1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT , karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya semata tugas mata kuliah Assesmen Psikologi ini dapat diselesaikan dengan
baik. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada suri tauladan mulia Rasulullah
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah kealam terang benderang
agama islam.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Assesmen Psikologi. Penyusun berterima kasih kepada Ibu Indah Fajriani M,Psi. Psikolog
selaku dosen yang telah memberikan arahan serta bimbingan, dan juga kepada semua pihak
yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan makalah ini.
Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan beberapa sumber literatur yang mendukung
penulisan ini.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata
karena keterbatasan kemampuan penyusun sendiri. Oleh karena itu, sangatlah penyusun
harapkan saran dan kritik yang positif dan membangun dari semua pihak agar makalah ini
menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi pemakalah.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan untuk mengetahui apakah proses pendidikan berhasil sesuai
dengan tujuan-tujuan pendidikan maka di adakanlah evaluasi untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilannya. Kegiatan mengukur atau melakukan pengukuran adalah merupakan
kegiatan yang paling umum dilakukan dan merupakan tindakan yang mengawali kegiatan
evaluasi dalam penilaian hasil belajar.
Teknik evaluasi disebut juga instrumen atau alat pengumpul data hasil belajar, tidak
hanya tertuang dalam bentuk tes dengan berbagai bentuk atau variasinya, akan tetapi masih ada
teknik lainya yang bisa digunakan, yaitu teknik non tes. Didalam makalah ini penulis akan
membahas mengenai assesmen tes dalam BK.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tes
Tes berasal dari bahasa latin testum yang berarti alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa
Perancis kuno, kata tes berarti ukuran yang dipergunakan untuk membedakan antara emas
dengan perak serta logam lainnya. Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah,
dan petunjuk yang ditunjukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan
petunjuk itu. Atas dasar respon tersebut ditentukan tinggi rendahnya akor dalam bentuk
kuantitatif selanjutnya dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan untuk ditarik
kesimpulan yang bersifat kuantitatif.
B. Pengukuran
Dalam istilah asing, pengukuran adalah measurement yang artinya ukuran. Mengukur
berarti membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran. Pengukuran juga merupakan
perbandingan dengan standar. Pengukuran dalam tes psikologis merupakan pengukuran
dengan obyek psikologis tertentu. Objek pengukuran psikologi disebut sebagai psychological
tarits yaitu ciri yang mewarnai atau melandasi perilaku.
Pengukuran (Measurement) merupakan proses yang mendeskripsikan performance siswa
dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (sistem angka) sedemikian rupa sehingga sifat
kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka. Pernyataan
tersebut diperkuat dengan pendapat yang menyatakan bahwa pengukuran merupakan
pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang,
atau suatu obyek tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas.
C. Penilaian
Dalam istilah asing, penilaian adalah evaluation. Menilai berarti mengambil
suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk. Menurut Firman
(2000:15), penilaian merupakan proses penentuan informasi yang dilakukan serta
penggunaan informasi tersebut untuk melakukan pertimbangan sebelum keputusan. Penilaian
merupakan istilah yang umum dan mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk
mengetahui keberhasilan dengan cara memberikan suatu ukuran baik atau uruk. Hasil
6
penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif
(berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan
nilai kuantitatif tersebut.
D. Evaluasi
Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana,
dalam hal apa, dan bagaimana tujuan tes yang sudah tercapai. Sedangkan Evaluasi menurut
Firman (2000:18) merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan
asesmen. Proses evaluasi bukan sekedar mengukur mengukur sejauh mana tujuan tercapai,
tetapi digunakan untuk membuat keputusan.
Evaluasi merupakan kegiatan identifikasi utnuk melihat apakah suatu program yang sudah
direncanakan sudah tercapai atau belum. Pada hakikatnya evaluasi adalah suatu proses yang
sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas dari sesuatu. Hasil evaluasi dapat
berupa nilai, baik atau buruk, indah atau jelek, tepat atau salah sasaran, dsb.
7
Menurut Arikunto (2009) Standar tes merupakan etika yang terdapat dalam tes.
Standar tes merupakanetika tes, yang membedakantes yang etik dan tindakan yang
tidak etis dalam pelaksanaan tes secara profesional.
2. Testee
Menurut Arikunto (2009) Testee dalam istilah Indonesia adalah mencoba. Testee
merupakan responden yang sedang mengerjakan tes . Orang- orang inilah yang akan
dinilai atau diukur, baik mengenai kemampuan, minat, bakat, pencapaian, dan sebagainya.
H. Inventori
Inventori adalah suatu alat yang digunakan untuk menaksir dan menilai ada atau tidaknya
tingkah laku, minat, sikap tertentu, dan sebagainya dalam diri individu. Biasanya inventori ini
bebentuk pertanyaan yang harus dijawab. Dengan alat ini diharapkan individu dapat
menunjukkan bagaimana biasanya ia merasa, bersikap, berbuat, dan mengerjakan sesuatu.
I. Pengadministrasian Tes
Menurut Sudjiono (1998) dalam pengadministrasian tes terdiri dari setting fisik dan iklim
psikologis, yang diuraikan sebagai berikut:
1. Setting Fisik
8
Tes akan diadministrasikan dalam kelas. Kondisi sama akan mendukung
efektifitas belajar harus dilanjutkan selama tes. Ruang harus tenang, lampu terang,
ventilasi bagus dan bebas dari interupsi.
2. Iklim Psikologis
Membuat iklim posotif dalam atmosfer kelas, sehingga siswa dapat menghadapi situasi
tes dengan tenang. Hal ini dapat dilakukan dengan memberi pengertian alasan tes
dilakukan dan meyakinkan siswa bahwa persiapan tes yang bagus akan membantu
siswa.
J. Faking
Menurut Daruma (2003) Faking atau pengelabuan jawaban biasanya terjadi saat individu
mengerjakan inventori. Faking terbagi atas dua, yaitu faking good dan faking bad.
1. Faking good yaitu memberikan impresi yang lebih baik atau dapat dikatakan
membaik-baikkan dirinya. Tidak menggambarkan keadaan dirinya yang sebenarnya.
Tujuannya adalah agar hasil tes lebih baik dan dapat diterima dikalangan tertentu.
Contoh:
“apa yang anda lakukan ketika melihat nenek tua atau ibu hamil naik bus yang sudah
penuh sesak sementara anda sudah dapat tempat duduk yang nyaman?”
jika pertanyaan itu ditanyakan oleh seorang guru ke muridnya, atau seorang
cewek ke cowoknya, maka yang ditanya akan dengan bangga menjawab “tentu saja
saya akan mempersilahkan nenek/ibu itu menempati kursi saya, dan saya akan
berdiri”.
Jawaban itu dipilih karena ia tahu itulah jawaban yang diharapkan oleh penanya,
dan dengan menjawab seperti itu ia akan dinilai sebagai orang baik. Tapi pada
kenyataannya sangat sedikit orang yang benar-benar melakukannya di dunia nyata.
2. Faking bad yaitu sengaja memberikan impresi yang lebih buruk, dengan tujuan
untuk menghindari tugas-tugas tertentu yang mungkin akan diberikan kepadanya.
Contoh:
Oknum A: “besok UTS nyontek ya, kita udah sepakat loh!” sebenarnya
Oknum B tidak mau nyontek, tapi daripada ganggu konformitas terus dia bilang.
Oknum B: “ok, besok nyontek2an” dalam hal ini Oknum B sedang berfaking bad.
9
Itulah salah satu sifat asli manusia, seseorang cenderung ingin orang lain
menganggapnya sebagai orang yang baik, walaupun kadang dengan melalui
kepalsuan.
K. Kode Etik
Menurut Sudijono (1998) kode etik tes terutama mencakup empat hal, yaitu :
1. Kerahasiaan Hasil Tes
Setiap pendidik dan pengajar wajib melindungi kerahasiaan hasil tes, baik secara hasil
individual maupun kelompok. Hasil tes hanya dapat diberitahukan kepada orang lain
apabila adaizin dari peserta didik yang bersangkutan atau orang yang bertanggung
jawab terhadap peserta didik.
2. Keamanan Tes
Tes merupakan alat pengukur yang hanya dapat digunakan secara profesional. Dengan
demikian, tes tidak dapat digunakan diluar batas- batas yang ditentukan oleh
profesionalisme pekerjaan guru. Sehingga setiap pendidik harus dapat menjamin
keamanan tes baik sebelum mauun sesudah tes digunakan.
3. Interpretasi Hasil Tes
Hal yang paling mengandung kemungkinan penyalahgunaan hasil tes ialah
penginterpretasian hasil tes secara salah. Karena itu, maka interpretasi hasil
tes harus diikuti tanggung jawab profesional.
4. Penggunaan Tes
Hasil tes haruslah digunakan secara patut. Bila hasil tes tertentu merupakan tes baku,
maka tes tersebut harus digunakan dibawah ketentuan yang berlaku bagi
pelaksaan tes tersebut.
Secara lebih mendasar, etika tes ini diatur dalam standar tes yang
dikembangkan oleh organisasi profesional. Semua standar tes mencakup dua aspek
utama, yaitu tes hasil belajar dan tes psikologi. Pelanggaran terhadap standar tes ini
merupakan pelanggaran terhadap etika profesi, yang dalam hal tertentu dapat
merupakan suatu kejahatan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Assesmen tes dalam BK dilakukan untuk mengukur suatu proses konseling yang harus
dilakukan konselor sebelum, selama, dan setelah konseling tersebut
dilaksanakan/berlangsung.
B. Saran
Tidak ada yang sempurna di dunia ini termasuk makalah yang kami buat. Maka dari itu
sebagai mahasiswa kita harus mengembangkan ilmu yang kita peroleh dan mencari kebenaran
ilmu itu agar dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami harapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca agar makalah yang kami buat selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Sekian dan terimakasih.
11
DAFTAR PUSTAKA
12