sering menangis, menyendiri, mengalamai depresi, korban


R

juga malas keluar rumah dan sudah jarang main dengan temannya;
es

- Terhadap keterangan saksi, Terdakwa memberikan pendapat tidak


M

ng

keberatan dan membenarkannya;


on

Halaman 18 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa Terdakwa di persidangan telah memberikan

R
keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:

si
- Bahwa terdakwa telah melakukan tindak pidana pencabulan dengan

ne
ng
saksi Maritza Adestya Binti Wahyu Nur Wastika Adestyan, yang merupakan
pacar terdakwa;
- Bahwa tindak pidana perbuatan cabul tersebut terjadi pada hari Kamis

do
gu tanggal 11 Februari 2021 sekira pukul 11.00 WIB diruang tamu rumah
terdakwa yang beralamatkan di Dusun II RT. 002/002 Desa Karang Sari Kec.

In
A
Ketapang Kab. Lampung Selatan;
- Bahwa situasi keadaan rumah terdakwa pada saat terdakwa melakukan
ah

pencabulan tersebut dalam keadaan sepi, namun ada orang tua terdakwa

lik
didalam, dan orang tua terdakwa tidak tahu jika terdakwa melakukan
pencabulan di ruang tamu rumah terdakwa bersama korban;
am

ub
- Bahwa terdakwa melakukan tindak pidana percabulan bersama korban
sudah lebih dari 3 (tiga) kali;
ep
- Bahwa cara terdakwa melakukan pencabulan tersebut bermula pada
k

hari Kamis tanggal 11 Februari 2021 sekitar pukul 11.00 WIB saat saksi
ah

korban Maritza Adestya Binti Wahyu sedang main ke rumah terdakwa yang
R

si
terletak Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung
Selatan lalu terdakwa mengajak berhubungan badan kepada korban dengan

ne
ng

mengatakan “ayo ngewe” lalu korban menjawab “gak mau” lalu terdakwa
mengatakan “kamu gak usah macem-macem sama saya! karena foto aib

do
gu

kamu ada sama saya, jangan macem-macem kalo foto itu gak mau saya
sebar!” lalu korban menjawab “foto yang mana?” lalu terdakwa menunjukkan
foto korban sedang tiduran diatas paha terdakwa dengan payudara korban
In
A

dipegang oleh terdakwa yang mana dalam foto tersebut terlihat payudara
sebelah kiri korban namun tidak terlihat wajahnya dan terlihat baju yang
ah

lik

sedang korban gunakan berupa 1 (satu) potong kaos pendek warna kuning
gambar perahu layar, 1 (satu) potong celana panjang selutut warna hijau
m

ub

muda, 1 (satu) potong celana dalam wanita warna ungu, 1 (satu) potong bra
wanita bra warna merah dengan tali warna putih motif tulisan korban
ka

bertanya “kok bisa ada foto itu?” lalu terdakwa menjawab “ya aku foto itu
ep

untuk takut-takutin kamu, makanya kamu jangan macem-macem sama aku”


ah

sehingga korban takut foto tersebut tersebar dan pasrah, kemudian terdakwa
R

dan korban yang sedang dalam posisi duduk diatas sofa lalu terdakwa
es

menurunkan celana dan celana dalam yang korban gunakan sampai lutut lalu
M

ng

terdakwa membuka celana dan celana dalam yang terdakwa gunakan


on

Halaman 19 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sampai terlepas lalu terdakwa memasukkan kemaluannya ke dalam

R
kemaluan korban yang mana saat itu kemaluan terdakwa masuk dengan

si
mudahnya kedalam kemaluan korban lalu terdakwa melepaskan

ne
ng
kemaluannya dari kemaluan korban, setelah itu korban memakai kembali
celana yang digunakannya dan terdakwa juga menggunakan celana yang
digunakannya kembali, kemudian korban kembali ke rumahnya di Desa

do
gu Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan. Bahwa
sebelumnya pada hari dan tanggal sudah tidak diingat lagi sekitar bulan

In
A
Desember 2020 terdakwa dan korban sering berpelukan dan berciuman di
rumah terdakwa, kemudian pada hari dan tanggal sudah tidak diingat lagi
ah

sekitar bulan Februari 2021 korban sedang berada di rumah terdakwa lalu

lik
terdakwa bertanya kepada korban “boleh pegang-pegang yang atas gak?”
lalu korban menjawab “buat apa?” lalu terdakwa mengatakan “masa pacaran
am

ub
cuma peluk cium doang, teman aku aja pegang payudara pacar gak papa”
lalu korban menjawab “ya udah gak papa, asalkan ga ngewe” sehingga
ep
terdakwa melepaskan kaitan bra yang korban gunakan lalu payudara korban
k

dipegang dan diremas menggunakan kedua tangan terdakwa, setelah itu


ah

terdakwa menjadi sering memegang payudara korban yang mana sudah ± 4


R

si
(empat) kali, kemudian pada hari dan tanggal sudah tidak diingat lagi sekitar
bulan Februari 2021 di rumah terdakwa, korban juga sering kemaluannya

ne
ng

dimasuki jari tangan terdakwa dengan cara terdakwa mengusap-usap dan


menggesekkan jarinya di bibir kemaluan korban yang mana ± 4 (empat) kali

do
gu

terdakwa melakukan hal tersebut kepada korban dengan alasan terdakwa


ingin membersihkan kemaluan korban;
- Bahwa korban tidak berontak dan tidak melakukan perlawanan pada
In
A

saat terdakwa melakukan perbuatan cabul tersebut;


- Bahwa tujuan terdakwa memfoto payudara korban untuk sekedar
ah

lik

koleksi pribadi terdakwa;


- Bahwa tujuan terdakwa menyebarkan foto korban untuk
m

ub

mempermalukan korban, dan agar korban dijauhi temannya karena


sebelumnya terdakwa merasa kesal korban tidak menuruti kemauan
ka

terdakwa;
ep

- Bahwa terdakwa tidak mengetahui akibat yang terjadi pada korban dari
ah

tindak pidana pencabulan yang terdakwa lakukan;


R

Menimbang, bahwa Terdakwa telah mengajukan Saksi yang


es

meringankan (a de charge) sebagai berikut :


M

ng

on

Halaman 20 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Sumeto Bin Pujo Karyono (Alm) dibawah sumpah pada pokoknya

R
menerangkan sebagai berikut:

si
- Bahwa saksi akan memberikan keterangan karena telah terjadi tindak

ne
ng
pidana perbuatan cabul;
- Bahwa yang melakukan tindak pidana perbuatan cabul tersebut adalah
anak saksi yang bernama Punel Setiaki dan yang menjadi korbannya saksi

do
gu Maritza Adestya Binti Wahyu Nur Wastika Adestyan;
- Bahwa tindak pidana perbuatan cabul tersebut terjadi pada hari Kamis

In
A
tanggal 11 Februari 2021 sekira pukul 11.00 WIB diruang tamu rumah saksi
yang beralamatkan di Dusun II RT. 002/002 Desa Karang Sari Kec. Ketapang
ah

Kab. Lampung Selatan;

lik
- Bahwa yang saksi ketahui hubungan terdakwa dan korban hanya
berteman;
am

ub
- Bahwa korban sering datang kerumah saksi hampir setiap hari;
- Bahwa tujuan korban datang kerumah saksi adalah untuk menemui
ep
terdakwa Punel Setiaki;
k

- Bahwa yang biasa dilakukan mereka bermain game di handphonenya


ah

dan terkadang ngobrol bersama temannya diruang tamu rumah saksi,


R

si
mereka juga sering duduk berdekatan dan biasanya korban menempel di
bahu terdakwa sambil melihat terdakwa bermain game di handphonenya,

ne
ng

pernah saksi mendengar bahwa terdakwa merasa risih mungkin karena


korban duduk berdekatan dengan terdakwa dan berkata “duduk sana loh,

do
gu

jangan deket-deket, jangan gangguin” kepada korban. Korban juga sering


datang kerumah saksi dan masuk ke kamar terdakwa dan mengganggu
membangunkan terdakwa yang sedang tidur dikamarnya, dan terkadang
In
A

korban tidur disebelah terdakwa karena memang pintu kamar terdakwa


memang dibuka lebar sehingga saksi sering mengontrol apa yang dilakukan
ah

lik

mereka didalam kamar;


- Bahwa saksi tidak pernah melihat hal-hal yang tidak sepatutnya antara
m

ub

terdakwa dan korban, namun saksi pernah melihat korban duduk berdekatan
dan biasanya menempel di bahu terdakwa sambil melihat terdakwa bermain
ka

game di handphonenya;
ep

- Bahwa saksi tidak mengetahui adanya perbuatan cabul terhadap korban


ah

yang dilakukan terdakwa;


R

- Bahwa saksi pernah ada upaya perdamaian secara kekeluargaan,


es

dengan cara saksi sudah meminta maaf namun tidak berhasil dan saksi
M

ng

merasa harga diri saksi dijatuhkan oleh keluarga korban;


on

Halaman 21 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa saksi mengetahui bahwa terdakwa telah menyebarkan foto

R
korban yang terlihat payudaranya;

si
- Bahwa tentang perbuatan cabul yang dilakukan oleh terdakwa itu juga

ne
ng
didasari karena korban yang lebih aktif terhadap terdakwa, bahkan korban
yang lebih sering duduk berdekatan dengan terdakwa dan menempel dibahu
terdakwa bahkan sampai masuk-masuk kekamar terdakwa;

do
gu - Terhadap keterangan saksi, Terdakwa memberikan pendapatnya tidak
keberatan dan membenarkannya;

In
A
2. Harmadi dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut :
ah

- Bahwa saksi akan memberikan keterangan karena telah terjadi tindak

lik
pidana perbuatan cabul;
- Bahwa yang melakukan tindak pidana perbuatan cabul tersebut adalah
am

ub
teman yang bernama Punel Setiaki, dan yang menjadi korbannya yaitu saksi
Maritza Adestya Binti Wahyu Nur Wastika Adestyan;
ep
- Bahwa tindak pidana perbuatan cabul tersebut terjadi pada hari Kamis
k

tanggal 11 Februari 2021 sekira pukul 11.00 WIB diruang tamu rumah
ah

Terdakwa yang beralamatkan di Dusun II RT. 002/002 Desa Karang Sari Kec.
R

si
Ketapang Kab. Lampung Selatan;
- Bahwa antara terdakwa dengan saksi mempunyai hubungan pacaran;

ne
ng

- Bahwa korban sering datang kerumah Terdakwa, dan terkadang saksi


sering kumpul bersama dirumah Terdakwa;

do
gu

- Bahwa tujuan korban datang kerumah Terdakwa adalah menemui


Terdakwa untuk bermain game dan berkumpul bersama;
- Bahwa saksi tidak pernah melihat hal-hal yang tidak sepatutnya antara
In
A

Terdakwa dan korban, namun saksi sering melihat korban duduk berdekatan
dan biasanya menempel di bahu Terdakwa sambil melihat Terdakwa bermain
ah

lik

game di handphonenya;
- Bahwa saksi tidak mengetahui adanya perbuatan cabul terhadap korban
m

ub

yang dilakukan Terdakwa tetapi Terdakwa pernah bercerita bahwa mereka


sering berpelukkan, berciuman, payudara korban juga sering dipegang-
ka

pegang, terdakwa juga sering memasukkan jarinya dan memainkan jarinya di


ep

kemaluan;
ah

- Bahwa sejauh ini saksi sering melihat korban dan terdakwa duduk
R

berdekatan dan korban lebih aktif dibanding Terdakwa, karena korban sering
es

menempel dibahu terdakwa bahkan dengan bebas sering masuk ke kamar


M

ng

Terdakwa;
on

Halaman 22 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa saksi tidak tahu siapa yang menyebarkan foto korban, tapi saksi

R
pernah melihat dan mengetahui dari keponakan saksi;

si
- Bahwa tentang perbuatan cabul Terdakwa, Korban juga yang lebih aktif

ne
ng
terhadap Terdakwa, bahkan korban yang lebih sering duduk berdekatan
dengan Terdakwa dan menempel dibahu Terdakwa bahkan sampai masuk-
masuk kekamar Terdakwa;

do
gu - Terhadap keterangan saksi, Terdakwa memberikan pendapatnya tidak
keberatan dan membenarkannya;

In
A
Menimbang, bahwa Penuntut Umum mengajukan barang bukti sebagai
berikut:
ah

1. 1 (satu) potong kaos pendek warna kuning gambar perahu layar;

lik
2. 1 (satu) potong celana panjang selutut warna hijau muda;
3. 1 (satu) potong celana dalam wanita warna ungu;
am

ub
4. 1 (satu) potong bra wanita bra warna merah dengan tali warna putih
motif tulisan;
ep
Menimbang, bahwa Penuntut Umum mengajukan alat bukti surat, yang
k

telah dibacakan di persidangan berupa:


ah

1. Visum Et Repertum Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Bob Bazar, SKM
R

si
Nomor: 460/93.E.VER/VI.04/V/2021 tanggal 03 Mei 2021 yang dibuat dan
ditandatangani oleh dr. Liestya Risnawati, dokter pemeriksa pada Rumah

ne
ng

Sakit Umum Daerah Dr. H. Bob Bazar, SKM dengan dengan hasil
kesimpulan pemeriksaan sebagai berikut :

do
gu

 Telah dilakukan pemeriksaan terhadap korban, seorang


perempuan, berusia sekitar tujuh belas tahunan datang dalam keadaan
sadar.
In
A

 Tampak celah pada selaput dara yang disertai dengan tanda-


tanda peradangan lama akibat trauma tumpul;
ah

lik

Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang diajukan
diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut:
m

ub

- Bahwa terdakwa telah melakukan tindak pidana pencabulan dengan


saksi Maritza Adestya Binti Wahyu Nur Wastika Adestyan, yang merupakan
ka

pacar terdakwa tersebut terjadi pada hari Kamis tanggal 11 Februari 2021
ep

sekira pukul 11.00 WIB diruang tamu rumah terdakwa yang beralamatkan di
ah

Dusun II RT. 002/002 Desa Karang Sari Kec. Ketapang Kab. Lampung
R

Selatan;
es

- Bahwa situasi keadaan rumah terdakwa pada saat terdakwa melakukan


M

ng

pencabulan tersebut dalam keadaan sepi, namun ada orang tua terdakwa
on

Halaman 23 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
didalam, dan orang tua terdakwa tidak tahu jika terdakwa melakukan

R
pencabulan di ruang tamu rumah terdakwa bersama korban;

si
- Bahwa terdakwa melakukan tindak pidana percabulan bersama korban

ne
ng
sudah lebih dari 3 (tiga) kali;
- Bahwa cara terdakwa melakukan pencabulan tersebut bermula pada
hari Kamis tanggal 11 Februari 2021 sekitar pukul 11.00 WIB saat saksi

do
gu korban Maritza Adestya Binti Wahyu sedang main ke rumah terdakwa yang
terletak Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung

In
A
Selatan lalu terdakwa mengajak berhubungan badan kepada korban
dengan mengatakan “ayo ngewe” lalu korban menjawab “gak mau” lalu
ah

terdakwa mengatakan “kamu gak usah macem-macem sama saya! karena

lik
foto aib kamu ada sama saya, jangan macem-macem kalo foto itu gak mau
saya sebar!” lalu korban menjawab “foto yang mana?” lalu terdakwa
am

ub
menunjukkan foto korban sedang tiduran diatas paha terdakwa dengan
payudara korban dipegang oleh terdakwa yang mana dalam foto tersebut
ep
terlihat payudara sebelah kiri korban namun tidak terlihat wajahnya dan
k

terlihat baju yang sedang korban gunakan berupa 1 (satu) potong kaos
ah

pendek warna kuning gambar perahu layar, 1 (satu) potong celana panjang
R

si
selutut warna hijau muda, 1 (satu) potong celana dalam wanita warna ungu,
1 (satu) potong bra wanita bra warna merah dengan tali warna putih motif

ne
ng

tulisan korban bertanya “kok bisa ada foto itu?” lalu terdakwa menjawab “ya
aku foto itu untuk takut-takutin kamu, makanya kamu jangan macem-

do
gu

macem sama aku” sehingga korban takut foto tersebut tersebar dan pasrah,
kemudian terdakwa dan korban yang sedang dalam posisi duduk diatas
sofa lalu terdakwa menurunkan celana dan celana dalam yang korban
In
A

gunakan sampai lutut lalu terdakwa membuka celana dan celana dalam
yang terdakwa gunakan sampai terlepas lalu terdakwa memasukkan
ah

lik

kemaluannya ke dalam kemaluan korban yang mana saat itu kemaluan


terdakwa masuk dengan mudahnya kedalam kemaluan korban lalu
m

ub

terdakwa melepaskan kemaluannya dari kemaluan korban, setelah itu


korban memakai kembali celana yang digunakannya dan terdakwa juga
ka

menggunakan celana yang digunakannya kembali, kemudian korban


ep

kembali ke rumahnya di Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten


ah

Lampung Selatan. Bahwa sebelumnya pada hari dan tanggal sudah tidak
R

diingat lagi sekitar bulan Desember 2020 terdakwa dan korban sering
es

berpelukan dan berciuman di rumah terdakwa, kemudian pada hari dan


M

ng

tanggal sudah tidak diingat lagi sekitar bulan Februari 2021 korban sedang
on

Halaman 24 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berada di rumah terdakwa lalu terdakwa bertanya kepada korban “boleh

R
pegang-pegang yang atas gak?” lalu korban menjawab “buat apa?” lalu

si
terdakwa mengatakan “masa pacaran cuma peluk cium doang, teman aku

ne
ng
aja pegang payudara pacar gak papa” lalu korban menjawab “ya udah gak
papa, asalkan ga ngewe” sehingga terdakwa melepaskan kaitan bra yang
korban gunakan lalu payudara korban dipegang dan diremas menggunakan

do
gu kedua tangan terdakwa, setelah itu terdakwa menjadi sering memegang
payudara korban yang mana sudah ± 4 (empat) kali, kemudian pada hari

In
A
dan tanggal sudah tidak diingat lagi sekitar bulan Februari 2021 di rumah
terdakwa, korban juga sering kemaluannya dimasuki jari tangan terdakwa
ah

dengan cara terdakwa mengusap-usap dan menggesekkan jarinya di bibir

lik
kemaluan korban yang mana ± 4 (empat) kali terdakwa melakukan hal
tersebut kepada korban dengan alasan terdakwa ingin membersihkan
am

ub
kemaluan korban;
- Bahwa korban tidak berontak dan tidak melakukan perlawanan pada
ep
saat terdakwa melakukan perbuatan cabul tersebut;
k

- Bahwa tujuan terdakwa memfoto payudara korban untuk sekedar


ah

koleksi pribadi terdakwa;


R

si
- Bahwa tujuan terdakwa menyebarkan foto korban untuk
mempermalukan korban, dan agar korban dijauhi temannya karena

ne
ng

sebelumnya terdakwa merasa kesal korban tidak menuruti kemauan


terdakwa;

do
gu

- Bahwa terdakwa tidak mengetahui akibat yang terjadi pada korban dari
tindak pidana pencabulan yang terdakwa lakukan;
- Bahwa bersadarkan Visum Et Repertum Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.
In
A

Bob Bazar, SKM Nomor: 460/93.E.VER/VI.04/V/2021 tanggal 03 Mei 2021


yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Liestya Risnawati, dokter pemeriksa
ah

lik

pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Bob Bazar, SKM dengan hasil
kesimpulan pemeriksaan sebagai berikut :
m

ub

 Telah dilakukan pemeriksaan terhadap korban, seorang


perempuan, berusia sekitar tujuh belas tahunan datang dalam keadaan
ka

sadar.
ep

 Tampak celah pada selaput dara yang disertai dengan tanda-


ah

tanda peradangan lama akibat trauma tumpul;


R

Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian dalam putusan ini


es

maka segala sesuatu yang terjadi selama persidangan yang telah termuat
M

ng

on

Halaman 25 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam Berita Acara Persidangan dianggap telah termasuk dan telah

R
dipertimbangkan dalam putusan ini;

si
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

ne
ng
mempertimbangkan apakah berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut diatas,
Terdakwa dapat dinyatakan telah melakukan tindak pidana yang didakwakan
kepadanya;

do
gu Menimbang, bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum
dengan dakwaan yang berbentuk alternatif, sehingga Majelis Hakim dengan

In
A
memperhatikan fakta-fakta hukum tersebut diatas memilih langsung dakwaan
alternatif Kesatu sebagaimana diatur dalam Pasal 81 Ayat (1) Undang-Undang
ah

Nomor 17 Tahun 2016 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

lik
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang-
am

ub
Undang, yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut;
Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan unsur-unsur pasal
ep
dari dakwaan penuntut umum, terlebih dahulu Majelis Hakim akan
k

mempertimbangkan rumusan Pasal 81 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17


ah

Tahun 2016 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-


R

si
Undang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang,

ne
ng

Pasal tersebut berbunyi, “Setiap orang yang melangggar ketentuan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76D dipidana dengan pidana penjara

do
gu

paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda
paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)”, sedangkan ketentuan
Pasal 76D berbunyi “Setiap Orang dilarang melakukan kekerasan atau
In
A

ancaman kekerasan memaksa Anak melakukan persetubuhan dengannya atau


dengan orang lain”
ah

lik

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas rumusan


dakwaan kesatu Penuntut Umum yaitu Pasal 81 ayat (1) Undang-Undang
m

ub

Nomor 17 Tahun 2016 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti


Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
ka

Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang-


ep

Undang, yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:


ah

1. Setiap orang;
R

2. Dengan sengaja;
es

3. Melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak


M

ng

melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain;


on

Halaman 26 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis Hakim

R
mempertimbangkan sebagai berikut:

si
Ad.1. Unsur “Setiap orang”;

ne
ng
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan unsur “Setiap Orang”
dalam undang-undang ini mempunyai pengertian yang sama dengan pengertian
“Barang Siapa” dalam KUHP adalah subjek hukum yaitu orang atau badan

do
gu hukum yaitu pelaku peristiwa atau tindak pidana yang melakukan tindak pidana
seperti yang didakwakan oleh Penuntut Umum dalam perkara yang sedang

In
A
diadili yang identitasnya sebagaimana dalam dakwaan Penuntut Umum, maka
pelakunya tidaklah memerlukan suatu kriteria tertentu, siapa saja dapat
ah

melakukannya;

lik
Menimbang, bahwa dipersidangan telah dihadapkan oleh Penuntut
umum seorang yang bernama Punel Setiaki Bin Sumeto yang selama proses
am

ub
pemeriksaan persidangan telah menjawab dan membenarkan identitasnya
sesuai dengan identitas Terdakwa yang dicantumkan dalam surat dakwaan
ep
Penuntut Umum, sehingga subjek hukum dalam perkara a quo tidaklah Error in
k

Persona dan kapasitas Terdakwa adalah sebagai orang;


ah

Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat bahwa Terdakwalah


R

si
orang yang dimaksud dengan ‘’Setiap orang’’ dalam Pasal 81 Ayat (1) Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun

ne
ng

2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Jo Undang-Undang Republik

do
gu

Indonesia Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah


Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
In
A

2002 tentang Perlindungan Anak Jo Pasal 76D Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang
ah

lik

Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak sedang


tentang perbuatan pidana yang didakwakan kepadanya dan apakah Terdakwa
m

ub

dapat dimintai pertanggungjawaban akan dipertimbangkan dalam pembuktian


unsur-unsur selanjutnya;
ka

Menimbang, bahwa dengan demikian maka unsur ini telah terpenuhi


ep

menurut hukum;
ah

Ad. 2. Unsur “Dengan Sengaja”:


R

Menimbang bahwa yang dimaksud dengan sengaja adalah perbuatan


es

yang dilakukan merupakan suatu perbuatan yang didasarkan pada niat dari si
M

ng

pelaku, dimana pelaku mengetahui akan perbuatan yang dilakukannya adalah


on

Halaman 27 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
suatu perbuatan yang dilarang dan apabila tetap dilakukan maka berakibatkan

R
perbuatan yang dilakukannya adalah perbuatan yang telah melanggar hukum

si
dan dilakukan dengan sengaja;

ne
ng
Menimbang, bahwa unsur dengan sengaja dapat dibuktikan dengan
melihat dari kehendak dan maksud Terdakwa maupun pengetahuan Terdakwa
terhadap perbuatan yang dilakukannya;

do
gu Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan sengaja menurut ilmu
hukum pidana sebagaimana dalam memori penjelasan (Memori Van Toelichting)

In
A
dapat diartikan adanya :
a. Opzet Als Oogmerk (kesengajaan yang bersifat tujuan) yaitu bahwa
ah

pengertian kesengajaan yang bersifat tujuan ini adalah pelaku dalam

lik
melakukan perbuatannya itu harus menyadari dan menginsyafi akan
perbuatan yang dilakukannya dan akibat yang timbul dari perbuatannya itu
am

ub
adalah merupakan tujuan dari pelaku.
b. Opzet by Zekerheids Bewustzijn (kesengajaan wears keinsyafan
ep
kepastian) yaitu bahwa pengertian kesengajaan wears keinsyafan kepastian
k

ini adalah pelaku dengan perbuatannya tidak bertujuan untuk mencapai


ah

akibat yang menjadi dasar dari kejahatan, tetapi ia tahu benar bahwa akibat
R

si
itu pasti akan mengikuti perbuatan itu.
c. Opzet by Mogelijkheids Bewustzijn (kesengajaan secara keinsyafan

ne
ng

kemungkinan) yaitu bahwa pengertian kesengajaan secara keinsyafan


kemungkinan ini adalah pelaku dengan perbuatannya tidak bertujuan untuk

do
gu

mencapai akibat yang menjadi dasar dari kejahatan, tetapi ia hanya


menyadari dan menginsyafi kemungkinan bahwa akibat itu kemungkinan
akan mengikuti perbuatan itu.
In
A

Menimbang, bahwa secara umum pengertian kesengajaan adanya niat


dan kehendak sejak semula dalam diri Terdakwa yang diikuti dengan perbuatan
ah

lik

yang dilarang secara jelas oleh Undang-Undang ;


Menimbang, bahwa selain mendasarkan kepada pengertian dengan
m

ub

sengaja dimaksud, dalam unsur ini juga terdapat pelbagai perbuatan yang
secara hukum dalam perkara ini dilarang untuk dilakukan. Namun perbuatan
ka

dimaksud merupakan alternatif elemen, yang tidak harus keseluruhan perbuatan


ep

yang ada dalam unsur ini harus terbukti dilakukan. Cukup satu perbuatan yang
ah

dilakukan oleh Terdakwa terbukti, maka unsur ini dianggap terbukti adanya;
R

Menimbang, bahwa pada pemeriksaan di persidangan telah di dapatkan


es

fakta-fakta hukum bahwa Terdakwa dalam melakukan perbuatannya disertai


M

ng

dengan ancaman kekerasan yakni akan menyebarkan foto Anak Korban yang
on

Halaman 28 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sedang tiduran diatas paha Terdakwa dengan payudara korban dipegang oleh

R
Terdakwa, yang mana dalam foto tersebut terlihat payudara sebelah kiri korban

si
namun tidak terlihat wajahnya, sehingga Anak Korban Maritza Adestya

ne
ng
melakukan persetubuhan dengan Terdakwa lebih dari 1 (satu) kali adalah
perbuatan yang dapat dikategorikan dilakukan dengan kesengajaan yang
dikehendaki (opzet met zekerheidsbewustzijn), karena Terdakwa memang

do
gu menghendaki perbuatan tersebut terjadi dan terbukti Terdakwa telah melakukan
ancaman kekerasan memaksa Anak Korban Maritza Adestya melakukan

In
A
persetubuhan dengan Terdakwa lebih dari 1 (satu) kali, dan Terdakwa
menyadari akibat perbuatan yang dilakukannya serta timbulnya niat tersebut
ah

adalah dari diri Terdakwa sendiri, Terdakwa juga mengetahui apabila perbuatan

lik
yang telah dilakukannya adalah perbuatan yang salah;
Menimbang, bahwa Terdakwa juga telah melanggar hak subyektif orang
am

ub
lain yaitu dengan melakukan ancaman kekerasan memaksa Anak Korban
Maritza Adestya melakukan persetubuhan dengan Terdakwa lebih dari 1 (satu)
ep
kali maka Anak Korban Maritza Adestya telah kehilangan haknya yaitu
k

kehormatan Anak Korban Maritza Adestya sehingga perbuatan Terdakwa


ah

tersebut berakibat Anak Korban Maritza Adestya kehilangan kehormatannya


R

si
yang merupakan harta yang paling berharga bagi Anak Korban Maritza Adestya;
Menimbang, bahwa atas dasar pertimbangan hukum di atas, unsur

ne
ng

“dengan sengaja” telah dapat terpenuhi menurut hukum;

do
gu

Ad.3. Unsur “Melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa


anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain”;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan kekerasan pada pasal 89
In
A

KUHP disamakan dengan “membuat orang pingsan atau tidak berdaya“


sedangkan R. Soesilo memberi arti kekerasan dengan kata mempergunakan
ah

lik

tenaga atau kekuatan jasmani yang tidak kecil secara tidak sah (Vide: R.
Soesilo“ Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-
m

ub

Komentarnya Lengkap Pasal demi Pasal Politeia, hal 98);


Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan ancaman kekerasan
ka

adalah ancaman kekerasan fisik yang ditujukan pada orang yang ditujukan
ep

kepada orang, yang pada dasarnya juga berupa perbuatan fisik mana dapat
ah

saja berupa perbuatan persiapan untuk dilakukan perbuatan fisik yang besar
R

atau lebih besar yang berupa kekerasan, yang akan mungkin segera dilakukan
es

atau diwujudkan kemudian bilamana ancaman itu tidak membuahkan hasil


M

ng

sebagaimana yang diinginkan pelaku;


on

Halaman 29 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa ancaman kekerasan mengandung 2 (dua) aspek

R
penting, yaitu sebagai berikut :

si
1. Aspek objektif ialah :

ne
ng
a. Wujud nyata dari ancaman kekerasan yang berupa perbuatan persiapan
dan mungkin sudah merupakan permulaan pelaksanaan untuk dilakukan
perbuatan yang lebih besar yakni kekerasan secara sempurna;

do
gu b. Menyebabkan orang menerima kekerasan menjadi tidak berdaya
secara psikis, berupa rasa takut, rasa cemas (unsur subjektif yang

In
A
diobjektifkan);
2. Aspek Subjektif ialah :
ah

Timbulnya suatu keyakinan dalam diri penerima kekerasan bahwa jika

lik
kehendak pelaku yang diminta tidak dipenuhi maka kekerasan itu benar-
benar diwujudkan. Aspek kepercayaan ini sangatlah penting karena tanpa
am

ub
kepercayaan, Korban tidak akan membiarkan dilakukan atau melakukan
suatu perbuatan; (Vide: Adami Chazawi: “Tindak pidana mengenai
ep
Kesusilaan”, Rajawali Perss, hal 66);
k

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan kekerasan atau ancaman


ah

kekerasan disini tidak hanya berupa kekerasan fisik akan tetapi juga meliputi
R

si
kekerasan psikis;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan memaksa (dwingen) adalah

ne
ng

perbuatan yang ditujukan pada orang lain dengan menekan suatu kehendak
yang bertentangan dengan kehendak orang lain tersebut agar orang lain

do
gu

tersebut menerima kehendak orang yang menekannya. Menerima kehendak


setidaknya ada 2 (dua) macam yaitu:
1. Menerima apa yang akan diperbuat terhadap dirinya sendiri ;
In
A

2. Orang yang dipaksa berbuat yang sama sesuai dengan apa


yang dikehendaki orang yang memaksa ;
ah

lik

(Vide: Adami Chazawi : “Tindak pidana mengenai Kesusilaan”, Rajawali


Perss, hal 63);
m

ub

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan persetubuhan adalah


dimasukkannya batang kemaluan laki-laki (penis) ke dalam liang vagina
ka

perempuan sedemikian rupa, yang tidak perlu ditandai adanya kenikmatan yang
ep

dirasakan baik bagi laki-laki ataupun perempuan;


ah

Menimbang, bahwa selanjutnya yang dimaksud dengan Anak korban


R

berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem


es

Peradilan Pidana Anak Pasal 1 Angka 4 Anak yang Menjadi Korban Tindak
M

ng

Pidana yang selanjutnya disebut Anak Korban adalah anak yang belum berumur
on

Halaman 30 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
18 (delapan belas) tahun yang mengalami penderitaan fisik, mental, dan/atau

R
kerugian ekonomi yang disebabkan oleh tindak pidana;

si
Menimbang, bahwa berdasarkan Keterangan Para Saksi, Keterangan

ne
ng
Anak Korban, alat bukti surat diperoleh fakta hukum bahwa umur Anak Korban
Maritza Adestya Binti Wahyu Nur Waskita Adestyan pada saat kejadian adalah
17 (tujuh belas) tahun sebagaimana tersebut dalam alat bukti surat berupa

do
gu fotokopi Kutipan Akta Kelahiran Nomor: 3675/2003 tanggal 29 Juli 2003 dan
Kartu Keluarga No.1801143006150007 atas nama Kepala Keluarga Wahyu Nur

In
A
Waskita Adestyan, sesuai dengan pertimbangan hukum diatas bahwa Anak
Korban Maritza Adestya masih dalam kategori “anak”;
ah

Menimbang, bahwa berdasarkan Keterangan Para Saksi, Keterangan

lik
Anak Korban Maritza Adestya, Alat Bukti Surat yang bersesuaian satu sama lain
dan barang bukti yang diajukan di persidangan diperoleh fakta hukum bahwa
am

ub
pada tanggal Kamis tanggal 11 Februari 2021 sekira pukul 11.00 WIB diruang
tamu rumah terdakwa yang beralamatkan di Dusun II RT. 002/002 Desa Karang
ep
Sari Kec. Ketapang Kab. Lampung Selatan, terdakwa telah melakukan tindak
k

pidana pencabulan dengan saksi Maritza Adestya Binti Wahyu Nur Wastika
ah

Adestyan, yang merupakan pacar terdakwa;


R

si
Menimbang, bahwa situasi keadaan rumah terdakwa pada saat
terdakwa melakukan pencabulan tersebut dalam keadaan sepi, namun ada

ne
ng

orang tua terdakwa didalam, dan orang tua terdakwa tidak tahu jika terdakwa
melakukan pencabulan di ruang tamu rumah terdakwa bersama korban;

do
gu

Menimbang, bahwa terdakwa melakukan tindak pidana percabulan


bersama korban sudah lebih dari 3 (tiga) kali;
Menimbang, bahwa cara terdakwa melakukan pencabulan tersebut
In
A

bermula pada hari Kamis tanggal 11 Februari 2021 sekitar pukul 11.00 WIB saat
saksi korban Maritza Adestya Binti Wahyu sedang main ke rumah terdakwa
ah

lik

yang terletak Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung


Selatan lalu terdakwa mengajak berhubungan badan kepada korban dengan
m

ub

mengatakan “ayo ngewe” lalu korban menjawab “gak mau” lalu terdakwa
mengatakan “kamu gak usah macem-macem sama saya! karena foto aib kamu
ka

ada sama saya, jangan macem-macem kalo foto itu gak mau saya sebar!” lalu
ep

korban menjawab “foto yang mana?” lalu terdakwa menunjukkan foto korban
ah

sedang tiduran diatas paha terdakwa dengan payudara korban dipegang oleh
R

terdakwa yang mana dalam foto tersebut terlihat payudara sebelah kiri korban
es

namun tidak terlihat wajahnya dan terlihat baju yang sedang korban gunakan
M

ng

berupa 1 (satu) potong kaos pendek warna kuning gambar perahu layar, 1
on

Halaman 31 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(satu) potong celana panjang selutut warna hijau muda, 1 (satu) potong celana

R
dalam wanita warna ungu, 1 (satu) potong bra wanita bra warna merah dengan

si
tali warna putih motif tulisan korban bertanya “kok bisa ada foto itu?” lalu

ne
ng
terdakwa menjawab “ya aku foto itu untuk takut-takutin kamu, makanya kamu
jangan macem-macem sama aku” sehingga korban takut foto tersebut tersebar
dan pasrah, kemudian terdakwa dan korban yang sedang dalam posisi duduk

do
gu diatas sofa lalu terdakwa menurunkan celana dan celana dalam yang korban
gunakan sampai lutut lalu terdakwa membuka celana dan celana dalam yang

In
A
terdakwa gunakan sampai terlepas lalu terdakwa memasukkan kemaluannya ke
dalam kemaluan korban yang mana saat itu kemaluan terdakwa masuk dengan
ah

mudahnya kedalam kemaluan korban lalu terdakwa melepaskan kemaluannya

lik
dari kemaluan korban, setelah itu korban memakai kembali celana yang
digunakannya dan terdakwa juga menggunakan celana yang digunakannya
am

ub
kembali, kemudian korban kembali ke rumahnya di Desa Karang Sari
Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan. Bahwa sebelumnya pada
ep
hari dan tanggal sudah tidak diingat lagi sekitar bulan Desember 2020 terdakwa
k

dan korban sering berpelukan dan berciuman di rumah terdakwa, kemudian


ah

pada hari dan tanggal sudah tidak diingat lagi sekitar bulan Februari 2021
R

si
korban sedang berada di rumah terdakwa lalu terdakwa bertanya kepada
korban “boleh pegang-pegang yang atas gak?” lalu korban menjawab “buat

ne
ng

apa?” lalu terdakwa mengatakan “masa pacaran cuma peluk cium doang,
teman aku aja pegang payudara pacar gak papa” lalu korban menjawab “ya

do
gu

udah gak papa, asalkan ga ngewe” sehingga terdakwa melepaskan kaitan bra
yang korban gunakan lalu payudara korban dipegang dan diremas
menggunakan kedua tangan terdakwa, setelah itu terdakwa menjadi sering
In
A

memegang payudara korban yang mana sudah ± 4 (empat) kali, kemudian pada
hari dan tanggal sudah tidak diingat lagi sekitar bulan Februari 2021 di rumah
ah

lik

terdakwa, korban juga sering kemaluannya dimasuki jari tangan terdakwa


dengan cara terdakwa mengusap-usap dan menggesekkan jarinya di bibir
m

ub

kemaluan korban yang mana ± 4 (empat) kali terdakwa melakukan hal tersebut
kepada korban dengan alasan terdakwa ingin membersihkan kemaluan korban;
ka

Menimbang, bahwa korban tidak berontak dan tidak melakukan


ep

perlawanan pada saat terdakwa melakukan perbuatan cabul tersebut;


ah

Menimbang, bahwa tujuan terdakwa memfoto payudara korban untuk


R

sekedar koleksi pribadi terdakwa;


es
M

ng

on

Halaman 32 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa tujuan terdakwa menyebarkan foto korban untuk

R
mempermalukan korban, dan agar korban dijauhi temannya karena sebelumnya

si
terdakwa merasa kesal korban tidak menuruti kemauan terdakwa;

ne
ng
Menimbang, bahwa terdakwa tidak mengetahui akibat yang terjadi pada
korban dari tindak pidana pencabulan yang terdakwa lakukan;
Menimbang, bahwa Anak Korban Maritza Adestya pernah diperiksa

do
gu oleh dokter dan berdasarkan hasil bersadarkan Visum Et Repertum Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. H. Bob Bazar, SKM Nomor:

In
A
460/93.E.VER/VI.04/V/2021 tanggal 03 Mei 2021 yang dibuat dan
ditandatangani oleh dr. Liestya Risnawati, dokter pemeriksa pada Rumah Sakit
ah

Umum Daerah Dr. H. Bob Bazar, SKM dengan hasil kesimpulan pemeriksaan

lik
sebagai berikut :
 Telah dilakukan pemeriksaan terhadap korban, seorang
am

ub
perempuan, berusia sekitar tujuh belas tahunan datang dalam keadaan
sadar.
ep
 Tampak celah pada selaput dara yang disertai dengan tanda-
k

tanda peradangan lama akibat trauma tumpul;


ah

Menimbang, bahwa dengan terdakwa mengajak berhubungan badan


R

si
kepada korban Maritza Adestya dengan mengatakan “ayo ngewe” lalu korban
menjawab “gak mau” lalu terdakwa mengatakan “kamu gak usah macem-

ne
ng

macem sama saya! karena foto aib kamu ada sama saya, jangan macem-
macem kalo foto itu gak mau saya sebar!”, lalu korban menjawab “foto yang

do
gu

mana?”, lalu terdakwa menunjukkan foto korban sedang tiduran diatas paha
terdakwa dengan payudara korban dipegang oleh terdakwa, yang mana dalam
foto tersebut terlihat payudara sebelah kiri korban namun tidak terlihat wajahnya
In
A

dan terlihat baju yang sedang korban gunakan berupa 1 (satu) potong kaos
pendek warna kuning gambar perahu layar, 1 (satu) potong celana panjang
ah

lik

selutut warna hijau muda, 1 (satu) potong celana dalam wanita warna ungu, 1
(satu) potong bra wanita bra warna merah dengan tali warna putih motif tulisan
m

ub

korban bertanya “kok bisa ada foto itu?”, lalu terdakwa menjawab “ya aku foto
itu untuk takut-takutin kamu, makanya kamu jangan macem-macem sama aku”
ka

sehingga korban takut foto tersebut tersebar dan pasrah, kemudian terdakwa
ep

dan korban yang sedang dalam posisi duduk diatas sofa lalu terdakwa
ah

menurunkan celana dan celana dalam yang korban gunakan sampai lutut lalu
R

terdakwa membuka celana dan celana dalam yang terdakwa gunakan sampai
es

terlepas lalu terdakwa memasukkan kemaluannya ke dalam kemaluan korban


M

ng

yang mana saat itu kemaluan terdakwa masuk dengan mudahnya kedalam
on

Halaman 33 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kemaluan korban lalu terdakwa melepaskan kemaluannya dari kemaluan

R
korban, setelah itu korban memakai kembali celana yang digunakannya dan

si
terdakwa juga menggunakan celana yang digunakannya kembali, kemudian

ne
ng
korban kembali ke rumahnya di Desa Karang Sari Kecamatan Ketapang
Kabupaten Lampung Selatan, dengan cara terdakwa mengancam korban akan
menyebarkan foto korban tersebut menyebabkan Anak Korban Maritza Adestya

do
gu kesulitan untuk melakukan suatu hal sehingga berdampak pada kesehatan
mental, serta menyebabkan Anak Korban Maritza Adestya memiliki potensi

In
A
mengalami masalah kejiwaan, sehingga Majelis Hakim berpendapat bahwa
ucapan Terdakwa tersebut merupakan ancaman kekerasan yang meliputi
ah

kekerasan fisik dan kekerasan psikis;

lik
Menimbang, bahwa Terdakwa dalam melakukan persetubuhan dengan
Anak korban Maritza Adestya telah dilakukan dengan cara memaksa Anak
am

ub
korban Maritza Adestya, perbuatan memaksa ini dapat dilihat dari perbuatan
Terdakwa yang melakukan persetubuhan dengan Anak Korban Maritza Adestya
ep
dalam keadaan tidak berdaya secara psikis, karena merasa takut dengan
k

ancaman yang Terdakwa katakan sehingga Anak Korban Maritza Adestya tidak
ah

dapat menolak perbuatan Terdakwa tersebut;


R

si
Menimbang, bahwa berdasarkan bunyi Pasal 1 angka 1 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas

ne
ng

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang


Perlindungan Anak tersebut maka dalam hukum pidana yang dimaksud dengan

do
gu

anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk
anak yang masih dalam kandungan, selanjutnya yang dimaksud dengan Anak
korban berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang
In
A

Sistem Peradilan Pidana Anak, Pasal 1 Angka 4 Anak yang Menjadi Korban
Tindak Pidana yang selanjutnya disebut Anak Korban adalah anak yang belum
ah

lik

berumur 18 (delapan belas) tahun yang mengalami penderitaan fisik, mental,


dan/atau kerugian ekonomi yang disebabkan oleh tindak pidana dan
m

ub

berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan bahwa pada waktu


Terdakwa melakukan persetubuhan dengan Anak korban Maritza Adestya
ka

pada saat itu berdasarkan fotocopy Kutipan Akta Kelahiran No. 3675/2003
ep

tanggal 29 Juli 2003 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kependudukan


ah

Kabupaten Sleman atas nama Maritza Adestya Lahir di Sleman tanggal 19 Juli
R

2003, anak perempuan pertama dari suami istri dari Wahyu Nur Waskita
es

Adestyan dan Sumilah sehingga Anak korban Maritza Adestya pada saat
M

ng

kejadian berusia 17 (tujuh belas) tahun sehingga berdasarkan Pasal 1 Angka 1


on

Halaman 34 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan

R
Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang

si
Perlindungan Anak dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun

ne
ng
2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, Anak korban Maritza Adestya
dikategorikan sebagai anak;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas,

do
gu Majelis berpendapat bahwa unsur “Melakukan Ancaman Kekerasan Memaksa
Anak Melakukan Persetubuhan Dengannya telah terpenuhi menurut hukum”;

In
A
Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur Pasal 81 Ayat (1)
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 Tentang Penetapan Peraturan
ah

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang

lik
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang telah terpenuhi, maka Terdakwa
am

ub
haruslah dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan
tindak pidana “dengan sengaja melakukan ancaman kekerasan memaksa anak
ep
melakukan persetubuhan dengannya” sebagaimana didakwakan dalam
k

dakwaan alternative Kesatu Penuntut Umum;


ah

Menimbang, bahwa oleh karena dalam persidangan, Majelis Hakim


R

si
tidak menemukan hal-hal yang dapat menghapuskan pertanggungjawaban
pidana, baik sebagai alasan pembenar dan atau alasan pemaaf sebagaimana

ne
ng

dimaksud dalam pasal 44 sampai dengan pasal 51 KUHP, maka Terdakwa


harus mempertanggungjawabkan perbuatannya;

do
gu

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa mampu bertanggung jawab,


maka harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana;
Menimbang, bahwa oleh karena dalam Pasal 81 Ayat (1) Undang-
In
A

Undang Nomor 17 Tahun 2016 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah


Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua
ah

lik

Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak


Menjadi Undang-Undang, telah ditentukan bahwa terhadap pelaku pelanggaran
m

ub

undang-undang tersebut selain dijatuhi pidana penjara juga dijatuhi pidana


denda yang besarnya sebagaimana telah diatur dalam undang-undang tersebut;
ka

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa telah terbukti secara sah dan
ep

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dan


ah

diancam dalam Pasal 81 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016


R

Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1


es

Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun


M

ng

2002 Tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang, sebagaimana


on

Halaman 35 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dakwaan Kesatu Penuntut Umum, maka selain dijatuhi pidana penjara,

R
Terdakwa juga dijatuhi pidana denda yang besarnya akan ditentukan dalam

si
amar putusan ini;

ne
ng
Menimbang, bahwa karena Terdakwa dijatuhi pidana denda, maka
apabila Terdakwa tidak bisa membayarnya maka sudah sepantasnyalah apabila
Terdakwa mengganti dengan pidana kurungan sebagai penggantinya yang

do
gu lamanya akan ditentukan dalam amar putusan ini;
Menimbang, bahwa di persidangan Lembaga Perlindungan Saksi Dan

In
A
Korban (LPSK) mengajukan permohonan Restitusi dengan surat Nomor: R-
916/5.2.HSKR/LPSK/09/2020 tanggal 15 September 2020;
ah

Menimbang, bahwa terhadap permohonan restitusi yang diajukan oleh

lik
Lembaga Perlindungan Saksi Dan Korban (LPSK) tersebut Majelis Hakim akan
mempertimbangkan sebagai berikut;
am

ub
Menimbang, bahwa berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 31 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik
ep
Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban dan
k

Pasal 1 Angka 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun


ah

2017 Tentang Pelaksanaan Restitusi Bagi Anak, Restitusi adalah pembayaran


R

si
ganti kerugian yang dibebankan kepada pelaku berdasarkan putusan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap atas kerugian materiil dan/atau

ne
ng

immateriil yang diderita korban atau ahli warisnya;


Menimbang, bahwa selanjutnya pada Pasal 3 Peraturan Pemerintah

do
gu

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2017 Tentang Pelaksanaan Restitusi Bagi


Anak Yang Menjadi Korban Tindak Pidana menyebutkan Restitusi bagi Anak
yang menjadi korban tindak pidana berupa:
In
A

a. ganti kerugian atas kehilangan kekayaan;


b. ganti kerugian atas penderitaan sebagai akibat tindak pidana; dan/atau
ah

lik

c. penggantian biaya perawatan medis dan/atau psikologis;


Menimbang, bahwa selanjutnya pada Pasal 7 Peraturan Pemerintah
m

ub

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2017 Tentang Pelaksanaan Restitusi Bagi


Anak Yang Menjadi Korban Tindak Pidana menyebutkan Pengajuan
ka

permohonan Restitusi yang diajukan oleh pihak korban, paling sedikit harus
ep

memuat:
ah

a. identitas pemohon;
R

b. identitas pelaku;
es

c. uraian tentang peristiwa pidana yang dialami;


M

ng

d. uraian kerugian yang diderita; dan


on

Halaman 36 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
e. besaran atau jumlah Restitusi.

R
Menimbang, bahwa terhadap permohonan restitusi dari Lembaga

si
Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Nomor: R-1182/5.2.HSKR/LPSK/09/

ne
ng
2021 tanggal 2 September 2021 yang menerangkan mengenai pengajuan
permohonan restitusi dari Maritza Adestya yang diwakili oleh Sumilah selaku Ibu
Kandungnya sejumlah Rp18.859.000,- (delapan belas juta delapan ratus lima

do
gu puluh sembilan ribu rupiah) dengan rincian kerugian:
1. Biaya transportasi sebanyak 7 (tujuh) kali senilai Rp 665.000,00 (enam

In
A
ratus enam puluh lima ribu rupiah);
2. Biaya konsumsi sebanyak 3 (tiga) kali senilai Rp220.000,00 (dua ratus
ah

dua puluh ribu rupiah);

lik
3. Ganti kerugian kehilangan penghasilan orangtua korban dan jasa kuasa
hukum untuk mendampingi senilai Rp13.956.000,00 (tiga belas juta
am

ub
sembilan ratus lima puluh enam ribu rupiah);
4. Biaya konseling ke psikolog untuk pemulihan psikologis korban senilai
ep
Rp 3.700.000,00 (tiga juta ratus ribu rupiah);
k

5. Biaya perawatan atau pengeluaran yang berhubungan dengan medis


ah

sebanyak 2 (dua) kali senilai Rp318.000,00 (tiga ratus delapam belas ribu
R

si
rupiah);
Menimbang, bahwa pemberian restitusi diberikan atas kerugian materiil

ne
ng

dan/atau immateriil yang diderita korban atau ahli warisnya akibat dari
perbuatan yang dilakukan Terdakwa, dalam perkara aquo Majelis Hakim

do
gu

berpendapat bahwa permohonan restitusi yang diajukan oleh LPSK tersebut


telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
sehingga terhadap permohonan restitusi yang diajukan oleh LPSK dapatlah
In
A

dikabulkan, dan terhadap jumlah restitusi yang harus dibayarkan Majelis Hakim
sependapat dengan perhitungan yang terlampir dalam permohonan restitusi dari
ah

lik

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Nomor: R-


1182/5.2.HSKR/LPSK/09/ 2021 tanggal 2 September 2021 yakni Terdakwa
m

ub

harus membayar biaya restitusi kepada Anak Korban Maritza Adestya sejumlah
Rp18.859.000,- (delapan belas juta delapan ratus lima puluh sembilan ribu
ka

rupiah);
ep

Menimbang, bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik


ah

Indonesia Nomor 43 Tahun 2017 Tentang Pelaksanaan Restitusi Bagi Anak


R

Yang Menjadi Korban Tindak Pidana Pasal 21 ayat (1) menyebutkan Pelaku
es

setelah menerima salinan putusan pengadilan dan berita acara pelaksanaan


M

ng

putusan pengadilan wajib melaksanakan putusan pengadilan dengan


on

Halaman 37 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memberikan Restitusi kepada pihak korban paling lama 30 (tiga puluh) hari

R
sejak menerima salinan putusan pengadilan dan berita acara pelaksanaan

si
putusan pengadilan;

ne
ng
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas maka Terdakwa
harus membayar biaya restitusi kepada Anak Korban sejumlah Rp18.859.000,-
(delapan belas juta delapan ratus lima puluh sembilan ribu rupiah) setelah

do
gu menerima salinan putusan pengadilan dan berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan wajib melaksanakan putusan pengadilan dengan memberikan

In
A
Restitusi kepada pihak korban paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak menerima
salinan putusan pengadilan dan berita acara pelaksanaan putusan pengadilan;
ah

Menimbang, bahwa dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016

lik
Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
am

ub
2002 Tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang tidak diatur secara
tegas mengenai pemberian restitusi kepada korban tindak pidana kekerasan
ep
seksual yang dialami oleh anak korban maupun akibat hukum yang harus
k

diberikan kepada pelaku tindak pidana manakala tidak membayar restitusi yang
ah

telah ditetapkan oleh Pengadilan;


R

si
Menimbang, bahwa pengaturan pemberian restitusi kepada korban
tindak pidana bagi korban secara tegas diatur dalam Undang-Undang Republik

ne
ng

Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan


Orang, mulai Pasal 48 hingga Pasal 50;

do
gu

Menimbang, bahwa dalam Pasal 50 Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
Orang tersebut disebutkan untuk ayat (1) bahwa dalam hal pelaksanaan
In
A

pemberian restitusi kepada pihak korban tidak dipenuhi sampai melampaui


batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat (6), korban atau ahli
ah

lik

warisnya memberitahukan hal tersebut kepada pengadilan, ayat (2) disebutkan


bahwa Pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan surat
m

ub

peringatan secara tertulis kepada pemberi restitusi untuk segera memenuhi


kewajiban memberikan restitusi kepada korban atau ahli warisnya, ayat (3)
ka

bahwa dalam hal surat peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
ep

dilaksanakan dalam waktu 14 (empat belas) hari, pengadilan memerintahkan


ah

Penuntut Umum untuk menyita harta kekayaan terpidana dan melelang harta
R

tersebut untuk pembayaran restitusi, ayat (4) disebutkan jika pelaku tidak
es

mampu membayar restitusi, maka pelaku dikenai pidana kurungan pengganti


M

ng

paling lama 1 (satu) tahun;


on

Halaman 38 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa oleh karena dalam Undang-Undang Nomor 17

R
Tahun 2016 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

si
Undang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

ne
ng
Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang
tidak diatur secara tegas mengenai pemberian restitusi kepada korban tindak
pidana kekerasan seksual yang dialami oleh anak korban maupun akibat hukum

do
gu yang harus diberikan kepada pelaku tindak pidana manakala tidak membayar
restitusi yang telah ditetapkan oleh Pengadilan, maka Hakim di tuntut untuk

In
A
aktif menggali pemikiran-pemikran yang mebawa perubahan guna mengisi
kekosongan hukum dalam undang-undang. ”Keaktifan hakim” atau ”Keaktifan
ah

peradilan” tersebut seringkali dikenal dengan istilah ”Judicial Activism ”;

lik
Menimbang, bahwa ”Judicial Activism” dilakukan dengan tujuan
sebagai pencerahan hukum dan menemukan keadilan bagi korban. Selain itu
am

ub
”Judicial Activism” juga dapat untuk mengisi kekosongan hukum dalam
menggapai keadilan dalam masyarakat, khususnya dalam mengadili perkara-
ep
perkara yang sangat sulit pembuktiannya;
k

Menimbang, bahwa dalam perkara aquo, Majelis Hakim untuk mengisi


ah

kekosongan hukum dalam menggapai keadilan bagi Anak Korban akan


R

si
menerapkan prinsip ”Judicial Activism” dalam pelaksanaan pembayaran restitusi
manakala restitusi tersebut tidak dibayar oleh pelaku/Terdakwa dengan

ne
ng

mengacu kepada Undang-Undang yang telah ada;


Menimbang, bahwa oleh karena itu dalam perkara aquo maka dalam

do
gu

waktu 30 (tiga) puluh hari kalender setelah putusan ini mempunyai kekuatan
hukum tetap Terdakwa harus membayar uang restitusi tersebut kepada Anak
Korban Maritza Adestya, dalam hal pelaksanaan pemberian restitusi kepada
In
A

Anak Korban Maritza Adestya tidak dipenuhi sampai melampaui batas waktu 30
(tiga puluh) hari kalender, Anak Korban atau ahli warisnya memberitahukan hal
ah

lik

tersebut kepada Pengadilan Negeri Kalianda akan memberikan surat peringatan


secara tertulis kepada Terdakwa untuk segera memenuhi kewajiban
m

ub

memberikan restitusi kepada Anak korban Maritza Adestya. Dalam hal surat
peringatan dari Pengadilan Negeri Kalianda tersebut tidak dilaksanakan dalam
ka

waktu 14 (empat belas) hari, Pengadilan Negeri Kalianda memerintahkan


ep

Penuntut Umum untuk menyita harta kekayaan Terdakwa dan melelang harta
ah

tersebut untuk pembayaran restitusi, apabila Terdakwa tidak mampu membayar


R

restitusi, maka Terdakwa dikenai pidana kurungan pengganti yang akan


es

ditentukan dalam amar putusan dibawah ini;


M

ng

on

Halaman 39 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, terhadap permohonan Terdakwa, yang pada pokoknya

R
hanya mempermasalahkan tentang pemidanaan, dan mengenai pemidanaan

si
telah dipertimbangkan di atas, maka terhadap permohonan tersebut tidak perlu

ne
ng
dipertimbangkan lagi;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa telah menjalani masa
penangkapan dan penahanan yang sah menurut hukum dan berdasarkan

do
gu ketentuan Pasal 22 ayat (4) KUHAP maka masa Penangkapan dan Penahanan
yang telah dijalani oleh Terdakwa tersebut haruslah dikurangkan seluruhnya dari

In
A
pidana yang dijatuhkan;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ditahan dan penahanan
ah

terhadap Terdakwa dilandasi alasan yang cukup dan sesuai dengan ketentuan

lik
Pasal 197 Ayat (1) sub K KUHAP, maka perlu ditetapkan agar Terdakwa tetap
ditahan;
am

ub
Menimbang, bahwa terhadap barang bukti berupa:
- 1 (satu) potong kaos pendek warna kuning gambar perahu layar;
ep
- 1 (satu) potong celana panjang selutut warna hijau muda;
k

- 1 (satu) potong celana dalam wanita warna ungu;


ah

- 1 (satu) potong bra wanita bra warna merah dengan tali warna putih
R

si
motif tulisan;
Terhadap barang bukti tersebut diatas telah disita dari Anak Korban

ne
ng

Maritza Adestya Binti Wahyu Nur Waskita Adestyan maka dikembalikan kepada
Anak Korban Maritza Adestya Binti Wahyu Nur Waskita Adestyan;

do
gu

Menimbang, bahwa suatu pemidanaan adalah dimaksudkan di samping


membawa manfaat bagi masyarakat umum, yang terpenting adalah diharapkan
agar membawa manfaat dan berguna pula bagi diri pribadi Terdakwa itu sendiri.
In
A

Oleh karena itu penjatuhan pidana tidaklah bertujuan sebagai balas dendam
dan untuk menimbulkan duka nestapa bagi pelaku tindak pidana, melainkan
ah

lik

dimaksudkan agar pelaku tindak pidana kelak dikemudian hari setelah selesai
menjalani pidana dapat kembali ke masyarakat menempuh hidup dan
m

ub

kehidupannya secara layak dengan bekal kesadaran penuh yang disertai tekad
dan prinsip untuk senantiasa lebih berhati-hati dalam menapaki perjalanan
ka

hidup dan kehidupannya serta dapat berusaha menjadi manusia yang berharkat
ep

dan bermartabat di tengah-tengah masyarakat;


ah

Menimbang, bahwa mengacu kepada Pasal 8 ayat 2 Undang-Undang


R

Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman yang


es

menyebutkan bahwa dalam mempertimbangkan berat ringannya pidana yang


M

ng

akan dijatuhkan, Majelis Hakim wajib memperhatikan sifat yang baik dan sifat
on

Halaman 40 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang jahat dari Terdakwa sedemikian rupa, demikian pula halnya dengan

R
keadaan pribadi dan latar belakang sosiologis Terdakwa perlu dipertimbangkan

si
dalam menjatuhkan pidana yang setimpal dan seadil-adilnya, maka Majelis akan

ne
ng
mempertimbangkan keadaan yang memberatkan dan keadaan yang
meringankan untuk menentukan lamanya pidana yang akan dijatuhkan kepada
Terdakwa yaitu :

do
gu Keadaan yang memberatkan:
- Perbuatan Terdakwa merusak masa depan Anak Korban Maritza

In
A
Adestya Binti Wahyu Nur Waskita Adestyan;
- Perbuatan Terdakwa meresahkan masyarakat;
ah

- Perbuatan Terdakwa menimbulkan trauma bagi korban;

lik
Keadaan yang meringankan:
- Terdakwa belum pernah dihukum;
am

ub
- Terdakwa mengakui dan menyesali perbuatannya;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa telah dinyatakan bersalah
ep
dan harus dihukum, maka Terdakwa haruslah dibebani untuk membayar biaya
k

perkara yang besarnya akan ditentukan dalam amar putusan ini (vide pasal 222
ah

KUHAP);
R

si
Memperhatikan, Pasal 81 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2016 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

ne
ng

Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor


23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang, Undang-

do
gu

Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 Tentang
Perlindungan Saksi Dan Korban, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
In
A

Nomor 43 Tahun 2017 Tentang Pelaksanaan Restitusi Bagi Anak dan


memedomani Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
ah

lik

Pidana, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 tahun 2009 tentang


Kekuasaan Kehakiman, Peraturan Mahkamah Agung Republik
m

ub

Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Administrasi Dan Persidangan Perkara


Pidana Di Pengadilan Secara Elektronik serta peraturan perundang-undangan
ka

lain yang bersangkutan;


ep

MENGADILI:
ah

1. Menyatakan Terdakwa Punel


R

Setiaki Bin Sumeto tersebut di atas telah terbukti secara sah dan
es

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Dengan Sengaja


M

ng

Melakukan Ancaman Kekerasan Memaksa Anak Melakukan Persetubuhan


on

Halaman 41 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dengannya” sebagaimana dalam dakwaan Alternatif Kesatu Penuntut

R
Umum;

si
2. Menjatuhkan pidana kepada

ne
ng
Terdakwa Punel Setiaki Bin Sumeto oleh karena itu dengan pidana
penjara selama 6 (enam) tahun dan denda sejumlah Rp1.000.000.000,-
(satu milyar rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak

do
gu dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 3 (tiga) bulan;
3. Menetapkan lamanya masa

In
A
penangkapan dan penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
ah

4. Menetapkan Terdakwa tetap

lik
ditahan;
5. Menghukum Terdakwa untuk
am

ub
membayar Restitusi kepada Anak Korban Maritza Adestya sebesar
Rp18.859.000,- (delapan belas juta delapan ratus lima puluh sembilan ribu
ep
rupiah) dalam waktu 30 (tiga) puluh hari setelah putusan ini mempunyai
k

kekuatan hukum tetap dengan ketentuan apabila dalam tenggang waktu


ah

tersebut, Terdakwa tidak membayar Restitusi maka Anak Korban Maritza


R

si
Adestya atau ahli warisnya memberitahukan hal tersebut kepada
Pengadilan Negeri Kalianda dan Pengadilan Negeri Kaliada akan

ne
ng

memberikan surat peringatan secara tertulis kepada Terdakwa untuk segera


memenuhi kewajiban memberikan Restitusi kepada Anak korban Maritza

do
gu

Adestya. Dalam hal surat peringatan dari Pengadilan Negeri Kalianda


tersebut tidak dilaksanakan dalam waktu 14 (empat belas) hari, Pengadilan
Negeri Kalianda memerintahkan Penuntut Umum untuk menyita harta
In
A

kekayaan Terdakwa dan melelang harta tersebut untuk pembayaran


restitusi, apabila Terdakwa tidak mampu membayar restitusi tersebut maka
ah

lik

harus diganti dengan pidana kurungan selama 3 (tiga) bulan;


6. Menetapkan barang bukti
m

ub

berupa :
- 1 (satu) potong kaos pendek warna kuning gambar perahu
ka

layar;
ep

- 1 (satu) potong celana panjang selutut warna hijau muda;


ah

- 1 (satu) potong celana dalam wanita warna ungu;


R

- 1 (satu) potong bra wanita bra warna merah dengan tali warna
es

putih motif tulisan;


M

ng

on

Halaman 42 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dikembalikan kepada Anak Maritza Adestya Binti Wahyu Nur Waskita

R
Adestyan;

si
7. Membebankan Terdakwa untuk

ne
ng
membayar biaya perkara sebesar Rp5.000,00 (lima ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Kalianda, pada hari Rabu, tanggal 17 Nopember 2021, oleh

do
gu kami, Febriyana Elisabet, S.H., sebagai Hakim Ketua, Ajie Surya Prawira, S.H.,
Dicky Putra Arumawan, S.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang

In
A
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari dan tanggal itu juga, oleh
Hakim Ketua dengan didampingi para Hakim Anggota tersebut, dibantu oleh Eka
ah

Maisanti, S.H., Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Kalianda, serta

lik
dihadiri oleh Muhammad Assarofi, S.H., Penuntut Umum dan Terdakwa
menghadap dengan didampingi Penasihat Hukumnya;
am

ub
Hakim Anggota, Hakim Ketua,
ep
k
ah

Ajie Surya Prawira, S.H. Febriyana Elisabet, S.H.


R

si
ne
ng

Dicky Putra Arumawan, S.H.

do
gu

Panitera Pengganti,
In
A

Eka Maisanti, S.H.


ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on

Halaman 43 dari 43 Putusan Nomor 331/Pid.Sus/2021/PN Kla


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43

Anda mungkin juga menyukai