Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KELOMPOK II

MAKALAH KB (KELUARGA BERENCANA)

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Maternitas


Disusun Oleh Kelompok 5 :
1. Davit
2. Mochamad RickyRifa'at (KHGC21141)
3. raehan
4. Iqbal
5. Rendi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT


S1.KEPERAWATAN TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi KB .................................................................................... 3


2.2 Tujuan Program KB ....................................................................... 3
2.3 Sasaran Progam KB ....................................................................... 4
2.4 Ruang Lingkup Program KB ......................................................... 5
2.5 Strategi Pendekatan Program Pelayanan KB ................................. 6
2.6 Dampak Program KB terhadap Pencegahan Kelahiran ................. 8
2.7 Pengaruh Program KB ................................................................... 9
2.8 Manfaat Program KB ..................................................................... 10
2.9 Cara Operasional Program KB ...................................................... 12
2.10..................................................................Optimalisasi Peran KB
...................................................................................................13
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu
diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana
merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh
wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit,
tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga
karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan
dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas
wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi.
Pelayanan keluarga berencana yang merupakan saah satu didalam
oaket pelayanan kesehatan reproduksi esensial perlu mendapatkan
perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan keluarga berencana
berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan
masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian
populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada
kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan keluarga
berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak
dari klien/masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan.
Program keluarga berencana oleh pemerintah adalah agar keluarga
sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada
pertumbuhan yang seimbang. Gerakan Keluarga Berencana Nasional
Indonesia telah berumur sangat lama yaitu pada tahun 70-an dan
masyarakat dunia menganggap berhasil menurunkan angka kelahiran yang
bermakna. Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa

1
dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan
kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dan tujuan KB ?
2. Bagaimana sasaran, ruang lingkup, strategi pendekatan, dan cara
operasional KB ?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui apa pengertian dan tujuan KB
2. Mahasiswa mengetahui sasaran, ruang lingkup, strategi pendekatan,
dan cara operasional KB

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi KB
Pengertian keluarga berencana menurut UU no 10th 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah
upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan (PUP) pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera.
Keluarga berencana (family planning) merupakan suatu usaha
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi
Menurut WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yang membantu
individu/pasutri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan,
mengatur interval di antara kehamilan, dan menentukan jumlah anak dalam
keluarga

2.2 Tujuan Program KB


Tujuan utama program KB Nasional adalah untuk memenuhi perintah
masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan ]reproduksi yang berkualitas,
menurunkan tingkat/kematian ibu bayi, dan anak serta penanggulangan
masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil
berkualitas
Tujuan umumnya adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran
anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia
perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Hal ini
sesuai dengan teori pembangunan menurut Alex Inkeles dan David Smith
yang mengatakan bahwa pembangunan bukan sekedar perkara pemasok

3
modal dan teknologi saja tapi juga membutuhkan sesuatu yang mampu
mengembangkan sarana yang beorientasi pada masa sekarang dan masa
depan, memiliki kesanggupan untuk merencanakan, dan percaya bahwa
manusia dapat mengubah alam, bukan sebaliknya.
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah:
a. Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu,anak, keluarga dan
bangsa
b. Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan
bangsa
c. Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang
berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian
ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan
reproduksi.
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:
1. Keluarga dengan anak ideal
2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera
5. Keluarga berketahanan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

2.3 Sasaran Program KB


Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 sebagai berikut.
1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi 1,14% per
tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per
perempuan.
3. Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5%
4. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif,
dan efisien.

4
5. Meningkatnya usia rata-rata perkawinan pertama perempuan menjadi
21 tahun.
6. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang
anak.
7. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan program KB Nasional.

2.4 Ruang Lingkup Program KB


Ruang lingkup program KB mencakup sebagai berikut
1. Ibu
Dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran. Adapun manfaat
yang diperoleh oleh ibu adalah sebagai berikut
a) Tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu
yang terlalu pendek, sehingga kesehatan ibu dapat terpelihara
terutama kesehatan organ reproduksinya.
b) Meningkatkan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan
oleh adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak dan
beristirahat yang cukup karena kehadiran akan anak tersebut
memang diinginkan
2. Suami
Dengan memberikan kesempatan suami agar dapat melakukan hal
berikut
a) Memperbaiki kesehatan fisik
b) Mengurangi beban ekonomi keluarga yang ditanggungnya
3. Seluruh keluarga
Dilaksanakannya program KB dapat meningkatkan kesehatan fisik,
mental, dan sosial anggota keluarga; dan bagi anak dapat memperoleh
kesempatan yang lebih besar dalam hal pendidikan serta kasih sayang
orang tuanya.
Ruang lingkup KB secara umum adalah sebagai berikut.

1) Keluarga berencana
2) Kesehatan reproduksi remaja

5
3) Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
4) Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
5) Keserasian kebijakan kependudukan
6) Pengelolaan SDM aparatur
7) Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
8) Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara

2.5 Strategi Pendekatan Program Pelayanan KB


Dalam hal pelayanan kontrasepsi, diambil kebijaksanaan sebagai berikut.
1. Perluasan jangkauan pelayanan kontrasepsi dengan cara menyediakan
sarana yang bermutu dalam jumlah yang mencukupi dan merata.
2. Pembinaan mutu pelayanan kontrasepsi dan pengayoman medis.
3. Pelembagaan pelayanan kontrasepsi mandiri oleh masyarakat dan
pelembagaan keluarga kecil sejahtera
Strategi pendekatan dalam program keluarga berencana antara lain :

1) Pendekatan kemasyarakatan (community approach).


Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta
masyarakat (kepedulian) yang dibina dan dikembangkan secara
berkelanjutan.
2) Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach).
Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan
pembangunan keluarga sejahtera sehingga dapat saling menunjang
dan mempunyai kekuatan yang sinergik dalam mencapai tujuan
dengan menerapkan kemitraan sejajar.
3) Pendekatan integrative (integrative approach).
Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat
mendorong dan menggerakkan potensi yang dimiliki oleh semua
masyarakat sehingga dapat menguntungkan dan memberi manfaat
pada semua pihak.
4) Pendekatan kualitas (quality approach).

6
Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan
(provider) dan penerima pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan
kondisi.
5) Pendekatan kemandirian (self rellant approach).
Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan
masyarakat yang telah mampu untuk segera mengambil alih peran dan
tanggung jawab dalam pelaksanaan program KB nasional.
Selain itu, Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:

1. Strategi dasar :
a) Meneguhkan kembali program di daerah
b) Menjamin kesinambungan program
2. Strategi operasional :
a) Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional
b) Peningkatan kualitas dan prioritas program
c) Dukungan regulasi dan kebijakan
d) Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan
Dalam hal strategi pelayanan kontrasepsi dibantu pokok-pokok sebagai
berikut.

1) Menggunakan pola pelayanan kontrasepsi rasional sebagai pola


pelayanan kontrasepsi kepada masyarakat, berdasarkan kurun
reproduksi sehat.
2) Pada usia dibawah 20 tahun dianjurkan menunda kehamilan dengan
menggunakan pil KB, IUD, kontrasepsi suntik, susuk, kondom, atau
intravagina. Pada usia 20-30 tahun dianjurkan untuk menjarangkan
kehamilan. Cara kontrasepsi yang dianjurkan adalah IUD, implan,
kontrasepsi suntik, pil mini, pil KB, kondom, atau intravagina.
Sesudah usia 30 tahun atau pada fase mengakhiri kesuburan,
dianjurkan memakai kontrasepsi IUD, implan, kontrasepsi suntik, pil
KB, kondom, dan intravagina.
3) Menyediakan sarana dan alat kontrasepsi yang bermutu dan dalam
jumlah yang cukup.
4) Meningkatkan mutu pelayanan kontrasepsi.

7
5) Menumbuhkan kemandirian masyarakat dalam mendapatkan
pelayanan kontrasepsi maupun dalam mengelola pelayanan
kontrasepsi.
Untuk mencapai sukses yang diharapkan, maka ditempuh strategi tiga
dimensi, strategi ini diterapkan atas dasar survey terhadap kecenderungan
respon Pasangan Usia Subur (PUS) di Indonesia terhadap ajakan KIE untuk
berKB. Strategi dimaksud dibagi dalam tiga tahap pengelolaan program
Keluarga Berencana Nasional (KBN) yaitu sebagai berikut.

1. Tahap Perluasan Jangkauan.


Pola tahap ini penggarapan program lebih difokuskan kepada sasaran :
a. Coverage wilayah. Penggarapan wilayah adalah penggarapan
KB lebih diutamakan pada penggarapan wilayah potensial
seperti wilayah Jawa Bali yaitu provinsi Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, dan Bali dengan kondisi jumlah
penduduk dan laju pertumbuhan yang besar.
b. Coverage khalayak. Diarahkan pada upaya menjadi akseptor
KB sebanyak-banyaknya pada tahap ini pendekatan pelayanan
KB didarkan pada pendekatan klinik.
2. Pembinaan
Organisasi yang sudah mulai ikut serta menangani program diajak
berperan serta mendalami lebih terperinci tentang apa yang terjadi,
dan diberikan kepercayaan untuk ikut menangani program KB dalam
lingkungannya sendiri, menjadi petugas sukarela, dan mulai
dikenalkan mengenai progam-program pos KB, posyandu, pembinaan
anak-anak, dan sebagainya.
3. Pelembagaan dan Pembudayaan
Tahapan awal KB mandiri yaitu masyarakat akan mencapai suatu
tingkat kesadaran dimana melaksanakan KB bukan hanya karena
ajakan melainkan atas kesadaran dan keyakinan sendiri.

2.6 Dampak Program KB terhadap Pencegahan Kelahiran


Program keluarga berencana memberikan dampak yaitu:

8
1) Penurunan angka kematian ibu dan anak
2) Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
3) Peningkatan kesejahteraan keluarga
4) Peningkatan derajat kesehatan
5) Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM
6) Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam
penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

2.7 Pengaruh Program KB


Program Keluarga Berencana merupakan usaha langsung yang bertujuan
untuk mengurangi tingkat kelahiran melalui penggunaan alat kontrasepsi.
Berhasil atau tidaknya Pelaksanan Program Keluarga Berencana akan
menentukan pula berhasil atau tidaknya usaha untuk mewujudkan
kesejahteraan bangsa Indonesia. Pertambahan penduduk yang cepat, tidak
seimbang dengan peningkatan produksi akan mengakibatkan ketegangan –
ketegangan sosial dengan segala akibat yang luas.

1) Pengaruh positif Program KB


Dengan adanya program KB maka laju pertumbuhan penduduk dapat
ditekan untuk menghindari terjadinya peledakan penduduk yang luar
biasa, karena diperkirakan jika angka persentase kesetaraan jumlah
penduduk yang ber-KB dapat dinaikkan 1 % pertahun, maka
diprediksikan jmlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 sekitar 237,8
juta jiwa, ini masih di bawah dari angka proyeksi penduduk tahun 2015
yang diperkirakan sekitar 248 juta jiwa.

Dengan adanya kebijakan pemerintah untuk pengaturan laju


pertumbuhan penduduk dan pengaturan jumlah kelahiran di Indonesia
merupakan bagian dari kebijakan kependudukan nasional, yang dalam
hal ini pelaksanaan program KB di daerah pada era otonomi perlu
ditentukan sasaran kinerja program untuk mewujudkan keserasian
kependudukan di berbagai bidang pembangunan. Dengan terkendalinya
jumlah penduduk, maka akan tercipta generasi yang berkualitas, sehingga
dapat meneruskan pembangunan Indonesia yang berkualiatas.

9
2) Pengaruh negatif Program KB
Selain mendatangkan pengaruh yang positif, program KB juga
memiliki pengruh yang kurang menguntungkan, ini dilihat dari semakin
meningkatnya partisipasi masyarakat dalam ber-KB, maka penggunaan
metode KB berupa penggunaan AKDR, implant, suntik KB, pil KB juga
semakin meningkat, maka biaya yang harus di keluarkan pemerintah
untuk pengadaan alat – alat dan obat untuk kontrasepsi di Indonesia dapat
dikatakan cukup tinggi.

Menurut penelitian, dengan peggunaan metode untuk ber-KB maka


dapat mempercepat penuaan pada akseptornya, sehingga dapat dikatakan
jumlah usia lanjut akan semakin bertambah setiap tahunnya, sehingga
biaya yang juga harus dikeluarkan pemerintah untuk kesejahteraan para
Usia lanjut juga meningkat.

2.8 Manfaat Program KB


Berikut ini merupakan manfaat dari adanya program Keluarga Berencana
(KB), yaitu:
1 Menurunkan angka kematian maternal dengan adanya perencanaan
kehamilan yang aman,sehat dan diinginkan.
2 Mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium dengan mengkonsumsi
pil kontrasepsi.
3 Memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan kependudukan.Proggram keluarga berencana nasional
adalah program untuk membantu keluarga termasuk individu anggota
keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik
sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas. Dengan terbentuk
keluarga berkualitas maka generasi mendatang sebagai sumber daya
manusia yang berkualitas akan dapat melanjutkan pembangunan
Program keluarga berencana dalam pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan kependudukan dapat memberikan kontribusi dalam empat hal,
yaitu :

10
a. Mengendalikan jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk juga
dengan peningkatan kualitas penduduk.
b. Peningkatan kualitas penduduk sebagai sumber daya yang handal
dilakukan dengan mengarahkan pembangunan pada penurunan
kematian ibu dan bayi dengan menurunkan kelahiran atau kehamilan
melalui penggunaan kontrasepsi.
c. Berusaha dan menjunjung tinggi perwujudan hak – hak asasi
manusia dalam hal kesehatan reproduksi pasangan usia subur untuk
merencanakan kehidupan berkeluarga.
d. Mendukung upaya pemberdayaan perempuan dengan menyadari
sepenuhnya akan hak dan kewajiban perempuan serta sebagai
sumber daya manusia yang tangguh.
Dengan mengikuti program KB sesuai anjuran pemerintah, para
akseptor akan mendapatkan tiga manfaat utama optimal baik untuk ibu,
anak dan keluarga, antara lain:

1 Manfaat Untuk Ibu:


a. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
b. Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu
c. Menjaga kesehatan ibu
d. Merencanakan kehamilan lebih terprogram
e. Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang
berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek.
f. Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan
oleh adanya waktu yang  cukup untuk mengasuh anak,
beristirahat dan menikmati waktu luang serta melakukan
kegiatan lainnya.
2 Manfaat Untuk Anak:
a. Mengurangi risiko kematian bayi
b. Meningkatkan kesehatan bayi
c. Mencegah bayi kekurangan gizi
d. Tumbuh kembang bayi lebih terjamin
e. Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi

11
f. Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal
3 Manfaat Untuk Keluarga:
a. Meningkatkan kesejahteraan keluarga
b. Harmonisasi keluarga lebih terjaga

2.9 Cara Operasional Program KB


(1) Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).
Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan dengan
memberikan penerangan konseling, advokasi, penerangan kelompok
(penyuluhan) dan penerangan massa melalui media cetak dan
elektronik. Dengan penerangan, motivasi diharapkan meningkat
sehingga terjadi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan
perilaku masyarakat dalam berKB, melalui pendewasaan usia
perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga sehingga tercapai Norma
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).

(2) Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB.


Dikembangkan program reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita
baik sebagai calon ibu atau ibu, merupakan anggota keluarga yang
paling rentan mempunyai potensi yang besar untuk mendapatkan KIE
dan pelayanan KB yang tepat dan benar dalam mempertahankan
fungsi reproduksi. Reproduksi sehat sejahtera adalah suatu keadaan
sehat baik fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara utuh pada
semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses
reproduksi. Bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan
kecacatan serta dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada
Tuhan YME, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang
antar anggota dan antara keluarga  dengan lingkungan.

Dalam mencapai sasaran reproduksi sehat, dikembangkan 2 gerakan


yaitu: pengembangan gerakan KB yang makin mandiri dan gerakan
keluarga sehat sejahtera dan gerakan keluarga sadar HIV/AIDS.

12
Pengayoman, melalui program ASKABI (Asuransi Keluarga
Berencana Indonesia), tujuan agar merasa aman dan terlindung
apabila terjadi komplikasi dan kegagalan.

(3) Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah.


PSM ditonjolkan (pendekatan masyarakat) serta kerjasama institusi
pemerintah (Dinas Kesehatan, BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).
(4) Pendidikan KB.
Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB,
bidan, dokter  berupa pelatihan konseling dan keterampilan.

2.10Optimalisasi Peran Program KB


Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali akan berdampak pada
kemiskinan dan pengangguran. Karenanya, diperlukan sinergi antara
pemerintah, masyarakat, dan lembaga-lembaga terkait lainnya secara
bersama-sama menanggulangi ledakan penduduk sekaligus memberikan
mengedukasi masyarakat tentang pentingnya perencanaan keluarga agar
kualitas hidupnya lebih baik. Di sinilah kehadiran KB menjadi kebutuhan
yang sangat mendesak ketika ancaman ledakan penduduk menimpa bangsa
ini.

Soerjono Soekanto dalam bukunya, Sosiologi Sebuah Pengantar (2010)


mengatakan, bahwa masalah angka kelahiran akan dapat diatasi dengan
melaksanakan program keluarga berencana yang bertujuan meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan ibu-ibu dan anak-anak maupun meningkatkan
kondisi kehidupan masyarakat dengan mengurangi angka kelahiran sehingga
pertumbuhan penduduk tidak melebihi kapasitas produksi.

Dengan demikian, program KB menjadi pilihan yang sangat tepat guna


membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum dan menunda
masa perkawinan dini agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang
tinggi. Selain itu, cara lain yang dapat dilakukan untuk mengimbangi ledakan
jumlah penduduk adalah penambahan dan penciptaan lapangan kerja,
meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan, mengurangi

13
kepadatan penduduk dengan program transmigrasi, dan meningkatkan
produksi.

Dengan beberapa cara tersebut ancaman ledakan jumlah penduduk bisa


diminimalisir sehingga angka kemiskinan dan pengangguran dapat ditekan
seminimal mungkin. Jika angka kemiskinan dan pengangguran berkurang
otomatis kesempatan dan akses masyarakat terhadap kesehatan dan
pendidikan benar-benar dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia dan pada
gilirannya kesejahteraan yang dicita-citakan para pendiri bangsa ini akan
terwujud.

14
15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Program gerakan KB di laksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan bangsa di mana pada saat ini pemerintah sedang melakukan
pembangunan di segala bidang, termasuk untuk mengatasi berbagai masalah
kependudukan seperti pertumbuhan penduduk yang tinggi, penyebaran
penduduk yang tidak merata dan kualitas sumber daya manusia yang relatif
rendah.

Adapun strategi pendekatan yang dilakukan dalam program pelayanan kb


meliputi: Pendekatan Kemasyarakatan (community approach), Pendekatan
koordinasi aktif (active coordinative approach), Pendekatan integrative
(integrative approach), Pendekatan kualitas (quality approach), Pendekatan
kemandirian (self rellant approach), Pendekatan tiga dimensi ( three
dimension approach).

Dalam pelayanan KB juga ada cara operasinal programnya yang


meliputi: Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), Pelayanan
kontrasepsi dan pengayoman peserta KB, Peran serta masyarakat dan institusi
pemerintah dan Pendidikan KB.

Dari program KB juga memiliki dampak terhadap pencegahan kelahiran,


semisalkan dampak pada ibu, dampak pada anak, maupun dampak pada
suami. Secara umum Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu
penurunan angka kematian ibu dan anak; Penanggulangan masalah kesehatan
reproduksi; Peningkatan kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat
kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem
pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi
manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan
lancar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Noviawati, Dyah. 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini.


Jogjakarta : Mitra Cendikia Press

Sulistyawati, Ari. 2014. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta :


Salemba Medika

17

Anda mungkin juga menyukai