Anda di halaman 1dari 35

Analisis Sholawat Badriyyah Dalam Segi Sastra

Diajukan sebagai Tugas Pratikum

Disusun Oleh :

Mahasiswa Kelas 3 A

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG


2019

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan analisis ini guna memenuhi tugas praktikum

Shalawat dan salam kami ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kami
dari belenggu kejahiliyahan kepada zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini. Serta
tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
melaksanakan tugas analisis ini, sehingga analisis ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Analisis yang berjudul “Analisis Sholawat Badriyyah Dalam Segi Sastra“ kami susun untuk
memenuhi tugas praktikum dan sebagai penunjang dalam penyusunan makalah yang lainnya.

Kami selaku penyusun makalah ini berharap semoga analisis ini memberikan manfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Bandung, Oktober 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................i

DAFTAR ISI .........................................................................................................................ii

Latar belakang Pengarang .................................................................................................1

Sejarah Terciptanya Shalawat Badar .................................................................................2

Analisis Shalawat Badar Bait 1-5........................................................................................3

Analisis Shalawat Badar Bait 6-10......................................................................................6

Analisis Shalawat Badar Bait 11-15....................................................................................11

Analisis Shalawat Badar Bait 16-20....................................................................................16

Analisis Shalawat Badar Bait 21-24....................................................................................19

Analisis Shalawat Badar Bait 25-28....................................................................................23

Bionarasi penulis................................................................................................................26

Simpulan ...........................................................................................................................

Saran .................................................................................................................................

ii
Latar Belakang Pengarang
KH. Ali Manshur lahir di Jember, Jawa Timut pada 4 Ramadhan 1340 H atau 23 Maret 1921 M.
Beliau merupakan putra dari pasangan KH. Manshur bin KH. M. Shiddiq Jember dengan Shofiyah binti
KH. Basyar dari Tuban.

KH. Ali bin Manshur termasuk dalam keluarga besar as-Shiddiqi. Kakeknya yang bernama KH. M.
Shiddiq (Jember), adalah seorang ulama yang menurunkan ulama-ulama besar seperti KH. A. Qusyairi,
KH. Ahmad Shiddiq, KH. Mahfuzh Shiddiq, KH. A. Hamid Wijaya, KH. Abdul Hamid (Mbah Hamid
Pasuruan), KH. Yusuf Muhammad, dan lain sebagainya. Beliau masih keturunan Mbah Sambu Lasem
(Pangeran sayyid M. Syihabuddin Digdoningrat) bin sayyid M. Hasyim bin Sayyid Abdurrahman
Basyaiban (Sultan Mangkunegara III).

KH. Ali Manshur wafat pada 26 Muharram 1391 atau bertepatan pada 24 Maret 1971 dalam usia
50 tahun. Makam beliau berada di desa Maibit, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban. Dulu tak banyak
yang tahu kalau KH. Ali di makamkan di desa Maibit. Bahkan beberapa warga desa setempat tak
mengenal sepak terjang KH. Ali. Makam KH. Ali baru beberapa tahun terakhir direnovasi dan sering
dikunjungi orang umum.

Pasca dibahas oleh Gus Dur, nama KH. Ali terus jadi bahan pembicaraan di kalangan para ahli
sejarah dan budayawan. Terutama dari kalangan Nahdliyin. Sehingga akhirnya banyak para peziarah dari
jauh yang datang ke desa Maibit untuk tawasul dan membuktikan kebenaran ucapan Gus Dur.

Masa kecil KH M. Ali Mansur dihabiskan di Tuban. Setelah tamat belajar di MI Makam Agung
Tuban, beliau mondok di beberapa pesantren besar, antara Pesantren Termas Pacitan, Pesantren di
Lasem (asuhan Mbah Makshum), lalu Pesantren Lirboyo Kediri hingga Pesantren Tebuireng Jombang. Di
Lirboyo ini, beliau kelihatan bakatnya dalam penguasaan ilmu ‘arudh dan qowafi (dasar-dasar ilmu
membuat syair berbahasa arab).

Lepas dari pesantren, beliau pulang ke Tuban lalu bergabung dengan GPII (Gerakan Pemuda
Islam Indonesia) dan masuk laskar Hizbullah. Paska kemerdekaan, beliau hijrah ke beberapa kota :
Besuki, Sumbawa, lalu Bali. Di Bali ini beliau jadi ketua Cabang NU dan diangkat jadi anggota
konstituante dari NU.

Ia juga aktif sebagai seorang pegawai di bawah Kementerian Agama. Tepatnya, menjadi Kepala
Kantor Urusan Agama (KUA) di kecamatan hingga promosi menjadi Kepala Kementerian Agama
(Kemenag) di tingkat kabupaten.

Sebelum wafat di Tuban, beliau menetap di Banyuwangi tahun 1962. Di kota ini beliau jadi ketua
cabang partai NU, dan banyak terlibat dengan intrik politik menentang PKI dan PNI.

1
Sejarah Terciptanya Shalawat Badar
Shalawat badar merupakan karya dari Kiai Ali Mansur pada tahun 1960. Ketika itu, ia tengah
menjabat sebagai Kepala Kantor Departemen Agama Banyuwangi, Jawa Timur sekaligus menjadi Ketua
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) di kota itu.

Latar belakang terciptanya selawat Badar kabarnya karena kegelisahan Kiai Ali Mansur dengan
kondisi politik saat itu. Saat itu, Partai Komunis Indonesia (PKI) sedang dalam masa jayanya. Pengaruh
politiknya meluas hingga ke desa-desa. NU yang merupakan organisasi bagi para kiai dari kota hingga ke
pelosok desa adalah saingan utamanya

Karena kegelisahannya, pada suatu malam Kiai Ali tidak bisa tidur. Ia terus-menerus memikirkan
situasi politik yang semakin tidak menguntungkan NU. Orang-orang PKI semakin leluasa mendominasi
kekuasaan dan berani membunuh kiai-kiai di pedesaan. “Karena memang kiailah pesaing utama PKI di
tempat itu,” tulis buku Antologi NU: Sejarah Istilah Amaliah Uswah.

Dalam kegelisahannya, Kiai Ali merenung sambil memain-mainkan penanya. Di atas secarik
kertas, kemudian ia menulis syair-syair dalam Bahasa Arab. Kiai Ali memang dikenal piawai membuat
syair-syair sejak ia masih nyantri di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri. “Kiai Ali suka ilmu Arrudh (ilmu
syair), dan belajar ilmu ini di Lirboyo. Ia sering diajak diskusi pengasuh masalah Arrudh. Menurut Gus
Dur (red: KH Abdurrahman Wahid), Kiai Ali juga pernah belajar di Tebuireng,” kata Kiai Syakir Ali, putra
kedua Kiai Ali Mansur, dikutip dari NU.or.id.

Malam itu, sambil menulis syair-syair dalam dalam Bahasa Arab, ia teringat akan mimpinya di
malam sebelumnya. Ia bermimpi didatangi para habib berjubah putih-hijau. Ia heran apa maksud dari
mimpinya itu. Tambah mengherankan lagi, karena di malam yang sama, istrinya juga mimpi bertemu
dengan Rasulullah Saw. Karena keheranannya, keesokan harinya ia bergegas menanyakan perihal
mimpinya kepada Habib Hadi al-Haddar Banyuwangi.

Ia menceritakan semua kegelisahan dan kedua mimpi sarat makna itu--mimpinya dan mimpi
istrinya. Mendengar cerita Kiai Ali, Habib Hadi menjawab, “Itu Ahli Badar, ya, Akhi!” seperti dikutip
dalam buku Antologi NU. Konon, dari kedua mimpi sarat makna itulah, Kiai Ali terdorong untuk menulis
syair yang hingga kini dikenal dengan Shalawat Badar.

2
Analisis Shalawat Badar
Bait 1 – 5

‫صـالة اهلل سـالم اهلل عـلى طـه رسـول اهلل‬


Shalawat serta keselamatan semoga tetap untuk nabi utusan allah

‫صـالة اهلل سـالم اهلل عـلى يس حبيب اهلل‬


Rahmat dan Keselamatan Allah, Semoga tetap untuk Nabi Yasin Kekasih Allah

‫توسلنا ببسم اهلل وباهلادى رسول اهلل‬


Kami berwasilah dengan berkah basmalah, dan dengan Nabi yang menunaikan lagi utusan
Allah

‫وكـل جمـاهـد هلل باهـل البـدر يـا اهلل‬

Dan seluruh orang yang berjuang karena Allah, sebab berkahnya sahabat ahli Badar ya Allah.

‫اهلِى َسلِّم االُّمة من االفات والنقمة‬


Ya Allah semoga engkau menyelamatkan umat,dari bencana siksa

Analisis Syair
 Tema

Pada bait pertama atau bait pembuka penyair kiai Ali Mansyur terlebih dahulu bershalawat
kepada nabi Muhammad saw. dan berdoa kepada Allah swt. Tema pada bait pertama dan kedua
yaitu shalawat serta salam yang ditujukan kepada nabi Muhammad saw.

Syair bait ketiga ini bertema tentang sebuah permohonan dan doa supaya dihindarkan dari
segala macam bahaya dan siksaan. Yang mana syair ini diawali doa, sanjungan dan pujian
terhadap Nabi Muhammad SAW yang semoga jadi wasilah atau perantara dari doa tersebut.
Kemudian dilanjutkan dalam bait keempat yaitu :”Dan seluruh orang yang berjuang karena
Allah, karena berkahnya ahli badar ya Allah.” Yang mana dalam bait ini juga masih ada

3
kaitannya dengan bait sebelumnya yaitu sama-sama mendoakan semoga keselamatan dan rahmat
Allah selalu hadir juga pada Ahlu badar yaitu mujahid dan mujahidah ketika perang badar
dahulu.
Tema dalam bait keempat ialah pelajaran hidup dari para syuhada dan pentingnya membaca
shalawat. Selain itu dalam bait ini berisi sebuah aduan kepada ilahi atas penindasan komunis
terhadap ulama.

 Rasa
Rasa dalam bait ini adalah ungkapan rasa syukur penyair salah satunya dengan membaca
shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. dan berharap mendapat syafa’at dari Beliau kelak.
Selain itu, menggambarkan pula perasaan takut dan harapan umat Islam waktu dulu untuk
dijauhkan dari segala ancaman dan bahaya yang dilontarkan oleh tekanan PKI yang menindas
kiai-kiai waktu itu.

 Nada
Sedikit naik diawal kemudian turun pada setengah bait, begitupun pada setengah bait
selanjutnya\Menggambarkan perasaan sedih dan pasrah kepada Allah swt. tetapi adapula yang
menggunakan nada lain yang cukup berbeda dengan nada yang umum digunakan. Nada yang
umum digunakan di masyarakat yaitu menggunakan nada rendah, menggambarkann hamba yang
merendahkan diri dihadapan sang pencipta. Lalu, sedikit tinggi di awal mengikuti nada bait
pertama setelah nya sedikit turun di pertengahan bait. Menggambarkan kesedihan, kerinduan
serta perharapan terhadap Nabi Muhammad SAW. dan Permintaan ampunan dosa kepada Allah
SWT yang terjadi ketika melantunkan sholawat ini terdengar jelas dalam nada pada bait ini.
Nada yang di gunakan pada bait ini umumnya masyarakat sedikit meninggi dikarenakan
menjungjung tinggi Allah SWT serta Nabi Muhammad SAW.
Nada dalam bait ini yaitu nada pengharapan, dimana penyair berharap supaya pembuka di
awal syair ini mendapat keberkahan dari Allah SWT dan semoga semua yang di lantunkan dalam
syair ini terijabah oleh Allah SWT. Khususnya dalam bait keempat ini semoga Ahli badar
mendapat selalu keselamatan dan rahmat dari Allah. Yang mana penyair berharap berkah Ahli
badar dan semangat jihad Ahli badar bisa hadir ditengah-ditengah penyair pada waktu itu. Lalu

4
pada bait selanjutnya di awali dengan kalimat ilahi ,sipembaca biasanya menggunakan nada
tinggi karena rasa butuh akan pertolongan dari Allah.

 Amanat

Memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. menjadi amanat penyair kiai Ali
Mansyur kepada masyarakat untuk melawan kegelisahan yang terjadi akibat gejolak politik
dengan PKI. Selain itu, Penyair menginginkan seluruh umat Nabi Muhammad S.A.W mengingat
selalu Allah S.W.T serta beliau dan menjungjung tinggi keduanya, agar selalu ingat bahwa
syafaat Rasulullah benar adanya.
Selain itu, senantiasalah mendoakan orang-orang sholeh terdahulu karena berkat
perjuangannya kita masih bisa merasakan manisnya Islam, dan berdoa semoga semangat jihad
orang-orang terdahulu khususnya Ahli Badar bisa kita teladani.

5
Analisis Shalawat Badar

BAIT 6 - 10

‫ومن هـم ومن غـمـة با هـل البـدر يـا اهلل‬


Dan dari susah dan kesempitan, sebab berkahnya sahabat ahli badar ya Allah.

‫اهلى جنـنا واكـشـف جـميع اذ يـة وا صرف‬


Ya Allah semoga Engkau selamatkan kami dari semua yang menyakitkan, dan semoga Engkau
(Allah) menjauhkan tipu dan daya musuh-musuh.

‫مـكائـد العـدا والطـف با هـل البـد ر يـا اهلل‬


Dan semoga Engkau mengasihi kami, sebab berkahnya sahabat ahli Badar Ya Allah.

‫اهلـى نـفـس الـكـربا من العـاصيـن والعطـبا‬


Ya Allah, semoga Engkau menghilangkan beberapa kesusahan dari orang-orang yang
bermaksiat dan semua kerusakan,

‫و كـل بـلـيـة ووبـا با هـل البـد ر يـا اهلل‬

Dan semoga Engkau hilangkan semua bencana dan wabah penyakit, sebab berkahnya sahabat
ahli Badar ya Allah.

Analisis Syair
 Tema
Shalawat Badar merupakan karya dari Kiai Ali Mansur pada tahun 1960. Latar
belakang terciptanya shalawat Badar kabarnya karena kegelisahan Kiai Ali Mansur dengan
kondisi politik saat itu. Saat itu, Partai Komunis Indonesia (PKI) sedang dalam masa jayanya.
Pengaruh politiknya meluas hingga ke desa-desa. NU yang merupakan organisasi bagi para
kiai dari kota hingga ke pelosok desa adalah saingan utamanya.

6
Karena kegelisahannya, Ia terus-menerus memikirkan situasi politik yang semakin
tidak menguntungkan NU. Orang-orang PKI semakin leluasa mendominasi kekuasaan dan
berani membunuh kiai-kiai di pedesaan.

Kiai Ali merenung sambil memain-mainkan penanya. Di atas secarik kertas, kemudian
ia menulis syair-syair dalam Bahasa Arab. Beliau memang dikenal piawai membuat syair-
syair sejak ia masih nyantri di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.

Shalawat Badriyah pada bait 6-10 secara garis besar berisikan doa-doa kepada Allah
untuk keselamatan seluruh umat manusia. Pada bait ke-6 berisikan doa agar diselamatkan dari
kesusahan juga kesempitan yang merupakan kelanjutan dari bait sebelumnya.

Dilanjutkan pada bait ke-7 berisikan doa agar diselamatkan dari segala yang dapat
menyakitkan, juga agar terhindar dari tipu daya musuh-musuh. Pada bait ke-7 ini membahas
tentang keadaan saat Kiai Ali membuat shalawat ini agar terhindar dari tipu daya Pasukan
Komunis Indonesia (PKI) yang sedang berjaya dengan pengaruh politiknya makin meluas pada
saat itu. Dan pada bait ke-8 berisikan doa agar Allah senantiasa mengasihi seluruh umat manusia.

Pada bait ke-9 berisikan doa agar dihilangkan dari beberapa kesusahan orang-orang yang
berbuat maksiat dan kerusakan di muka bumi ini sehingga seluruh umat dapat hidup nyaman dan
tentram. Lalu pada bait ke-10 berisikan doa agar Allah senantiasa menghilangkan segala bentuk
bencana dan wabah penyakit.

 Rasa

Rasa yang disampaikan dalam penggalan shalawat tersebut ialah rasa harap keselamatan
untuk umat karena perjuangan para ahli badar. Dalam bait ini, penyair menunujukan rasa
permohonan untuk dijauhkan dari segala hal buruk dan memohon keberkahan untuk umat berkat
para ahli badar.

Pada bait keenam, yang merupakan lanjutan bait sebelumnya penyair memohon agar
umat ini diselamatkan dari segala kesulitan juga bencana. Bait ketujuh penyair memohon
keselamatan dari tipu daya musuh yang dapat menyesatkan. Bait kesembilan penyair memohon
dijauhkan dari kesulitan lain yaitu dijauhkan dari orang-orang yang bermaksiat karena takut akan

7
terjerumus kedalamnya. Bait kesepuluh penyair memohon agar menghilangkan wabah penyakit
dari umat agar kehidupan berjalan lancar tanpa ada rasa takut.

Seperti yang terlihat pada bait keenam, delapan, dan sepuluh penyair menyebutkan kata
“karena berkahnya ahli badar”, rasa yang ditunjukan dari penggalan kalimat tersebut adalah rasa
harap mengalirnya keberkahan kepada umat karena perjuangan para ahli badar.

Inti rasa dari penggalan shalawat ini adalah rasa harap keselamatan dari segala hal buruk
sebagai keberkahan yang mengalir dari para ahli badar yang berjuang karena Allah.

 Nada

Shalawat Badar secara substantif merupakan produk budaya kaum santri, sebagai wujud
tradisi lisan pesantren yang secara umum menjadi ekspresi seni kaum santri, sekaligus sebagai
wahana sosialisasi nilai dan ajaran Islam. Shalawat Badar hadir untuk menyampaikan sejumlah
pesan berkaitan dengan filosofi, sistem kepercayaan, dan norma-norma sakral komunitas
Nahdliyyin. Dengan demikian, secara substantif Shalawat Badar adalah suatu genre tradisi lisan,
yakni tradisi shalawatan gubahan ulama Islam yang sampai kini dianggap sakral oleh kaum
Nahdliyyin. Namun, berbeda dari eksistensi berbagai tradisi lisan pesantren lain, ternyata
entitas Shalawat Badar tak hanya menjadi ekspresi dari hubungan antara seni dan agama semata
melainkan telah menjadi manifestasi dari relasi agama, seni, dan politik.

Dalam konteks ini pula, Shalawat Badar bahkan akhirnya dianggap memiliki makna dan
fungsi integrasi - mobilisasi politik kaum santri, sehingga eksistensi shalawat ini senantiasa
kental dengan nuansa politik. Shalawat Badar hampir selalu hadir dalam banyak momentum
politik kaum santri tradisionalis, yang dituturkan dengan nada secara unik dan spesifik.
Penempatan Shalawat Badar dalam kerangka politik ini sebenarnya bukan suatu fenomena baru,
tetapi telah terjadi bahkan sejak era politik aliran jaman Demokrasi Terpimpin. Tampaknya
muatan filsafat, nilai-nilai adiluhung, dan ekspresi kepercayaan hubungan kemanusiaan-
ketuhanan dalam Shalawat Badar ini senantiasa sengaja didengungkan para penuturnya terutama
dalam kerangka kontestasi politik sejak awal penggubahannya bahkan berlanjut pada era
kekinian.

Bait ke-6 : Menurun dan lebih rendah dari bait sebelumnya.

8
Bait ke-7 : Nadanya tinggi dan naik/lebih tinggi dari nada sebelumnya, karena merupakan respon
dari bait sebelumnya.

Bait ke-8 : Sedikit menurun dan lebih rendah sehingga menyesuaikan dari bait sebelumnya.

Bait ke-9 : Nadanya tinggi dan naik/lebih tinggi dari nada sebelumnya, karena merupakan respon
dari bait sebelumnya.

Bait ke-10 : Sedikit menurun dan lebih rendah sehingga menyesuaikan dari bait sebelumnya.

Nada dalam Syair ini penyair ini menggambarkan dengan nada pasrah kata lain tawakal
kepada Allah dengan berbagai pujian, bersyukur atas keberkahan, kegelisahan dan do'a yang di
tuangkan penyair ke dalam syairnya pada saat itu. Nada yang digunakan oleh penyair dalam
penggalan sholawat badar ini menggunakan nada Tinggi dan rendah karena sebagai tanda
bersyukur terhadap keberkahan para sabahabat dan mengharapkan do’a nya dikabulkan maka
nada rendah itu seolah-olah menunjukan kepasrahan kepada Allah SWT. Dari penggalan bait
sholawat badar ini semuanya berisi tentang do’a agar dijauhkan dari berbagai malapetaka dan
ganguan – gangguan lainnya.

Meskipun begitu, Syair ini tercipta dengan aturan aturan atau wazan atau qofiyah yang
khas terdapat dalam syair. Maka, jika syair ini dibacakan atau dilantunkan, akan tercipta pula
nada yang sesuai dengan wazan tersebut.

 Amanat

Penyair seolah olah menggambarkan seeorang yang beruntung dikarenakan mendapatkan


kebaikan dan anugrah yang bertujuan agar supaya dapat ditiru oleh orang yang mendengar atau
membacanya. Penyair juga secara tidak langsung memberikan amanat supaya kita dapat meniru
Ahli badar yang merupakan pejuang atau pahlawan islam yang telah diampuni dosa mereka.

Penyair juga menyiratkan supaya kita dapat mengambil hikmah dari orang orang yang
rugi ketika hidup didunia mereka itu hatinya terbatas atau dikatakan sempit dan dilanjutkan
dengan bait selanjutnya yang merupakan doa supaya kita dapat diselamatkan dari kerugian
tersebut dan menjadi orang orang yang beruntung laksana ahli badar yang dikaitkan permohonan
kita pada perjuangan mereka agar kita mendapatkan berkah dan syafaat nabi dan juga ahli badar.

9
Jika melihat pada lafadz-lafadz syairnya, yaitu menyeru kita sebagai umat muslim untuk
memperbanyak baca sholawat, terkhusus sholawat badar ini, untuk mohon keselamatan,
menghilangkan kesempitan dan segala yang menyakitkan, untuk memperoleh ampunan Allah,
dihindarkan dari marabahaya dan bencana, mohon keuntungan dan meluaskan rezkinya serta
mendapatkan keberkahan dan sebagainya, dengan sebab berkah sahabat ahli Badar.

Penggalan syair tersebut memberikan amanat terhadap pembaca /pendengarnya, sebagai


umat muslim agar memiliki semangat berjihad dan sama seperti ahli badar sehingga senantiasa
mendapat rahmat dan ampunan dari Allah SWT.

Amanat dalam salawat badar yang ingin disampaikan oleh penyair kepada pembaca atau
pendengar adalah bagaimana caranya agar kita selalu bersyukur dan selalu memohon doa dan
pertolongan kepada Allah SWT.

Setelah membahas beberapa hal diatas, ada beberapa amanat yang bisa diambil dari bait
ini. Diantaranya; manusia tidak ada apa apanya, kita harus senantiasa bersyukur, jangan
melupakan Jasa, apapun yang terjadi, semua itu ada dalam kuasa Allah SWT.

10
Analisis Shalawat Badar
Bait 11 - 15

‫فكم من رمحة حصلت و كم من ذلة فصلت‬


Banyak Rahmat yang telah dituai Banyak kenistaan yang dihilangkan

‫و كم من نعمة وصلت باهل البدر يااهلل‬


Banyak Nikmat yang telah sampai Karena berkah Ahli Badar Ya Allah

‫و كم اغنيت ذالعمر و كم اوليت ذاالفقر‬


Berkali kali Engkau memberi harta pada yang makmur Berkali kali Engkau memberi nikmat
pada yang faqir

‫و كم عافيت ذاالوذر باهل البدر يا اهلل‬


Berkali kali Engkau memberi ampunan pada yang berdosa Karena berkah ahli badar Ya Allah

‫لقد ضاقت على القلب مجيع االرض مع رحب‬


Hati manusia benar benar sempit Diatas bumi (yang luas) penuh marabahaya ini.

Analisis Syair
 Tema

Merupakan lanjutan dari tema sebelumnya yakni “Shalawat nabi dan doa yang dikaitkan
pada ahli badar”. Jika membahas tentang latar belakang, sholawat badar ini merupakan salah satu
wujud ‘perlawanan’ antara kelompok Islam dan komunis, juga terjadi pergulatan wacana yang
cukup keras antara Partai Nahdlatul Ulama (NU) dan PKI. Terciptanya Sholawat Badar,
merupakan dampak dari kegelisahan sang penyair Kiai Ali Manshur dengan kondisi politik saat
itu. Jadi dapat disimpulkan tema dari sholawat ini lebih ke mengingat jasa perjuangan para ahli
badar dan ungkapan syukur dan pujian penyair kepada nabi Muhammad SAW. Adapun tema
yang tampak cukup jelas dari shalawat badar ini adalah tentang kenikmatan. Jika dilihat dari
perspektif tema yang ada pada zaman jahiliyyah, seperti Tashbih/ghazal, Hammasah/fakhr,

11
Madah, Rithsa, Hija, dan lain sebagainya, maka kelima syair di atas termasuk kedalam syair
yang bertemakan Ritsa. Ritsa adalah jenis puisi/syair yang digunakan untuk meratapi(mengingat)
jasa orang yang sudah meninggal. Penggalan syair shalawat badar yang bertemakan Ritsa Al
Ta'bin ini berisi tentang pujian dan kebanggaan terhadap orang yang telah tiada, yaitu para ahli
badar yang gugur di medan peperangan melawan kafir Quraisy di daerah Badr.

Jika melihat Shalawat ini secara murni, maka bait bait sebelumnya berisikan doa kepada
Allah SWT. Adapun pada bait ke 11-14 ini salah satunya membahasa tentang kontribusi besar
para Ahli Badar sehingga Allah masih memberikan manusia banyak kebaikan di muka bumi.
Sang penyair secara tidak langsung mengungkapkan bahwa Ahli Badar tersebut merupakan
orang orang yang sangat Allah sayangi.

Selain itu dari bait ini kita juga akan menemukan ungkapan syukur sang penyair karena
masih banyak kebaikan di muka bumi. Walaupun beliau menyelipkannya pada pujiannya
terhadap Ahli Badar, pembaca juga bisa merasakan bahwa sang penyair bersyukur atas semua
kebaikan yang Allah turunkan.

Namun kadang seseorang yang membaca akan keliru terhadap makna yang dimaksudkan
oleh sang penyair. Beberapa orang mungkin akan menganggap bahwa Bait 11-15 tidak lain
hanya bermaknakan seakan akan Allah SWT mengambil keputusan karena seorang hamba yang
Allah Cintai. Maka pada bait ke 15 diungkapkan bahwa manusia tidak ada apa apanya. Hal itu
merupakan bentuk Netralisasi Prasangka bahwa Allah Maha Kuasa atas segala galanya.

Maka bisa disimpulkan bahwa bait ke 11-15 ini memiliki tema Kontribusi besar para Ahli
badar yang disyukuri oleh umat manusia atas kehendak Allah SWT.

 Rasa

Penyair merespon syair sebelumnya dengan bait ini, secara lafdziah menggunakan hurf fa
yakni memberikan respon dan contoh dari permohonan doa yang terkabul. Penyair memberikan
contoh kedua dan ketiga dari responnya tersebut dengan menggunakan hurf wau yang berfungsi
menggabungkan atau menambahkan contoh dari orang orang yang terkabul pengharapannya,
terutama karena ada kaitannya dengan ahli badar. Penyair memberikan kejelasan contoh orang

12
orang yang rugi menggunakan huruf lam yang menunjukan keyakinan tanpa keraguan, dengan
perasaan yang sedih.

Rasa dalam syair ini berbeda-beda, karena syair ini mengandung beberapa ungkapan
keadaan sang penyair ketika itu. Rasa yang diberikan penyair kepada pembaca/ pendengar adalah
rasa sedih, ketika mendengar shalawat badar setiap orang yang mendengarnya akan merasa
sedih. Rasa yang disampaikan dalam penggalan syair tersebut ialah rasa haru dan bangga dalam
mengenang para ahli badar. Penggalan syair ini mempunyai rasa yang sangat menarik dan
menggembirakan. Karena jika syair ini direnungkan secara mendalam, tentunya banyak hikmah
yang bisa kita ambil, dan pelajaran yang berharga yang akan menambahkan kecintaan kita
terhadap Allah dan Rasulnya.

Namun jika melihat secara murni maka pasti yang akan dirasakan adalah Rasa penuh
harap, sedih dan terharu. Beberapa membicarakan bahwa shalawat ini hadir pada detik detik
G30SPKI yang mana hal itu membuat perasaan baru muncul. Adapun rasa yang muncul
diantaranya rasa penuh harap, keberanian dan semangat juang. Mereka merasa bahwa
memperjuangkan agama seperti halnya ahli badar merupakan hal yang membanggakan.

Semua itu sudah pasti tergantung pada kondisi. Namun yang pasti Rasa yang paling
utama dalam syair ini yaitu rasa syukur yang berpadu dengan rasa penuh harap.

 Nada

11 --> Nadanya tinggi dan naik/lebih tinggi dari nada sebelumnya, karena merupakan respon dari
bait sebelumnya.

12 --> Sedikit menurun dan lebih rendah dari bait sebelumnya.

13 --> Sedikit menurun dan lebih rendah sehingga menyesuaikan dari bait sebelumnya.

14 --> Kondisional karena menyelaraskan dengan nada pada bait sebelumnya.

15 --> Lebih rendah bahkan bisa lebih tingi dari bait sebelumnya (kondisional)

13
Nada dalam syair ini penyair seolah-olah menggambarkan dengan nada rasa pasrah
dengan kata lain tawakal kepada Allah dengan berbagai pujian, kegelisahan, do'a yang di
tuangkan penyair ke dalam syairnya pada saat itu. Nada yang digunakan oleh penyair tentu
memiliki nada tinggi dan ada pula nada rendah. Penggalan syair Shalawat Badar tersebut
dominan bernada memuji dan membanggakan para ahli badar. Nada lain yang terkandung dalam
bait ini yaitu nada seorang hamba yang merendahkan diri dihadapan Allah SWT. Berkaitan
dengan rasa, nada yang dihasilkan dari rasa penuh harap ini terdengar seperti nada yang hendak
berteriak namun mampu membuat sedih orang yang berteriak itu. Seakan akan ia berteriak
bahwa ia sudah tidak sanggup di dunia namun tidak sanggup meninggalkan orang yang
dikasihinya. Tentu nada dalam Shalawat ini tidak lain bertujuan sebagai bentuk syukur atas hal
yang tidak terkira oleh manusia.

Meskipun begitu, Syair ini tercipta dengan aturan aturan atau wazan atau qofiyah yang
khas terdapat dalam syair. Maka, jika syair ini dibacakan atau dilantunkan, akan tercipta pula
nada yang sesuai dengan wazan tersebut.

 Amanat

1. Penyair seolah olah menggambarkan seeorang yang beruntung dikarenakan mendapatkan


kebaikan dan anugrah yang bertujuan agar supaya dapat ditiru oleh orang yang mendengar atau
membacanya. Penyair juga secara tidak langsung memberikan amanat supaya kita dapat meniru
Ahli badar yang merupakan pejuang atau pahlawan islam yang telah diampuni dosa mereka.

2. Penyair juga menyiratkan supaya kita dapat mengambil hikmah dari orang orang yang rugi
ketika hidup didunia mereka itu hatinya terbatas atau dikatakan sempit dan dilanjutkan dengan
bait selanjutnya yang merupakan doa supaya kita dapat diselamatkan dari kerugian tersebut dan
menjadi orang orang yang beruntung laksana ahli badar yang dikaitkan permohonan kita pada
perjuangan mereka agar kita mendapatkan berkah dan syafaat nabi dan juga ahli badar.

3. Jika melihat pada lafadz-lafadz syairnya, yaitu menyeru kita sebagai umat muslim untuk
memperbanyak baca sholawat, terkhusus sholawat badar ini, untuk mohon keselamatan,
menghilangkan kesempitan dan segala yang menyakitkan, untuk memperoleh ampunan Allah,
dihindarkan dari marabahaya dan bencana, mohon keuntungan dan meluaskan rezkinya serta
mendapatkan keberkahan dan sebagainya, dengan sebab berkah sahabat ahli Badar.

14
4. Penggalan syair tersebut memberikan amanat terhadap pembaca /pendengarnya, sebagai umat
muslim agar memiliki semangat berjihad dan sama seperti ahli badar sehingga senantiasa
mendapat rahmat dan ampunan dari Allah SWT

5. Amanat dalam salawat badar yang ingin disampaikan oleh penyair kepada pembaca atau
pendengar adalah bagaimana caranya agar kita selalu bersyukur dan selalu memohon doa dan
pertolongan kepada allah SWT.

6. Setelah membahas beberapa hal diatas, ada beberapa amanat yang bisa diambil dari bait ini.
Diantaranya; manusia tidak ada apa apanya, kita harus senantiasa bersyukur, jangan
melupakan Jasa, apapun yang terjadi, semua itu ada dalam kuasa Allah SWT.

15
Analisis Shalawat Badar
Bait 16 – 20
‫انج من البال الصعب باهل البدر يا اهلل‬
ُ
.”Ya allah Maka selamatkanlah dari bencana yang sulit dengan perantara ahli badar “

‫الس ْع ِد‬ ِ ِ ِّ ‫اََتْينَا طالِىِب‬


َ ‫الرفق َو ُج ِّل اخْل رْي َو‬

.”Kami datang dengan memohon pertolongan, dan memohon kebaikan dan keberkahan “

‫فوسع منحة االيدي با اهل البدر يا ااهلل‬


Semoga Allah meluaskan anugerah yang melimpah-limpah , karena berkahnya ahli badar ya “
.”Allah

‫فال تردد مع اخليبة بل اجعلنا على الطيبة‬

Maka tidak ada yang dapat menolak kegagalan tetapi jadikanlah kami menjadi sebuah “
.”kebaikan

‫ باهل البدر يا اهلل‬# ‫ذاالعز واهليبة‬


ّ ‫ايا‬
Wahai allah yang memiliki kemuliaan dan yang memiliki kewibawaan yang menolak segala “
”bahaya dengan perantara berkahnya ahli badar
.
Analisis Syair
 Tema :

Pada bait 16 - 20 merupakan lanjutan bait sebelumnya berupa sebuah pujian kepada
pencipta dan sebuah selipan do’a dengan perantara berkahnya ahli badar karena sebuah adab
mengenai berdoa adalah dengan memuji terlebih dahulu walaupun sang pencipta tak berarti
dengan pujian namun sepatutnya seorang hamba yang beradab memohon permohonan dengan
melaksanakan adabnya kepada sang penciptanya. Semua yang terjadi pada perang badar
merupakan bukti kemaha kuasaan Allah terhadap segala sesuatu yang terjadi dari mulai allah
menyelamatkan ahli badar sampai allah memberikan anugerah dan kebaikan kepada ahli badar.
16
Maka bait-bait ini meminta tabarruk yang diberikan kepada ahli badar dengan kemenangan dan
terus menegakan kalimat allah dengan penuh optimis.

 Nada:

Nada dalam bait ini lebih halus tidak dengan nada yang tinggi karena sebuah
pengharapan yang disampaikan dengan memakai cara yang baik, pengarang meminta
permohonan pada Allah dalam meminta keselamatan hal tersebut dan merupakan sebuah bait
yang perlu diresapi dengan mendalam.

Nada lembut dan halus yang mengiringi sebagai permintaan juga pendalaman rasa secara
keseluruhan.

 Rasa:

Bait ini merupakan hal yang menyangkut penghambaan yang sebenar – benarnya nya dan
menganggap makhluk itu selalu butuh pada sang kholiknya.

Bait ini dikaitkan dengan ahlul badar sebagai rasa bagaimana ahlul badar memperjuangkan
atau mempertahankan agama Allah tanpa mengaharap apapun dan bagaimana Allah menolong
orang-orang dengan kehendaknya. Bagaimana keselamatan yang Allah berikan kepada mereka
dengan perbandingan pasukan yang tak pernah disangka Allah turunkan bantuan dan
menghasilkan sebuah kemenangan.

Keselamatan yang diberikan oleh Allah sehingga mendapatkan kemenangan walaupun


dengan pasukan yang sedikit.

Bait 16 -> Dialah Allah yang maha segalanya dan yang memiliki kemuliaan tidak ada seorang
pun dari orang-orang yang dianggap mulia menyandinginya.

Bait 17 -> Bait ini adalah satu permohonan seorang hamba ke pada penciptanya (Allah SWT).
Meminta segala kebaikan dan keberkahan yang ada di atas dunia ini. Karena sebuah keberkahan
merupakan langkah yang sulit di capai dan tak sembarang orang mampu memilikinya sebuah
proses yang mampu memperbanyak kita dalam semua aspek bebaikan yang akan mengantarkan
ridonya Allah terhadap makhluknya.

17
Bait 18 -> Sebuah anugerah (hidayat) yang wajib dipinta karena hanya orang-orang terpilih yang
mendapat hidayat tersebut.

Bait 19 -> Allah lah yang maha kuasa terhadap segala sesuatu berupa kebaikan atau keburukan.
Maka Ketika semua keburukan atau bencana dating Allah tak pernah mustahil menjadikan
semuanya kebaikan dan Allah berkuasa terhadap mengganti semua keburukan atau bencana
dengan semua kebaikan.

Bait 20 -> Allah lah yang maha bijaksana terhadap semua keputusannya terhadap hambanya.
Semua sifat kemuliaan-Nya tak pernah dapat dibantahkan.

 Amanat :

Kisah yang berkaitan dengan semua doa telah Allah tampakan keselamatan, keberkahan,
anugerah, dan terus berada dalam kebaikan adalah hal yang harus di jadikan sebagai permohonan
karena manusia atau makhluk yang terus bergantung pada sang kholiknya.

Keselamatan dunia dan akhirat adalah hal yang sangat penting keberkahan yang Allah
berikan merupakan jembatan rido Allah dan mendatangkan semua kebaikan yang wajib di puji
secara hakiki adalah Allah yang memiliki semua sifat kesempurnaan dan kemuliaan serta
bijaksana terhadap seluruh makhluknya.

18
Analisis Shalawat Badar
Bait ke 21-24

‫وأن تردد فمن نأيت بنيل مجيع حاجايت‬


Jika Engkau (Allah) terpaksa menolak hamba, maka kepada siapakah kami akan datang mohon
dengan mendapat semua hajat kami.

‫امللمات بأهل البدريا اهلل‬


ّ ‫أياجايل‬
Wahai Dzat yang menghilangkan beberapa bencana dunia dan akhirat, hilangkan bencana-
bencana hamba. Lantaran berkahnya sahabat Ahli Badar ya Allah.

‫أهلي اغفروأكرمنا بنيل مطالب منا‬


Ya Allah, semoga Engkau mengampuni kami dan memuliakan diri kami, dengan mendapat hasil
beberapa permohonan kami.

‫ودفع مساءة عنا بأهل البدريااهلل‬


Dan menolak keburukan-keburukan dari kami. Dengan mendapat berkahnya sahabat Ahli
Badar ya Allah.

Analisis Syair
 Tema

Pada bait(21-24) ini memiliki tema ketuhanan, yang berisi tentang permohonan dan meminta
pengampunan dari Allah.

Jika engkau(Allah) terpaksa menolak hamba, maka kepada siapakah kami akan memohon
dengan semua hajat kami

Kata “jika” disini digunakan untuk mempertegas bahwa tidak ada kekuatan selain dari Allah.
Kata “jika” disempurnakan dengan kata “maka” yang digunakan untuk menguatkan kembali
bahwa mahluk pada hakikatnya tidak berdaya dan membutuhkan pertolongan dari Allah.

Wahai Dzat yang menghilangkan beberapa bencana dunia dan akhirat, hilangkan bencana-
bencana hamba lantaran berkahnya sahabat ahli Badar ya Allah.

19
Bait selanjutnya mengambarkan kekuatan Alllah yang sangat besar hingga mampu untuk
menghalau berbagai bencana yang akan terjadi pada mahluknya. Disini juga di tuliskan
“berkahnya sahabat ahli Badar ya Allah” yang dimana dengan membaca atau memahami
Sholawat ini diharapkan mendapat berkah untuk terhindar dari berbagai bencana.

Ya Allah, semoga Engkau mengampuni kami dan memuliakan diri kami, dengan mendapat hasil
beberapa permohonan kami, dan menolak keburukan-keburukan dari kami dengan mendapat
berkahnya sahabat ahli Badar ya Allah

Pada awal kalimat berisikan permohonan maaf dari hamba serta diharapkan dengan permohonan
maaf tersebut dapat “dengan mendapat hasil beberapa permohonan kami” mendatangkan ridho
Allah dan “dan menolak keburukan-keburukan dari kami” terampuninya semua dosa dan
kesalahan yang telah di perbuat ataupun yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Serta di
tutup dengan “dengan mendapat berkahnya sahabat ahli Badar ya Allah” Mengharapan berkah.

Pada bait ini menceritakan tentang permohonan maaf serta kesadaran bahwa tidak ada daya
upaya selain dari Allah. Serta menyadari bahwa pada hakikatnya hamba akan kembali pada
pemiliknya. Oleh sebab itu hamba diharapkan meminta berbagai ampunan atas segala dosa dan
di harapkan juga untuk mengenal siapa pemiliknya. Wallahualam

 Rasa

“Jika Engkau (Allah) terpaksa menolak hamba, maka kepada siapakah kami akan datang
memohon dengan mendapat semua hajat kami”

Pada bait ini sang penyair mengungkapkan rasa yang sangat sedih, bingung dan cemas kepada
pembaca dan pendengar, karena kalimat tersebut menunjukkan jika sang penyair ditolak dalam
permohonannya maka sang penyair sedih, bingung, dan cemas akan kepada siapa dia meminta
dan memohon semua hajatnya selain kepada Tuhannya.

“Wahai Dzat yang menghilangkan beberapa bencana dunia dan akhirat, hilangkan bencana-
bencana hamba

Lantaran berkahnya sahabat ahli Badar ya Allah

Ya Allah, semoga Engkau mengampuni kami dan memuliakan

20
diri kami, dengan mendapat hasil beberapa permohonan kami,

dan menolak keburukan-keburukan dari kami

Dengan mendapat berkahnya sahabat ahli Badar ya Allah.”

Pada bait ini sang penyair mengungkapkan rasa penuh pengharapan dengan memohon dan
meminta kepada Tuhannya zat yang maha segalanya untuk menghilangkan bencana dunia dan
akhirat dengan berkah ahli badar dan juga dia memohon agar mengampuni kesalahan dan dosa
perbuatan buruk yang pernah dia lakukan sendiri, melalui berkahnya sahabat ahli badar. Namun
yang pasti rasa yang paling utama dalam syair ini yaitu rasa sedih yang berpadu dengan rasa
penuh harap.

 Nada

Dalam sholawat badar pada bait 21-24 penyair menuliskan dalam lafadz lafadz nya dengan nada
yang penuh pengharapan karena sadar akan kelemahan seorang hamba yang begitu lemah dan
sangat bergantung kepada Allah, tanpa pertolongan Allah seorang hamba itu takkan mampu
berbuat apa-apa. Para pembaca atau pendengar juga akan merasakan mengenai perasaan yang
disampaikan oleh penyairnya lewat syair ini.
 Amanat
1. Dalam syair solawat badar pada bait 21, penyair memberitahukan bahwa hanya kepada
Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah lah sebaik-baik tempat
meminta dengan segala hajat kita. Tanpa pertolongan Allah kita tidak bisa melakukan
apapun.
2. Dalam bait 22 pada solawat badar ini, penyair menyampaikan bahwa hanya Allah lah
yang mampu menjauhkan, menghindarkan dan melindungi kita dari segala bala serta
keburukan yang akan menimpa setiap hamba-Nya, serta hanya Allah-lah tempat
bergantung dalam segala hal. Dalam solawat ini, semoga kita bisa mengikuti jejak dan
langkah para ahli badar yang sangat dimuliakan oleh Allah SWT. Kita bisa mencontoh
bagaimana para sahabat ahli badar memperjuangkan sebuah kebenaran dan keimanan,
terutama dalam memperjuangkan dan membela agama Allah, yaitu agama Islam.

21
Ahlul Badr (pejuang perang Badar ) radhiallahu 'anhum adalah orang-orang paling mulia
(afdhol) sebagaimana dikatakan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam
(SAW). Dalam Al-Qur'an, Allah Ta'ala berfirman:

ِ َّ ‫ت فَِئةً َكثِريةً بِِإ ْذ ِن اللَّ ِه واللَّهُ مع‬ ٍ ِ ٍِ ِ


َ ‫الصاب ِر‬
‫ين‬ ََ َ َ ْ َ‫َك ْم م ْن فَئة قَليلَة َغلَب‬

"…Betapa banyak golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak
dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al Baqarah: 249).

Dalam riwayat Imam Ahmad dengan sanad yang sesuai syarat Imam Muslim dari hadis
Jabir, ditegaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

‫لَ ْن يَ ْد ُخ َل النَّا َر َأ َح ٌد َش ِه َد بَ ْدرًا‬

"Yang ikut serta dalam Perang Badar tidak akan masuk neraka". (Al-Fath, 9/46).

Betapa Allah memuliakan para ahlul badar karena perjuangannya.

3. Dalam syair solawat badar bait 23, penyair mengingatkan dan menegaskan bahwa kita
harus senantiasa memohon ampun kepada Allah, dan senantiasa selalu berusaha
mengikuti para sahabat yang Sholih, selalu berusaha melakukan yang terbaik dalam
menjalankan perintah Allah dan dalam menjauhi larangan Allah agar Allah senantiasa
ridho dengan segala perbuatan kita, senantiasa berdoa dan berharap hanya kepada Allah
agar Allah mengabulkan doa dan hajat kita. Dengan menjalankan perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya dengan sebaik mungkin, semoga kita akan mendapat kemuliaan
dari Allah baik kemuliaan di dunia maupun di akhirat.
4. Pada bait 24, penyair ingin menyampaikan kepada kita, hendaknya kita mengikuti akhlak
dan kegigihan para ahli badar dan selalu betawasul melalui ahli badar agar kita
mendapatkan barokahnya.

Dengan adanya solawat badar ini, semoga kita senantiasa berusaha mengikuti jejak
para ahli badar.

22
Analisis Sholawat Badar

Bait 25 - 28

‫وذوفضل وذوعطف‬ ‫اهلى انت ذولطف‬


Ya Allah Engkaulah yang punya belas kasihan Dan punya keutaman ( Anugerah ) lagi kasih
sayang

‫باهل البدر يااهلل‬ ‫وكم من كربة تنفى‬


Sudah banyaklah kesusahan yang hilang Dari sebab berkahnya sahabat ahli Badar ya Allah

‫وصل على النيب الرب بال عد وال حصر‬


Dan semoga Engkau ( Allah ) melimpahkan rahmat kepada Nabi yang senantiasa berbakti
kepadanya Dengan limpahkan rahmat dan kesalamatan yang tak terbilang dan tak terhitung

‫باهل البدر يااهلل‬ ‫وال سادة غر‬


Dan semoga tetap atas para keluarga Nabi dan para Sayyid yang bersinar nur cahayanya
Sebab berkahnya sahabat ahli Badar ya Allah

Analisis Syair
 Tema

Shalawat yang berjudul “Shalawat Badar” bertemakan ketuhanan. Hal ini dapat
digambarkan dalam beberapa bukti. Pertama, diksi yang digunakan sangat kental dengan kata-
kata ketuhanan. seperti kata:

“Ya Allah, engkaulah yang punya belas kasian,dan punya keutamaan (Anugrah) lagi kasih
sayang”.

Yang digunakan sebagai ungkapan pernyataan kepasrahan diri yang paling dalam, bahwa
hanya Allah satu"nya pemilik anugrah nan kasih sayang yang tak terbatas untuk hambaNya.

Bait-bait yang mendukung lainnya adalah:

23
“dan semoga Allah melimpahkan rahmat kepada Nabi yang senantiasa berbakti kepadaNya,
dengan limpahan rahmat dan keselamatan yang tak terbilang dan tak terhitung".

Berikut menggambarkan kesungguhan hati yang paling dalam diri seseorang dengan
mengharapkan akan limpahan rahmatNya kepada Nabi Muhammad SAW. Ia menyadari
bahwasannya segala puji hanya milik Allah, pun kita sebagai hamba hanya bisa memasrahkan
semuanya kepada Allah.

Dari sudut isi, shalawat tersebut menggambarkan kesadaran seorang hamba bahwasannya
segala kehidupan ini telah diatur oleh Allah.

Shalawat yang berjudul "shalawat badar" merupakan dialog penulis dengan tuhannya.
Kata “Allah” yang disebutkan dalam shalawat ini menunjukan bukti bahwa seorang penulis
sedang berkhidmat kepada tuhannya, sehingga tampak seorang penulis sedang berhadap-
hadapan, berbicara mengungkapkan keinginan kepada Allah.

 Rasa

Dalam bait-bait shalawat badar yang di dalamnya menunjukan rasa kepasrahan diri. Hal ini
tersirat dalam kutipan berikut:

"Ya Allah, engkaulah yang punya belas kasihan, dan punya keutamaan (Anugrah) lagi kasih
sayang"

Penulis merasakan bahwa Allah yang maha pemilik anugrah, ia menyadari bahwa sebab
keberkahan shalawat ada pada Allah SWT. Seperti yang ditegaskannya pada baris: "dan semoga
tetap atas para keluarga Nabi dan para sayyid yang bersinar nur cahayanya, sebab berkahnya
sahabat Ahli badar Ya Allah" maka dari itu Ia berniat meminta keberkahan serta sekaligus ingin
meningkatkan ketaqwaannya kepada Allah.

24
 Nada

Sikap penyair yang mendominasi terhadap sholawat badar menggambarkan bentuk


pengharapan hamba terhadap tuhannya . Harapan itulah yang dapat membangun kedekatan
penyair sebagai hamba kepada tuhannya . Dan hanya kepada tuhannyalah ( Allah) dia berharap .
Ditegaskan dalam kata :

" Ya Allah. Engkaulah yang punya belas kasihan dan punya keutamaan ( Anugerah ) lagi kasih
sayang

Dan semoga engkau ( Allah) melimpahkan rahmat kepada nabi yang senantiasa berbakti
kepadanya dengan limpahan rahmat dan keselamatan yang terbilang dan tak terhitung "

 Amanat

Dalam sholawat badar penyair hendak menyampaikan amanat untuk senantiasa mengingat
kepada Sang Pemberi Ni'mat.

Digambarkan bahwa Allah yang Maha Pengasih yang tak pernah pilih kasih. Kasih
sayangNya yang tak pernah berhenti ia berikan kepada hambaNya. Tak terhitung dan tak akan
pernah terbilang jumlahnya. Tergambar dalam kalimat :

Ya Allah, Engkaulah yang punya belas kasihan, dan punya keutamaan lagi kasih sayang.

Manusia tidak mempunyai daya dan upaya selain pertolongan dariNya. Tergambar dalam kata,

Sudah banyaklah kesusahan yang hilang.

Tak luput juga penyair mengingatkan untuk senantiasa bersholawat kepada Nabi sebagai
panutan dalam kehidupan manusia. Terukir dalam kata :

Dan semoga Engkau melimpahkan rahmat kepada Nabi yang senantiasa berbakti kepada-Nya.

Allah merupakan Sang Pencipta yang Maha pemilik segala apa yang ada. Yang mampu
memberi rahmat serta mencegah kemadhorotan.

Maka, dapat disimpulkan bahwa penyair mengemas amanat dengan tersirat dan tersurat
disetiap baitnya.

25
Bionarasi penulis

Ade Ramdani tapi kebanyakan orang di kampung halamannya memanggil dengan sebutan
ali, ia seorang anak laki laki kelahiran ciamis 19 november itu memilki hobi bertani di samping
kesibukannya itu tak lupa juga sering membaca buku terkhusus masalah pertanian dan buku lain
tentunya tak terlewatkan dan berharap dapat memberikan manfaat bagi semua orang.
Adi Maulia Rahman yang belakangan ini ingin dipanggil Ma’ul, karena belum siap jika
harus dipanggil yang maha kuasa. Lahir di kota penuh cerita, yaitu kota Bandung tercinta, pada
hari minggu ceria, disaat orang orang pergi tamasya, terlahir dari keluarga biasa, tidak dari
keluarga kaya raya, apalagi keluarga orang gila. Dia memiliki impian yang cukup luar biasa,
yaitu ingin menjadi sutradara, tetapi sebelum mencapai hal tersebut, dia ingin melaluinya dengan
bertahap, dimulai dari menulis novel, kemudian dapat menulis naskah film, hingga dapat
mengarahkan sebuah film dengan menjadi sutradara. “Saya percaya bahwa tidak ada yang tidak
mungkin di dunia ini, jika kita terus berusaha dibarengi doa, saya pasti bisa.” Ujarnya
Ahmad Rizal Sabani kelahiran 10 November 1999 pria ini biasa di panggil dengan nama
Ahwillz karena keunikan rambutnya yang sedikit kriwil, Ahwillz ini mempunyai sebuah bakat
dalam olah raga yang dimana sebagian orang ingin mempunyai kemampuan sepertinya,tapi dia
tetap konsisten terhadap sebuah cita citanya menjadi sebuah penerjemah, semoga apa yang
terdapat dalam benak hatinya tuhan dan alam semesta berpihak padanya.
Ai Rabiah Nur Syabani, perempuan yang dikenal dengan nama panggilan Rabiah atau
Bibi ini lahir pada hari Senin, 29 November 1999. Ia berdarah Sunda asli, walaupun ada
keturunan dari Banten. Pemilik Instagram @rabiah_albantani ini memiliki hobi membaca buku,
travelling, menonton film, wisata kuliner dan masih banyak lagi. Menjadi seorang penerjemah,
penulis buku terkenal dan salah satu dosen di universitas merupakan mimpi-mimpinya. Ia sangat
suka dengan bahasa Arab, oleh karenanya ia masuk jurusan Bahasa dan Sastra Arab. Walaupun
ia merasa belum punya dasar dalam berbicara bahasa Arab, tapi ia yakin dengan do’a, usaha,
serta berkah orangtua dan gurunya, ia bisa menggapai semua impiannya itu.
Ai Rohaeni adalah perempuan kelahiran Tanah Sunda pada 09 Maret 2001 . Pemilik nama
Ai ini seringkali diketahui banyak orang berasal dari mana, karena nama “Ai” ini merupakan
salah satu ciri khas nama perempuan Sunda. Satu hal diantara banyak hal yang sedang ia
usahakan adalah ia sedang berusaha supaya rajin membaca buku, karena ia sadar kunci dari
sebuah ilmu salah satunya dengan membaca. Ai lebih suka bahasa Arab dibanding Inggris, entah
kenapa ia lebih pede berucap bahasa Arab dibanding Inggris, ya walaupun masih ada logat-logat
Sunda. Harapan Ai sekarang adalah semoga ia masih terus diberi semangat dan kemudahan
untuk mencari dan menuntut ilmu supaya bisa bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa dan juga
salah satu alasan mengapa ia harus bersemangat dan bersungguh-sungguh menuntut ilmu, karena
ia sadar bahwa kelak buah hatinya berhak lahir dari ibu yang cerdas.
Aisyah Alief Dz, asli orang bandung kelahiran 22 september 1999 ini sering di panggil
aisyah, alief atau pun chelip. Pemilik akun instagram @syahlief ini memiliki hobby menari,
membaca novel dan menonton drama, pecinta garis keras drama korea action dan komedi. Orang

26
ini masih haus akan ilmu dan masi dangkal ilmu pengetahuannya, tapi karna memiliki keinginan
yg besar,sedikit demi sedikit bisa menulis meskipun masih banyak yang harus d perbaiki.
Semoga tulisan saya yang masi banyak kekurangan ini bisa bermanfaat bagi nusa dan bangsa.
Aisyah Dinda Azizah, mahasiswi di salah satu Universitas di Bandung, senang berteman
dan bersosialisasi. Meski prodi yang diambilnya adalah bahasa, namun ketertarikannya di bidang
tataboga lebih besar, sayang Ia belum berkesempatan mempelajari bidang yang diingininya
tersebut. Selain aktif menjalani kesehariannya sebagai mahasiswi, Ia sangat berminat dengan
bercocok tanam, sehingga bercocok tanam merupakan hobi yang sekaligus akan menjadi
pekerjaannya di masa depan, harapnya.
Aldita Putri Bungah Utami, seorang mahasiswi di salah satu Universitas Negeri yang
bercita-cita tinggi walau banyak rintangan silih berganti. Biasa dipanggil Tata, Dita, dan Al, tapi
ada juga yang memanggilnya Aldi jadi banyak yang mengira laki-laki padahal jelas-jelas Aldita
Putri masa iya laki-laki. Anak ini suka banget main diksi, menurutnya pemilihan kata-kata yang
tepat adalah suatu hal yang hebat dan membuat tulisan menjadi bermartabat juga bermanfaat
sehingga maknanya dapat sampai ke pembaca dan tidak menimbulkan makna ganda. Selain itu,
Aldita suka banget sama hal baru karena menurutnya hal tersebut itu seru sehingga menjadi
tantangan tersendiri untuk dapat menguasainya. Aldita berharap bisa menjadikan hobi bermain
diksinya menjadi sebuah karya yang sederhana namun dapat bernilai dan sampai maknanya di
hati para pembaca, aamiin, semoga ya.
Ali Rois Salman Al-Parizi, seorang Tukang Kopi yang menyamar menjadi mahasiswa.
Biasa disebut Haji/Mama/Ali oleh teman-teman yang berada disekitarnya, disebut demikian
karena sebagian dari kelebihan penulis yaitu sering membaca dan memahami sebagian kitab
klasik. Dengan seringnya bergelut dengan kitab klasik maka penulis menyamar menjadi
mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab. Disamping hal tersebut penulis pun tidak lepas dari
pekerjaannya sebagai Tukang Kopi. Penulis berharap agar dikemudian hari dapat membuat
sebuah perusahaan untuk mengurangi angka pengangguran dan mencoba menulis sebuah karya
yang berkaitan dengan apa yang penulis gandrungi agar dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan
orang-orang yang membutuhkannya.
Alya Dhiyannisa, biasa dipanggil Alya. Memiliki hobi yang bermacam salah satunya
menulis. Menulis dalam bentuk apapun, baik menulis dengan tangan ataupun mengetik. Menulis
lebih seru daripada membaca menurutnya, karena bergerak lebih banyak sehingga tidak bosan. Ia
pernah membaca namun beberapa buku saja yang benar-benar membuatnya tertarik. Semoga
kedepannya Alya dapat terus membaca buku agar bertambah wawasannya.
Alya Fathimah Azzahra, seorang mahasiswi kelahiran Bekasi 26 September 2001.
Mempunyai hobi membaca sejak SMP sudah membaca mulai dari buku novel, buku sastra klasik
hingga kitab-kitab klasik. Hobinya dalam membaca buku didorong oleh keinginannya untuk
menguasai berbagai bahasa dan bercita-cita menjadi seorang Editor Buku. Sampai sekarang pada
kenyataannya wawasan ilmunya masih kurang luas. Selain membaca buku, salah satu hobinya
adalah menulis. Dengan terus berlatih dan berusaha mengembangkan wawasan, penulis berharap

27
pada masa yang akan datang dapat membuat sebuah karya tulisan yang bermanfaat bagi
masyarakat, nusa, dan bangsa.
Andrian Syamsul Ramli, dilahirkan di daerah Cianjur, lebih tepatnya yaitu di daerah
Kertajaya kecamatan Tangeung . Terlahir dari keluarga sederhana, tetapi hangat akan
keharmonisan kekeluargaan dan persaudaraan di dalamnya. Di bulan ke lima tahun 2019, ia
dinyatakan lulus dari sekolahnya di Cianjur. Di tahun yang sama pula, ia dinyatakan lulus tes
mandiri di kampus tercintanya, kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Arfina Insani Fitri, gadis kelahiran Bandung, 04 Oktober tahun 2000 yang kerap disapa
Fina. Anak pertama dari 2 bersaudara ini memiliki ketertarikan dibidang musik dan tulis
menulis, sekedar hobi dan tidak pernah sedikitpun terbesit untuk dijadikan cita-cita karena tidak
suka tulisannya dibaca orang, dan nasib tulisan-tulisan nya hanya tersimpan sebagai memo di
ponselnya. Gadis berusia 20 tahun ini memiliki motto hidup "in syaa Allah", mungkin karena dia
berpikir segala sesuatu yang dia lakukan harus serta merta atas izin Allah. Terdengar klise, tapi
ya memang begitu.
Arina Azkia, atau biasa dipanggil Arina oleh orang-orang disekitarnya. Dia memiliki
motto "Membumikan Alqur'an dan Meng-Alqur'ankan Bumi" dalam hidupnya. Selain memiliki
kertarikan dalam bidang-bidang yang bertemakan religi ia juga suka bidang kesenian dan
semenjak masuk kuliah di prodi Bahasa dan Sastra Arab perlahan dia mulai menyukai bidang
kesastraan. Itulah yang membuat hatinya tergerak untuk ikut andil dalam mengembangkan minat
bakat masyarakat, terkhusus dirinya sendiri dengan bergabung kedalam organisasi-organisasi
yang menjurus pada bidang-bidang yang ia sukai tersebut.
Asep Nandang Sudrajat, bisa dibilang nama yang sangat populer di daerah sunda dan
memiliki nilai filosofis yang dalam. Lahir di daerah garut yang kental akan nilai keagamaan dan
mistis hobi saya pada tahun ini adalah membaca dan sharing dengan orang terdekat meski dulu
saya pernah berfikiran konservatif mengenai pandangan hidup diri tapi sekarang setelah lebih
mengenal tentang luasnya dunia pikiran itu memberontak dan pecah bisa dikatakan agak mirip
lah dengan karakter kozuki oden di one piece, harapan saya cita cita saya semoga lebih baik lagi.
Asti Awalul Ramdhan, lahir 03 Desember 2000 seorang mahasiswi jurusan sastra arab di
UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Gadis yang kini berusia 20 tahun sering dipanggil dengan
nama Asti, anak terakhir dari 3 bersaudara ini tidak mempunyai basic di bidang bahasa arab,
namun walaupun demikian ia bertekad menyelesaikan kuliahnya tepat waktu dan nilai yang
bagus.
Asti Khosyatillah, yang lebih sering dipanggil Aslah ini merupakan seorang perempuan
biasa yang suka berimajinasi. Ide yang didapat kadang dituangkan dalam cerita atau bait puisi.
Baginya, bahasa merupakan hal yang menarik untuk dipelajari. Perempuan yang lahir di
Tasikmalaya pada tahun 2000 ini menetap dibandung bersama harapannya dalam menulis karya.
Meskipun masih dalam perjalanan menjemput mimpi, ia selalu meyakini satu hal sejak lama. "
God plans is more beautiful than what we think ", Motto itu selalu ia ingat semenjak masih
duduk di Sekolah Menengah Pertama.

28
Aswagita Devega, bisa juga dipanggil aswa, Gita, aswag, dan asgit. Ia lahir di
Tasikmalaya pada tanggal 20 Juli 2000. Sebagai mahasiswa di Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung jurusan Bahasa dan Sastra Arab dari fakultas Adab dan Humaniora. Ia
memiliki akun Instagram yaitu @aswagita_devega, Gmailnya adalah
aswagitadevega@gmail.com dan akun Facebook adalah Aswagita Devega. Motto hidupnya
“hidup adalah kita sebagai manusia harus banyak bersyukur dan tidak boleh menyerah.”
Aufa Widaad, biasa dipanggil dengan nama sebutan "Aufa" atau "Cutong", kegiatan
sehari-hari kalo lagi offline kuliah sih biasanya ngopi-ngopi gitu, karena sekarang online jadi
terhambat deh, dan sekarang lebih ke arah dirumah aja karena harus nepatin protokol, oh iya
ngomong-ngomong saya lahir pada tanggal 02 November tahun kelahiran 2000, harapan saya sih
sebagai mahasiswa semoga bisa lekas offline seperti biasanya dan bisa berguna untuk diri sendiri
dulu aja sih kecilnya, kalo udah benerkan in syaa allah enak juga buat bermanfaat ke
masyarakatnya. Sekian, terima kasih.
Auliya Nur Anisa, sering di panggil Aull. Berasal dari Jawabarat tepatnya di daerah kota
Tasikmalaya yang lahir pada tanggal 14 April 2001. Keseharian yang tidak ada habis nya
menjadi hobi karena sering dilakukan menulis adalah hal yang menarik karena dapat
melampiaskan sebuah pemikirin. Sebuah harapan untuk terus meraih dan mendalami luasnya
ilmu dan seorang yang terus menelusuri keajaiban -keajaiban di bumi. Prinsip yang tak pernah
hilang dalam diri bahwa long life education dan sebuab kesungguhan akan membuka pintu
pintu yang terkunci and allah always beside.
Ayu Andika, perempuan kelahiran Jambi 08 juni 2000 sering dipangil Ayu, walau pun
hobi saya senang memasak saya setiap hari berusaha untuk bisa menguasai bahasa Arab, nahwu,
terjemah, dan sejarah islam, Walaupun sampai sekarang ilmu-ilmu itu masih sangat dangkal.
Semoga di kemudian hari bisa menguasai ilmu-ilmu tersebut. Dan semoga menuntun saya
kejalan yang bisa membuat kedua orang tua saya bangga terhadap saya. Kemudian saya bisa
menulis sebuah karya yang bisa membawa manfaat terhadap orang lain.
Ayu Nurul Nisa, seorang wanita yang memiliki panggilan nama sangat familiar ini terlahir
di Bandung, 23 Desember 2000. Panggil saja Ayu, ya saya adalah salah satu Mahasiswa
Universitas Islam Negeri Bandung yang mengambil jurusan Bahasa dan Sastra Arab. Saya baru
pertama kali belajar dan mendalami Bahasa Arab, sebelumnya saya tidak punya pengalaman
apa-apa soal Bahasa Arab. Namun, saya berusaha untuk dapat memahami setiap mata kuliah
yang diberikan agar saya menjadi lulusan yang bermanfaat serta dapat membanggakan kedua
orang tua dan mengabdi pada masyarakat. Saya juga tidak memilki hobi membaca namun saya
sangat hobi menonton. Menurut saya menonton adalah cara paling ampuh untuk menghilangkan
stress dan mengembalikan mood kita.
Bagus Faturochman Mubarok, yang akrab disapa Bagus, adalah pria kelahiran 11
Agustus tahun 2000 di kota Ciamis, yang memiliki banyak hobi, diantaranya bermain sepa bola
dan bermain game online. Tujuan saya masuk jurusan Bahasa dan Sastra Arab salah satunya
untuk menjadi penulis apapun itu, menuangkan apa yang ada dalam benak saya hingga menjadi
sebuah karya dan memberikan manfaat untuk orang banyak.

29
Channah Qotrunnada, sering di sapa Hana, wanita kelahiran Banjar, 21 Oktober
2001memiliki banyak hobby diantaranya mendengarkan Musik. Berdomisili di Banjar, Jawa
Barat tetapi tidak bisa berbahasa Sunda, wajar karena dari keluarga besarnya menggunakan
bahasa Jawa. Mengenyam pendidikan di Bandung merupakan salah satu pengalaman
pertamanya, karena dari kecil sekolah di lingkungan Jawa tengah. Semoga dengan berpindahnya
di lingkungan baru, bisa memberi semangat yang penuh di tengah kota perantauan.
Citi Daryani, biasa dipanggil dengan sebutan Ani, perempuan kelahiran 20 Desember
2000 dari Kota Kebumen Jawa Tengah. Memiliki hobi menulis dan Travelling, serta selalu
berusaha agar senang membaca dan dapat konsisten dalam menambah bacaannya. Dari hobinya
yang suka menulis ini, walaupun masih jarang sekali dalam menghasilkan tulisan, berharap agar
suatu saat bisa menjadi seorang penulis yang menghasilkan karya.
Cut Zulfa Zainurrohmah adalah seorang wanita yang hebat, wanita kelahiran Cilacap
Jawa Tengah 11 September 2000, ada keunikan didalam nama saya yang di awali dengan Cut
karana nama Cut ini adalah keturunan dari Aceh sedangkan saya lahir di Cilacap. Saat ini ia
tinggal di Bekasi dan menjadi salah satu Mahasiswi UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG Jurusan Bahasa dan Sastra Arab. Dia memiliki hobi yang mana hobi-hobinya ini
berkaitan dengan cet atau suka mewarnai dan bisa disebut juga dengan Seni. Untuk saat ini ia
sedang mempelajari dunia per photografian dan dunia per designan, meskipun hobi-hobinya ini
sangat jauh dari Jurusan yang diambilnya, akan tetapi dia sangat senang mempelajari Bahasa
Arab. Dan dia berharap ilmu yang sedang dipelajarinya ini ini bermanfaat bagi kita semua suatu
saat nanti.
Dadin Radiansyah, merupakan seorang anak yang dilahirkan pada hari Senin, 22
November 1999 dari Rahim seorang ibu yang paling tercinta ibunda Siti Rohmah dan Ayahanda
Oneng Sodikin dan merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Penulis memiliki hobi bermain
bola dan membaca buku semoga dengan hobi membaca buku bisa membuat sebuah karya yang
sangat bermanfaat baik bagi saya sendiri maupun orang lain.
Dendi Hermawan, seorang laki-laki kelahiran Tangerang 16 Februari 2001 atau tepatnya
20 tahun yang lalu saya dilahirkan. Di rumah biasa dipanggil Dede karena anak terakhir dari dua
bersaudara yang memiliki cita-cita menjadi traveler ingin berkeliling dunia melihat indahnya
pemandangan surga dunia dan juga ingin menguasai banyak bahasa dunia terutama bahasa Arab
dan Inggris. Jangan lupa juga difollow Instagram saya @dendihermawan16 supaya bisa
menambah wawasan pertemanan atau silaturahmi kita sebagai makhluk sosial yang selalu
membutuhkan pertolongan orang lain.
Deny Suprantiyono, adalah seorang insan kelahiran Jember 29 september 1999. Dia
merupakan seorang mahasiswa UIN Bandung jurusan Sastra Arab. Dia saat ini tinggal di pondok
pesantren untuk menempa ruhaninya agar siap menerima kenyataan hidup yang kadang sedikit
pahit. Ketertarikannya dalam dunia sastra membuatnya dipaksa masuk pada zona yang sulit
untuk dilalui, namun ia percaya kebahagiaan hakiki akan ia dapatkan nanti ketika sudah
masanya.

30
Desiani Nurahman, Perempuan kelahiran Sukabumi, 14 Juli 2001 . Banyak orang
memanggilku dengan sebutan Aci karena orang tuaku sering menyebutku demikian . Saya suka
sekali membaca cerita dan merasa senang ketika mendengarkan orang lain bercerita, apalagi
ketika mendapatkan ilmu dan pelajaran baru yang saya dapat dari cerita tersebut . Saya kurang
menyukai buku yang rumit dan sulit untuk dipahami tetapi saya selalu berusaha untuk lebih
banyak membaca buku lagi agar lebih banyak lagi ilmu yang saya dapat . Karena saya
mempunyai keinginan untuk menjadi pembicara dan penulis agar bisa membagikan ilmu dan
pelajaran yang saya dapat untuk banyak orang .
Dieni Fauziah Addha, kelahiran Garut, 23 Februari 2002. Orang sering memanggil
dengan sebutan Dieni ataupun Dini. Bisa dibilang mulai suka dan ingin menulis sejak kuliah dan
berharap bisa membuat sebuah karya. Berharap bisa menjadi manusia yang bisa menebar
kebermanfaatan bagi sekitar.
Dini Kautsar Fajriani, lahir seorang mahasiswi kelahiran Bandung. Din adalah panggilan
akrabnya. ia bercita-cita untuk memiliki sebuah lembaga pondok pesantren Modern karena
ketertarikannya dalam bidang Bahasa Arab sejak SMP. Selain ketertarikan dalam bidang bahasa
ia juga memiliki banyak hobby sala satunya membaca dan menerjemah, baginya membaca dapat
memperkuat otak serta merupakan kunci untuk membuka jendela dunia dan dengan
menerjemahkan dapat memperbanyak kosa-kata tanpa perlu menghafal. Dengan kemampuan
yang dimiliki ia harap bisa mewujudkan cita-citanya terkhusus agar bisa bermanfaat bagi nusa
dan bangsa.
Eef Saeful Anwar Maulida, pemuda kelahiran Majalengka 2 Juni 2001, memiliki
segudang impian dan cita-cita. Dan juga memiliki banyak hoby seperti bermain sepak bola,
bermain game online dan membaca buku. Ketertarikannya dalam dunia sastra menjadikannya
sosok seorang puitis dengan beberapa puisi yang ia ciptakan. Dan juga mempunyai keinginan
bisa berbahasa arab. Semoga dengan dari karya yang terkecil dimulai menjadikannya konsisten
untuk membuat karya-karya selanjutnya.

31

Anda mungkin juga menyukai