Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Penerimaan Pancasila
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Aswaja
Dosen Pengampu:
Aan Khunaifi, M.Th.I

Disusun Oleh:
Muhammad Agsal (20191700102020)
Putri Ayu Suci (20191700102035)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT PESANTREN KH.ABDUL CHALIM
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Penerimaan Pancasila” ini dapat di selesaikan tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Aswaja. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak Aan Khunaifi, M.Th.I selaku dosen
pengampu mata kuliah Aswaja yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik dari
pembaca sangat diharapkan.

Mojokerto, 14 Juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii


DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
A. Posisi Pancasila dalam agama ......................................................................................... 2
B. Argumentasi Penerimaan Pancasila ................................................................................ 3
C. Penerimaan Pancasila sebagai pilihan strategis .............................................................. 4
BAB III ...................................................................................................................................... 6
PENUTUP ................................................................................................................................. 6
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 6
B. Saran ............................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila telah menjadi kesepakan bangsa Indonesia dengan segala
pertimbangan, baik seperti letak geografis, kondisi demografi, serta kekayaan budaya
nusantara. Hal ini disebut sebagai sesuatu yang final ataupun dengan sebutan “The
Great Oughts”. Pancasila diyakini sebagai dasar yang mampu mempersatukan bangsa
dari kayanya suku ras dan budaya yang dimilikinya sehingga Pancasila diyakini bahwa
nilai-nilai mampu mewujudkan nilai-nilai toleransi anatara ummat beragama.
Sejak awal kelahirannya, Pancasila dimaksudkan sebagai dasar negara yang
mampu mengikat semua elemen bangsa yang terdiri dari berbagai macam unsur
budaya, etnis dan agama untuk mendirikan suatu negara persatuan dan kesatuan yang
berdaulat. Dalam perjalanannya sebagai dasar negara, Pancasila ternyata mengundang
banyak perdebatan berkepanjangan bahkan sampai menimbulkan pemberontakan
secara fisik yang tentu saja memakan korban yang tidak bisa dikatakan sedikit. Maka
dari itu makalah ini bertujuan untuk menjelaskan tentang penerimaan Pancasila di
Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana posisi Pancasila dalam agama?
2. Bagaimana argumentasi penerimaan Pancasila?
3. Bagaimana penerimaan Pancasila sebagai pilihan strategis?

C. Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana posisi Pancasila dalam agama
2. Untuk mengetahui bagaimana argumenyasi penerimaan Pancasila
3. Untuk mengetahui bagaimana penerimaan Pancasila sebagai pilihan strategis

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Posisi Pancasila dalam agama
Pancasila sebagai dasar negara memang sudah final. Menggugat Pancasila
hanya akan membawa ketidakpastian baru. Bukan tidak mungkin akan timbul chaos
(kesalahan) yang memecah-belah eksistensi negara kesatuan. Akhirnya Indonesia
tercecer menjadi negara-negara kecil yang berbasis agama dan suku.
Untuk menghindarinya maka penerapan hukum-hukum agama (juga hukum-
hukum adat) dalam sistem hukum negara menjadi urgen untuk diiterapkan. Sejarah
indonesia yang awalnya kumpulan kerajaan yang berbasis agama dan suku memperkuat
kebutuhan akan hal ini. Pancasila yang diperjuangkan untuk mengikat agama-agama
dan suku-suku itu harus tetap mengakui jati diri dan ciri khas yang dimiliki setiap
agama dan suku.
Sebagai negara yang bermayoritas berpenduduk agama islam, pancasila sendiri
yang sebagai dasar negara Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh agama yang
tertuang dalam sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa”. Yang pada
awalnya berbunyi “dengan mewajibkan menjalankan syariat islam bagi pemeluknya”
yang sejak saat itu dikenal sebagai piagam Jakarta.
Namun dua ormas islam terbesar saat itu dan masih bertahan sampai sekarang
yaitu Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah menentang penerapan piagam Jakarta
tersebut, karena dua ormas tersebut menyadari bahwa jika penerapan syariat islam
diterapkan secara tidak langsung namun pasti akan menjadikan indonesia sebagai
begara islam dan secara “fair” hal tersebut dapat memojokkan umat beragama lain.
Yang lebih buruk lagi adalah dapat memicu disintregasi bangsa terutama bagi provinsi
yang mayoritas beragama nonmuslim. Karena itulah sampai detik ini bunyi sila pertama
ialah “Ketuhanan yang Maha Esa” yang berarti pancasila mengakui dan menyakralkan
keberadaan agama, tidak hanya islam namun termasuk juga Kristen Katolik, Budha dan
Hindu sebagai agama resmi negara pada saat itu.

2
B. Argumentasi Penerimaan Pancasila
Pada tahun 1983 merupaan tahun dimana Presiden Soeharto menetapan
kebijakan Asas Tunggal Pancasila. Hal ini berutujuan supaya warga Negara Indonesia
menempatkan pancasila sebagai dasar organisasi. Namun keputusan ini menimbukan
reaksi kontroversi dikalangan ormas, bahkan sebagian besar ormas Islam menolak
dengan adanya keputusan tersebut.
Berbeda hal nya dengan NU yang secara tegas mengamini keputusan tersebut.
Sehingga NU merupakan organisasi Islam pertama yang menerima berlakunya Asas
Tunggal Tersebut.1 Bahkan dalam hal ini, Gusdur sebagai Tokoh Muda NU yang
menjadi aktor dalam perpolitikan NU.
Pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya keputus Muktamar NU 1984 di
situbondo yang diketuai langsung oleh Gusdur (Tandzifiyah) memutuskan Pancasila
sebagai Asas Tunggal dalam berbangsa dan bernegara. Selain itu, mengembalikan NU
kepada Khittah 26. Hal ini menandakan bahwa NU sudah menarik diri dari dunia
politik praktis dan kembali menjadi organisasi kemasyarakatan yang mengurusi
persoalan agama, dakwah, dan sosial. Berbeda halnya dengan Muhammdiyah yang
dalam penerimaan asas tunggal pancasila masih menuntut adanya perdebatan yang
panjang, namun pada akhirnya muncul konsensus bahwa Muhammadiyah juga
menerima asas tunggal pancasila sebagai dasar organisasi.2
Berdasarkan penjelasan tersebut, secara tegas NU menyatakan sikap ikut andil
dalam perpolitikan kebangsaan. bahkan sikap tersebut sebagai bukti bahwa NU sejak
awal memandang pancasila merupaka penjabaran dari nilai-nilai keislaman. Secara
spesifik, penerimaan asas tunggal pancasila atas dasar dasar kesepakatan Munas Alim
Ulama NU No.11/MANU/1404/1983. Pertama, Pancasila sebagai dasar dan falsafah
Negara Indonesia bukanlah agama, tidak dapat menggantikan posisi agama, artinya
pancasila dalam hal ini dijadikan sebagai pandangan hidup dalam konteks bernegara,
hal ini berbeda dengan ajaran agama. Kedua, sila ketuhanan yang Maha Esa sebagai
Dasar Negara Republik Indonesia sesuai pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945,
yang menjiwai silasila lain, hal ini memberi makna tersirat berupa penjiawaan nilai
tauhid dalam Islam. Pencantuman kata “Esa” mengandung nilai dasar dalam tauhid,
yang menjadikan pancasila tidak bertentangan dengan prinsip keislaman.

1
Al-Zastrow, Gusdur siapa sih sampean? Tafsir Teoritis atas Tindakan dan Pernyataan Gusdur (Jakarta: Erlangga,
1999), h. 30.
2
Budhi Munawar Rahman, Argumen Islam Untuk Sekularisme, (Jakarta: Grasindo, 2010), h. 147.
3
Ketiga, Nahdlatul Ulama menganggap Islam adalah Aqidah dan Syariah, yang
didalamnya terdapat hubungan manusia dengan Allah dan hubungan antar sesama.
Pancasila dijadikan sebagai dasar dalam berinteraksi sesama manusia. Melalui
pancasila interaksi yang dibangun akan melahirkan budaya dan kearifan lokal yang
berkeadaban sesuai adat ketimuran. Keempat, penerimaan serta pengamalan pancasila
sebagai dasar negara merupakan menifestasi umat Islam untuk menjalankan syariat
dengan nyaman. Pancasila merupakan payung yang bisa mengayomi kebebasan dan
menjalankan ajaran agama, sehingga negara andil dalam melindungi warganya untuk
mendapat haknya dalam beragama. Beberapa argumen diatas secara formal memberi
legitimasi pilihan plitik NU untuk menerima Pancasila secara terbuka. Kenyataannya
NU memahami konsep kebangsaan ini secara terbuka dan toleran, tidak terpengaruh
sedikitpun oleh paham keagamaan yang radikal, menerima Pancasila, berati menerima
Indonesia sebagai konsep negara-bangsa. Meskipun dalam pengamatan lain ada
semacam tekanan dan resistensi kuasa dalam penerimaan pancasila sebagai asas
tunggal. Namun perlu diketahui bahwa organisasi memberikan sikap atau keputusan
tersebut diambil melalui mekanisme Muktamar (keputusan tertinggi organisasi).3
C. Penerimaan Pancasila sebagai pilihan strategis
Umat Islam menerima pancasila hanyalah sebagai dasar negara, tidak lebih
daripada itu karena umat Islam memiliki pedoman/pandangan hidup sendiri yakni Al-
Qur’an dan Al-Hadits .Al-Qur’an tidak bisa disamakan atau dibandingkan apalagi di
ganti, dengan pancasila.Pancasila bukan wahyu,akan tetapi umat Islam menjadikan
pancasila sebagai cerminan seperti yang disampaikan K.H. Ahmad Siddiq ( Rois Am
), orang yang boleh dikatakan konseptor utama keputusan Munas 1983 dan Muktamar
1984, dalam kutipan makalahnya yang disampaikan pada Muktamar mengatakan: ”Sila
Ketuhanan Yang Maha Esa mencerminkan pandangan Islam akan keesaan Allah, yang
dikenal pula dengan sebutan Tauhid”. Dan dalam “Deklarasi tentang Hubungan
Pancasila dengan Islam”. Deklarasi ini merupakan simpul dan titik akhir dari
pembahasan keagamaan (bahtsul masa’il) ulama NU tentang Pancasila sebagai ideologi
negara, tentang wawasan kebangsaan, dan posisi Islam dalam negara-bangsa. Secara
lengkap deklarasi itu berbunyi sebagai berikut:

3
Muhamad Mustaqim, Politik Kebangsaan Kaum Santri: Studi Atas Kiprah Politik Nahdlatul Ulama, Vol. 9 No. 2
Tahun 2015, h. 347.
4
1. Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara Republik Indonesia bukanlah
agama, dan tidak dapat menggantikan agama dan tidak dapat dipergunakan
untuk menggantikan kedudukan agama.
2. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar negara Republik Indonesia
menurut Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, yang menjiwai sila-sila
yang lain, mencerminkan tauhid menurut pengertian keimanan dalam Islam.
3. Bagi Nahdlatul Ulama, Islam adalah aqidah dan syari’ah, meliputi aspek
hubungan manusia dengan Allah dan hubungan antar manusia.
4. Penerimaan dan pengamalan Pancasila merupakan perwujudan dari upaya umat
Islam Indonesia untuk menjalankan syari’at agamanya.
5. Sebagai konsekuensi dari sikap di atas, Nahdlatul Ulama berkewajiban
mengamankan pengertian yang benar tentang Pancasila dan pengamalannya
yang murni dan konsekwen oleh semua pihak.

Sikap NU adalah menjadikan pancasila sebagai asas negara dan Islam sebagai
aqidahnya. NU bukan hanya pertama menerima tetapi juga yang paling mudah
menerima Pancasila. Sedangkan, Muhammadiyah menerima Pancasila setelah
terbitnya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan
(voa Islam.com, Dikutip dari buku: NU dan Pancasila). Paham pancasila akan sulit
diterima, kecuali dengan pendekatan agama, yakni Islam.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila adalah ideologi yang sangat baik untuk di terapkan di negara
Indonesia yang terdiri dari berbagai macam agama, suku, ras dan bahasa. sehingga jika
bangsa indonesia mengaplikasikannya dengan bijaksana maka negara Indonesia akan
menjadi negara yang makmur dan sejahtera.

B. Saran
Untuk mengembangkan nilai-nilai Pancasila dan memadukannya dengan
agama, diperlukan rasa nasionalisme yang tinggi . selain itu juga harus mempunyai
kemauan yang keras guna mewujudkan negara Indonesia yang aman, makmur dan
nyaman.

6
DAFTAR PUSTAKA
Al-Zastrow, Gusdur siapa sih sampean? Tafsir Teoritis atas Tindakan dan Pernyataan
Gusdur, Jakarta: Erlangga, 1999.
Rahman, Budhi Munawar, Argumen Islam Untuk Sekularisme, Jakarta: Grasindo, 2010.
Mustaqim, Muhammad, Politik Kebangsaan Kaum Santri: Studi Atas Kiprah Politik Nahdlatul
Ulama, Vol. 9 No. 2 Tahun 2015.

Anda mungkin juga menyukai