TAHUN 2022
OLEH :
NIM: 210704074
LAPORAN KASUS
TAHUN 2022
Pembimbing
i
LEMBAR PENGESAHAN
TAHUN 2022
Pembimbing
Penguji
( ) ( )
NIDN: NIDN:
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas kehendak-Nya,
Penulis dapat menyelesaikan Tugas yang bejudul “ASUHAN KEBIDANAN
PRAKONSEPSI DENGAN IMUNISASI TT CATIN PADA NN. A DI PUSKESMAS
CIHARA ”.
Dalam penyusunan Laporan Kasus, penulis banyak mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada
1. Bapak Khairil Walid, M.Pd Ketua Yayasan Abadi Nusantara Jakarta.
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi
Nusantara Jakarta.
3. Ibu Maryani.M.Keb. Kaprodi Profesi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Abdi Nusantara Jakarta.
4. Bapak Hermansyah, Amd.Kep selaku Kepala UPTD Puskesmas Cihara yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk pengambilan data.
5. Ibu Resi Galaupa, M.Keb sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan
masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam melakukan perbaikan-
perbaikan.
6. Rekan-rekan dan keluarga, yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan
laporan.
Selain itu, penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun Asuhan
Kebidanan ini. Penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk
melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari asuhan kebidanan ini. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada pihak- pihak yang telah membantu selama proses
penyusunan Asuhan ini.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di negara maju tetanus sangat jarang dijumpai yaitu berkat imunisasi yang teratur dan tertib,
bukti bahwa imunisasi tetanus sangat bermanfaat dapat diketahui dari frekuensi tetanus selama
perang dunia II yaitu hanya didapatkan 6 kasus dari setengah juta prajurit Amerika Serikat yang
luka, dibanding dengan 700 kasus selama perang. Di negara yang sudah maju, tetanus neonatorum
sudah tidak terdapat lagi karena setiap kelahiran ditolong oleh tenaga terdidik. Di Indonesia
penyakit ini terjadi karena masih banyak persalinan yang ditolong oleh dukun yang memotong tali
pusat dengan sebilah bambu, pisau atau gunting yang kotor dapat pula terjadi.
Cara mencegah tetanus neonatorum selain kebersihan sewaktu dan sesudah persalinan juga
dapat dilakukan dengan cara pemberian toksoid sebelum pra nikah dimana tujuannya utuk
melindungi janin ketika ibu tersebut melahirkan. Selain itu TT juga bisa diberikan lagi ketika ibu
tersebut hamil. TT diberikan seumur hidup kurang lebih 5 kali. Sehingga apabila imunisasi TT
digunakan secara teratur dan tertib dengan demikian insident tetanus neonatorum dapat diperkecil
B. Rumusan Masalah
sebagaimana kita ketahui secara umum imunisasi mempunyai lingkup yang cukup luas. Oleh
karena itu keterbatasan waktu dan demi keefektifan pelayanan serta penulisan laporan ini maka
iv
C. TUJUAN
1) Tujuan Umum
2) Tujuan Kasus
mahasiswa mampu:
b. Merumuskan masalah.
c. Menentukan rencana.
e. Melakukan evaluasi.
D. BATASAN MASALAH
Sebagaimana kita ketahui secara umum imunisasi mempunyai lingkup yang cukup luas. Oleh
karena itu keterbatasan waktu dan demi keefektifan pelayanan serta penulisan laporan ini maka
E. MANFAAT
Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka peneliti berharap hasil penelitian yang
dilakukan dapat bermanfaat, baik itu secara teoritis maupun secara praktis bagi para pembacanya.
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan pengetahuan serta menambah wawasan bagi peneliti lain khususnya tentang
v
b. Sebagai sumber referensi bagi para mahasiswa khususnya tentang imunisasi TT pada
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu dan menyadarkan para calon pengantin di
TT dapat terwujud.
b. Hasil dari penelitian ini diharapkan calon pengantin di kecamatan cihara mengetahui dan
vi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Perkawinan
Perkawinan adalah suatu proses dimana sepasang mempelai, penghulu dan kepala agama
tentunya juga para saksi dan sejumlah hadirin untuk kemudian disyahkan secara resmi menjadi
suami istri dengan ucapan dimana pada akhirnya para sepasang pria dan wanita disatukan untuk
1. Primer
Hasrat berdamping hidup bebahagia dengan pribadi yang dicintai, khususnya dengan
perkawinan. Orang mengharapkan bisa mendapatkan pengalaman hidup baru bersama dengan
seseorang yang secara esklusif menjadi milik untuk mendapatkan pengakuan dan jaminan
2. Sekunder
kewajiban setiap individu seperti hukum dan regulasi terhadap perkawinan berlandaskan
vii
kepada kepentingan insaniah untuk menjamin keamanan pribadi dan stabilisasi sosial sehingga
dapat mencegah perbuatan merampas hak anak istri serta orang lain.
Faktor umur seks, upacara perkawinan, pembayaran uang nikah, hak dan kewajiban suami istri,
batas kekuasaan sebagai suami, pembagian harta dan warisan, peraturan perceraian dan
kewajiban memelihara anak keturunan dan sebagaimana. Regulasi sosial mengenai perkawinan
kita sampai pada banyak suku bangsa primitif yang kebudayaannya relatif sangat rendah.
Regulasi sosial untuk terjaminnya kesejahteraan sosial keluarga melalui hal-hal sebagai berikut
1) mencegah perkawinan dengan keluarga dekat yaitu mencegah incest dan iriendt menjamin
2) Alasan-alasan eugenee / memperbaiki ras seperti larangan kawin bagi orang gila-
3) Larangan kawin bagi mereka yang menderita penyakit spilis, dan keturunannya serta
patnernya.
perceraian semena-mena.
5) Adanya kesiapan lahir (materi fisik) dan garis (mental psikologis) social spiritual dan
1) Faktor bibit
Mempertimbangkan benih asal keturunan yaitu memilih sumber bibit keluarga yang sehat
jasmani dan rohaninya dari kasus penyakit keturunan atau penyakit mental tertentu, sebab
bibit yang baik akan menurunkan / menghasilkan keturunan baik dan sehat.
vii
2) Faktor bebet
Berarti keluarga, keturunan dianggap seorang calon suami istri yang mempunyai keturunan
bangsawan (darah biru) akan menghasilkan orang cerdik pandai yang mempunyai martabat
yang baik, berani dan selalu intropeksi diri, tepat, teliti, akurat, menjalankan ibadah dan
hukum serta kepribadian terpuji. Tujuan wawasan hatinya. Sehingga dengan faktor
keturunan yang unggul itu diharapkan sepasang suami istri memiliki atribut-atribut terpuji
untuk selanjutnya mampu membina keluarga bahagia dan mendapatkan keturunan yang
baik.
3) Faktor bobot
Artinya berbobot yaitu mempunyai harkat. Ilmu pengetahuan yang lengkap memiliki harta
kekayaan, kekuasaan dan status social yang cukup mantap sehingga dhargai oleh
masyarakat memiliki kekayaan spiritual dan nilai rohaniah serta akherat yang mantap.
Dijaman modern sekarang pada umumnya seseorang akan mengawini seorang pribadi.
Karena orang telah dikenalnya. Dimana cinta itu akan berkembamg dengan lewatnya waktu
lebih lama, cinta kasih keduanya akan semakin terbiasa terhadap satu sama lain dalam satu
periode tertentu. Peristiwa tersebut mendorong kita untuk tidak memungkiri adanya proses
jatuh cinta pada pandangan pertama yang akan diperkuatnya dengan peristiwa mengenal
lebih inti sehingga timbullah kesadaran menerima dan mentoleransi ciri-ciri karakteristik
Biasanya seorang pria akan mengawini seorang wanita, karena itu mencintai atau suka pada
wanita tersebut, tidak disebabkan represonsederhana ciri-ciri feminine yang unggul tetapi
person ini contreton atau pribadi tertentu yang dicintainya. Namun demikian akibat-akibat
dari seorang wanita itu menentukan suksesnya suatu perkawinan. Sedangkan criteria akibat
ix
dari seorang wanita itu jauh sebelum usia perkawinan tiba sudah dikhayalkan dan
ditentukan tadi.
perkawinan dengan lawan jenis dari status sosial yang atau hampir sama tingkat nya seperti
Sedangkan pada pihak kaum pria dengan profesi uang tinggi terdapat tendensi untuk kawin
membawah yaitu mengawini wanita dari status intelektual dan ekonomi sedikit lebih
rendah dari strata sosialnya sendiri ada 2 teori dalam tendensi umum perkawinan :
1. pengertian
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya
pencegahan terhadap infeksi tetanus (Idanati, 2005). imunisasi toksoid adalah adalah tindakan
untuk memberi kekebalan dalam tubuh klien bertempat langsung mencegah terjadinya tetanus
a. Melindungi bayi nya yang baru lahir dari Tetanus Neonatorum (BKKBN, 2005; Chin,
2000). Tentanus Neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus( bayi
berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang system saraf pusat ( Saifuddin dkk, 2001).
x
b. Melindungi Ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka ( Depkes RI, 2000),
Imunisasi TT sangat penting dilakukan bagi ibu hamil karena dengan melakukan
imunisasi saat kehamilan, zat-zat penguat imun atau immunoglobulin akan disalurkan
dari ibu kepada bayi melalui plasenta sebagai kekebalan pasif untuk bayi
(Wiknjosastro, 2010).
Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program
imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum
( Depkes, 2004).
Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada
tempat suntikan, efek samping tersebut berlangsung 1 sampai 2 hari , ini akan sembuh sendiri
vaksinasi yang digunakan untuk imunisasi aktif kemasan tunggal vaksin tetanus texoid (TT)
kombinasi defteri (DI) kombinasi defteri tetanus pertusis (DPT) vaksin yang digunakan untuk
imunisasi aktif ATS (Anti Tetanus Serum) dapat digunakan untuk pencegahan maupun
6. Dosisjadwal pemberian
Cara Saat pemberian % perlindungan Lama perlindungan
TT I Pada saat kunjungan pertama 0% 1 tahun
atau sedini mungkin pada
kehamilan
TT II Minimal 4 minggu setelah TT I 80 % 2 tahun
TT III Minimal 6 minggu setelah TT 95 % 5 tahun
II atau selama kehamilan
berikutnya 99 % 10 tahun
TT IV Minimal setahun setelah TT III
kehamilan berikutnya 99% Selamaseumur
TT V Minimal setahun setelah TT hidup
kehamilan berikutnya xi
pada calon pengantin wanita 2 kali langsung terjadi kehamilan dengan jarak waktu ≥ 2 tahun
dilakukan TT ulang pada ibu hamil masing-masing pada kehamilan ke 7 dan ke 8. Dimasa
mendatang diharapkan setiap perempuan telah menghadapi imunisasi tetanus 5 kali, sehingga
daya perlindungan terhadap tetanus seumur hidup, dengan demikian bayi yang dikandung
kelak akan terlindung dari penyakit tetanus neonatorum. Bentuk vaksin TT cair agak putih
keruh dalam vial dosis 0,5 ml/ dalam di olutus maxi atau lengan.
D. Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau klien
xii
Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber
yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data subjektif data objektif. Data
melalui anamnesa. Yang termasuk data subyektif antara lain biodata, riwayat menstruasi,
pengetahuan klien.
Data objektif adalah yang menggambarkan pendekumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,
hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus. Data objektif
terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital,
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan
penanganannya.
Pada langkah ini kita mengindentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan
diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
Mengidentifikasi perlunya tindakan segara oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan ang lain sesuai dengan kondisi klien.
xii
5. Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh.
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah
kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini dapat dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebaian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN :
Tanggal : 10 – 06 – 2022
xi
Jam : 09.00 WIB
IDENTITAS PASIEN :
1. DATA SUBJEKTIF
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan tidak mempunyai masalah kesehatan yang berat seperti ashma diabetes dan
Klien mengatakan baik dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti
DM, Hipertensi, Asma, Jantung, dan tidak ada penyakit menular seperti (TBC, Hepatitis, HIV /
AIDS)
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis) dan penyakit
menurun (DM, Asma, Jantung) dan tidak pernah dirawat dirumah sakit.
e. Riwayat haid.
xv
Menarche : 13 tahun
Flour albu : ada dan sebelum haid tidak bau, tidak gatal.
1) Pola nutrisi.
Makan 3 x/ hari dengan porsi, nasi lauk, sayur, minum ± 6-8 gelas/hari air putih. Tidak ada
3) Pola aktivitas.
Pasien tidak bekerja setiap hari membantu orang tua membersihkan rumah.
4) Personal hygiene
Mandi 2 x / hari,gosok gigi 3 x / hari, ganti pakaian 2 x / hari atau bila kotor, keramas 2-3 x /
5) Pola eleminasi.
BAK 4-5 x / hari warna kuning jernih, bau khas, tidak ada nyeri.
Klien mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu, minum alkohol, dan obat – obatan
xv
Klien mengatakan sudah siap lahir batin melaksanakan pernikahan yang direncanakan 1
bulan lagi, klien mengatakan cukup bahagia dengan rencana pernikahannnya dan kedua belah
pihak keluarga sudah menyetujui atas rencana pernkahannya. Hubungan dengan keluarga
baik, hubungan dengan petugas kesehatan baik klien mau menjawab pertanyaan petugas
2. DATA OBJEKTIF.
a. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis
BB/TB : 58 kg/160 cm
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 20 x/menit
b. Pemeriksaan fisik
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada pengeluaran atau sekret
Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar lympe, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
xv
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada nyeri
Kaki : simetris, pergerakan baik, tidak ada odem, tidak ada varices
Vulva dan anus : Tidak ada odem, tidak ada varices, tidak ada hemoroid
Pemeriksaan laboratorium :
3. ANALISA DATA
4. PENATALAKSANAAN
a. Menginformasikan tentang hasil pemeriksaan, hasil pemeriksaan dalam batas normal dan pasien
memahami
b. Memberikan suntikan TT1 di lengan kiri 3 jari dibawah prosesus acromion secara IM, TT1
sudah disuntikkan
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN DATA
xv
Dari hasil pengkajian data, pasien dating ke puskesmas ingin mendapatkan suntikan TT catin
atau TT0 untuk mempersiapkan kehamilan nya yang pertama agar terhindar dari penyakit tetanus
yang dapat membahayakan ibu dan bayinya, hal ini sesuai dengan teori Idanati tahun 2005 bahwa
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan
terhadap infeksi tetanus. Teori Depkes RI tahun 2000 mengatakan bahwa suntikan TT juga dapat
B. ASSESMENT (Menegakan Diagnosis & Masalah, Diagnosa & Masalah Potensial, dan
Berdasarkan data subjektif dan objektif ditemukan diagnosis yaitu, Seorang perempuan
remaja Usia 20 tahun mempersiapan Kehamilan dengan suntikan TT0, kondisi pasien sangat
baik tidak ada keluhan penyakit lain yang dialami, lingkungan dan keluarga juga sudah
1. Menginformasikan tentang hasil pemeriksaan pada kedua calon pengantin bahwa secara umum
keadaan baik, tanda- tanda vital dalam batas normal, kedua catin mengerti dengan penjelasan
yang diberikan.
2. Membuat informed consent bahwa pasien bersedia diberikan suntikan TT1 di puskesmas
3. Memberikan suntikan TT1 di lengan kiri 3 jari dibawah prosesus acromion secara IM, TT1
sudah disuntikkan
4. Menganjurkan untuk mengkompres dengan air hangat di bekas suntikan pasien, karena bekas
suntikan akan memerah dan terasa sedikit nyeri 1-2 hari setelah imunisasi
yang mengandung kolesterol, kadar garam natrium dan kadar gula tinggi, mengurangi makanan
xi
cepat saji, mencegah stress berlebihan, melakukan olahraga secara rutin karena untuk
mempersiapkan kehamilan yang sehat bukan hanya dengan mendapatkan TT catin, makanan
yang sehat dan aktifitas fisik juga sangat diperlukan untuk membuat tubuh yang sehat, kedua
6. Memberikan terapi fe 1x1, untuk mempersiapkan hemoglobin darah yang cukup saat kehamilan
yang akan datang, karena mempunyai kadar HB yang baik dapat menurunkan resiko kelahiran
bayi premature dan kematian ibu saat melahirkan . pasien mengerti dan bersedia
7. Menjadwalkan untuk suntik TT2 1 bulan yang akan dating, pasien bersedia
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
xx
Selama pelaksanaan asuhan kebidanan prakonsepsi pada Nn.”N” dengan TT Catin dan mengacu
pada tujuan yang ada maka dapat ditemukan suatu diagnosa kebidanan yaitu :
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan ini pasien mempunyai pengaruh terhadap palaksanaan
B. SARAN
2. Untuk Pasien
jawab melalui kehidupan bersama yang akan dijalani yaitu sbagai suami istri.
Bisa menjaga keseimbangan biologis, psikologis, spiritual sehingga tenang dan lancar
dalam menghadapi kehidupannya. Hendaknya mau kotrol ke bidan setelah 1 bulan TT 1 untuk
mendapatka TT II.
xx
Daftar pustaka
xx
Kartono kartini, 1992. Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa. Bandung : CV Mandar Maju.
Saifuddin, Abdul Bari,. Andriaansz, Geoege,. Wiknjosastro, Gulardi hanifa, Waspodo, Djoko,. 2001.
Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. JNPKKR-POGI dan yayasan
Ditjen PPM-PL Depkes RI,. 2000. Modul Latihan petugas Imunisasi. Edisi ke tujuh
LAMPIRAN 1
PUSKESMAS CIHARA
Kp Cirokoy Desa Ciparahu
Kecamatan Cihara
Lebak Banten
xx
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
Demikian surat persetujuan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun dan
agar dapat di dipergunakan sebagaimana mestinya.
Lebak, Juni
2022
Pembuat
pernyataan
(Naila
Aprilawati)
xx
LAMPIRAN 2
xi
Evaluasi asuhan yang diberikan :
xii