Anda di halaman 1dari 18

Kelas A

MAKALAH
KELOMPOK 2
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Bahasa dan Literasi AUD

ASPEK KEMAMPUAN MENYIMAK AUD

DOSEN PENGAMPU: Aulia Rahma,M.Pd

DISUSUN OLEH:
NURMEIYATI 2001040026
PITA DWI APRILIA 2001041021
PRASETYAWATI ALFI NUARI 2001041022
RIESTA RAHMADIAN 2001040027
RIZKA FADILAH FATMAWATI 2001040028
SISKA AYU LESTARI 2001040029

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
2022/2023

i
Kata Pengantar
Puja dan Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Pengembangan Bahasa Dan
Literasi AUD yang berjudul “Aspek Kemampuan Menyimak AUD”.
Teriring ucapan terimakasih kepada Ibu Aulia Rahma, M. Pd selaku dosen
pembimbing kami dalam mata kuliah Pengembangan Bahasa Dan Literasi AUD dan
juga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta motivasi kepada kami
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada
dosen pembimbing dan semua pihak yang telah memotivasi dalam penyusunan
makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Aamiin.

Metro, 28 Februari 2022

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

JUDUL.......................................................................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii
BAB I........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..........................................................................................................................3
2.1 Definisi Mendengar/ Menyimak AUD............................................................................3
2.2 Tahap Kemampuan Mendengar/ menyimak AUD.........................................................3
2.3 Indikator Kemampuan Mendengar/ Menyimak AUD....................................................6
2.4 Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Kemampuan Menyimak AUD......................7
2.5 Strategi Teknik Guru Untuk Mengembangan Kemampuan Mendengar/ Menyimak
AUD....................................................................................................................................10
2.6 Kegiatan Kelas Yang Mendukung Kemampuan Mendengar /Menyimak AUD.............11
BAB III....................................................................................................................................14
PENUTUP...............................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................14
3.2 Saran............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemampuan menyimak merupakan aspek penting dalam perkembangan
bahasa. Kemampuan tersebut berkaitan dengan aspek perkembangan bahasa yang
melibatkan fungsi auditori (mendengar) dan proses mental dalam otak yang
melakukan kegiatan menyimpan, memahami, mengolah, dan menafsirkan
berbagai hal yang didengar. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menyimak
merupakan proses mental yang kompleks yang terjadi pada individu, termaksuk
anak usia dini. Kemampuan menyimak dapat mengembangkan kemampuan lainya
seperti berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan menyimak dapat
dimanfaatkan anak untuk berbagai aspek kehidupan termasuk dalam kegiatan
belajar di sekolah. Saat kegiatan pembelajaran, dalam berinteraksi dengan guru,
teman dan menangkap pelajaran, anak membutuhkan kemampuan menyimak.
Selain itu, pengetahuan yang diserap melalui menyimak dapat tersimpan pada
otak manusia dalam memori jangka panjang. Kemampuan menyimak yang
dimiliki seorang anak juga dapat membantu guru dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.

Pada seluruh aspek perkembangan, bahasa merupakan salah satu aspek


perkembangan yang dapat dikembangkan sejak manusia berada dalam kandungan.
Selain itu orang tua, guru, maupun orang dewasa disekitar anak penting untuk
memperhatikan perkembangan bahasa pada anak. Hal ini dikarenakan bahasa
digunakan sebagai alat komunikasi dengan orang lain. Pada penyelenggaraan
PAUD diberbagai lembaga, kemampuan menyimak merupakan salah satu aspek
bahasa yang kurang diperhatikan oleh guru di dalam kegiatan pembelajaran.
Pengembangan aspek perkembangan bahasa kebanyakan terfokus pada
kemampuan membaca dan menulis saja. Padahal untuk dapat mengembangkan

1
kemampuan membaca dan menulis, seharusnya anak memiliki kemampuan dulu
dalam menyimak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi mendengar/ menyimak AUD?
2. Apa saja tahap perkembangan kemampuan mendengar/ menyimak AUD?
3. Bagaimana indikator kemampuan mendengar/ menyimak AUD?
4. Apa saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan menyimak
AUD?
5. Bagaimana strategi/ teknik guru untuk mengembangkan kemampuan
mendengar/ menyimak AUD?
6. Apa saja kegiatan kelas yang mendukung kemampuan mendengar/
menyimak AUD?.

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui keberagamaan definisi mendengar/menyimak AUD.
2. Untuk mengetahui tahap kemampuan mendengar/menyimak AUD.
3. Untuk mengetahui indikator kemampuan mendengar/menyimak AUD.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan
menyimak AUD.
5. Untuk mengetahui strategi/teknik guru untuk mengembangkan
kemampuan mendengar/menyimak AUD.
6. Untuk mengetahui kegiatan dikelas yang dapat mengembangkan
kemampuan mendengar/menyimak AUD.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Mendengar/ Menyimak AUD
Didefinisikan bahwa menyimak merupakan proses mendengarkan dengan
penuh perhatian yang meliputi pemahaman, mencari makna melalui reaksi,
memilih makna, mengingat, menghadiri, menganalisis dan menggabungkan
dengan pengalaman sebelumnya. Selanjutnya dari definisi kemampuan dan
menyimak dapat didefinisikan pula kemampuan menyimak yang merupakan suatu
daya yang didapat melalui mendengarkan dengan penuh perhatian guna
memperoleh informasi dan memahami makna dari suatu materi yang
disampaikan. Selain itu dalam kemampuan menyimak, anak-anak melalui
beberapa fase atau tahapan menyimak. Adapun fase-fase tersebut adalah auditory
perception yang merupakan kemampuan merasakan dan memahami apa yang
didengar. Kemudian dilanjutkan dengan tahapan auditory discrimination yang
merupakan kemampuan untuk membedakan suara yang didengar, baik itu suara
guru, teman, dan juga orang-orang di sekitarnya. Setelah mampu membedakan
suara yang didengar, maka anak akan mulai memiliki kemampuan auditory
memory, yaitu kemampuan untuk mengingat rangkaian suara dalam kata atau
kalimat yang didengar. Tahapan selanjutnya adalah auditory association, dimana
anak telah mampu menghubungkan kata atau suara-suara yang didengar dengan
pengalaman yang dimiliki ataupun objek, pikiran, dan perasaannya. Tahapan yang
terakhir adalah rhyming skills, anak telah mampu mengenali suara dan kemudian
memproduksi suara yang bersajak.

2.2 Tahap Kemampuan Mendengar/ menyimak AUD


Anak anak sejatinya sudah dapat mendengar sejak bayi. Namun, Ia baru
bisa memahami apa yang didengar dengan baik sejak usia 1 tahun. Ketika
berumur 3 tahun, mereka juga sudah mampu mengingat hal-hal yang ia dengar
dan hal-hal yang terjadi pada dirinya. Berikut merupakan tahapan perkembangan
mendengar anak:

3
1. Usia 0-3 bulan.

 Bayi terbangun ketika mendengar suara yang keras (biasanya


reaksinya adalah menangis).
 Bayi mendengar orang lain berbicara dengan cara memperhatikan
orang yang sedang berbicara.
 Bayi tersenyum ketika diajak bicara.
 Bayi mengenali suara orang yang berbicara kepadanya dan berhenti
menangis ketika diajak ngobrol.
2. Usia 4-6 bulan.
 Anak sudah dapat merespon nada suara (lembut ataupun keras).
 Anak akan melihat sekeliling untuk mencari sumber bunyi
(contoh : bunyi bel, telepon atau benda jatuh).
 Anak akan memperhatikan bunyi yang dihasilkan dari mainannya
(misal : memukul-mukul mainan ke lantai).
3. Usia 7-12 bulan.
 Anak menyukai permainan “ciluk-ba”.
 Anak akan mendengarkan ketika diajak berbicara.
 Anak mengenali kata-kata yang sering ia dengar, misal : susu,
mama, dan lain-lain.
4. Usia 12-24 bulan.
 Anak sudah dapat memahami perintah dan pertanyaan sederhana,
contoh : “mana bolanya?”, “ambil bonekanya”.
 Anak akan menunjuk benda yang dimaksud ketika ditanyai.
 Anak dapat menunjuk beberapa gambar dalam buku ketika ditanya.
5. Usia 2-3 tahun.
 Anak bisa memahami dua perintah sekaligus (contoh : “ambil
bolanya dan taruh di kursi”).
 Anak sudah dapat memperhatikan dan memahami berbagai sumber
bunyi (misalnya: suara TV, pintu ditutup, dan lain lain).

4
 Anak telah memahami perbedaan makna dari berbagai konsep
sederhana, misalnya: “jalan-berhenti”, “didalam-di luar”, “besar-
kecil”, dan lain lain).
6. Usia 3-4 tahun
 Anak sudah mampu untuk mengingat permainan, baik itu
permainan yang ia miliki atau yang pernah dimainkannya.
 Anak terlihat menikmati ketika mendengarkan cerita yang sama
yang diulang-ulang.
 Anak sudah mampu menggabungkan kata-kata dan kalimat dari
awal berdiskusi ke diskusi selanjutnya dengan buku yang sama.
 Anak sudah mampu menunjukan dan memberi nama hewan-hewan
yang berbeda ketika ia mendengarkan suara hewan tersebut.
 Anak mampu mencocokan secara khusus suara-suara musik
terhadap alat-alat yang menghasilkan suara tersebut (misalnya:
ketika didengarkan suara piano, dia sudah tau itu dari piano. ketika
didengarkan suara gitar, ia tau bahwa itu bunyi gitar, drum, dan
lain-lain).
 Anak sudah mampu menanggapi secara tepat pertanyaan-
pertanyaan selama berbicara dengannya.
 Anak mampu mengangkat jari tangan dengan benar sesuai dengan
umurnya ketika ditanya” berapa umurmu?”.
 Anak sudah memahami dan memberi definisi obyek yang mereka
gunakan. Misalnya ketika menggunakan pensil, membaca buku dan
lain-lain.
 Anak sudah memahami perbandingan sederhana (Misalnya : besar,
lebih besar, paling besar).
 Anak memahami pernyataan kondisi (contoh: jika/lalu, karena).
 Anak mampu mempelajari kata-kata yang berhubungan dengan
masa lalu (contoh : kemarin), saat ini (contoh : hari ini) dan akan
datang “ contoh : besok”.

5
 Anak bisa berbicara secara singkat tentang apa yang dilakukannya.
 Anak berusaha untuk menyamai atau meniru gaya berbicara orang
dewasa.
7. Usia 5-6 tahun
 Anak dapat mengenali warna dan bentuk dasar.
 Anak dapat menunjukan pemahaman mengenai hubungan tempat
(diatas, dibawah,didekat, disamping).
 Anak mampu merasakan perbedaan nada (tinggi/rendah) dan
mengerti “tangga nada” (misal do re mi fa so la si do (tinggi).
 Anak dapat melakukan hal yang membutuhkan petunjuk yang lebih
banyak (contoh: ya, kamu boleh pergi, tapi kamu perlu pakai
sepatumu”).
 Anak mampu menjaga informasi dalam urutan yang benar (contoh :
mampu menceritakan kembali sebuah cerita secara terperinci/dari
awal hingga akhir).
 Anak merasa lebih tidak nyaman ketika berada di lingkungan yang
bising atau secara spontan duduk menjauh dari pembicara.
 Anak tidak menanggapi pernyataan atau pertanyaan yang membuat
dia merasa tidak senang ketika berada dalam kelompok (contoh :
siapa yang ingin membantu memberi makan kelinci?”.
 Anak sering mengatakan “apa?” atau “huh?”yang berarti pertanda
dia tidak mendengar atau tidak mengerti dan ini terjadi berulang
kali.
 Anak cukup mengalami kesulitan untuk mengikuti petunjuk ketika
ia hanya mendengar perintah dan tidak melihat wajah pembicara.

2.3 Indikator Kemampuan Mendengar/ Menyimak AUD


Menyimak adalah suatu kegiatan yang sulit karena kosa kata mereka
masih sangat terbatas. Kesulitan mereka akan terbantu jika apa yang disampaikan
guru diiringi dengan gerakan tangan ekspresi wajah dan gerakan tubuh. Anak-
anak dapat lebih memusatkan perhatian terhadap apa yang mereka dengarkan jika

6
disertai kegiatan yang melibatkan mereka. Kemudian ini akan membuat motivasi
mereka yang disuruh untuk mendengar kemudian menulis apa yang didengar.
Contoh kegiatan menyimak menurut Suyanto dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Listen and imitate (mendengar dan meniru).
Mempelajari kosa kata baru dengan menggunakan gambar, anak
mendengar terlebih dahulu apa yang diucapkan itu benar.
b. Listen and repeat (mendengar dan mengulangi).
Permainan dengan materi berupa serangkaian kalimat yang sudah
dipersiapkan guru.
c. Listen and follow instruction (mendengan dan mengikuti instruksi).
Anak harus mendengarkan dengan seksama instruksi yang diberikan guru
kemudian diikuti dengan mengerjakkan tugas sesuai instruksi guru.
d. Listen and match (mendengar dan mencocokan).
Guru membacakan kalimat dan anak menghubungkan gambar yang tepat
dengan kalimat yang baru.
Jadi dapat disimpulkan tahapan menyimak terlebih dahulu mendengarkan
setelah dilihat kemudian menirukan dengar ucapan yang benar, mendengar atau
menyimak apa yang didengar kemudian mengulangi kalimat tersebut, mendengar
atau menyimak dengan seksama sesuai instruksi yang diberikan kemudian
mengerjakkan kegiatan yang telah diinstruksi, mendengar kalimat kemudin
mencocokn atau menghubungkan.

2.4 Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Kemampuan


Menyimak AUD
Menurut Tarigan, beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan
menyimak antara lain sebagai berikut.

 Faktor Fisik.
Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut
menentukan keefektifan serta kualitas keefektifan dalam menyimak.
Sebagai contoh, ada seorang yang sukar sekali mendengar, dalam keadaan
yang sama itu, dia mungkin saja terganggu serta dibingungkan oleh upaya

7
yang dilakukannya untuk mendengar. Secara fisik dia mungkin berada
jauh di bawah ukuran gizi yang normal sehingga tingkat perhatiannya
rendah. Kesehatan serta kesejahteraan fisik merupakan suatu modal
penting yang turut menentukan keberhasilan menyimak. Oleh karena itu,
faktor-faktor fisik yang dapat mengganggu dan menghambat proses
kelancaran menyimak perlu dihilangkan.
 Faktor Psikologis.
Faktor psikologis juga turut mempengaruhi proses menyimak. Faktor
psikologis yang positif akan memberi pengaruh yang baik, sedangkan
faktor psikologis yang negatif akan memberi pengaruh yang buruk
terhadap kegiatan menyimak. Faktor negatif itu antara lain prasangka dan
kurang simpati, keegosentrisan, dan keasikan terhadap minat pribadi,
pandangan yang kurang luas, kebosanan dan kejenuhan, serta sikap yang
tidak layak dilakukan terhadap pembicara. Sedangkan faktor positif yang
menguntungkan bagi kegiatan menyimak, antara lain pengalaman masa
lalu yang menyenangkan sehingga dapat menentukan minat dan pilihan,
serta kepandaian yang beraneka ragam.
 Faktor Pengalaman.
Sikap merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan pengalaman
kita. Kurangnya minat merupakan akibat dari kurang atau tidak ada sama
sekali pengalaman yang dimiliki dalam bidang yang akan disimak itu.
Sikap-sikap antagonistik, sikap yang menentang, serta sikap bermusuhan
timbul dari pengalaman-pengalaman yang tidak menyenagkan. Faktor
pengalaman merupakan faktor yang penting yang mempengaruhi proses
menyimak seseorang.
 Faktor Sikap.
Pada dasarnya manusia mempunyai dua sikap utama, yaitu sikap
menerima dan sikap menolak. Orang akan bersikap menerima pada hal-hal
yang menarik dan menguntungkan baginya dan menolak pada hal-hal yang
tidak menarik dan tidak menguntungkan baginya. Kedua hal itu
memberikan dampak pada menyimak. Masing-masing dapat berupa

8
dampak negatif dan dampak positif. Sebagai pendidik, nantinya kita pasti
lebih memilih dan menanamkan dampak positif kepada siswa didik kita
dari segala bahan yang disajikan, khususnya bahan simak-an. Menyajikan
bahan pelajaran yang baik dengan materi simak-an yang menarik,
ditambah dengan penampilan yang mengasikkan dan mengagumkan, jelas
sangat menguntungkan dan sekaligus membentuk sikap positif bagi siswa.
 Faktor Motivasi.
Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang.
Jika seseorang memiliki motivasi yang kuat maka diharapkan orang itu
akan berhasil mencapai tujuan. Begitu pula dengan menyimak. Dorongan
dan tekat diperlukan dalam mengerjakan sesuatu dalam kehidupan ini.
Menerangkan pelajaran dengan baik dan jelas, mengutarakan maksud dan
tujuan yang hendak dicapai, serta bagaimana cara mencapai tujuan, jelas
merupakan suatu bimbingan kepada para siswa untuk menanamkan serta
memperbesar motivasi mereka untuk menyimak dengan tekun.
 Faktor Jenis Kelamin.
Dari beberapa penelitian, beberapa pakar menarik bahwa antara pria
dan wanita, pada umumnya mempunyai perhatian yang berbeda dan cara
mereka memusatkan perhatian pada sesuatu pun berbeda pula.
 Faktor Lingkungan.
Faktor lingkungan berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar
para siswa pada umumnya. Faktor lingkungan berupa lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Lingkungan fisik menyangkut pengaturan dan penataan
ruang kelas serta sarana dalam pembelajaran menyimak. Lingkungan
sosial mencakup suasana yang mendorong anak-anak untuk
mengekspresikan ide-ide mereka, dan juga mengetahui bahwa sumbangan-
sumbangan mereka akan dihargai. Anak-anak yang mempunyai
kesempatan untuk didengarkan akan lebih sigap lagi mendengarkan
apabila seseorang mempunyai kesempatan berbicara.
 Faktor Peranan Dalam Masyarakat.

9
Kemampuan menyimak dapat juga dipengaruhi oleh peranan dalam
masyarakat. Peranan dalam masyarakat menjadi faktor penting bagi
peningkatan keterampilan menyimak. Jika banyak menyimak maka akan
banyak menyerap pengetahuan pula.

2.5 Strategi Teknik Guru Untuk Mengembangan Kemampuan


Mendengar/ Menyimak AUD
Berbagai strategi dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
menyimak. Paley dalam Bromley mengemukakan bahwa ada beberapa cara yang
dapat dilakukan. Cara-cara tersebut diantaranya adalah:
1. Tetap diam.
Artinya penyimak tidak menambahkan kata-kata sewaktu terjadi
keragu-raguan ketika seorang pembicara sedang berhenti.
2. Teori dan penelitian membuktikan bahwa anak akan belajar lebih banyak
jika guru mendengarkan lebih banyak Bromley.
3. Mempertahankan kontak mata
4. Menggunakan bahasa non verbal
5. Menangkap pengertian
6. Membagi kesan mental
7. Mendorong berbicara
8. Partisipasi kelompok.
Secara lebih khusus metode-metode yang dapat digunakan untuk
mengembangkan kemampuan menyimak pada anak Taman Kanak-Kanak
adalah sebagai berikut :
1). Simak-Ulang Ucap.
Metode simak-ulang ucap biasanya digunakan dalam
memperkenalkan bunyi-bunyi tertentu seperti bunyi kendaraan, suara
binatang, bunyi pintu ditutup atau juga bunyi bahasa. Bunyi bahasa
atau huruf biasanya diperkenalkan pada saat pertama anak belajar
membaca atau mengenal bunyi-bunyi huruf.
2). Simak–Kerjakan Model ucapan guru berisi kalimat perintah. Anak
mereaksi atas perintah guru. Reaksi ini anak dalam bentuk perbuatan.

10
3). Simak–Terka Guru menyiapkan benda-benda yang tidak diketahui
atau tidak diperlihatkan kepada anak. Lalu menyebutkan ciri-ciri benda
tersebut dan anak ditugaskan untuk menerka benda yang dimaksud.
4). Menjawab Pertanyaan Guru.
Menyiapkan bahan simakan berupa cerita, sangat diharapkan taraf
kesukaran cerita baik dari segi isi maupun bahasanya disesuaikan
dengan kemampuan anak. Cerita tersebut juga cerita yang aktual dan
menarik bagi anak. Kemudian guru membacakannya. Lalu guru
mengajukan pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan cerita tersebut.

2.6 Kegiatan Kelas Yang Mendukung Kemampuan Mendengar


/Menyimak AUD
Kegiatan Bercerita Dengan Media Gambar Seri
Kegiatan bercerita merupakan salah satu kegiatan yang umum dilakukan
oleh guru maupun orangtua. Engel dalam Jackman (2009: 137) berpendapat
bahwa “Storytelling is perhaps the most powerful way that human being organize
experience”. Bercerita merupakan cara yang baik bagi seseorang untuk
mengorganisir pengalamannya. Bercerita akan membuat seseorang khususnya
anak usia dini mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai pengalaman
yang pernah dialaminya. Bercerita akan membantu seseorang menemukan
hubungan-hubungan antara informasi yang didapat dari cerita yang pernah
dialami. Bercerita tidak hanya menambah informasi anak tetapi juga merangsang
anak untuk berbicara dan mengungkapkan pikirannya. Menurut Sonawat dan
Francis (2007: 64), “Storytelling is an activity that helps the child do listen and
have an experience in speaking while talking about the story or telling the original
story”. Bercerita akan menarik perhatian anak untuk mendengarkan dan
menyimak untuk memahami apa yang diceritakan padanya. Selain menyimak,
bercerita juga dapat mengembangkan kemampuan berbicara dan sosial emosional
anak. Ketika anak mengungkapkan pendapatnya ataupun mencoba untuk
menceritakan kembali cerita yang disampaikan, tidak hanya kemampuan
bicaranya saja yang berkembang tetapi juga rasa percaya diri untuk berbicara
didepan orang lain.

11
Dari kedua definisi diatas, bercerita dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
yang dapat dilakukan guna menarik perhatian dan minat sehingga anak dapat
lebih mengenal, memahami dan mengembangkan pengetahuan baru ataupun
pengetahuan yang telah dimiliki. Bercerita juga dapat mengembangkan
kemampuan menyimak, berbicara dan sosial emosial anak. Gambar seri yang
merupakan rangkaian gambar lepas yang saling bersambunng antara gambar
pertama dengan gambar yang selanjutnya. Menurut Machado (2010: 343),
Gambar seri atau story sequence cards merupakan “Visual aid for children, who
are learning that stories progress from a beginning to an end, with events, actions
and happenings occurring in a sequence between”. Gambar seri merupakan salah
satu media visual untuk anak. Melalui gambar seri anak lebih memahami cerita
dari awal hingga akhir melalui kejadian-kejadian dalam gambar yang disajikan
secara berurutan. Pada pelaksanaannya kegiatan bercerita dengan media gambar
seri perlu dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah bercerita. Langkah-
langkah pelaksanaan bercerita dengan media gambar berseri adalah sebagai
berikut:
a. Atur posisi duduk anak yang membuatnya nyaman,
b. Siapkan gambar-gambar yang akan digunakan dalam bercerita,
c. Fokuskan perhatian anak dengan mengajak mereka bernyanyi atau bertepuk
tangan sebagai pengantar sebelum memasuki cerita,
d. Lakukan percakapan awal untuk menggiring mereka memperhatikan gambar
yang akan kita gunakan,
e. Bukalah gambar, tempelkan pada papan tulis atau papan tempel,
f. Berilah tambahan penjelasan gambar apabila dibutuhkan,
g. Berikan kesempatan pada anak untuk memberi judul cerita dengan melihat
gambar yang kita gunakan,
h. Mulailah menuturkan cerita yang sebenarnya pada anak,
i. Ketika cerita sudah selesai dituturkan, kita dapat mengajukan pertanyaan
seputar cerita,
j. Selanjutnya, bersama-sama dengan anak menyimpulkan isi cerita,

12
k. Akhiri kegiatan dengan meminta anak untuk menceritakan kembali isi cerita
atau tutup dengan nyanyian yang menggambarkan isi cerita. Melalui kegiatan
bercerita dengan media gambar seri ini anak dapat meningkatkan daya konsentrasi
dan perhatiannya untuk fokus terhadap cerita yang disampaikan. Hal ini akan
membuat anak mudah untuk menyimak cerita. Selain itu, kemampuan anak untuk
berkomunikasi dan berdialog dengan orang lain juga dapat berkembang.

13
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan menyimak
merupakan suatu daya yang didapat melalui mendengarkan dengan penuh
perhatian guna memperoleh informasi dan memahami makna dari suatu materi
yang disampaikan. Adapun fase-fase tersebut adalah auditory perception yang
merupakan kemampuan merasakan dan memahami apa yang didengar. Anak-anak
sejatinya sudah dapat mendengar sejak bayi. Namun, Ia baru bisa memahami apa
yang didengarn dengan baik sejak usia 1 tahun.
Indikator kemampuan mendengar/ menyimak AUD adalah suatu kegiatan
yang sulit karena kosa kata mereka masih sangat terbatas. Kesulitan mereka akan
membantu jika apa yang disampaikan guru diiringi dengan gerakan tangan,
ekspresi wajah dan gerakan tubuh. Anak-anak lebih dapat memusatkan perhatian
terhadap apa yang mereka dengarkan jika disertai dengan kegiatan yang
melibatkan mereka. Kemudian ini dapat membuat motivasi anak untuk disuruh
mendengarkan kemudian menulis apa yang didengar.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan masih jauh dari kata
sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam
menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.

14
DAFTAR PUSTAKA
Eliason C.,& Jenkins L., A. (2012). Pratical guide to early childhood curriculum
ninth edition. New Jersey: Pearson Education, 2012.
Jalongo, M. R. (2007). Early Childhood Language Arts Fourth Edition. Boston:
Pearson Education.
Jaxkman, H. L. (2009). Early education curriculum: a child’s connection to the
world fourth edition.
Belmont: Delmar Cengage Learning. Sonawat, R., & Francis, J. M. (2007).
Language development for preschool children. Mumbai: Multi-tech
Publishing.
Machado, J. M. (2010). Early childhood ecperiences in language art; early
literacy ninth edition. Wadsworth: Cengage Learning.
Risaldy, Sabil. Bermain, Bercerita dan Menyanyi Bagi Anak Usia Dini. Jakarta:
PT Luxima Metro Media, 2014.
Sadiman, Arif dkk. Media Pendidikan pengertian, pengembangan dan
pemanfaatannya. Raja Grafindo Persada, 2011
Dhieni, Nurbiani. Metode Pengembangan Bahasa. Universitas Terbuka, 2013.
Jamaris, Martini. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-
Kanak. Grasindo: Jakarta, 2006.
Jalongo, Mary Renck. Early Childood Language, Arts Fourh Edition. Boston
Pearson Education, 2007.

15

Anda mungkin juga menyukai