Anda di halaman 1dari 11

A.

Pemeriksaan Klinis
a. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Hasil Normal Interpretasi

GCS 15 Compos
Mentis

TD/BP 120/80 Normal


mmHg
(Blood
Pressure)

Nadi 80x/menit Normal

RR 22x/menit Normal
Suhu 36.8oC Rentang suhu tubuh normal untuk dewasa Normal
asalah 36,4-37,2°C (97,5 – 99,0 °F).

Tabel 1. Tabel Hasil Pemeriksaan Fisik

Sumber : Jones, R. 2008. Penilaian Umum dan Tanda-tanda vital. D. Lyrawati, Ed.

b. Pemeriksaan Neurologis

Pemeriksaan Nilai normal Hasil Interpretasi

Neurologis
Tarsal Tinel Sign (-) Tidak terasa (+)Tanda positif Tinel atau nyeri Abnormal
nyeri saraf pada tekanan langsung
dapat ditimbulkan pada
terowongan tarsal atau lengkung
medial kaki.

Test Nyeri pada tumit (+) terasa nyeri pada tumit Abnormal
Dorsoversi (-)
eversi kanan
Triple (-) (+) Abnormal
Compression
test
kanan
Pemeriksaan Kanan (-) Abnormal
sensorik dengan didapatkan
uji hipoesthesi
raba halus dan uji
Tabel 2. Tabel Hasil Pemeriksaan Neurologis

Sumber : Hudes K, “Cinservative Managmenat of a Case of Tarsal Tunel Syndrome”, J Can Chiropr Assoc
(JCCA),2010
c. Pemeriksaan Radiologi

Gambar. Rontgen Pedis Kanan

Sumber : Omkar N.S, 2013

Foto AP dan Oblique menunjukkan tidak ada kelainan berarti. Tidak dijumpai trauma dan
deformitas.

d. Pemeriksaan ENMG

Pemeriksaan Nilai Normal Hasil Interpretasi


ENMG
Pemeriksaan motor Motorik N. Tibialis : N. tibial kanan Abnormal
nerve conduction : - Distal latensi Ankle
<4,5 ms  Latency: 6,5 ms
N. Tibialis Kanan - Amplitudo
 Amplitude: 3,0 mV
- Ankle >3,5 mV
Poplitea Fossa
- Fossa poplitea - KHS >40 m/s
 Latency: 7,0 ms
 Amplitude: 2,7 mV
Conduction Velocity: 35,5 m/s
Pemeriksaan Motorik N. Tibialis : N. tibial kiri Normal
motorik nerve - Distal latensi Ankle
conduction : <4,5 ms  Latency: 3,8 ms
- Amplitudo
 Amplitude: 10,0 mV
N. Tibialis Kiri >3,5 mV
Poplitea Fossa
- Ankle - KHS >40 m/s
 Latency: 4,2 ms
- Fossa poplitea
 Amplitude: 8,2 mV

Conduction Velocity: 47 m/s


Pemeriksaan Sensorik N. Suralis : N. Suralis Kanan Normal
sensorik nerve - Distal latensi Lower leg
conduction : <3,5 ms  Latency: 3,2 ms
- Amplitudo  Amplitude: 26 µV
N. Suralis Kanan >10 µV  Conduction Velocity: 41
- Lower leg - KHS >40 m/s m/s

Pemeriksaan Sensorik N. Suralis : N. Suralis Kiri Normal


sensorik nerve - Distal latensi Lower leg
conduction : <3,5 ms  Latency: 2,8 ms
- Amplitudo  Amplitude: 30 µV
N. Suralis Kiri >10 µV  Conduction Velocity: 44
- Lower leg KHS >40 m/s m/s

Tabel 3. Tabel Hasil Pemeriksaan ENMG

Sumber : Leis, A., 2000.

e. Prosedur Pemeriksaan Neurologis


1) Tarsal Tinel sign
Pada tinel sign dilakukan dengan cara perkusi nervus tibia posterior yang terletak
pada pergelangan kaki bagian medial dan kaki dalam posisi dorsofleksi. Pada tes
yang positif akan timbul radicular pain, tingling atau paresthesia pada kaki dan jari
kaki. Tinel sign positif jika terdapat nyeri atau rasa kesemutan pada telapak kaki
dalam waktu 5-10 detik. (Hudes K, 2010)

2) Tes dorsoversi eversi kanan


Pada pemeriksaan dorsofleksieversion test kaki berada pada posisi dorsofleksi dan
eversi sehingga terjadi pemanjang pada metatarsophalangeal sendi (MTP), apabila
postifi akan terasa nyeri pada bagian tumit. (Hudes K, 2010)

3) Triple compression test


Triple Compression test ini menggabungkan tinel sign dan uji trepman. Dengan
membawa kaki di fleksi plantar penuh, inversi dan menerapkan tekanan digital yang
merata dan konstan di atas saraf tibial posterior selama 30 detik. Kompresi ganda
pada saraf terjadi dari fleksi platar dan inversi, dan bersamaan dengan maneuver
kompresi ketiga simultan oleh tekanan digital langsung. Rasa nyeri akan terjadi
dalam 10 detik dan mati rasa dalam waktu 30 detik.

4) Pemeriksaan sensorik dengan uji raba halus dan uji nyeri pada telapak kaki
Pemeriksaan sensoris, dapat dilakukan dengan memberikan rangsangan sentuhan
ringan, atau dengan menggunakan tusukan peniti, yang mana pasien akan
merasakan hiperalgesia atau hipoatheisa pada area nervus plantar medial dan pada
area nervus plantar lateral jarang ditemukan atau pada seluruh telapak kaki.

f. Pemeriksaan EMG
Penilaian dilakukan pada potensial motorik (compound muscle action potential,
CMAP) dan sensorik (Sensory Nerve Action Potential, SNAP), dengan 3 hal yang
dianalisis yaitu :
1. Amplitudo
Amplitudo merupakan penjumlahan dari aktivitas akson dalam batang saraf. (Leis A,
2000)
2. Latensi
Waktu yang dibutuhkan stimulus untuk menuju otot terdekat dikenal sebagai latensi
distal dan tidak hanya mencakup waktu yang dibutuhkan impuls untuk melewati
saraf tetapi juga delay pada end-plate dan inisiasi kontraksi. (Leis A, 2000)
3. Kecepatan (velocity)
Kecepatan konduksi (velocity) (m/s) dapat diperoleh jika saraf kemudian distimulasi
lebih tinggi, latensi kedua dapat diperoleh, dan perbedaan waktu yang dibutuhkan
impuls untuk melintasi panjang saraf diukur, serta jarak antar katoda diukur. (Leis A,
2000)

ANALISIS MASALAH
a. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik pada kasus?

Pemeriksaan Hasil Normal Interpretasi

GCS 15 Compos
Mentis

TD/BP 120/80 Normal


mmHg
(Blood
Pressure)
Nadi 80x/menit Normal

RR 22x/menit Normal

Suhu 36.8oC Rentang suhu tubuh normal untuk dewasa Normal


asalah 36,4-37,2°C (97,5 – 99,0 °F).

b. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan neurologis pada kasus?

Pemeriksaan Nilai normal Hasil Interpretasi

Neurologis
Tarsal Tinel Sign (-) Tidak terasa (+)Tanda positif Tinel atau nyeri Abnormal
nyeri saraf pada tekanan langsung
dapat ditimbulkan pada
terowongan tarsal atau lengkung
medial kaki.
Test Nyeri pada tumit (+) terasa nyeri pada tumit Abnormal
Dorsoversi (-)
eversi kanan
Triple (-) (+) Abnormal
Compression
test
kanan
Pemeriksaan Kanan (-) Abnormal
sensorik dengan didapatkan
uji hipoesthesi
raba halus dan uji

c. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan rontgen pedis kanan pada kasus?

Foto AP dan Oblique menunjukkan tidak ada kelainan berarti. Tidak dijumpai
trauma dan deformitas.

d. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan ENMG pada kasus?

Pemeriksaan Nilai Normal Hasil Interpretasi


ENMG
Pemeriksaan motor Motorik N. Tibialis : N. tibial kanan Abnormal
nerve conduction : - Distal latensi Ankle
<4,5 ms  Latency: 6,5 ms
N. Tibialis Kanan - Amplitudo
 Amplitude: 3,0 mV
- Ankle >3,5 mV
Poplitea Fossa
- Fossa poplitea - KHS >40 m/s
 Latency: 7,0 ms
 Amplitude: 2,7 mV

Conduction Velocity: 35,5 m/s


Pemeriksaan Motorik N. Tibialis : N. tibial kiri Normal
motorik nerve - Distal latensi Ankle
conduction : <4,5 ms  Latency: 3,8 ms
- Amplitudo
 Amplitude: 10,0 mV
N. Tibialis Kiri >3,5 mV
Poplitea Fossa
- Ankle - KHS >40 m/s
 Latency: 4,2 ms
- Fossa poplitea
 Amplitude: 8,2 mV

Conduction Velocity: 47 m/s


Pemeriksaan Sensorik N. Suralis : N. Suralis Kanan Normal
sensorik nerve - Distal latensi Lower leg
conduction : <3,5 ms  Latency: 3,2 ms
- Amplitudo  Amplitude: 26 µV
N. Suralis Kanan >10 µV  Conduction Velocity: 41
- Lower leg - KHS >40 m/s m/s

Pemeriksaan Sensorik N. Suralis : N. Suralis Kiri Normal


sensorik nerve - Distal latensi Lower leg
conduction : <3,5 ms  Latency: 2,8 ms
- Amplitudo  Amplitude: 30 µV
N. Suralis Kiri >10 µV  Conduction Velocity: 44
- Lower leg KHS >40 m/s m/s
e. Bagaimana prosedur pemeriksaan neurologis pada kasus?
a. Tarsal Tinel sign
Pada tinel sign dilakukan dengan cara perkusi nervus tibia posterior yang terletak
pada pergelangan kaki bagian medial dan kaki dalam posisi dorsofleksi. Pada tes
yang positif akan timbul radicular pain, tingling atau paresthesia pada kaki dan jari
kaki. Tinel sign positif jika terdapat nyeri atau rasa kesemutan pada telapak kaki
dalam waktu 5-10 detik. (Hudes K, 2010)

b. Tes dorsoversi eversi kanan


Pada pemeriksaan dorsofleksieversion test kaki berada pada posisi dorsofleksi dan
eversi sehingga terjadi pemanjang pada metatarsophalangeal sendi (MTP), apabila
postifi akan terasa nyeri pada bagian tumit. (Hudes K, 2010)

c. Triple compression test


Triple Compression test ini menggabungkan tinel sign dan uji trepman. Dengan
membawa kaki di fleksi plantar penuh, inversi dan menerapkan tekanan digital yang
merata dan konstan di atas saraf tibial posterior selama 30 detik. Kompresi ganda
pada saraf terjadi dari fleksi platar dan inversi, dan bersamaan dengan maneuver
kompresi ketiga simultan oleh tekanan digital langsung. Rasa nyeri akan terjadi
dalam 10 detik dan mati rasa dalam waktu 30 detik.

d. Pemeriksaan sensorik dengan uji raba halus dan uji nyeri pada telapak
kaki
Pemeriksaan sensoris, dapat dilakukan dengan memberikan rangsangan sentuhan
ringan, atau dengan menggunakan tusukan peniti, yang mana pasien akan
merasakan hiperalgesia atau hipoatheisa pada area nervus plantar medial dan pada
area nervus plantar lateral jarang ditemukan atau pada seluruh telapak kaki.
e. Apa saja pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan pada kasus?
Untuk pemeriksaan radiologi, yaitu plain X-ray untuk menilai abnormalitas dari
tulang pada terowongan karpal. MRI (Magnetic Resonance Imaging) efektif untuk
menilai isi dari terowongan karpal. Tes Cuff juga dapat dilakukan dengan
menggunakan pneumatic manset untuk membuat tourniquet (bendungan) vena yang
menyebabkan vena dilatasi dan meningkatakan local iskemik sehingga akan
menimbulkan gejala apabila positif (Wulker, 2005)

DAFTAR PUSTAKA
Wulker N et al, Foot and Ankle Surgery, second edition, Taylor & Francis, United
Kingdom 2005

Jones, R. 2008. Penilaian Umum dan Tanda-tanda vital. D. Lyrawati, Ed.

Leis, A., Vicente, C. Tarsal tunnel syndrome, In: Atlas of electromyography in


extraspinalsciatica, Arch. Neurol,2000.63:1-8

Hudes K, “Cinservative Management of a Case of Tarsal Tunel Syndrome”, J Can


Chiropr Assoc (JCCA),2010

Omkar N.S, Singh Amarjot, “Analysis Of Tarsal Tunnel Syndrome Using Imaging
Correlation”, Ictac Journal and Video Processing. 2013; 4

Anda mungkin juga menyukai