Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA NN. A DENGAN

IMUNISASI TT CATIN DI PUSKESMAS CIHARA

TAHUN 2022

OLEH :

ANNISA YULIAN PRATIWI

NIM: 210704074

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA JAKARTA
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA NN. A DENGAN

IMUNISASI TT CATIN DI PUSKESMAS CIHARA

TAHUN 2022

Telah disetujui, diperiksa, dan siap diujikan dihadapan Tim Penguji

Pembimbing

(Resi Galaupa, M.Keb)


NIDN: 0309039201

i
LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Stase Pra nikah dan Pra konsepsi

ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA NN. A DENGAN

IMUNISASI TT CATIN DI PUSKESMAS CIHARA

TAHUN 2022

Pada JUNI 2022

Pembimbing

(Resi Galaupa, M.keb)


NIDN: 0309039201

Penguji

( ) ( )
NIDN: NIDN:

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas kehendak-Nya,
Penulis dapat menyelesaikan Tugas yang bejudul “ASUHAN KEBIDANAN
PRAKONSEPSI DENGAN IMUNISASI TT CATIN PADA NN. A DI PUSKESMAS
CIHARA ”.
Dalam penyusunan Laporan Kasus, penulis banyak mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada
1. Bapak Khairil Walid, M.Pd Ketua Yayasan Abadi Nusantara Jakarta.
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi
Nusantara Jakarta.
3. Ibu Maryani.M.Keb. Kaprodi Profesi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Abdi Nusantara Jakarta.
4. Bapak Hermansyah, Amd.Kep selaku Kepala UPTD Puskesmas Cihara yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk pengambilan data.
5. Ibu Resi Galaupa, M.Keb sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan
masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam melakukan perbaikan-
perbaikan.
6. Rekan-rekan dan keluarga, yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan
laporan.
Selain itu, penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun Asuhan
Kebidanan ini. Penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk
melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari asuhan kebidanan ini. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada pihak- pihak yang telah membantu selama proses
penyusunan Asuhan ini.

Cihara, 10 juni 202

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di negara maju tetanus sangat jarang dijumpai yaitu berkat imunisasi yang teratur dan tertib,

bukti bahwa imunisasi tetanus sangat bermanfaat dapat diketahui dari frekuensi tetanus selama

perang dunia II yaitu hanya didapatkan 6 kasus dari setengah juta prajurit Amerika Serikat yang

luka, dibanding dengan 700 kasus selama perang. Di negara yang sudah maju, tetanus neonatorum

sudah tidak terdapat lagi karena setiap kelahiran ditolong oleh tenaga terdidik. Di Indonesia

penyakit ini terjadi karena masih banyak persalinan yang ditolong oleh dukun yang memotong tali

pusat dengan sebilah bambu, pisau atau gunting yang kotor dapat pula terjadi.

Cara mencegah tetanus neonatorum selain kebersihan sewaktu dan sesudah persalinan juga

dapat dilakukan dengan cara pemberian toksoid sebelum pra nikah dimana tujuannya utuk

melindungi janin ketika ibu tersebut melahirkan. Selain itu TT juga bisa diberikan lagi ketika ibu

tersebut hamil. TT diberikan seumur hidup kurang lebih 5 kali. Sehingga apabila imunisasi TT

digunakan secara teratur dan tertib dengan demikian insident tetanus neonatorum dapat diperkecil

0,5 % dari semua kelahiran.

B. Rumusan Masalah

sebagaimana kita ketahui secara umum imunisasi mempunyai lingkup yang cukup luas. Oleh

karena itu keterbatasan waktu dan demi keefektifan pelayanan serta penulisan laporan ini maka

kami membatasi hanya pada CPW dengan imunisasi TT pranikah.

iv
C. TUJUAN

1) Tujuan Umum

Diharapkan selama dilapangan mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan secara

nyata dengan menerapkan teori yang telah ada.

2) Tujuan Kasus

mahasiswa mampu:

a. melakukan pengkajian data.

b. Merumuskan masalah.

c. Menentukan rencana.

d. Menentukan rencana tindakan.

e. Melakukan evaluasi.

D. BATASAN MASALAH

Sebagaimana kita ketahui secara umum imunisasi mempunyai lingkup yang cukup luas. Oleh

karena itu keterbatasan waktu dan demi keefektifan pelayanan serta penulisan laporan ini maka

kami membatasi hanya pada CPW dengan imunisasi TT pranikah.

E. MANFAAT

Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka peneliti berharap hasil penelitian yang

dilakukan dapat bermanfaat, baik itu secara teoritis maupun secara praktis bagi para pembacanya.

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan pengetahuan serta menambah wawasan bagi peneliti lain khususnya tentang

imunisasi TT (untuk keluarga yang akan menikah di kecamatan cihara).

v
b. Sebagai sumber referensi bagi para mahasiswa khususnya tentang imunisasi TT pada

pranikah atau konseling pranikah dalam membentuk keluarga sehat.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu dan menyadarkan para calon pengantin di

kecamatan cihara mengenai pentingnya imunisasi TT sehingga tujuan pemberian imunisasi

TT dapat terwujud.

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan calon pengantin di kecamatan cihara mengetahui dan

memahami resiko bahanya tetanus toxoid.

vi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Perkawinan

Perkawinan adalah suatu proses dimana sepasang mempelai, penghulu dan kepala agama

tentunya juga para saksi dan sejumlah hadirin untuk kemudian disyahkan secara resmi menjadi

suami istri dengan ucapan dimana pada akhirnya para sepasang pria dan wanita disatukan untuk

memiliki satu sama lain. (Johanes. Lowwellyn Bert. 1997)

B. Alasan Untuk Menikah

1. Primer

Hasrat berdamping hidup bebahagia dengan pribadi yang dicintai, khususnya dengan

perkawinan. Orang mengharapkan bisa mendapatkan pengalaman hidup baru bersama dengan

seseorang yang secara esklusif menjadi milik untuk mendapatkan pengakuan dan jaminan

hidup sepanjang hidupnya.

2. Sekunder

a. hasrat untuk mendapatkan kewenangan hidup.

b. Ambisi yang besar untuk mendapatkan social yang tinggi.

c. Mempunyai keinginan untuk mendapatkan asuransi hidup dimasa tua.

d. Mempuyai keinginan mendapatkan kepuasan sex dengan pasangan hidupnya.

e. Dorongan cinta terhadap anak ingin mendapatkan keturunan

f. Keinginan mendapatkan nama luhur.

3. Regulasi dalam perkawinan

Kebudayaan manusia terdiri dari landasan norma-norma untuk menetapkan  batas-batas hak

kewajiban setiap individu seperti hukum dan regulasi terhadap perkawinan berlandaskan

vii
kepada kepentingan insaniah untuk menjamin keamanan pribadi dan stabilisasi sosial sehingga

dapat mencegah perbuatan merampas hak anak istri serta orang lain.

a. Regulasi / peraturan perkawinan meliputi :

Faktor umur seks, upacara perkawinan, pembayaran uang nikah, hak dan kewajiban suami istri,

batas kekuasaan sebagai suami, pembagian harta dan warisan, peraturan perceraian dan

kewajiban memelihara anak keturunan dan sebagaimana. Regulasi sosial mengenai perkawinan

kita sampai pada banyak suku bangsa primitif yang kebudayaannya relatif sangat rendah.

Regulasi sosial untuk terjaminnya kesejahteraan sosial keluarga melalui hal-hal sebagai berikut

1) mencegah perkawinan dengan keluarga dekat yaitu mencegah incest dan iriendt menjamin

kelestarian umat manusia.

2) Alasan-alasan eugenee / memperbaiki ras seperti larangan kawin bagi orang gila-

penderita penyakit yang berat.

3) Larangan kawin bagi mereka yang menderita penyakit spilis, dan keturunannya serta

patnernya.

4) Adanya hukum dan undang-undang perkawinan diperlukan untuk mencecah timbulnya

perceraian semena-mena.

5) Adanya kesiapan lahir (materi fisik) dan garis (mental psikologis) social spiritual dan

kedua belah pihak.

b. Dasar Pertimbangan Memilih Jodoh

1) Faktor bibit

Mempertimbangkan benih asal keturunan yaitu memilih sumber bibit keluarga yang sehat

jasmani dan rohaninya dari kasus penyakit keturunan atau penyakit mental tertentu, sebab

bibit yang baik akan menurunkan / menghasilkan keturunan baik dan sehat.

vii
2) Faktor bebet

Berarti keluarga, keturunan dianggap seorang calon suami istri yang mempunyai keturunan

bangsawan (darah biru) akan menghasilkan orang cerdik pandai yang mempunyai martabat

yang baik, berani dan selalu intropeksi diri, tepat, teliti, akurat, menjalankan ibadah dan

hukum serta kepribadian terpuji. Tujuan wawasan hatinya. Sehingga dengan faktor

keturunan yang unggul itu diharapkan sepasang suami istri memiliki atribut-atribut terpuji

untuk selanjutnya mampu membina keluarga bahagia dan mendapatkan keturunan yang

baik.

3) Faktor bobot

Artinya berbobot yaitu mempunyai harkat. Ilmu pengetahuan yang lengkap memiliki harta

kekayaan, kekuasaan dan status social yang cukup mantap sehingga dhargai oleh

masyarakat memiliki kekayaan spiritual dan nilai rohaniah serta akherat yang mantap.

Dijaman modern sekarang pada umumnya seseorang akan mengawini seorang pribadi.

Karena orang telah dikenalnya. Dimana cinta itu akan berkembamg dengan lewatnya waktu

lebih lama, cinta kasih keduanya akan semakin terbiasa terhadap satu sama lain dalam satu

periode tertentu. Peristiwa tersebut mendorong kita untuk tidak memungkiri adanya proses

jatuh cinta pada pandangan pertama yang akan diperkuatnya dengan peristiwa mengenal

lebih inti sehingga timbullah kesadaran menerima dan mentoleransi ciri-ciri karakteristik

masing-masing kedua belah pihak (pria dan wanita).

Biasanya seorang pria akan mengawini seorang wanita, karena itu mencintai atau suka pada

wanita tersebut, tidak disebabkan represonsederhana ciri-ciri feminine yang unggul tetapi

person ini contreton atau pribadi tertentu yang dicintainya. Namun demikian akibat-akibat

dari seorang wanita itu menentukan suksesnya suatu perkawinan. Sedangkan criteria akibat

ix
dari seorang wanita itu jauh sebelum usia perkawinan tiba sudah dikhayalkan dan

ditentukan tadi.

Berdasarkan penelitian bahwa ada kecenderungan sangat kuat untuk melakukan

perkawinan dengan lawan jenis dari status sosial yang atau hampir sama tingkat nya seperti

kalangan kaum wanita melihat terdapat kecenderungan untuk melakukan perkawinan

dengan pertner pria  dari status ekonom lebih tinggi.

Sedangkan pada pihak kaum pria dengan profesi uang tinggi terdapat tendensi untuk kawin

membawah yaitu mengawini wanita dari status intelektual dan ekonomi sedikit lebih

rendah dari strata sosialnya sendiri ada 2 teori dalam tendensi umum perkawinan :

1. Homogami (ikatan perkawinan berdasarkan persamaan ciri-ciri tertentu).

2. Pasangan yang berjodoh mempunyai sifat-sifat karakteristik yang justru

bertentangan, namun saling melengkapi. Mengisi dan sifatnya komplementer.

C. imunisasi tetanus toxoid

1. pengertian

Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya

pencegahan terhadap infeksi tetanus (Idanati, 2005). imunisasi toksoid adalah adalah tindakan

untuk memberi  kekebalan dalam tubuh klien bertempat langsung mencegah terjadinya tetanus

neonatorum dengan memasukkan kuman yang sudah dilemahkan.

2. Manfaat Imunisasi TT Ibu Hamil

a. Melindungi bayi nya yang baru lahir dari Tetanus Neonatorum (BKKBN, 2005; Chin,

2000). Tentanus Neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus( bayi

berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang

mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang system saraf pusat ( Saifuddin dkk, 2001).

x
b. Melindungi Ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka ( Depkes RI, 2000),

Imunisasi TT sangat penting dilakukan bagi ibu hamil karena dengan melakukan

imunisasi saat kehamilan, zat-zat penguat imun atau immunoglobulin akan disalurkan

dari ibu kepada bayi melalui plasenta sebagai kekebalan pasif untuk bayi

(Wiknjosastro, 2010).

Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program

imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum

( Depkes, 2004).

3. Efek Samping Imunisasi TT

Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada

tempat suntikan, efek samping tersebut berlangsung 1 sampai 2 hari , ini akan sembuh sendiri

dan tidak diperlukan tindakan/ pengobatan (Depkes RI, 2000).

4. Jenis dan vaksinasi

vaksinasi yang digunakan untuk imunisasi aktif kemasan tunggal vaksin tetanus texoid (TT)

kombinasi defteri (DI) kombinasi defteri tetanus pertusis (DPT) vaksin yang digunakan untuk

imunisasi aktif ATS (Anti Tetanus Serum) dapat digunakan untuk pencegahan maupun

pengobatan penyakit tetanus.

5. cara penyimpanan vaksin TT pada lemari es rak no 2 dengan suhu 8-9°C.

6. Dosisjadwal pemberian
Cara Saat pemberian % perlindungan Lama perlindungan
TT I Pada saat kunjungan pertama 0% 1 tahun
atau sedini mungkin pada
kehamilan
TT II Minimal 4 minggu setelah TT I 80 % 2   tahun
TT III Minimal 6 minggu setelah TT 95 % 5 tahun
II atau selama kehamilan
berikutnya 99 % 10 tahun
TT IV Minimal setahun setelah TT III
kehamilan berikutnya 99% Selamaseumur
TT V Minimal setahun setelah TT hidup
kehamilan berikutnya xi
pada calon pengantin wanita 2 kali langsung terjadi kehamilan dengan jarak waktu ≥ 2 tahun

dilakukan TT ulang pada ibu hamil masing-masing pada kehamilan ke 7 dan ke 8. Dimasa

mendatang diharapkan setiap perempuan telah menghadapi imunisasi tetanus 5 kali, sehingga

daya perlindungan terhadap tetanus seumur hidup, dengan demikian bayi yang dikandung

kelak akan terlindung dari penyakit tetanus neonatorum. Bentuk vaksin TT cair agak putih

keruh dalam vial dosis 0,5 ml/ dalam di olutus maxi atau lengan.

Imunisasi TT 5 x untuk kekebalan penuh

TT1 Langkah awal untuk mengembangkan kekebalan tubuh terhadap infeksi

TT2 4 minggu setelah TT I untuk menyempurnakan kekebalan

TT3 6 bulan atau lebih setelah TT 2 untuk menguatkan kekebalan

TT4 1 tahun atau lebih setelah TT 3 untuk meneluarkan kekebalan

TT5 1 tahun atau lebih setelah TT 4 untuk mendapat kekebalan penuh

D. Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau klien

yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara :

1. Tahap Pengumpulan data dasar.

xii
Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber

yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data subjektif data objektif. Data

subjektif adalah yang menggambarkan pendekumentasian hasil pengumpulan data klien

melalui anamnesa. Yang termasuk data subyektif antara lain biodata, riwayat menstruasi,

riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, biopsikologis spiritual,

pengetahuan klien.

Data objektif adalah yang menggambarkan pendekumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,

hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus. Data objektif

terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital,

pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), pemeriksaan penunjang

(laboratorium, catatan baru dan sebelumnya).

2. Langkah II : Interprestasi data dasar.

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan

interprestasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

3. Langkah III : mengindentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi

penanganannya.

Pada langkah ini kita mengindentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan

diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap

diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.

4. Langkah IV : menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan konsultasi,

kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.

Mengidentifikasi perlunya tindakan segara oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau

ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan ang lain sesuai dengan kondisi klien.

xii
5. Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh.

Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.

Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah

diidentifikasi atau diantisipasi.

6. Langkah VI : pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman.

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah

kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini dapat dilakukan seluruhnya oleh

bidan atau sebaian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak

melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.

7. Langkah VII : Evaluasi.

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan meliputi

pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan

kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam  diagnosa dan masalah. Rencana tersebut

dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN :

Tanggal : 10 – 06 – 2022                             

xi
 Jam : 09.00 WIB

IDENTITAS PASIEN :

Identitas Calon Istri Identitas Calon Suami

Nama                  : Nn “N” Nama : Sdr “A”

Umur                : 20 tahun Umur : 25 tahun

Agama               : Islam Agama : Islam

Pendidikan        : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan          : Tidak bekerja Pekerjaan : Swasta

Suku / Bangs  : Sunda /Indonesia Suku/Bangsa  : Sunda/ Indonesia

Alamat               : kp Kadeper Alamat : kp Satiun

1. DATA SUBJEKTIF

a. Keluhan Utama

Klien mengatakan ingin mendapatkan TT pranikah.

b. Riwayat kesehatan sekarang.

Pasien mengatakan tidak mempunyai masalah kesehatan yang berat seperti ashma diabetes dan

lain lain, pasien paling sering mengeluh sakit maagh

c. Riwayat kesehatan keluarga.

Klien mengatakan baik dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti

DM, Hipertensi, Asma, Jantung, dan tidak ada penyakit menular seperti (TBC, Hepatitis, HIV /

AIDS)

d. Riwayat kesehatan yang lalu.

Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis) dan penyakit

menurun (DM, Asma, Jantung) dan tidak pernah dirawat dirumah sakit.

e. Riwayat haid.

xv
Menarche : 13 tahun

Siklus : 28 hari

Lama haid : 7 hari

Jumlah : ± 3 x / hari ganti kotex, konsistensi encer.

Nyeri haid : kadang-kadang.

Flour albu : ada dan sebelum haid tidak bau, tidak gatal.

f. Riwayat kebiasaan sehari-hari.

1) Pola nutrisi.

Makan 3 x/ hari dengan porsi, nasi lauk, sayur, minum ± 6-8 gelas/hari air putih. Tidak ada

pantang makanan,dan tidak ada alergi.

2) Pola istirahat dan tidur.

Tidur siang ± 1-2 jam.

Tidur malam ± 7-8 jam.

3) Pola aktivitas.

Pasien tidak bekerja setiap hari membantu orang tua membersihkan rumah.

4) Personal hygiene

Mandi 2 x / hari,gosok gigi 3 x / hari, ganti pakaian 2 x / hari atau bila kotor, keramas 2-3 x /

minggu atau bila perlu ganti celana dalam 2-3 x / hari.

5) Pola eleminasi.

BAB I x / hari konsistensi lembek.

BAK 4-5 x / hari warna kuning jernih, bau khas, tidak ada nyeri.

6) Pola kebiasaan lain

Klien mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu, minum alkohol, dan obat – obatan

7) Riwayat Psiklogis dan Spiritual

xv
Klien mengatakan sudah siap lahir batin melaksanakan pernikahan yang direncanakan 1

bulan lagi, klien mengatakan cukup bahagia dengan rencana pernikahannnya dan kedua belah

pihak keluarga sudah menyetujui atas rencana pernkahannya. Hubungan dengan keluarga

baik, hubungan dengan petugas kesehatan baik  klien mau menjawab pertanyaan petugas

dengan terbuka. Klien beragama islam dan mengatakan rajin beribadah 

2. DATA OBJEKTIF.

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum: baik

Kesadaran : composmentis

BB/TB : 58 kg/160 cm

IMT : BB = 48 = 48 = 22.6 (normal)


(TB)² (1.6)² (2.56)

Tensi : 120/80 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Suhu : 20 x/menit

b. Pemeriksaan fisik

Rambut : Tidak ada ketombe,bersih, tidak rontok

Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus

Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada pengeluaran atau sekret

Telinga : Tidak ada serumen pendengaran baik

Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis, lidah bersih

Gigi : Tidak ada karies

Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar lympe, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,

tidak ada bendungan vena jugularis

xv
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada nyeri

tekan, tidak ada massa

Dada : Nafas normal, tidak ada wheezing, tidak ada ronchi

Perut : Tidak ada pembesaran, tidak kembung

Kaki        : simetris, pergerakan baik, tidak ada odem, tidak ada varices

Vulva dan anus : Tidak ada odem, tidak ada varices, tidak ada hemoroid

Pemeriksaan laboratorium :

Hb: 12.3 gr/dl

3. ANALISA DATA

Nn “N” usia 20 thn imunisasi TT1 Pranikah

4. PENATALAKSANAAN

a. Menginformasikan tentang hasil pemeriksaan, hasil pemeriksaan dalam batas normal dan pasien

memahami

b. Memberikan suntikan TT1 di lengan kiri 3 jari dibawah prosesus acromion secara IM, TT1

sudah disuntikkan

c. Menganjurkan untuk mengkompres dengan air hangat di bekas suntikan pasien

d. Menganjurkan untuk mengkonsumsi gizi seimbang 4 sehat 5 sempurna, pasien memahami

e. Memberikan terapi fe 1x1, pasien mengerti

f. Menjadwalkan untuk suntik TT ulang 1 bulan lagi, pasien memahami

BAB IV

PEMBAHASAN

A. PENGKAJIAN DATA

xv
Dari hasil pengkajian data, pasien dating ke puskesmas ingin mendapatkan suntikan TT catin

atau TT0 untuk mempersiapkan kehamilan nya yang pertama agar terhindar dari penyakit tetanus

yang dapat membahayakan ibu dan bayinya, hal ini sesuai dengan teori Idanati tahun 2005 bahwa

Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan

terhadap infeksi tetanus. Teori Depkes RI tahun 2000 mengatakan bahwa suntikan TT juga dapat

melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila ibu terluka.

B. ASSESMENT (Menegakan Diagnosis & Masalah, Diagnosa & Masalah Potensial, dan

Tindakan Segera Jika Dibutuhkan).

Berdasarkan data subjektif dan objektif ditemukan diagnosis yaitu, Seorang perempuan

remaja Usia 20 tahun mempersiapan Kehamilan dengan suntikan TT0, kondisi pasien sangat

baik tidak ada keluhan penyakit lain yang dialami, lingkungan dan keluarga juga sudah

mendukung, semua kriteria sudah cukup untuk melanjutkan ke pernikahan.

C. Asuhan Kebidanan pada Nn. N dengan TT catin

1. Menginformasikan tentang hasil pemeriksaan pada kedua calon pengantin bahwa secara umum

keadaan baik, tanda- tanda vital dalam batas normal, kedua catin mengerti dengan penjelasan

yang diberikan.

2. Membuat informed consent bahwa pasien bersedia diberikan suntikan TT1 di puskesmas

Cihara, pasien mengerti dan bersedia.

3. Memberikan suntikan TT1 di lengan kiri 3 jari dibawah prosesus acromion secara IM, TT1

sudah disuntikkan

4. Menganjurkan untuk mengkompres dengan air hangat di bekas suntikan pasien, karena bekas

suntikan akan memerah dan terasa sedikit nyeri 1-2 hari setelah imunisasi

5. Menganjurkan untuk mengkonsumsi gizi seimbang 4 sehat 5 sempurna, mengurangi makanan

yang mengandung kolesterol, kadar garam natrium dan kadar gula tinggi, mengurangi makanan

xi
cepat saji, mencegah stress berlebihan, melakukan olahraga secara rutin karena untuk

mempersiapkan kehamilan yang sehat bukan hanya dengan mendapatkan TT catin, makanan

yang sehat dan aktifitas fisik juga sangat diperlukan untuk membuat tubuh yang sehat, kedua

catin mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan.

6. Memberikan terapi fe 1x1, untuk mempersiapkan hemoglobin darah yang cukup saat kehamilan

yang akan datang, karena mempunyai kadar HB yang baik dapat menurunkan resiko kelahiran

bayi premature dan kematian ibu saat melahirkan . pasien mengerti dan bersedia

7. Menjadwalkan untuk suntik TT2 1 bulan yang akan dating, pasien bersedia

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

xx
Selama pelaksanaan asuhan kebidanan prakonsepsi pada Nn.”N” dengan TT Catin dan mengacu

pada tujuan yang ada maka dapat ditemukan suatu diagnosa kebidanan yaitu :

1. Calon pengantin wanita dengan imunisasi TT.

2. Potensial drop out TT II.

Dalam melaksanakan asuhan kebidanan ini pasien mempunyai pengaruh terhadap palaksanaan

asuhan kebidanan antara lain :

1. Pasien memberikan kepercayaan kepada petugas.

2. Keterbukaan pasien dalm mengungkapkan masalah kepada petugas.

3. Kesediaan pasien dalam menjalankan saran yang diberikan.

4. Adanya pengertian dan kesadaran pasien dalam mempersiapkan

pernikahannya dan dukungan keluarga serta petugas.

B. SARAN

1. Untuk tenaga kesehatan

a) Menggunakan komunikasi terpeutik

b) Menunjukkan sikap bersedia mau membantu pasien

c) Memberikan motivasi atau dukungan

2. Untuk Pasien

Hendaknya pasien dan calon suaminya mempersiapkan sematang mungkin pernikahannya,

memegang teguh norma perkawinan (regulasi) dan mematangkan diri  secara bertanggung

jawab melalui kehidupan bersama yang akan dijalani yaitu sbagai suami istri.

Bisa menjaga keseimbangan biologis, psikologis, spiritual sehingga tenang dan lancar

dalam menghadapi kehidupannya. Hendaknya mau kotrol ke bidan setelah 1 bulan TT 1 untuk

mendapatka TT II.

xx
Daftar pustaka

Jones lewcilnya Derek, 1997. Kesehatan Wanita. Jakarta : Gaya favorit

xx
Kartono kartini, 1992. Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa. Bandung : CV Mandar Maju.

Kartono kartini, 1997. Konseling Pra Perkawinan. Bandung : CV Mandar Maju.

Cunningham, F.G.2012. Obstetri Williams. Buku kedokteran Egc

Idanati, Rukna.2005. TT Pregnancy. Available at http://adln.lib.unair.ac.id

Saifuddin, Abdul Bari,. Andriaansz, Geoege,. Wiknjosastro, Gulardi hanifa, Waspodo, Djoko,. 2001.

Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. JNPKKR-POGI dan yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Ditjen PPM-PL Depkes RI,. 2000. Modul Latihan petugas Imunisasi. Edisi ke tujuh

LAMPIRAN 1

PUSKESMAS CIHARA
Kp Cirokoy Desa Ciparahu
Kecamatan Cihara
Lebak Banten

xx
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Nn. Naila aprilawati


Tempat tanggal lahir : Lebak, 27-04-1999
Alamat : Kp kulantung RT. 13/03 Kel./Desa mekarsari
Kec.Cihara

Bersama ini menyatakan kesediaannya untuk dilakukan tindakan dan prosedur


pengobatan pada diri saya ,persetujuan ini saya berikan setelah mendapat
penjelasan dari operator/petugas kesehatan yang berwenang di fasilitas kesehatan
tersebut diatas.

Demikian surat persetujuan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun dan
agar dapat di dipergunakan sebagaimana mestinya.

Lebak, Juni

2022

Pembuat

pernyataan

(Naila
Aprilawati)

xx
LAMPIRAN 2

Dokumentasi dalam bentuk Pathway Asuhan Kebidanan

Hari dan Tanggal : Jumat, 10 Juni 20212


Tempat Praktik : Puskesmas Cihara
Nama : Annisa Yulian pratiwi
Program Studi : Profesi Bidan

PATHWAY KASUS KEBIDANAN

Tanda/Gejala/Keluhan Secara Asuhan Kebidanan prakonsepsi Tanda/Gejala/Keluhan yang


Teori : Nama : Nn. N Dialami Pasien :
Pasien mengatakan belum menikah Umur: 20 tahun
dan ingin mendapatakan imunisasi Nn N. Umur 20 tahun Pranikah dengan TT Catin Nn. N datang ingin memeriksakan
Catin kesehatan dan melakukan
Faktor penyebab: konsultasi pranikah.
Faktor penyebab pasien ingin
Patofisiologi (Sesuai Tanda/Gejala/ Keluhan
disuntik TT catin adalah TTV:
yang dialami pasien)
Untuk mempersiapkan TD : 100/60 mmHg
kehamilan yang sehat Suhu: 36.5 ℃
Terhindar dari resiko terinfeksi Nadi: 84 x/menit
penyakit tetanus yang dapat Pernafasan: 16x/ menit
membahayakan ibu dan janin Lila 25 cm
Penatalaksanaan : Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan:
1. Menginformasikan tentang hasil pemeriksaan pada kedua calon pengantin
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan dilakukan
bahwa secara umum keadaan baik, tanda- tanda vital dalam batas normal,
agar kedua catin mengetahui keadaan nya
kedua catin mengerti dengan penjelasan yang diberikan. sehingga muncul kesadaran untuk
2. Membuat informed consent bahwa pasien bersedia diberikan suntikan TT1 di meningkatkan kesehatan nya.
puskesmas Cihara, pasien mengerti dan bersedia. 2. Membuat informed consent agar tidak
3. Memberikan suntikan TT1 di lengan kiri 3 jari dibawah prosesus acromion ada saling menyalahkan antar petugas
dan pasien tentang tindakan yang
secara IM, TT1 sudah disuntikkan
diberikan di kemudian hari.
4. Menganjurkan untuk mengkompres dengan air hangat di bekas suntikan
3. Memberikan suntikan TT1 sesuai
pasien, karena bekas suntikan akan memerah dan terasa sedikit nyeri 1-2 hari permintaan catin dating ke puskesmas
setelah imunisasi 4. Menganjurkan untuk mengkompres
5. Menganjurkan untuk mengkonsumsi gizi seimbang 4 sehat 5 sempurna, dengan air hangat untuk meringankan
mengurangi makanan yang mengandung kolesterol, kadar garam natrium dan
gejala yang akan timbul setelah
penyuntikan
kadar gula tinggi, mengurangi makanan cepat saji, mencegah stress
5. Menganjurkan untuk makan makanan
berlebihan, melakukan olahraga secara rutin karena untuk mempersiapkan yang sehat dan seimbang untuk
kehamilan yang sehat bukan hanya dengan mendapatkan TT catin, makanan mendukung tubuh yang sehat untuk
yang sehat dan aktifitas fisik juga sangat diperlukan untuk membuat tubuh mempersiapkan kehamilan yang sehat.
yang sehat, kedua catin mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang 6. Memberikan terapi Fe 1x1, guna
mempersiapkan kehamilan yang sehat
diberikan.
agar terhindar dari masalah kehamilan
6. Memberikan terapi fe 1x1, untuk mempersiapkan hemoglobin darah yang
yang akan datang.
cukup saat kehamilan yang akan datang, karena mempunyai kadar HB yang 7. Menjadwalkan suntik TT2 untuk
baik dapat menurunkan resiko kelahiran bayi premature dan kematian ibu mendapatkan lama perlindungan 2 tahun
saat melahirkan . pasien mengerti dan bersedia sampai nanti pasien hamil.
7. Menjadwalkan untuk suntik TT2 1 bulan yang akan datang, pasien bersedia

xi
Evaluasi asuhan yang diberikan :

- Pasien mengerti dengan penjelasan yang bidan sampaikan


- Pasien mau menandatangani informed consent yang diberikan
- Suntikan TT1 sudah diberikan
- Pasien mau melakukan kompres air hangat pada bekas suntikan
- Pasien mengerti dan akan melakukan saran yang diberikan petugas untuk makan
makanan yang sehat dan melakukan aktifitas yang cukup
- Pasien mau mengkonsumsi tambet tambah darah yang diberikan petugas
- Pasien bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan yang akan datang untuk
diberikan suntikan TT2

xii

Anda mungkin juga menyukai