Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“HIPERTERMI”

Dosen Pengampuh :

Linda, SKM. M. Kes

Disusun oleh :

1. Gracella Maurent Modati (PO7124120014)


2. Yulfin Indriyani Tawani (PO7124120045)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU

PRODI D3 KEBIDANAN TINGKAT 1-A

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunianya kami bisa diberikan kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini. Dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas kami yaitu
tentang “HIPERTERMIA”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan
oleh sebab itu kami sangat mengharapkann kritik dan saran yang membangun. Dan
semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman
– teman.

Palu,2 april 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

KASUS

BAB I Tinjauan Pustaka

A. Pengertian hipertermi
B. Tanda dan Gejala
C. Klarifikasi Hipertermi
D. Etiologi
E. Penatalaksanaan
F. Pencegahan terhadap Hipertermi

BAB III Penutup

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
KASUS

“Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. S Dengan Hipertermia”

Tanggal/jam pengkajian : 4 Januari 2020 / 10-00 WIB

I. PENGKAJIAN
1. Identitas bayi
Nama : Dikky
Umur/Tgl lahir : 2 hari / 2 Januari 2020
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak ke :1

2. Identitas Orang Tua


Nama Ibu : Ny. S
Umur : 25th
Suku bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan :-
Alamat Rumah : Jl. Soekarno Hatta 46, malang

Nama Ayah : Tn. B


Umur : 25th
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : Sarjana
Penghasilan : 5.000.000/bulan
Alamat Rumah : Jl. Soekarno Hatta 46, Malang
3. Kebutuhan Umum
Ibu cemas karena sejak 2 jam yang lalu bayinya gelisah terus, belum buang
air kecil dan buang air besar sejak kemarin, serta badannya panas setelah
dijemur selama 25 menit pada pagi hari tadi.

4. Riwayat Antenatal
a. Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya secara rutin / ANC rutin
yaitu kebidanan 3X, kpuskesmas 2X, jadi selama kehamilannya ia
memeriksa sebanyak 5X.
b. Mendapat imunisasi TT lengkap.
c. Obat-obat yang pernah diminum : Fe, kalk, Vit C, Vit B6, Vit B1.
d. Keluhan selama hamil
TM I : Mual muntah di pagi hari
TM II : Tidak ada
TM III : Sering kencing
e. Ibu tidak ada riwayat alergi terhadap makana, minuman, maupun obat-
obatan.
f. Tidak ada penyakit menular.
Contohnya : hepatitis, AIDS, Typoid, PMS>
g. Tidak ada penyakit menurun.
Contohnya : DM, Hipertensi
h. Tidak ada penyakit menahun.
Contohnya : TBC, Ashma
i. UK : 40 minggu
j. Selama hamil tidak ada pantangan terhadap makanan, minuman, ibu tidak
mengkomsumsi jamu-jamuan maupun obat-obatan.

5. Riwayat Intranatal
Ibu merasa kencing-kencing tanggal 17 September 2019, pukul 22.00 WIB
sudah mengeluarkan lender bercampur darah, ketuban pecah pada tanggal 18
September pukul 11.00 WIB dengan warna jernih, bau khas, tidak
bercampur meconium. Bayi lajir pad pukul 11.30 WIB ditolong oleh bidan,
persalinan secara spontan, jenis kelamin laki-laki, bayi lahir dengan letak
belakang kepala selama persalinan tidak ada penyulit, plasenta lahir secara
spontan 10 menit setelah bayi lahir.
Lama persalinan :
Kala I : 12 jam
Kala II : 30 menit
Kala III : 10 menit
Kala IV : 2 jam
Obat yang diberikan : Oksitosin 10µ IM.

6. Riwayat Neonatal
Bayi lahir secara : Spontan
As : 7-10
BB : 3000 gram
LD : 34 cm
LK : 34 cm
PB : 50 cm
Makanan : Asi saja

7. Riwayat Nifas
Ibu tidak pernak minum jamu-jamuan, tidak pantangan dalam makanan dan
minuman tertentu.

8. Riwayat Tumbuh Kembang


Bayi lahir dengan BB 3000 gram, PB 50 cm, LD 32 cm, LK 35 cm, Reflek
suching +, Rooting +, Plantar +.

9. Riwayat Imunisasi BBL


Hepatitis B
Polio I / pertama
BCG

10. Pola Kegiatan Sehari-hari


a. Pola Nutrisi
 Sebelum sakit: Sesering mungkin Min. 2 jam sekali
 Selama Sakit : Minum ASI satu kali
b. Pola Eliminasi
 Sebelum sakit
BAB : 3-4x sehari warna kuning kecoklatan, konsistensi lunak, tidak
ada pus / darah.
BAK : 6-8x sehari warna jernih, tidak ada darah / pus.
 Selama sakit
BAB : Belum BAB
BAK : Belum BAK
c. Pola Istrahat
 Sebelum sakit : siang + malam 18 jam
 Selama sakit : belum tidur
d. Pola Hygiene
 Sebelum sakit
Mandi : 2x sehari
Ganti baju : 2x sehari
Ganti popok : 10-12x sehari
 Selama sakit
Mandi : belum mandi
Ganti baju : 1x sehari
Ganti popok : 1x sehari

11. Data Psikososial


Hubungan ibu denga suami, keluarga dan petugas kesehatan terjalin dengan
baik.

12. Pemeriksaan Fisik


a. Tanda-tanda vital
 Nadi : 130 x/menit
 Respirasi : 65 x/menit
 Suhu axila : 37,7℃
b. Kepala
Kepala simetris, tidak ada luka/lesi, kulit kepala bersi, tidak ada
benjolan/tumor, tidak ada caput succedaneum, tidak ada chepal hematon.
c. Mata
Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih keabu-abuan, palpebral
tidak odema.
d. Hidung
Simetris, bersih, tidak ada luka, tidak ada secret, ada pernapasan cuping
hidung.
e. Mulut
Bibir : simetris, tidak ada bibir palatum sumbing, wrana pucat, tidak
ada cheolosis, tidak ada luka.
Lidah : bersih, tidak glostitis, warna merah jambu.
Gusi : warna merah jambu tidak gingivitis.
f. Leher
Simetris, tidak ada pembesaran Tryoid/vena jugularis/kelenjar limfe, tidak
ada webbed neck.
g. Dada
Simetris, bunyi jantung teratur dan jelas, tidak ada ronchi/wheezing/mur-
mur.
h. Abdomen
Simetris, tidak ada luka pada umbilical, tidak ada edema, tidak ada tanda-
tanda infeksi pada tali pusat, tidak ada hepotomegali.
i. Anogetalia
Bersih, 2 buah testis sudah turun diskrotum, tidak ada kelainan pada
genetalia, dan teraba lubang anus.
j. Ekstrimitas atas dan bawah
Kanan dan kiri simetris, tidak ada edema, tidak ada lesi/luka, tidak ada
gangguan pergerakan, tidak ada polidaktil/sindaktil.
k. Punggung
Simetris, bersih tidak ada luka/lesi, tidak ada spina bifida.

13. Pemeriksaan Refleks


a. Suching +
b. Rooting +
c. Moro +
d. Plantar +
14. Status Gizi
 Sebelum sakit
BB : 3000 gram
PB : 50 cm
LD : 34 cm
LK : 34 cm
 Selama sakit
BB : 2980 gram
PB : 50 cm
LD : 34 cm
LK : 34 cm

15. Pemeriksaan Penunjang


Tidak dilakukan

II. INTERPRESTASI DATA

DATA DASAR DIAGNOSA


DS : Diagnosa : Bayi usia 2 hari dengan
Ibu cemas karena sejak 2 jam yang lalu bayinya hipertermi
gelisah terus, belum buang air kecil dan buang air
besar sejak kemarin, serta badannya panas setelah
dijemur selam 25 menit pada pagi hari tadi.

DO :
TTV :
1. Nadi : 130x/menit
2. Respirasi : 60x/menit
3. Suhu axsila : 37,7℃
Pemeriksaan Fisik :
1. Suhu axila : 37,7℃
2. Pernapasan bayi : 65x/menit
3. Ada pernapasan cuping hidung
MASALAH
DATA DASAR Masalah : Bayi gelisah
DS :
Ibu mengatakan bahwa sejak kemarin siang bayinya
gelisah terus dan badannya panas setelah dijemur
pada pagi hari.
DO :
Bayi tampak gelisah dan pucat.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAN


Dehidrasi, heat exhautions, heatstroke, heat syncope, sinkop jantung, dan ingesti.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

V. INTERVENSI

DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL


Bayi usia 2 hari dengan Tujuan :
Hipertermi Hipertermi yang diderita
klien hilang.
Kriteria Hasil
1. Suhu tubuh menjadi
normal yaitu 36,5-37,3℃
(suhu antensial).
2. Pernapasan kembali
normal yaitu
40-60x/menit.
3. Frekuensi urin kembali
normal yaitu 5-6x/sehari
warna kuning jernih.
Intervensi : 1. Hal ini dapat
1. Bidan hubungan baik menumbuhkan rasa
dengan ibu saling percaya
sehingga
mempermudah
tindakan medis.
2. Untuk mengetahui
2. Kaji suhu bayi suhu bayi normal atau
tidak.
3. Dengan berada dalam
3. Pindahkan bayi dalam ruangan dengan suhu
ruangan dengan suhu yang lebih sejuk dapat
ruamgan yang lebih sejuk mempercepat respon
hipotalamus dalam
menurunkan panas
tubuh.
4. Bayi dikompres dengan 4. Dengan memberukan
air hangat kompres air hangat
akan membantu
mempercepat respon
hipotalamus untuk
menghentikan
produksi panas.
5. Dengan mengerti cara
5. Beri HE tentang cara menjemur dengan
menjemur bayi yang baik baik maka bayi akan
terhindar pajanan
sinar matahari yang
terlalu lama.
6. Cegah terjadinya 6. Dengan mencegah
dehidrasi terjadinya dehidrasi
dapat mengurangi
resiko terjadi
komplikasi yang lebih
lanjut.
7. Motivasi ibu untuk 7. Agar perkembangan
kunjungan ulang 2 hari bayi dapat terpantau.
lagi

Masalah Intervensi Rasional


Bayi gelisah Tujuan :
Menghilangkan kegelisahan

Kriteria Hasil :
1. Bayi menyusu dengan
baik
2. Bayi tidak rewel

Intervensi : 1. Jika kebutuhan nutrisi


1. Ibu tetap memberikan bayi terpenuhi maka
ASI dengan cara memeras keadaan bayi akan
susu cepat membaik.
2. Bayi bisa beristrahat
2. Pastikan keadaan yang
dengan teanag.
nyaman untuk bayi
beristrahat

VI. IMPLEMENTASI

Diagnosa Tgl/Jam Tindakan


Bayi usia 2 hari 2 januari 2020 1. Memberikan hubungan saling percaya antara
dengan hipertemi 10.30 WIB klien / keluarga dengan petugas kesehatan.
2. Mengkaji suhu bayi dengan menggunakan
thermometer aksila.
3. Memindahkan bayi pada ruangan yang lebih
sejuk yaitu pada suhu antara 26-28℃ hingga
suhu bayi kembali normal.
4. Mengkompres bayi dengan kain basa hangat
hingga panas menusrun dan suhu menjadi
normal.
5. Memberikan informasi dan edukasi tentang
cara menjemur byi yang efektif yaitu :
a. Jemur bayi pada waktu yang paling efektif
yaitu pada pukul 07.00-08.00 WIB dan pada
pukul 15.00-16.00 WIB selama 15 menit.
b. Ingat jaga agar mata bayi terhindar dari
pancaran sinar matahari langsung karena hal
ini dapat merusak lensa mata baik.
c. Usahakan agar seluruh tubuh bayi mendapat
pancaran sinar. Dengan cara membolak-
balik tubuh terutama pada bagian
punggungnya.
d. Jaga agar bayi tidak kedinginan.
e. Menganjurkan ibu untuk sesering mungkin
memberika ASI pada bayinya.
6. Mencegah terjadinya dehidrasi dengan
sesegera mengkin memberikan ASI.
7. Motivasi ibu untuk kunjungan ulang 2 hari
lagi.

Masalah Tgl/Jam Tindakan


Bayi gelisah 2 januari 2020 1. Menganjurkan ibu tentang memberikan ASI
dengan cara memeras susu
2. Memberikan keadaan yang nyaman untuk bayi
beristrahat

VII. EVALUASI

Diagnosa Tgl/Jam Evaluasi


bayi usia 2 hari 2 januari 2020
dengan 11.30 WIB S : ibu mengatakan bahwa ia telah
hipetermi mengerti tentang keadaan anaknya. Ibu
mau untuk melaksanakan semua nasihat-
nasihat dan anjuran yang telah diberikan
oleh bidan.

O : Ibu dapat mengulangi semua


penjelasan yang telah diberikan dengan
baik dan lancar

A : Masih terarasi sebagian.

P : Anjurkan pada ibu untuk dating 2 hari


atau sewaktu-waktu bila suhu tubuh
bayinya meningkat lagi.

Diagnosa Tgl/Jam Evaluasi


Bayi gelisah 2 januari 2020 S : ibu mengatakan bahwa telah mengerti
11.00 WIB penyebab peningkatan suhu bayinya. Ia
juga telah merasa tenang dengan keadaan
bayinya.
O : 1. Ibu dapat mengulangi semua
penjelasan yang telah diberikan
dengan baik dan lancar.
2. Ibu tampak lebih tenang dan tidak
bertanya-tanya lagi.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Anjurkan pada ibu untuk datang 2 hari
atau sewaktu-waktu bila suhu tubuh
bayinya meningkat lagi.

SOAP DOKUMENTASI

SOAP DIAGNOSA

S : Ibu cemas karena sejak 2 jam yang lalu bayinya gelisahterus, belum buang air
kecil dan air besar sejak kemarin, serta badannya panas setelah dijemur selama 25
menit pada pagi hari tadi.

O : TTV

1. Nadi : 130x/menit
2. Respirasi : 60x/menit
3. Suhu axsila : 37,7℃

A : Bayi usia 2 hari dengan hipetermi

P : 1. Bina hubungan yang baik dengan ibu


2. Kaji suhu bayi
3. Pindahkan bayi dalam ruangan dengan suhu yang lebih sejuk
4. Kompres hangat bayi
5. Cegah terjadinya dehidrasi
6. Motivasi ibu untuk kunjungan ulang 2 hari lagi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
1. Hipertermi adalah keadaan suhu tubuh meningkat melebihi suhu normal
yaitu suhu tubuhmencapaisekitar 37,8°C per oral atau 38,8°C per rectal
secara terus menerus disertai kulit panas dan kering sertaabnormalitas sistem
saraf pusat seperti delirium, kejang, atau koma yang disebabkan oleh atau
dipengaruhi oleh panas eksternal (lingkungan) atau internal (metabolik).
2. Hipertermia adalah kondisi suhu tubuh tinggi karena kegagalan
termoregulasi.Hipertermia terjadi ketikatubuh menghasilkan atau menyerap
lebih banyak panas dari pada mengeluarkan panas. Ketika suhutubuh cukup
tinggi, hipertermia menjadi keadaan darurat medis dan membutuhkan
perawatan segerauntuk mencegah kecacatan dan kematian.
3. Hypertermia pada bayi adalah peningkatan suhu tubuh bayi lebih dari 37,5
ºC.

B. Tanda dan gejala


1. Suhu tubuh bayi >37,5 ºC (panas)
2. Tanda dehidrasi, yaitu berat badan bayi turun, turgor kulit kurang, mata dan
ubun ubun besar cekung,lidah dan membran mukosa kering, banyaknya air
kemih berkurang.
3. Kulit memerah
4. Malas minum
5. Frekuensi nafas lebih dari 60x/menit
6. Denyut jantung lebih dari 160 x/menit
7. Letargi
8. Kedinginan,lemas Bisa disertai kejang

C. Klasifikasi Hipertermia
1. Hipertermia yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas.
a. Hipertermia maligna
Hipertermia maligna biasanya dipicu oleh obat-obatan anesthesia.
Hipertermia ini merupakan miopati akibat mutasi gen yang diturunkan
secara autosomal dominan. Pada episode akut terjadi peningkatan kalsium
intraselular dalam otot rangka sehingga terjadi kekakuan otot dan
hipertermia.Pusat pengatur suhu di hipotalamus normal sehingga
pemberian antipiretik tidak bemanfaat.

b. Exercise-Induced hyperthermia (EIH)


Hipertermia jenis ini dapat terjadi pada anak besar/remaja yang melakukan
aktivitas fisikintensif dan lama pada suhu cuaca yang panas. Pencegahan
dilakukan dengan pembatasan lama latihanfisik terutama bila dilakukan
pada suhu 30 C atau lebih dengan kelembaban lebih dari 90%,
pemberianminuman lebih sering (150 ml air dingin tiap 30 menit), dan
pemakaian pakaian yang berwarna terang,satu lapis, dan berbahan
menyerap keringat.

c. Endocrine Hyperthermia (EH)


Kondisi metabolic/endokrin yang menyebabkan hipertermia lebih jarang
dijumpai pada anakdibandingkan dengan pada dewasa. Kelainan endokrin
yang sering dihubungkan dengan hipertermiaantara lain hipertiroidisme,
diabetes mellitus, phaeochromocytoma, insufisiensi adrenal
danEthiocolanolone suatu steroid yang diketahui sering berhubungan
dengan demam (merangsangpembentukan pirogen leukosit).

2. Hipertermia yang disebabkan oleh penurunan pelepasan panas


a. Hipertermia neonatal
Peningkatan suhu tubuh secara cepat pada hari kedua dan ketiga kehidupan
bisa disebabkan oleh:
1) Dehidrasi
Dehidrasi pada masa ini sering disebabkan oleh kehilangan cairan atau
paparan oleh suhu kamaryang tinggi. Hipertermia jenis ini merupakan
penyebab kenaikan suhu ketiga setelah infeksi dan traumalahir.
Sebaiknya dibedakan antara kenaikan suhu karena hipertermia dengan
infeksi. Pada demamkarena infeksi biasanya didapatkan tanda lain dari
infeksi seperti leukositosis/leucopenia, CRP yangtinggi, tidak berespon
baik dengan pemberian cairan, dan riwayat persalinan prematur/resiko
infeksi.
2) Overheating
Pemakaian alat-alat penghangat yang terlalu panas, atau bayi terpapar
sinar matahari langsungdalam waktu yang lama.
3) Trauma lahir
Hipertermia yang berhubungan dengan trauma lahir timbul pada
24%dari bayi yang lahir dengantrauma. Suhu akan menurun pada1-3
hari tapi bisa juga menetap dan menimbulkan komplikasi berupakejang.
Tatalaksana dasar hipertermia pada neonatus termasuk menurunkan
suhu bayi secara cepatdengan melepas semua baju bayi dan
memindahkan bayi ke tempat dengan suhu ruangan. Jika suhutubuh
bayi lebih dari 39 c dilakukan tepid sponged 35 C sampai dengan suhu
tubuh mencapai 37 C.
4) Heat stroke
Tanda umum heat stroke adalah suhu tubuh > 40.5 C atau sedikit lebih
rendah, kulit terabakering dan panas, kelainan susunan saraf pusat,
takikardia, aritmia, kadang terjadi perdarahan miokard,dan pada saluran
cerna terjadi mual, muntah, dan kram. Komplikasi yang bisa terjadi
antara lain DIC,lisis eritrosit, trombositopenia, hiperkalemia, gagal
ginjal, dan perubahan gambaran EKG. Anak denganserangan heat
stroke harus mendapatkan perawatan intensif di ICU, suhu tubuh segera
diturunkan(melepas baju dan sponging dengan air es sampai dengan
suhu tubuh 38,5 C kemudian anak segeradipindahkan ke atas tempat
tidur lalu dibungkus dengan selimut), membuka akses sirkulasi, dan
memperbaiki gangguan metabolic yang ada).
5) Haemorrhargic Shock and Encephalopathy (HSE)
Gambaran klinis mirip dengan heat stroke tetapi tidak ada riwayat
penyelimutan berlebihan,kekurangan cairan, dan suhu udara luar yang
tinggi. HSE diduga berhubungan dengan cacat geneticdalam produksi
atau pelepasan serum inhibitor alpha-1-trypsin. Kejadian HSE pada
anak adalah antaraumur 17 hari sampai dengan 15 tahun (sebagian
besar usia < 1 tahun dengan median usia 5 bulan). Padaumumnya HSE
didahului oleh penyakit virus atau bakterial dengan febris yang tidak
tinggi dan sudahsembuh (misalnya infeksi saluran nafas akut atau
gastroenteritis dengan febris ringan). Pada 2 – 5 hari kemudian timbul
syok berat, ensefalopati sampai dengan kejang/koma, hipertermia (suhu
> 41 C), perdarahan yang mengarah pada DIC, diare, dan dapat juga
terjadi anemia berat yang membutuhkan transfusi. Pada pemeriksaan
fisik dapat timbul hepatomegali dan asidosis dengan pernafasan
dangkaldiikuti gagal ginjal..Pada HSE tidak ada tatalaksana khusus,
tetapi pengobatan suportif sepertipenanganan heat stroke dan
hipertermia maligna dapat diterapkan. Mortalitas kasus ini tinggi
sekitar80% dengan gejala sisa neurologis yang berat pada kasus yang
selamat. Hasil CT scan dan otopsimenunjukkan perdarahan fokal pada
berbagai organ dan edema serebri.
6) Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)
Definisi SIDS adalah kematian bayi (usia 1-12 bulan) yang mendadak,
tidak diduga, dan tidakdapat dijelaskan. Kejadian yang mendahului
sering berupa infeksi saluran nafas akut dengan febrisringan yang tidak
fatal. Hipertermia diduga kuat berhubungan dengan SIDS. Angka
kejadian tertinggiadalah pada bayi usia 2- 4 bulan. Hipotesis yang
dikemukakan untuk menjelaskan kejadian ini adalahpada beberapa bayi
terjadi mal-development atau maturitas batang otak yang tertunda
sehinggaberpengaruh terhadap pusat chemosensitivity, pengaturan
pernafasan, suhu, dan respons tekanandarah. Beberapa faktor resiko
dikemukakan untuk menjelaskan kerentanan bayi terhadap SIDS,
tetapiyang terpenting adalah ibu hamil perokok dan posisi tidur bayi
tertelungkup. Hipertermia didugaberhubungan dengan SIDS
karenadapat menyebabkan hilangnya sensitivitas pusat pernafasan
sehinggaberakhir dengan apnea.

D. Faktor Resiko
1. Kejang/ syok

E. Etiologi
Disebabkan oleh infeksi, suhu lingkungan yang terlalu panas atau campuran dari
gangguan infeksidan suhu lingkungan yang terlalu panas. Keadaan ini terjadi bila
bayi diletakkan di dekat api atauruangan yang berudara panas.Selain itu, dapat
pula disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksikyang dapat
mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek
perangsanganterhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam
disebut pirogen. Zat pirogen ini dapatberupa protein , pecahan protein dan zat
lain , terutama toksin polisakarida , yang dilepas oleh bakteritoksik / pirogen
yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam
selama keadaan sakit.
1) Fase-fase Terjadinya Hipertermi
a. Fase I : awal
 Peningkatan denyut jantung
 Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan
 Kulit pucat dan dingin karena vasokonstriksi
 Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokonstriksi
 Rambut kulit berdiri
 Pengeluaran keringat berlebih
 Peningkatan suhu tubuh.
b. Fase II :
 proses demam
 Kulit terasa hangat / panas
 Peningkatan nadi & laju pernapasan
 Dehidrasi ringan sampai berat
 Proses menggigil lenyap
 Mengantuk , kejang akibat iritasi sel saraf
 mulut kering
 bayi Tidak mau minum
 lemasc.
c. Fase III : pemulihan
 Kulit tampak merah dan hangat
 Berkeringat
 Menggigil ringan
 Kemungkinan mengalami dehidrasi

F. Penatalaksanaan
1. Letakkan bayi di ruangan dengan suhu lingkungan normal (25 ºC-28 ºC)
2. Lepaskan sebagian atau seluruh pakaian bayi bila perlu.
3. Perikasa suhu aksila setiap jam sampai tercapai suhu dalam batas normal.
4. Bila suhu sangat tinggi (lebih dari 39 ºC), bayi dikompres atau dimandikan
selama 10-15 menit dalam suhu air 4 ºC, lebih rendah dari suhu tubuh bayi.
Jangan menggunakan air dingin atau air yang suhunya lebih rendah dari 4 ºC
dibawah suhu bayi.
5. memastikan bayi mendapat cairan adekuata. Izinkan bayi
a. mulai menyusu
b. Jika terdapat tanda-tanda dehidrasi (mata atau fontanel cekung, kehilangan
elastisitas kulit, atau lidahatau membran mukosa kering)
 Pasang slang IV dan berikan cairan IV dengan volume rumatan sesuai
dengan usia bayi
 Tingkatkan volume cairan sebanyak 10% berat badan bayi pada hari
pertama dehidrasi terlihat
 Ukur glukosa darah, jika glukosa darah kurang dari 45 mg/dl (2,6
mmol/l), atasi glukosa darah yang rendah.
6. Cari tanda sepsis
7. berikan antibiotik jika terjadi infeksi
8. Setelah keadaan bayi normal :
a. Lakukan perawatan lanjutan
b. Pantau bayi selama 12 jam berikutnya, periksa suhu setiap 3 jam
9. Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik, serta
tidak ada masalah lain yangmemerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat
dipulangkan dan Nasehati ibu cara menghangatkanbayi dirumah dan
melindungi dari pemancar panas yang berlebihan.

G. Pencegahan Terhadap Hipertermia


1. Kesehatan lingkungan.
2. penyediaan air minum yang memenuhi syarat.
3. Pembuangan kotoran manusia pada tempatnya.
4. Pemberantasan lalat.
5. Pembuangan sampah pada tempatnya.
6. Pendidikan kesehatan pada masyarakat.
7. Pemberian imunisasi lengkap kepada bayi.
8. Makan makana yang bersih dan sehat.
9. Jangan biasakan anak jajan diluar

DAFTAR PUSTAKA

Habel, A.1990, Ilmu Penyakit Anak, Bina Rupa Aksara, Jakarta.Kemala, P., ar., 1998, Kamus
Suku Kedokteran Dorlan, Penerbit Buku Keokteran EGC, Jakarta.Sudarti dan Afroh Fauzan.
2012, Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Nuha
Medika.Yogyakarta.http://www.Ibu dan Balita.net/info/makalah-Hipertermia - lengkap.html
http://alamsyah.web.id/news/makalah-asuhan-kebidanan-pada-bayi-dengan-Hipertermia
https://id.scribd.com/document/418720827/Askeb-Hipertermi-Edit

Anda mungkin juga menyukai