Anda di halaman 1dari 12

Ceritakan apa yang memotivasi anda untuk melamar dalam program sekolah penggerak?

1.a. Apa kelebihan Anda yang dapat mendukung Anda mengikuti program Sekolah Penggerak? Upaya apa saja yang
telah Anda lakukan untuk dalam memajukan sekolah tempat Anda bekerja yang menurut Anda sejalan dengan program
Sekolah Penggerak? (Jawaban harus mencakup nama program, contoh implementasi yang dilakukan) (minimal 150 kata)

Motivasi saya ikut program sekolah penggerak adalah untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia yang salah satunya menciptakan Pelajar
Pancasila karena nilai-nilai Pancasila yang sudah mulai terkikis harus dibangun lagi dan dilestarikan. Seperti poin-poin pada profil pelajar
Pancasila diantaranya beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, gotong royong, kreatif
dan berpikir kritis

Kelebihan saya yang pertama adalah Alhamdulillah atas hidayah dari Allah SWT., saya selalu taat dalam beribadah khususnya sholat lima waktu
yang merupakan sholat wajib bagi umat Islam insyaAllah tidak pernah saya tinggalkan. Selain itu saya juga terbiasa melaksanakan sholat sunnah
Dhuha yang merupakan salah satu sholat sunnah yang diutamakan. Kelebihan ini saya implementasikan di sekolah saya, yaitu dengan
pembiasaan sholat Dhuha berjamaah untuk semua murid-murid di sekolah saya yang beragama Islam (kebetulan semua warga sekolah beragama
Islam). Menurut saya pembiasaan sholat itu penting sebab sholat sebagai salah satu wujud iman kepada Alllah SWT sekaligus meningkatkan
ketaqwaan kepada Allah SWT.

Kelebihan saya yang kedua adalah memiliki semangat belajar yang tinggi. Di masa pandemi ini memaksa adanya perubahan pola pembelajaran.
Yang semula dilakukan dengan tatap muka menjadi pembelajaran dalam jaringan (online). Pola pembelajaran daring tentu saja menggunakan
media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi. Banyak hal yang baru dalam pemanfaatan teknologi sebagai media belajar seperti aplikasi
zoom, membuat video pembelajaran, smart aplication creator, aplikasi android, dan berbagai aplikasi produk google seperti google form, google
classroom, google meet dan lain sebagainya. Banyak sekali hal baru yang harus dipelajari. Dari latar belakang tersebut saya merasa tertantang
untuk belajar dan bisa menggunakan teknologi sebagai media pembelajaran daring. Salah satu contohnya adalah saya pernah belajar
memanfaatkan google form sebagai aplikasi pembuat kuis dan juga sebagai aplikasi untuk mengumpulkan data ataupun absensi. Dan masih
banyak lagi pengembangan diri yang saya lakukan agar bisa menguasai teknologi yang dapat menunjang pembelajaran daring. Pengalaman
pengembangan diri yang sudah saya lakukan tersebut saya implementasikan di sekolah. Saya mengimbaskan pengalaman belajar saya kepada
teman-teman guru di sekolah. Salah satu contohnya adalah membuat soal dengan google form yang pada awal-awal pandemi sangat jarang atau
bahkan beberapa guru belum mengenal google form khususnya di sekolah saya.

Kelebihan saya yang ketiga adalah pantang menyerah. Saya selalu berusaha untuk mencapai tujuan yang saya inginkan. Salah satu contoh saya
ingin bisa membuat video pembelajaran. Saya tau belajar editing video tidaklah mudah. Saya mencari cari apikasi editing video yang paling
mudah menurut saya. Pada akhirnya saya menemukan aplikasi Kinemaster yang bisa di install di Android. Belajar dengan melihat youtube
tentang cara-cara mengoperasikan kinemaster untuk membuat sebuah video pembelajaran yang menarik. Dalam belajar membuat video ini,
sempat membuat mata saya ini lelah. Akan tetapi dengan tekad yang kuat agar saya bisa akhirnya saya bisa membuat video pembelajaran
walaupun tingkat kreatifitasnya masih sederhana.
 1.bTantangan tersulit apa yang hadapi saat Anda menjalankan peran sebagai seorang Kepala Sekolah? Bagaimana cara
Anda mengatasinya? (minimal 50 kata)

Kurangnya pendidik atau guru yang menguasai IT. Perlu diketahui di sekolah kami terdapat 9 guru. Guru kelas ada 5
dengan jumlah PNS 4 ( 3 hampir pensiun) dan 1 GTT (kekurangan 1 kelas masih diisi dari guru inklusif). Guru Agama
GTT, Guru Olahraga PNS (hampir pensiun) ditambah guru Inklusif 2 masih GTT (usia juga sudah diatas 55 th) . Dari ke 9
guru tersebut yang hampir memasuki usia pensiun ada 6. Dengan latar belakang tersebut untuk guru guru yang hampir
memasuki masa purna sudah enggan untuk belajar mengoperasikan komputer atau laptop.

Solusi : memberikan motivasi kepada guru yang hampir purna untuk tetap semangat belajar komputer. Bahwa belajar
sepanjang hayat

Kesulitan kedua membentuk karakter anak terutama sopan santun. Karena adanya pandemi covid-19 dimana salah satu
yang harus dihindari adalah bersalaman. Dengan demikian pembiasaan bersalaman dilupakan anak. Jadi jika bertemu
dengan bapak/ibu gurunya anak-anak seakan akan acuh terhadap guru, hanya lewat begitu saja bahkan menyapa saja
jarang. Senyumnya juga tidak terlihat karena tertutup maker.

Solusi : diadakan pembiasaan 5S jabat tangan diganti dengan meletakkan kedua telapak tangan saling bertemu di dada
sambil mengucap salam. Kepala agak menunduk.

1.c. Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk tetap menghidupkan semangat sebagai seorang Kepala Sekolah? (minimal
50 kata)

Upaya yang saya lakukan untuk tetap menghidupkan semangat adalah :


1. Menumbuhkan keyakinan bahwa segala sesuatu (pekerjaan yang baik) yang di mulai dengan niat baik akan selalu
dirahmati oleh Allah.
2. Menyadari bahwa manusia hidup di dunia diwajibkan untuk selalu berusaha selama tujuan itu baik. Jadi ketika
terjatuh kita akan terus berusaha dan pantang menyerah. Mencoba dan gagal adalah hal yang biasa dalam hidup
ini. (mengajukan prasarana gedung Perpustakaan yang sudah rusak berat)
3. Membuka wawasan bahwa hidup adalah perjuangan. Selalu berjuang dari lahir sampai akan mati selalu berjuang.
Jangan pernah berhenti untuk berupaya. Selama yang kita upayakan adalah hal kebaikan akan menjadi amal
ibadah.
4. Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan

2. Tindakan/keputusan strategis apa yang anda ambil dalam kurun waktu 1 tahun terakhir yang berdampak signifikan pada
sekolah yang anda pimpin?
2.a. Mengapa Anda memutuskan untuk melakukan tindakan/keputusan tersebut? (minimal 50 kata)

Ketika itu saya masih di sekolah lama dan pandemi covid-19 belum juga berakhir. Semakin lama, pembelajaran daring menjadi
membosankan bagi anak. Setelah beberapa waktu berjalan ada beberapa wali murid mengeluhkan bahwa pembelajaran daring
membuat anak-anak tidak mendapatkan materi secara optimal.Karena memang ada banyak kendala di sekolah saya yang lama
diantaranya sinyal internet yang tidak merata, ada beberapa wali murid yang tidak mampu membeli gadget android, belum lagi
masalah kuota internet. Dari masalah tersebut saya memutuskan untuk meberikan pembelajaran secara tatap muka dengan durasi 2
jam saja setiap 2 hari sekali. Jadi saya buat mode daring dan luring. Ketika melakukan tatap muka tersebut bertempat di salah satu
rumah warga dengan tetap memperhatikan prokes. Jadi, guru bekunjung ke rumah salah satu warga.

2.b. Bagaimana Anda mengeksekusi tindakan/keputusan tersebut? (minimal 50 kata)

Keputusan tersebut tidak saya ambil sendiri. Akan tetapi dengan melalui rapat sekolah dengan menghadirkan guru, pengurus
paguyuban dan ketua komite sekolah. Saya sampaikan permasalahan pembelajaran daring secara global. Dengan memperhatikan
keluhan dari beberapa wali murid. Akhirnya semua pihak yang hadir saat itu menyetujui pembelajaran campuran yaitu dengan daring
dan luring. Untuk menguatkan keputusan bersama maka pada saat itu kami meminta surat pernyataan persetujuan pembelajaran
campuran daring dan luring (dengan berkunjung ke rumah warga) yang dibuat oleh komite sekolah dan semua wali murid.

2.c. Kendala ataupun hambatan apa saja yang Anda hadapi? Bagaimana cara Anda mengatasinya? (minimal 50 kata)

Kendala atau hambatan yang di hadapi adalah kurangnya fasilitas sarana pendidikan di rumah warga. Media pembelajaran juga
terbatas. Guru-guru sering megeluh apabila cuaca hujan. Terutama guru perempuan.

Cara mengatasi adalah dengan memberikan motivasi kepada guru untuk membuat alat peraga sederhana dari rumah sebagai media
pembelajaran. Kemudian memberikan motivasi kepada para guru bahwa bekerja adalah ibadah. Apapun rintangannya selama niat
kita baik dan melaksanakan dengan tulus ikhlas maka akan mendapatkan kebaikan dan menjadi amal khasanah.

2.d. Bagaimana hasil yang diperoleh? (minimal 20 kata)


Dengan adanya solusi pembelajaran luring yang dilakukan di rumah warga membuahkan hasil yang positif. Anak-anak kembali
semangat untuk belajar. Wali murid pun puas karena anaknya mendapatkan materi yang lebih banyak dan ada kesan tersendiri berupa
meningkatnya rasa kekeluargaan dengan adanya kunjungan dari guru.

Ceritakan pengalaman anda saat melakukan perubahan signifikan di sekolah yang anda pimpin.

3.a. Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Kapan kejadiannya? Perubahan signifikan apa yang ingin Anda lakukan saat itu? Apa yang
mendorong Anda melakukan perubahan signifikan tersebut? (minimal 100 kata)

saat itu saya masih di sekolah yang lama tepatnya bulan juni 2019. Saya sebagai kepala sekolah yang baru melakukan analisis
kondisi lingkungan sekolah baik siswa, pendidik dan tenaga kependidikan maupun sarpras. Dari hasil analisis saya masih kurangnya
nilai religius yang dimiliki anak anak. Saya mencoba melakukan perubahan dengan melakukan pembiasaan sholat dhuha berjamaah
dan sholat dhuhur berjamaah untuk kelas 4,5,6. Tujuan saya nelakukan perubahan itu demi meningkatkan nilai religius anak didik,
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki akhlak yang mulia. Sesuai dengan salah satu
poin di profil pelajar Pancasila bahwa tujuan pendidikan adalah untuk membentuk keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan berakhlak mulia.

3.b. Unsur-unsur atau pihak siapa saja yang Anda libatkan dalam inisiatif perubahan tersebut? (minimal 50 kata)
Dalam melaksanakan program tersebut banyak berbagai pihak terlibat baik dari siswa, wali murid, pendidik dan tenaga kependidikan,
serta tokoh masyarakat sekitar. Sebuah program tentu saja disosialisasikan kepada wali murid agar bisa berjalan dengan dukungan
semua pihak. Kami juga melakukan MoU dengan takmir masjid di dekat sekolahan karena di sekolah kami tidak ada ruang kosong
untuk melaksanakan pembiasaan sholat dhuha dan dhuhur berjamaah.
3.c. Tantangan apa yang Anda hadapi dalam memfasilitasi perubahan tersebut? Ceritakan pengalaman Anda dalam menghadapi pihak
yang menentang perubahan tersebut (minimal 50 kata)

Tantangan saat awal melakukan pembiasaan yang baru adalah waktu yang tersita banyak di kegiatan sholat dhuha berjamaah karena
dilaksankan di pagi hari. Ada beberapa wali murid juga mengkritisi pelaksanaan kami yang tidak efisien. Karena waktu yang dibutuhkan
banyak menyita kegiatan pembelajaran. Dari kritikan tersebut kami tampung dan kami bicarakan dengan bapak/ibu guru dan staf
pendidik dan tenaga kependidikan. Akhirnya kami mengambil solusi bahwa anak-anak harus sudah wudhu dari rumah dan jam masuk
bel berbunyi menjadi pukul 06.45. anak anak datang ke sekolah sudah keadaan berwudu dan langsung ke masjid terdekat. Salaman
bersama dilaksanakan setelah sholat dhuha berjamaah selesai.
Hasilnya lebih efisien. Waktu yang tersita untuk pembiasaan sholat dhuha tidak banyak. Karena dengan cara tersebut pukul 07.00 atau
lebih sedikit anak anak sudah selesai melaksanakan pembiasaan sholat Dhuha berjamaah. Hasilnya meningkatnya iman dan taqwa,
rasa kekeluargaan juga semakin erat.

Cara untuk mendorong pihak lain untuk mencari ide atau solusi yang berbeda (inovatif) untuk mendukung perubahan di sekolah adal
dengan :
1. menjadi sosok motivator dan sosok inspiratif. Saya harus bisa memberikan contoh yang baik. Ikut andil dalam melaksanakan sebu
program. Tidak hanya memerintah tetapi bekerja bersama-sama. Di dalam sebuah lembaga, saya sampaikan kepada pendidik dan tena
kependidikan bahwa saya ini adalah mitra kerja. Tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak maka sebuah program tidak akan berjala
Maka saya siap menerima saran dan usul dari rekan-rekan kerja.
2. Menumbuhkan kepercayaan diri. Yaitu dengan meyakinkan kepada semua warga sekolah bahwa kita ini mampu untuk mencapai a
yang menjadi harapan. Kita semua memiliki kelebihan. Ide ataupun solusi bisa muncul dari keyakinan diri bahwa kita bisa.
3. Memotifasi untuk mencintai pekerjaan. Jika mencintai suatu pekerjaan maka semangat akan muncul. Semua pekerjaan yang dila
akan terasa ringan dan lebih mudah.
4. Memberikan semangat juang yang tinggi. Terus berusaha untuk memberikan yang terbaik. Kesuksesan datang dari sebuah perjuanga
Kemajuan diri maupun pekerjaan juga tidak lepas dari perjuangan. Tanpa berjuang untuk lebih baik maka kita tidak akan berubah.
5. Memberikan semangat untuk mengembangan diri dan berkarya. Dengan pengembangan diri maka akan menambah wawasa
menambah ilmu, menambah kompetensi diri kita. Sehingga dengan bertambahnya wawasan, ilmu dan kompetensi yang dimiliki kita b
berkarya demi kebutuhan sekolah yang lebih maju.

4. Ceritakan pengalaman anda sebagai ks dalam melakukan pengembangan dan bimbingan terhadap orang lain dalam rangka mempersiapkannya
mengembang peran yang menantang

4.a. Kapan waktu kejadiannya? Siapa yang Anda kembangkan? Apa yang memotivasi Anda melakukan pengembangan tersebut? Apa hasil akhir ya
Anda harapkan dari pengembangan tersebut? (minimal 100 kata)
Pada awal semseter 2 tahun pelajaran 2020/2021, tepatnya bulan Februari 2021 saya mengembangkan kemampuan bapak/ibu guru
dalam membuat video pembelajaran. Motivasi saya melakukan pembimbingan tersebut karena ada salah satu wali murid yang
mengkritik tentang materi pembelajaran daring khususnya materi dengan konten video pembelajaran. Saat itu wali murid
memberikan kritikan bahwa video pem belajaran kalau bisa jangan selalu mengambil dari youtube. Anak-anak lebih suka melihat jika
yang memaparkan materi di dalam video pembelajaran itu adalah gurunya. Dari kritikan tersebut saya mencoba melakukan
bimbingan kepada bapak/ibu guru untuk membuat video pembelajaran sendiri dan sebagai aktor penyampai materi juga gurunya
sendiri. Hasil yang diharapkan adalah guru di sekolah kami bisa membuat video pembelajaran sendiri tidak hanya download dari
youtube.

4.b. Bagaimana cara Anda menyusun rencana pengembangan yang dibutuhkan? Ceritakan cara Anda membangun kesepakatan
guna mencapai hasil pengembangan yang diharapkan. Dukungan apa saja yang Anda berikan? (minimal 100 kata)

Pertama saya mengadakan rapat sekolah dan menyampaikan kritikan dari beberapa wali murid terkait proses pembelajaran daring
yang menggunakan materi dengan video pembelajaran dimana bapak ibu guru masih menggunakan video pembelajaran download
dari youtube sedangkan wali murid berkeinginan jika video pembelajaran tersebut seharusnya dibuat oleh guru sendiri dengan aktor
guru sendiri. Dari penyampaian hasil rapat tersebut kami membuat kesepakatan bahwa guru-guru siap untuk membuat video
pembelajaran sendiri untuk menyampaikan materi. Akan tetapi kondisi saat itu para guru belum terbiasa belum memami cara
mengedit video. Mereka berpikir mengedit video itu harus melalui software komputer yang berat dan spesifikasi komputer atau laptop
yang bagus. Saya memberikan motivasi dengan memberikan semangat bahwa membuat video pembelajaran bisa menggunakan hp
dan mudah dilakukan. Saya sendiri akan siap melakukan pembimbingan dalam membuat video pembelajaran.

4.c. Hambatan apa yang Anda temui dan bagaimana cara Anda mengatasinya? Upaya-upaya apa saja yang Anda
lakukan untuk mempertahankan motivasi orang tersebut? (minimal 70 kata)

Dalam membimbing teman-teman guru untuk membuat video pembelajaran saya menggunakan kinemaster yang bisa di
install di hp. Hambatan yang timbul adalah proses editing video ternyata memakan waktu yang lama. Guru-guru yang
terbiasa santai tinggal mendownload sekarang harus membuat video sendiri mengedit sendiri. Itu memakan waktu yang
cukup lama.
Untuk mempertahankan motivasi teman-teman guru yang saya lakukan adalah saya mendampingi guru satu satu. Saya
sampaikan kepada para guru bahwa membuat media pembelajaran berupa video pembelajaran itu sebuah kebanggaan.
Kita sendiri menjadi aktor. Eksen kita akan dilihat anak anak dan wali murid. Apalagi jika video pembelajaran itu
bermanfaat bagi orang banyak diuplod diyotube misalnya maka akan menjadi ladang amal bagi kita. Kita akan menjadi
uploader juga bukan hanya downloder saja.

4.d. Bagaimana Anda mengukur kemajuan dan hasil perkembangan orang tersebut? Kriteria-kriteria apa saja yang Anda gunakan?
(minimal 50 kata)

Untuk mengukur kemajuan kemampuan para guru, yang saya lakukan adalah monitoring setiap perkembangan kamampuan para
guru dalam mengedit video. Ada instrumen khusus misalnya bagaimana isi videonya sesuai dengan tujuan pembelajaran apa tidak.
Bagaimana isi materinya. Bagaimana intonasinya. Bagaimana kualitas audionya berisik apa tidak, keras atau tidak suaranya. Dan
bagaimana perpaduan materi gambar atau animasi sudah sesuai atau belum. Dari instrumen-instrumen tersebut saya kumpulkan
data perkembangannya. JIka ada kekurangannya saya dampingi lagi untuk membimbing pengeditan video bersama-sama. Jika
sudah bagus maka kami berikan apresiasi dalam bentuk pujian.

4.e. Bagaimana hasilnya? (minimal 20 kata)

Hasil dari proses pembimbingan saya adalah para guru sudah mampu untuk membuat video pembelajaran sendiri dengan aplikasi kinemaster.
Walaupun tidak setiap hari membuat karena materi tidak harus dengan video. Setidaknya mereka tidak selalu download di youtube. Dampak
lainnya adalah Para siswa lebih senang belajar dan wali murid juga puas.

5. ceritakan pengalaman anda meningkatkan kesadaran parentingnya untuk terus mengembangkan kapabilitas diri

5.a. Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Kapan kejadiannya? Bagaimana Anda mengetahui hal-hal yang perlu dikembangkan
atau diperbaiki? (minimal 50 kata)

Pada bulan Oktober tahun 2021 pada saat itu pembelajaran sudah dilakukan PTM terbatas. Kami mulai bertemu kembali dengan
murid-murid secara tatap muka walaupun masih belum 100 persen. Ternyata pandemi covid-19 berdampak pada turunnya minat
baca pada anak-anak. Kebiasaan anak-anak membaca buku di sudut baca berkurang. Dari keadaan ini, maka yang perlu
dikembangkan dan diperbaiki menurut saya adalah meningkatkan minat baca anak. Sedangkan PTM terbatas ini harus benar benar
diefektifkan untuk materi pembelajaran agar KD pembelajaran tercapai. Maka saya berpikir kebiasaan membaca anak bisa juga
dilaksanakan secara daring. Oleh karena itu saya mengikuti webinar Menumbuhkan Kebiasaan Membaca Anak Melalui Kegiatan
Membaca Daring. Dengan harapan saya memiliki ilmu cara menumbuhkan kebiasaan membaca anak melalui membaca daring.

5.b. Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mengembangkan kapabilitas diri secara maksimal? Umpan balik apa yang Anda
dapatkan berdasarkan pengembangan yang telah Anda lakukan? (minimal 70 kata)

Upaya yang saya lakukan adalah mengikuti webinar Menumbuhkan Kebiasaan Membaca Anak Melalui Kegiatan Membaca Daring
yang diadakan oleh yayasan literasi anak Indonesia bekerjasama dengan Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek. Saya
mendapatkan ilmu baru tentang cara menumbuhkan kebiasaan membaca anak. Bahan bacaan daring bisa di dapatkan melalui
literacy cloud. Di dalam literacy cloud banyak sekali fitur-fitur yang bisa membangkitkan minat baca anak. Karena gambar sampul
bukunya sangat menarik. Dan salah satu materi yang menarik menurut saya adalah mengenalkan sampul buku kepada anak. Ada
tanggapan dari salah satu guru di sekolah saya saat itu. Beliau mengapresiasi pengembangan diri yang saya lakukan. Dan siap
ditransfer ilmu dari saya untuk dikembangkan di sekolah.

5.c. Upaya apa yang Anda lakukan untuk membangun kesadaran pentingnya pengembangan diri ini di lingkungan sekolah (minimal
70 kata)

Setiap rapat sekolah, saya selalu memberikan motivasi kepada Bapak/Ibu guru untuk selalu meningkatkan kemampuan diri dengan
mengikuti pelatihan, webinar ataupun workshop. Karena peningkatan kapasitas dengan pengembangan diri dapat digunakan untuk
meningkatkan kompetensi profesional kita sebagai pendidik. Dari hasil pengembangan diri yang saya lakukan tersebut saya
sampaikan kepada rekan-rekan guru. Saya mengimbaskan pengetahuan yang saya peroleh kepada bapak/ibu guru di sekolah kami.
Dengan harapan bapak/ibu guru di sekolah kami mendukung program saya untuk meningkatkan minat baca anak-anak melalui
membaca daring. Menumbuhkan Kebiasaan membaca sangatlah penting dan merupakan salah satu poin di dalam program giat
literasi sekolah. Dari pentingnya kebiasaan membaca tersebut maka dapat menumbuhkan kesadaran bapak/ibu guru untuk
meningkatkan kembali minat baca anak melalui kegiatan membaca daring.

5.d. Bagaimana hasilnya? (minimal 20 kata)

Dari pengembangan diri yang saya lakukan ternyata sangat bermanfaat bagi saya sendiri, bapak/ibu guru dan siswa. Saya pernah
praktik untuk membacakan cerita secara daring kepada anak-anak. Ternyata anak-anak sangat antusias untuk mengikutinya. Malah
ketagihan pingin cerita yang baru lagi. Ini merupakan umpan balik yang positif. Ditunjang dengan praktik yang dilakukan oleh para
guru saya berharap Gerakan Literasi Sekolah tidak mati.

6. Ceritakan pengalaman Anda membangun kerjasama dengan pihak di luar sekolah yang mendatangkan manfaat bagi
sekolah

6.a. Kapan kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Pihak mana saja yang bekerjasama dengan Anda saat itu?
(minimal 50 kata)

Saat itu bulan Oktober tahun 2019 Sekolah kami akan diadakan akreditasi sekolah. Sekolah kami saat itu belum memiliki kantin. Dari
hasil musyawarah saya dengan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah, maka kami memutuskan untuk berupaya mendirikan
kantin sekolah dengan bekerjasama dengan warga sekitar. Hal pertama yang saya lakukan adalah mengundang semua wali murid
untuk memberitahukan bahwa sekolah akan mendirikan kantin sekolah sebagai salah satu poin dalam akreditasi sekolah.

6.b. Kendala apa yang Anda hadapi saat itu? Perbedaan pendapat apa saja yang Anda temui dalam situasi tersebut?
(minimal 50 kata)
Pada saat rapat dengan wali murid banyak kendala yang saya hadapi. Diantaranya adalah bagaimana bentuk kerjasama kantin sekolah tersebut,
siapa warga yang mengelola kantin tersebut, jenis makanan apa saja yang dijual. Ada perbedaan pendapat saat itu. Ada yang setuju dan ada yang
tidak setuju dengan alasan jika didirikan kantin akan mengurangi pendapatan satu-satunya warung di sekitar sekolah. Pada saat itu kami tetap
menginginkan agar kantin sekolah didirikan dengan alasan mempermudah siswa untuk jajan tetap di dalam area sekolah.

6.c. Upaya apa yang Anda lakukan untuk memfasilitasi terjadinya kesepakatan tersebut? (minimal 50 kata)
Upaya untuk memfasilitasi terjadinya kesepakatan adalah dengan musyawarah mencari solusi terbaik tanpa ada pihak yang
dirugikan.

Upaya untuk memfasilitasi terjadinya kesepakatan adalah dengan musyawarah mencari solusi terbaik tanpa ada pihak yang
dirugikan. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan juga saat itu yaitu masalah tempat pendirian kantin sekolah. Pada saat itu
saya mengusulkan agar kantin terletak di dekat parkiran sepeda (saat itu ada pelataran kosong). Akan tetapi ada yang tidak setuju
karena akan mengganggu anak-anak untuk parkir. Dari saran tersebut saya tampung, saya menerima usulan tersebut akan tetapi
ketika saya tanyakan di mana sebaiknya didirikan tidak ada yang mampu menjawab karena tempat yang saya tawarkan adalah satu
satunya tempat yang strategis untuk mendirikan kantin. Akhirnya ada usulan lagi jika tempat pendirian tetap di dekat parkir namun
diberikan sekat atau batas agar tidak saling mengganggu antara aktifitas parkir dan kantin. Dari usulan tersebut akhirnya disetujui
oleh semua peserta musyawarah.

6d Kesepakatan apa saja yang didapat? Dampak apa saja yang dihasilkan kepada sekolah (baik untuk murid, guru, sarana dan
prasarana, dan sebagainya)? (minimal 50 kata)

Kesepakatan yang kami dapat saat itu adalah

1. Kantin sekolah dikelola dengan bekerjasama antara pihak sekolah dan pengelola dalam hal ini warga sekitar
2. Agar tidak merugikan satu satunya warung sekitar sekolah maka pengelola kantin adalah warga sekitar yang mempunyai
warung tersebut
3. Pihak sekolah menyiapkan bahan bangunan
4. Pihak pengelola yang mendirikan
5. Setiap bulan pihak pengelola memberikan sebagian laba kepada pihak sekolah.
6. Kerjasama dituangkan dengan surat MoU

Dampaknya bagi murid yaitu mempermudah murid untuk membeli jajan

Dampaknya bagi guru yaitu tidak lagi khawatir murid-murid membeli jajan sembarangan karena kantin di sekolah tersebut adalah
kantin sehat yang menjual menu-menu sehat.

Dampak bagi sarana dan prasarana adalah bertambahnya prasarana berupa kantin sekolah dan dapat menambah pendapatan
sekolah dari sebagian laba kantin.

7. ceritakan pengalaman anda mengimplementasi rencana program kerja di sekolah yang anda
Pimpin
7.a. Apa program kerja yang Anda implementasikan saat itu? Bagaimana cara Anda menyusun rencana program kerja tersebut ke
dalam aktivitas kerja yang lebih spesifik? (minimal 100 kata)
Program kerja yang pernah saya implementasikan di sekolah saya adalah "Cintai Lingkunganku". Program tersebut muncul karena
keadaan sekolah saya (saat itu saya masih di sekolah lama tahun 2019) lingkungan sekolah tampak gersang dan sampah masih
banyak berserakan (belum terbiasanya anak-anak membuang sampah di tempatnya). Sebuah program akan berjalan jika didukung
oleh berbagai pihak baik bapak/ibu pendidik dan tendik maupun paguyuban wali murid. Jadi Saya menyusun rencana program
tersebut didahului dengan rapat sekolah dengan pendidik dan tenaga kependidikan. Bersama bapak/ibu guru muncul ide ide
kegiatan yang dapat dilakukan untuk melaksakan program tersebut. Contohnya tiap anak membawa 3 buah polibek yang berisi
media tanam. Kemudian setiap Jumat ada kegiatan aksi pungut sampah di sekitar sekolah. Kegiatan selanjutnya adalah anak-anak
membawa bibit tanaman bunga untuk di tanam di polibek mereka . Anak anak dibiasakan untuk merawat tanaman mereka sendiri.
Setelah siap tanam maka dilakukan tanam bersama sama dengan penataan taman yang sudah ditentukan guru kelas
masing-masing.
7.b. Bagaimana Anda menentukan dan mempersiapkan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan rencana tersebut?
(minimal 70 kata)
Untuk mempersiapkan sumber daya yang diperlukan kami bekerjasama dengan paguyuban wali murid dan MoU dengan SMPN 1
Suruh yang merupakan sekolah Adiwiyata Nasional. Dari bentuk kerjasama dengan paguyuban contohnya adalah kerjabakti untuk
menyiapkan lahan yang akan ditanami. Kerja bakti membersihkan rumput liar di sekitar sekolah. Sedangkan kerjasama dengan
SMPN 1 Suruh adalah kami mendapatkan bibit tanaman perindang, peneduh maupun tanaman bunga yang dapat di tanam di sekitar
lingkungan sekolah. Selain itu, sekolah kami juga menganggarkan biaya untuk menjalankan rencana program tersebut. Di ARKAS
kami anggarkan di rekening pemeliharaan taman.
7.c. Apa yang Anda lakukan untuk memastikan keselarasan antara rencana program kerja dengan sistem maupun proses yang ada
(misalnya terkait anggaran, kebijakan, sumber daya, dan lain-lain) (minimal 70 kata)

Saat menjalankan program tersebut sudah terjadi keselarasan kerjasama antara pihak sekolah, wali murid dan pihak SMPN 1 Suruh.
Sudah kami tata sedemikian rupa agar kegiatan ini saling mengisi. Semisal bagian tenaga kami serahkan ke paguyuban wali murid
(yaitu menata tempat atau lahan taman) untuk bibit tanaman dari SMPN 1 Suruh. Pihak sekolah juga menganggarkan membeli pot
untuk menambah keindahan taman. Kemudian anak-anak dibiasakan merawat tanaman yang dibawa kemudian mereka sendiri yang
menanam di lahan yang sudah disiapkan oleh paguyuban wali kelas dengan didampingi guru. Termasuk mengisi pot dengan media
tanam dan bibit bunga. Kegiatan ini kami lakukan setiap hari jumat pagi. Hal ini memang menjadi kebijakan khusus untuk hari jumat
pembelajaran di kelas agak mundur. Akan tetapi yang kami lakukan tidak sia sia karena kegiatan ini menanamkan rasa cinta
lingkungan pada anak sekaligus juga termasuk bisa dimasukkan dalam kegiatan belajar di luar kelas.

7.d. Bagaimana Anda memantau pelaksanaan program tersebut? Evaluasi apa yang Anda lakukan? (minimal 50 kata)

Dalam menjalankan program tersebut, saya juga terlibat di dalamnya. Saya juga ikut berpartisipasi kerja bakti bersama wali murid. Saya juga
berpartisipasi ikut menanam tanaman dan bunga bersama anak anak dan bapak/ibu guru. Saya juga ikut aksi pungut sampah bersama anak-anak
di sekitar lingkungan sekolah. Otomatis ketika saya ada di dalamnya saya melakukan pemantauan. Kemudian dari hasil pemantauan tersebut,
saya mengevaluasi mana yang perlu di tata lagi, mana yang kurang berjalan dalam program tersebut. Sehingga di minggu depannya kami
laksanakan kegiatan sesuai dengan evaluasi yang sudah dilaksanakan. Kegiatan pungut sampah ternyata berdampak baik pada pembiasaan anak.
Anak anak jadi berpikir agar setiap jumat tidak melakukan aksi pungut sampah maka mereka sadar untuk membuang sampah di tempatnya.

8. ceritakan pengalaman anda mewujudkan lingkungan pembelajaran yang mengedepankan toleransidan/atau inklusif
8.a. Kapan waktu kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Apa nama program yang Anda lakukan? Apa
yang mendorong Anda mengimplementasikan program tersebut? (minimal 100 kata)

Pada saat itu saya masih di sekolah yang lama tepat nya di bulan Maret tahun 2021 saya ikut pelatihan guru belajar dan
berbagi seri pendidikan inklusif. Dari kegiatan tersebut saya lebih memperhatikan kebutuhan belajar bagi anak yang
berkebutuhan khusus. Kebetulan di sekolah kami ada satu murid yang kesulitan belajar terutama kemampuan membaca
dan menulis. Saat itu anak tersebut duduk di kelas 3. Hal pertama yang saya lakukan adalah melakukan koordinasi
dengan bapak/ibu guru kelas rendah untuk melihat perkembangan anak dari kelas 1. Melihat asesmen yang dilakukan
oleh guru kelasnya. Kemudian kami koordinasi dengan wali murid anak yang memiliki hambatan belajar tersebut untuk
menggali lebih jauh karakter anak. Dari latar belakang tersebut kami membuat Program Pembelajaran Individual Baca
Tulis untuk siswa berkebutuhan khusus tersebut. Harapan kami dengan adanya program pembelajaran individual ini lebih
dapat memenuhi kebutuhan belajar anak berkebutuhan khusus.
8.b. Tantangan atau kesulitan apa yang Anda hadapi saat itu? Bagaimana cara Anda mengatasinya? (minimal 50 kata)

Tantangan atau kesulitan yang kami hadapi adalah tidak adanya guru pendamping anak berkebutuhan khusus. Sehingga progam
pembelajaran individual baca tulis tersebut dilakukan sendiri oleh wali kelas. Dalam pelaksanaannya juga banyak hambatan karena
media belajar untuk anak berkebutuhan khusus juga terbatas. Dengan demikian wali kelas yang sekaligus sebagai guru pendamping
harus meyiapkan media belajar bagi anak tersebut. Contohnya menyediakan plastisin yang digunakan untuk bermain membuat
huruf. Kartu huruf, kartu kata maupun lembaran lembaran kertas yang digunakan untuk menggambar huruf huruf dan menyusun
huruf huruf menjadi kata.

8.c. Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mendapatkan dukungan dalam menjalankan program ini? (minimal 50 kata)U

Untuk mendapatkan dukungan dalam menjalankan program ini adalah

1. Dengan berkoordinasi dengan rekan-rekan guru. Tentu saja dukungan dari rekan guru dan tendik diperlukan. Misalnya
tentang perencanaan biaya atau anggaran untuk program ini yang bisa dianggarkan dari BOS juga harus dibicarakan
bersama-sama.
2. Berkoordinasi dengan wali murid khususnya wali murid yang mengalami hambatan belajar tersebut. Dengan memberikan
penjelasan adanya program pembelajaran individual yang mungkin dilaksanakan di waktu tersendiri karena harus membagi
waktu dengan kelas reguler. Wali murid tersebut juga harus mau untuk membimbing di rumah, jadi ada kerjasama untuk
menuntaskan program tersebut.

8.d. Bagaimana hasilnya? (minimal 20 kata)

Semua program tentu ada proses sampai menuju tujuan yang dicapai. Dalam kurun waktu 3 bulan sudah nampak keberanian anak
meningkat. Rasa percaya diri anak juga meningkat untuk belajar membaca walaupun mengeja sedikir sedikit. Guru yang menangani
juga semakin mengerti metode belajar yang tepat bagi anak berkebutuhan khusus. Dengan program pembelajaran individual baca
tulis tersebut, anak yang mengalami hambatan belajar baca tulis menjadi semakin nyaman, semangat dan senang belajar.

Anda mungkin juga menyukai